Anda di halaman 1dari 19

BALANCED SCORECARD DAN ENVIRONMENTAL COST

MANAGEMENT
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Rigel Nurul Fathah, S.E., M.Ak., Akt

Disusun Oleh :
Hanifah Adhe Amalia (2110701013)
Suviana Ningrum (2110701016)
Dwi Indah Ferika (2110701017)
Raisya Nuraini Putri (2110701027)
Muhammad Jujun Nurjaman (2110701033)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI, ILMU SOSIAL, DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “BALANCED
SCORECARD DAN ENVIRONMENTAL COST MANAGEMENT” dengan
tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan terkait
materi yang diangkat oleh penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih untuk semua pihak terkait pengerjaan
makalah ini. Penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna dalam penyusunan
makalah. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sleman, 13 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
Halaman cover ………………………………………………………………………..i
Kata pengantar ……………………………………….………………….……………1
Daftar isi …………………………………………….………………….…………….2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….………………3
A. Latar Belakang ………………………………………….…….………………3
B. Batasan Masalah……………………………………………………………….3
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………3
D. Sistematika Penulisan…………………………………………….……………4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….…………..5
A. BALANCED SCORECARD………………………………………………….5
B. ENVIRONTMENTAL COST MANAGEMENT…………………..…………9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..……17
A. Kesimpulan …………………………………………………………………..17
B. Saran …………………………………………………………………………17
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan yang sangat pesat pada dunia bisnis menyebabkan banyak
perubahan dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan SDA, dan
penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahan dengan
perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam menyebabkan terjadinya
penciutan laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan yang berhasil adaptasi dengan
perkembangan zaman biasanya dibuktikan dengan mampu memuaskan konsumen,
menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective.
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk
menunjang proses manahemen yang disebut dengan balanced Scorecard. Balanced
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan
suatu bentuk transformasi strategi secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan
ukuranukuran keuangan, tetapu penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan. Maka perusahaan dapat menjalankannya dengan baik.
Selain itu, banyak perusahaan yang sedang mengembangkan dan mewujudkan
eco-efficiency yang lebih baik, dimana mereka secara bersamaan meningktkan
produksi barang maupun service mereka dan juga sekaligus mengurangi efek yang
merusak terhadap lingkungan dari produk tersebut. Bagaimana caranya agar biaya-
biaya yang timbul akibat kegiatan ini diaplikasikan dalam akuntansi managerial?
Yaitu dengan cara pengaplikasian biaya perusahaan yang berhubungan dengan
lingkungan atau biasa disebut dengan environmental cost (EC). untuk lebih jelasnya,
maka penulis akan memaparkan kedua materi tersebut di dalam makalah ini.

B. Batasan Masalah
Batasan masalah pada makalah ini terkait dengan Balanced Scorecard dan
Environmental Cost Management baik dalam pengertian, tujuan, dan lainlain yang
berkaitan dengan materi di atas.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan ditulisnya makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan
hal lainnya terkait Balanced Scorecard dan Environmental Cost Management.

3
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini akan dibagi dalam tiga bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN
Berisi materi yang kami angkat, yaitu Balanced Scorecard dan Environmental Cost
Management.
BAB III : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari materi yang diangkat.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. BALANCED SCORECARD
1. Pengertian
Balanced scorecard dikembangkan pada tahun 1993 oleh Prof. Robert Kaplan
dan David Norton, dari Harvard Businesss School dan hingga kini masih terus
diperbaiki (David, 2006 : 226). Kaplan & Norton (2000 : 17) mengemukakan,
Balanced scorecard adalah suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai
ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan, yaitu ukuran kinerja finansial masa
lalu dan memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan, yang meliputi
perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan,
diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan yang dilaksanakan secara
eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang nyata.
Pearson and Robinson (2007 : 254) mendefinisikan balanced scorecard
sebagai satu kumpulan dari empat ukuran yang berkaitan langsung dengan strategi
suatu perusahaan: kinerja keuangan, pengetahuan mengenai pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard merupakan suatu
sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke
dalam tujuan operasional dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk
setiap 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Manfaat Balanced Scorecard


Banyak perusahaan menggunakan scorecard untuk :
1. Mengklarifikasi dan memperbaharui strategi.
2. Mengkomunikasikan strategi ke perusahaan.
3. Menyelaraskan tujuan masing-masing unit dan individu dengan strategi.
4. Menghubungkan tujuan strategis untuk target jangka panjang dan budget
tahunan.
5. Mengidentifikasi dan menyelaraskan gagasan strategi.
6. Melakukan tinjauan kinerja secara berkala untuk mempelajari dan
meningkatkan strategi.

