Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
EFVA DONATA GHOZALI, SE, M.SI, AK
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengantar Manajemen Biaya dan Konsep Dasar
Manajemen Biaya” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Manajemen Biaya dan
Konsep Dasar Manajemen Biaya yang kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini bisa memberikan manfaat dan
berguna serta dapat memberikan inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Biaya.............................................................................3
2.2 Macam-Macam Manajemen Biaya.....................................................................3
2.3 Fungsi Manajemen Biaya....................................................................................4
2.4 Manfaat Manajemen Biaya.................................................................................4
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Biaya.....................................5
2.6 Peran Akuntan Manajemen................................................................................7
2.7 Akuntansi dan Perilaku Etika.............................................................................9
2.8 Sertifikasi...........................................................................................................10
2.9 Pembayaran Biaya: Direct Tracing, Driver Tracing, dan Allocation...............11
2.10 Biaya Produk.....................................................................................................15
2.11 Laporan Keuangan Eskternal...........................................................................18
2.12 Sistem Manajemen Biaya Berbasis Fungsional (Functional-Based Cost) dan
Berbasis Aktivitas (Activity-Based Cost)............................................................20
BAB III....................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan........................................................................................................25
3.2 Saran..................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada lingkup kerja dunia bisnis, suatu perusahaan tidak akan pernah cukup
dengan memegang sebuah laporan manajemen yang berjangka pendek saja. Mereka
juga perlu menyiapkan beberapa dokumen yang harus dipersiapkan dari sekarang
untuk beberapa tahun ke depan dalam prospek atau jangka panjang. Maka dari itu
manajemen perusahaan harus mampu untuk menghasilkan dan meningkatkan
competitive advantages perusahaan dengan cara melakukan tindak lanjut terhadap
manajemen biaya perusahaan. Manajemen biaya akan berjalan dengan sempurna
apabila dikemas dengan beberapa strategi handal dan unik. Adapun indikator dari
keberhasilan perusahaan mencapai suatu target, yakni dilihat dari sisi keuangan dan
non-keuangan. Sisi keuangan seperti perusahaan memperoleh profit atau laba,
sedangkan sisi non-keuangan seperti produk mengalami perkembangan bentuk atau
variansi, kualitas produk bertambah, dan tingkat kepuasan pelanggan meningkat.
Manajemen biaya memiliki peran penting yaitu mengidentifikasi, mengukur,
mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan informasi kehandalam faktor-faktor
kritis yang dibutuhkan oleh seorang manajer untuk mengembangkan strategi-strategi
keberhasilan. Di dalam proses pengembangan keputusan strategis itulah diharapkan
competitive advantages perusahaan dapat mengalami peningkatan. Pada penyusunan
makalah pengantar manajemen biaya dan konsep dasar manajemen biaya ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi lebih jauh terkait
manajemen biaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang memproduksi produk atau
jasa, hal ini termasuk waktu istirahat tenaga kerja seperti waktu makan. Semestara
biaya tenaga kerja tidak langsung berarti pengawasan, penanganan bahan baku,
pelatihan dan pengendalian mutu yang dilakukan oleh tenaga kerja.
c) Biaya Tidak Langsung Lain
Biaya tidak langsung lain biasanya dibutuhkan ketika ingin menghasilkan produk
atau jasa. Hal-hal seperti biaya fasilitas, biaya peralatan yang dipakai ketika
menghasilkan suatu produk atau jasa, serta biaya untuk pendukung lainnya.
d) Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap sebagai salah satu total biaya yang tak berubah walau output mengalami
perubahan dalam rentang waktu tertentu. Sementara biaya variabel adalah sebuah
biaya yang terkait dengan setiap perubahan dari total biaya yang telah ditetapkan.
e) Biaya Per Unit
Biaya per unit adalah biaya rata-rata yang dihitung dari pembagian total biaya
produksi dengan jumlah unit output.
6
Perusahaan bersaing tidak hanya dalam teknologi dan pabrikasi,
melainkan juga dalam kecepatan pengiriman dan respon untuk mengirimkan
‘nilai’ kepada konsumen. Perusahaan pastinya harus memenuhi kebutuhan
konsumen internalnya, seperti fungsi staf mendukung fungsi lini.
