Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Manajemen Biaya Strategik dan Analisis Rantai Nilai”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah
kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keunggulan bersaing adalah menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dengan
biaya yang sama atau lebih rendah dibandingkan pesaing atau menciptakan nilai yang setara
dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing. A d a d u a s t r a t e g i u m u m
y a n g m a m p u m e m b e r i k a n k e u n g g u l a n b e r s a i n g y a n g berkesinambungan,
yaitu:
(1) Strategi biaya rendah, dan
(2) Strategi diferensiasi
Tujuan dari strategi biaya rendah adalah untuk memberikan nilai yang sama
atau lebih baik kepada pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesaing,
strategi biaya rendah meningkatkan nilai pelanggan dengan meminimalisasi pengorbanan
pelanggan. Strategi diferensiasi, di sisi lain, berusaha keras untuk meningkatkan
nilai pelanggan dengan meningkatkan apa yang diterima pelanggan (realisasi
pelanggan). Karenanya karakteristik produk harus diciptakan yang membuat
produk tersebut berbeda dari para pesaingnya. Perbedaan ini dapat terjadi dengan
menyesuaikan produk sehingga berbeda dari norma atau dengan mempromosikan
beberapa atribut berwujud atau tidak berwujud dari produk.
2. Customer Value (Nilai Pelanggan)
Customer value adalah perberdaan antara apa yang diterima oleh pelanggan (realisasi
pelanggan) dan apa yang pelanggan berikan (pengorbanan pelanggan), dimana apa yang
pelanggan terima lebih daripada sekedar tingkatan dasar kinerja yang diberikan produk.
3. Kerangka, Hubungan, dan Kegiatan Rantai Nilai
Kerangka rantai nilai adalah suatu pendekatan pendorong untuk memahami kegiatan
perusahaan yang penting secara strategis. Dasar dari kerangka rantai nilai adalah pengakuan
adanya hubungan yang kompleks dan saling keterkaitan diantara kegiatan baik di dalam
maupun diluar perusahaan. Ada dua jenis hubungan yang harus dianalisis dan dipahami yaitu
hubungan internal dan hubungan eksternal.
a) Internal Linkage adalah hubungan diantara kegiatan yang dilakukan dalam
bagian rantai nilai perusahaan. Sebaliknya,
b) External Linkage menjelaskan hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan
yang dilakukan dengan pemasok dan pelanggannya. Karenanya hubungan
eksternal terdiri dari dua jenis yaitu hubungan pemasok dan hubungan
pelanggan.
4. Kegiatan dan pendorong organisasi
Kegiatan organisasi adalah kegiatan yang menentukan struktur organisasi dan proses
bisnis. Aktivitas operasional adalah kegiatn hari ke hari dilakukan sebagai hasil dari struktur
dan proses yang dipilih oleh organisasi. Organizational Cost Driver (pendorong biaya
organisasi) adalah factor structural dan procedural yang menentukan struktur biaya jangka
panjang dari suatu perusahaan sehingga pendorong biaya organisasi mmegang peranan yang
sangat penting pada strategi pengurangan biaya apapun. Operational cost driver adalah
faktor-faktor yang mendorong biaya operasional kegiatan. Pendorong ini mencakup faktor-
faktor seperti suku cadang, jumlah perpindahan, jumlah produk, jumlah pesanan pelanggan,
dan jumlah produk yang dikembalikan.
5. Structural Cost Driver VS Execulational Cost Driver
Kegiatan organisasi ada dua jenis: structural dan procedural. Kegiatan structural
adalah kegiatan yang menentukan struktur ekonomi perusahaan yang mendasari. Kegiatan
procedural adalah kegiatan yang mendefinisikan proses suatu organisasi dan secara langsung
berhubungan dengan kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan dengan berhasil.