5
Balanced scorecard memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan proses
manajemen dan seluruh organisasi berfokus pada pelaksanaan strategi jangka
panjang.Manfaat balanced scorecard bagi perusahaan menurut (Robert S. Kaplan,
2001) adalah sebagai berikut:
1. Balanced scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang;
2. Balanced scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal,
dan belajar dan bertumbuh), dan
3. Balanced scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan
prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan di masa mendatang.

3. Standar Perspektif Balanced Scorecard


Kaplan dan Norton (Robert S. Kaplan, 2001) menggunakan empat standar
perspektif balanced scorecard yaitu:
1. Perspektif keuangan/finansial
Dalam perspektif ini BSC masih menggunakan indikator keuangan
perusahaan yang sering digunakan, misalnya return on investment, return on
equity, economic value added, dan lain-lain.Pengukuran ini untuk melihat
apakah penerapan strategi bisa mendatangkan manfaat ekonomis bagi
perusahaan, karena kinerja keuangan menentukan apakah perusahaan masih
bisa menjalankan bisnisnya.
2. Perspektif pelanggan
Yaitu perspektif yang berorientasi pada pelanggan karena merekalah
pemakai produk/ jasa yang dihasilkan organisasi. Dengan kata lain, organisasi
harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh pelanggan.Dalam perspektif
ini kita mencoba untuk mengidentifikasi proses bisnis yang tengah berjalan
dan kemungkinan untuk peningkatan kinerja proses bisnis ataupun penciptaan
proses baru. Ukuran yang sering digunakan adalah tingkat kecepatan respons,
waktu pelayanan, dan lain-lain.
3. Perspektif proses bisnis internal

6
Yaitu serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi untuk
menciptakan produk/jasa dalam rangka memenuhi harapan pelanggan.
Perspektif ini menjelaskan proses bisnis yang dikelola untuk memberikan
layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer. Dalam perspektif ini
perusahaan mengidentifikasi segmen pasar di mana perusahaan akan
berkompetisi. Ukuran yang sering dipakai adalah customer satisfaction,
customer retention, new customer aqcuisition, customer profitability, dan lain-
lain.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Yaitu perspektif yang menggambarkan kemampuan organisasi untuk
melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya
internal organisasi. Kesinambungan suatu organisasi dalam jangka panjang
sangat tergantung pada perspektif ini.

4. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard


Mulyadi menjelaskan beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu
komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
1. Komprehensif
Berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya
hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain yaitu:
customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu
menghasilkan manfaat sebagai berikut :
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.

2. Koheren
berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan
sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan
strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam
mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk
menghasilkan kinerja keuangan.

3. Seimbang

7
berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan
keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external
focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran
sebagai internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai
external focus.

4. Terukur
berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced
Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis
yang sulit diukur adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan
pembelajaran. Kaplan dan Norton menjelaskan beberapa kelemahan alat ukur kinerja
tradisional, sebagai berikut:
a. Ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di
dalam lingkungan yang kompetitif.
b. Ukuran finansial menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa
lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya
penciptaan nilai finansial masa depan yang dilaksanakan saat ini dan masa
yang akan datang.
c. Sistem tradisional kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya
menekankan pada usaha pengembalian investasi jangka pendek yang
tujuannya mempengaruhi harga saham saat ini.
d. Sistem tradisional lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur
dibandingkan investasi pada aktiva tidak berwujud seperti inovasi,
kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara
kuantitatif.

5. Faktor yang memacu perusahaan mengimplementasikan Balanced


Scorecard
Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer (contemporary
management tool). Kebutuhan perusahaan untuk mengimplementasikan Balanced
Scorecard dipacu oleh faktor-faktor berikut ini :
1. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif dan
turbulen.

8
2. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan tidak pas dengan tuntutan
lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
3. Sistem pengelolaan kinerja personil tidak selaras dengan sistem manajemen
strategik.