2.5.6 Pengembangan Produk Baru
Manajemen mengakui bahwa proporsi biaya produksi dapat ditentukan
selama tingkat pengembangan dan desain dari produk baru. Kebutuhan untuk
mengendalikan biaya mendorong penggunaan target costing dan activity-based
management.
2.5.7 Total Quality Management (TQM)
Perbaikan secara kontinyu dan eliminasi terhadap pemborosan
merupakan dua prinsip dasar yang menentukan pabrikasi yang unggul.
2.5.8 Waktu Sebagai Elemen Kompetitif
Waktu adalah elemen yang paling penting dalam seluruh fase dari mata
rantai kegiatan perusahaan. Penurunan waktu yang tidak memberikan nilai
tambah berarti meningkatkan kualitas.
2.5.9 Efisiensi
Kualitas dan waktu sangatlah penting, tetapi memperbaiki keduanya
secara bersamaan memperbaiki kinerja keuangan, maka akan sia-sia.
9
2.8 Sertifikasi
Berbagai sertifikasi tersedia untuk akuntan manajemen. Tiga dari sertifikasi
utama yang tersedia adalah Sertifikat Akuntansi Manajemen, Sertifikat Akuntansi
Publik, dan Sertifikat Audit Internal. Setiap sertifikasi menawarkan keuntungan khusus
bagi seorang akuntan manajemen. Dalam setiap kasus, pelamar harus memenuhi
persyaratan pendidikan dan pengalaman khusus dan lulus ujian kualifikasi untuk
menjadi bersertifikat.
2.8.1 Sertifikat Akuntansi Manajemen
Pada tahun 1974, Institut Akuntan Manajemen (IMA) mengembangkan
Sertifikat Akuntansi Manajemen untuk memenuhi kebutuhan spesifik akuntan
manajemen. Seorang Akuntan Manajemen Bersertifikat (CMA) telah lulus
ujian kualifikasi yang ketat, memenuhi persyaratan pengalaman, dan
berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan. Ujian kualifikasi mencakup
empat bidang: (1) analisis bisnis, (2) akuntansi dan pelaporan manajemen, (3)
strategi manajemen, dan (4) aplikasi bisnis. Bagian pemeriksaan
mencerminkan kebutuhan akuntansi manajemen dan menggarisbawahi
pengamatan sebelumnya bahwa akuntansi memiliki lebih dari rasa
interdisipliner daripada bidang akuntansi lainnya.
2.8.2 Sertifikat Akuntan Publik
Sertifikat Akuntansi Publik adalah sertifikasi tertua di bidang akuntansi.
Berbeda dengan bukti penunjukan CMA, tujuan Sertifikat Publik adalah untuk
memberikan kualifikasi profesional minimal untuk auditor ekstemal.
Tanggung jawab auditor eksternal adalah untuk memberikan jaminan tentang
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Secara
hukum, hanya Akuntan Publik Bersertifikat (CPA) yang diizinkan untuk
eksternal sebagai auditor. CPA harus lulus ujian nasional dan dilisensikan
oleh negara tempat mereka berlatih. Meskipun Sertifikat Akuntansi Publik
tidak memiliki orientasi akuntansi manajemen, banyak akuntan manajemen
yang memegangnya.
2.8.3 Sertifikat dalam Audit Internal
Sertifikasi lain yang tersedia untuk akuntan manajemen adalah Sertifikat
Audit Internal, yang dikelola oleh Institute of Internal Auditors (IIA). Sebagai
bagian penting dari lingkungan pengendalian perusahaan, auditor internal, dan
menilai berbagai aktivitas di dalam perusahaan. Sementara auditor internal
10
independen dari departemen yang diaudit, mereka melapor kepada manajemen
puncak perusahaan. Karena audit internal berbeda dari audit eksternal dan
akuntansi manajemen, banyak auditor internal merasa perlu untuk sertifikasi
khusus. Untuk mencapai status Certified Internal Auditor (CIA), seseorang
harus lulus ujian teknis yang dirancang untuk memastikan kompetensi dan
memiliki dua tahun pengalaman kerja yang relevan.