Pendorong biaya organisasi dijelaskan dalam dua kategori, berhubungan dengan dya jenis
kegiatan: pendorong biaya structural dan pendorong biaya presedural. Perbedaan structural
cost driver dan executional cost driver yaitu:
a) Structural cost driver (pendorong biaya structural) adalah kegiatan yang
menetukan struktur ekonomi perusahaan yang mendasar sdeangkan
b) Execisional cost driver (pendorong biaya procedural) adalah kegiatan yang
mendefinisikan proses suatu organisasi dan secara langsung berhubungan dengan
kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan dengan berhasil.
Misalnya: bagaimana karyawan diorganisasikan dan berapa banyak karyawan
yang digunakan untuk mempengaruhi struktur biaya jangkan panjang suatu
organisasi.
6. Kegiatan oprasional
Kegiatan oprasional adalah kegiatan hari ke hari yang dilakukan sebagai hasil dari
struktur dan proses yang dipilih oleh organisasi. Pendorong biaya operasional adalah faktor-
faktor yang mendorong biaya operasional kegiatan. Pendorong ini mencakup faktor-faktor
seperti suku cadang, jumlah perpindahan, jumlah produk, jumlah pesanan pelanggan, dan
jumlah produk yang dikembalikan. Kegiatan operasional perusahaan yang dimungkinkan dan
pendukungnya adalah sebagai berikut:
Kegiatan Struktural
- Membangun Pabrik
- Menyusun Sruktur Manajemen
- Pengelompokkan Karyawan
- Kompleksitas bagian yang unik
- Integrase Vertikal
- Menyeleksi dan menggunakan teknologi proses
Kegiatan Prosedural
- Menggunakan karyawan
- Memberikan mutu
- Menyediakan tata letak pabrik
- Merancang dan memproduksi produk
- Menyediakan kapasitas
Pendorong Biaya Prosedural
- Tingkat keterlibatan
- Pendekatan manajemen mutu
- Efisiensi tata letak pabrik
- Konfigurasi produk
- Utilitas kapasitas
2.2 Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai adalah alat analisis strategis yang digunakan untuk lebih
memahami keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi di mana nilai bagi pelanggan
dapat ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih memahami hubungan perusahaan
dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lainnya dalam industri yang sama. Mempunyai
2 langkah: mengidentifikasi aktivitas rantai nilai dan mengembangkan keunggulan kompetitif
dengan menurunkan biaya atau menambah nilai.
Peta Strategi Merupakan diagram sebab akibat dari hubungan antara perpektif BSC.
Pertama, ada kebutuhan akan informasi yang diarahkan pada tujuan stratejik
perusahaan. Memfokuskan laporan pada hal-hal yang bersifat opersional saja tidaklah cukup.
“The critical Success Factors” yang ada pada perusahaan bermacam-macam dan banyak
yang bersifat jangka panjang, seperti pengembangan produk baru, kualitas, hubungan
pelanggan dan CSFs lainnya. Hanya dengan keberhasilan dalam CSFs akan membuat
perusahaan dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Peran manajemen biaya
haruslah mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur dan melaporkan informasi tentang
CSFs secara handal dan tepat waktu. Banyak CSFs yang berupa ukuran-ukuran non
keuangan, seperti kecepatan pengiriman, waktu siklus (Cycle time) dan kepuasan pelanggan.
Jadi manajer biaya terlibat dalam pengembangan informasi keuangan maupun non keuangan.
Informasi ini dilaporkan dalam Balance Scorecard.
KESIMPULAN
Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perl adanya dukungan dari aspek-
aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan komunikasi,
motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi. Kelemahan perencanaan
strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan sering berpegang pada
asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak termonitornya pelaksanaan
dan pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat. Untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan perencanaan strategik diatas maka pada tahun 1980-an muncullah suatu model
yang namanya Manajemen Strategi. Model ini mengkombinasikan pola berpikir strategis
dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada proses
perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New Jersey:
https://www.scribd.com/doc/302515862/Tin@as-Manaiemen-Biava-Strategi-Dan-Rantai-
Nilai
http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/manajemen-biaya-strategi.html