13
sebab-akibat. Contoh pemicu seperti per jam, per unit, per tenaga kerja, per
meter, dan sebagainya. Jadi misalnya mesin pabrik digunakan selama 20.000 jam
dan biaya listrik yang dibebankan per jamnya adalah $0,50; dengan demikian
biaya listrik yang dibebankan ke aktivitas produksi adalah $10.000.
14
Alokasi merupakan metode pembebanan biaya yang paling tidak akurat, namun
metode ini sangat sederhana dan murah untuk diterapkan.
Layanan jasa memiliki tiga sifat yang berbeda dengan produk berwujud, yakni
tidak berwujud (intangibility), tidak tahan lama (perishability), dan tidak dapat
dipisahkan (inseparability). Tidak berwujud (intangibility) berarti bahwa pembeli
layanan jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau merasakan suatu jasa
sebelum dibeli. Tidak tahan lama (perishability) berarti bahwa layanan jasa tidak dapat
disimpan. Tidak dapat dipisahkan (intangibility) berarti bahwa produsen dan pembeli
jasa biasanya harus berhubungan langsung agar pertukaran dapat terjadi.
15
(production cost), biaya pemasaran (marketing cost), dan biaya layanan
pelanggan (customer service) sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut.
16
menghasilkan suatu produk atau jasa. Misalnya, koki di restoran, mandor di
pabrik, perawat di rumah sakit, dsb.
C. Overhead
Semua biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
dikelompokkan ke dalam overhead. Biaya tidak langsung dapat dikategorikan ke
dalam overhead. Termasuk biaya penyusutan bangunan dan peralatan, biaya
pemeliharaan, pajak properti, biaya listrik, biaya keamanan pabrik, dsb. Untuk
kasus tertentu seperti bahan baku langsung yang tidak dapat dihitung secara
signifikan dapat dimasukkan ke dalam kategori overhead. contohnya seperti
banyaknya lem yang digunakan dalam produksi furnitur. Begitu juga untuk biaya
lembur tenaga kerja langsung dapat dibebankan sebagai overhead juga.
E. Biaya Nonproduksi
Untuk pelaporan keuangan eksternal jumlah dan waktu manfaat dari biaya
nonproduksi tidak dapat diperkirakan secara wajar, maka dari itu biaya ini disebut
biaya periode yang dibebanakan pada saat periode terjadinya dan tidak dapat
diinventarisasi. Biaya ini dapat diklasifikasi menjadi tiga kategori, yaitu (1) Biaya
Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah pengeluaran yang ditujukan untuk
mengembangkan produk dan proses baru, atau untuk memodifikasi produk atau
proses yang sudah ada. Contohnya meliputi penelitian laboratorium, pencarian
aplikasi, pengujian produk, desain produk, dll. (2) Biaya Pemasaran adalah biaya
yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa.
Contohnya meliputi gaji dan komisi tenaga penjualan, iklan, pengiriman, layanan
pelanggan, dll. (3) Biaya Administrasi adalah biaya yang terkait dengan
administrasi umum organisasi yang memiliki tujuan pada pencapaian misi
17
perusahaan secara keseluruhan. Contohnya meliputi gaji eksekutif puncak, biaya
hukum, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, dll.
18
Pendapatan berdasarkan klasifikasi fungsional disebut sebagai
absorption-costing income atau full-costing income karena biaya produksi dan
biaya nonproduksi sepenuhnya dibebankan ke produk dalam mencapai
pendapatan operasional. Ada dua kategori fungsional utama dari biaya yaitu
Harga Pokok Penjualan dan Biaya Operasional. Harga Pokok Penjualan adalah
biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang melekat pada
unit yang terjual.
19
B. Harga Pokok Penjualan
Setelah pernyataan harga pokok produksi disiapkan, harga pokok penjualan
dapat dihitung. Harga pokok penjualan adalah biaya produksi dari unit yang dijual
selama periode tersebut. Penting untuk diingat bahwa harga pokok penjualan
mungkin sama atau tidak sama dengan harga pokok produksi. Selain itu, kita
harus ingat bahwa harga pokok penjualan adalah beban, dan termasuk dalam
laporan laba rugi.
20
Sebuah sistem akuntansi functional-based costing mengasumsikan bahwa
biaya produksi adalah fungsi linier dari unit atau volume produk yang dihasilkan.
Jadi, unit produk atau lainnya penggerak yang sangat berkorelasi dengan unit yang
diproduksi, seperti jam tenaga kerja langsung dan jam mesin, adalah satu-satunya
penggerak yang dianggap penting. Penggerak berbasis unit atau volume ini
digunakan untuk membebankan biaya produksi ke produk. Sistem akuntansi biaya
yang hanya menggunakan penggerak aktivitas berbasis unit untuk membebankan
biaya ke objek biaya disebut sistem biaya berbasis fungsional.
Tujuan penetapan biaya produk dari sistem akuntansi biaya berbasis
fungsional biasanya dipenuhi dengan membebankan biaya produksi ke persediaan
dan harga pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan.
B. Kontrol Operasional Berbasis Fungsional
Sistem pengendalian operasional berbasis fungsional membebankan biaya
ke unit organisasi dan kemudian meminta manajer unit organisasi bertanggung
jawab untuk mengendalikan biaya yang dibebankan. Kinerja diukur dengan
membandingkan hasil aktual dengan standar atau hasil yang dianggarkan.
Penekanannya adalah pada ukuran kinerja keuangan (ukuran nonkeuangan
biasanya diabaikan).
Sistem penghargaan digunakan untuk memotivasi individu-individu ini
untuk mengelola biaya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa memaksimalkan
kinerja organisasi secara keseluruhan dicapai dengan memaksimalkan kinerja
subunit organisasi individu (disebut sebagai pusat pertanggungjawaban).
21
Penetapan biaya produk dalam sistem berbasis aktivitas cenderung
fleksibel. Sistem manajemen biaya berbasis aktivitas mampu menghasilkan
informasi biaya untuk berbagai tujuan pengelolaan, termasuk tujuan pelaporan
keuangan. Definisi biaya produk yang lebih komprehensif ditekankan untuk
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
B. Kontrol Operasional Berbasis Aktivitas
Subsistem kontrol operasional berbasis aktivitas juga berbeda secara
signifikan dari sistem berbasis fungsional. Activity-Based Mangement (ABM)
berfokus pada pengelolaan aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai yang
diterima oleh pelanggan dan keuntungan yang diterima oleh perusahaan dalam
memberikan nilai ini. Ini mencakup analisis penggerak, analisis aktivitas, dan
evaluasi kinerja dan menggunakan ABC sebagai sumber informasi utama.
Pendekatan baru ini berfokus pada akuntabilitas untuk kegiatan daripada
biaya dan menekankan maksimalisasi kinerja seluruh sistem daripada kinerja
individu. Aktivitas melintasi lini fungsional dan departemen, berfokus pada seluruh
sistem, dan memerlukan pendekatan global untuk mengontrol. Pada dasarnya,
bentuk kontrol ini mengakui bahwa memaksimalkan efisiensi subunit individu
tidak selalu mengarah pada efisiensi maksimum untuk sistem secara keseluruhan.
22
Sistem manajemen biaya berbasis aktivitas menawarkan manfaat yang
signifikan, termasuk akurasi penetapan biaya produk yang lebih besar,
pengambilan keputusan yang lebih baik, perencanaan strategis yang
ditingkatkan, dan peningkatan kemampuan untuk mengelola aktivitas.
Dalam memutuskan apakah akan menerapkan sistem manajemen biaya
berbasis aktivitas, seorang manajer harus menilai pertukaran antara biaya
pengukuran dan biaya kesalahan. Biaya kesalahan adalah biaya yang terkait
dengan pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan biaya produk yang
tidak akurat atau, lebih umum, informasi biaya yang buruk. Sistem manajemen
biaya yang lebih kompleks menghasilkan biaya kesalahan yang lebih rendah
tetapi memiliki biaya pengukuran yang lebih tinggi. Secara optimal, sistem
manajemen biaya akan meminimalkan jumlah biaya pengukuran dan
kesalahan. Untuk beberapa organisasi, sistem biaya yang optimal mungkin
bukan ABM system (Sistem B dalam Exhibit 2-9) meskipun merupakan sistem
yang lebih akurat.
Bergantung pada trade-off, sistem manajemen biaya yang optimal
mungkin merupakan sistem berbasis fungsional yang lebih sederhana (Sistem
A dalam Exhibit 2-9). Ini bisa menjelaskan, sebagian, mengapa sebagian besar
perusahaan masih mempertahankan sistem jenis ini.
23
lintas batas telah membawa lebih banyak pemain, baik domestik maupun
internasional, di arena persaingan.
Deregulasi di beberapa industri juga telah mendatangkan pesaing yang
berspesialisasi dalam produk tunggal. Jika sistem manajemen biaya tidak
menghasilkan informasi biaya yang akurat untuk produk, perusahaan dapat
memutuskan untuk menghentikan apa yang tampaknya menjadi produk yang
tidak menguntungkan karena overcosting, dan berkonsentrasi untuk
memproduksi apa yang tampaknya menjadi produk yang sangat
menguntungkan karena undercosting. Biaya kesalahan lain, yang meningkat
untuk beberapa perusahaan, adalah biaya perilaku tidak etis. ABM system
yang melacak penjualan polis berdasarkan jenis, usia pemegang polis, agen,
dan tujuan pemegang polis dapat memberikan sinyal peringatan dini masalah.
Seperti yang diilustrasikan pada Exhibit 2-10, sistem manajemen biaya
yang lebih akurat diamanatkan karena perubahan dalam biaya pengukuran dan
biaya kesalahan. Perusahaan, kemudian, harus mempertimbangkan untuk
menerapkan ABM system jika mereka telah mengalami penurunan biaya
pengukuran dan peningkatan biaya kesalahan. Meskipun sebagian besar
perusahaan masih menggunakan sistem manajemen biaya berbasis fungsional,
penggunaan biaya berbasis aktivitas dan manajemen berbasis aktivitas
menyebar, dan minat pada sistem manajemen biaya kontemporer tinggi.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah instansi atau perusahaan sangat memerlukan kehadiran dari manajemen,
karena manajemen merupakan jantungnya perusahaan agar dapat bergerak
sebagaimana layaknya. Manajemen berperan dalam menciptakan inovasi dan strategis
yang mampu untuk menghasilkan sebuah daya saing atau competitive advantages
pada perusahaan, begitu juga menaikkan mutu untuk tim manajemen itu sendiri.
Tidak hanya manajemen yang baik saja yang diperlukan perusahaan, tetapi koordinasi
yang teratur juga diperlukan seperti manajemen biaya. Manajemen biaya yang
terorganisir berperan penting pada perusahaan dalam menumbuhkan loyalitas
terhadap pelanggan dan peningkatkan daya saing antar perusahaan.
3.2 Saran
Makalah yang telah dibuat penulis ini masih jauh dari kata sempurna. Apabila
masih terdapat informasi yang belum tepat dan masih kurang, dengan berbesar hati
kami menerima agar makalah ini dapat diperbaharui. Kami juga menyarankan agar
sebaiknya membaca dan menambahkan informasi dari beberapa referensi terpercaya
karena makalah ini dibuat berdasarkan satu buku panduan saja.
25
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, A. R., Nabilla, R., & Luthfiyah, D. U. (2020). Makalah Pengantar Manajemen Biaya
dan Konsep Dasar Manajemen Biaya. Retrieved from academia.edu:
https://id.scribd.com/document/499506617/Makalah-Kelompok-1-Pengantar-
Manajemen-Biaya-dan-Konsep-Dasar-Manajemen-Biaya
Hansen, D. R., Mowen, M. M., & Guan, L. (2009). Cost Management Accounting & Control
6th Edition. Mason: South-Western Cengage Learning.
26