B. ENVIRONMENTAL COST MANAGEMENT


1. Pengertian
Environmental cost adalah biaya yang timbul dalam internal maupun eksternal
perusahaan dan seluruh biaya yang terjadi berhubungan dengan kerusakan maupun
perlindungan lingkungan. Biaya tersebut seperti biaya untuk pencegahan, pelepasan,
perencanaan, perbaikan kerusakan yang timbul dalam perusahaan. (VDI, 2000).
Hansen Mowen (2006), biaya lingkungan dapat disebut biaya kualitas
lingkungan (environmental quality costs). Sama halnya dengan biaya kualitas, biaya
lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang
buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi. Maka, biaya
lingkungan berhubungan dengan kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi
lingkungan.
Environmental Cost Management (Biaya Lingkungan) merupakan biaya yang
ditimbulkan akibat adanya kuantitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat dari
proses produksi yang dilakukan perusahaan. Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara
terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya. Hal ini dilakukan supaya laporan biaya
lingkungan dapat dijadikan informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja
operasional perusahaan terutama yang berdampak pada lingkungan dapat dijadikan
informasi yang informatif untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan
terutama yang berdampak pada lingkungan.

2. Klasifikasi Biaya Lingkungan


1. Private Environment Cost
Merupakan biaya yang ditanggung oleh perusahaan atau individu yang
timbul dari aktivitas operasinya. Sebagai contoh adalah biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan agar memenuhi aturan pemerintah mengenai lingkungan dan
juga pembersihan danau yang tercemar akibat aktivitas perusahaan, sedangkan
social environmental adalah biaya yang di tanggung oleh masyarakat secara luas,

9
sebagai contoh adalah biaya yang di tanggung oleh pembayar pajak untuk
membayar gaji pegawai sungai atau danau yang tercemar, atau biaya yang
ditanggung oleh individu, maupun pihak swasta dan asuransi dan asuransi
kesehatan masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan yang di timbulkan
oleh polusi.
Salah satu kejadian tragis ditahun 2010 adalah kebocoran minyak di
Teluk Meksiko yang berasal dari ledakan kilang minyak lepas pantai
Deepwater Horizonmenjadi contoh nyata dari private maupun social
environmental cost. Social environmental cost ditunjukkan oleh kerusakan
besar yang dimasa yang akan datangtermasuk biaya yang timbul untuk
membersihkan pantai dan lahan basah yang ada,rusaknya wilayah rekresasi
dan juga industri perikanan lokal, serta juga masalahkesehatan masyarakat
akibat kontaminasi hydrocarbon di air sekitar teluk, rawa dan pantai.
Sedangkan private environmental cost kan ditanggung oleh perusahaan-
perusahaan yang ikut serta dalam pengoperasian pengeboran Deepwater
Horizon seperti British Petroleum dan rekanannya dimana total cost yang
harus ditanggung oleh BP sendiri secara estimasi di tahun 2010 adalah sebesar
USD 40 Milliar.
2. Visible dan Hidden Environmental Cost
Setelah kita mengerti mengenai private dan social environmental cost,
maka perlu juga dipahami mengenai visible dan hidden environmental cost
karena bisa jadi private maupun social environmental cost itu sifatnya visible
atau hidden.
Visible environmental cost adalah biaya-biaya yang dapat
teridentifikasi, terukurdan dihubungkan kepada masalah-masalah lingkungan
yang terjadi, seperti contoh adalah biaya pajak untuk membayar pegawai
pemerintah yang mengawasi masalah lingkungan,atau juga biaya yang
dikeluarkan untuk membersihkan sungai dan danau yang tercemar.
Hidden environmental cost adalah biaya-biaya yang sangat susah
teridentifikasidan dihubungkan dengan masalah-masalah lingkungan yang
terjadi seperti biaya yangditanggung oleh individu, serta asuransi kesehatan
mengenai dampak kanker pada penggunaan sun-block, atau karena semakin
menipisnya lapisan ozon dimana kedua halini masih menjadi perdebatan dan

10
belum ada yang meyakinkan secara pasti hubunganantara kanker dan kedua
hal ini.

3. Pengaturan Terhadap Private Environmental Cost


Pembahasan selanjutnya mengenai private environmental cost yaitu mengenai
Visible Private environmental cost yang berupa biaya-biaya yang dapat teridentifikasi,
terukur dandihubungkan kepada masalah-masalah lingkungan yang terjadi dan
Hidden private environmental cost yang berupa biaya-biaya yang sangat susah
teridentifikasi dan dihubungkan dengan masalah-masalah lingkungan yang terjadi.
Selanjutnya, biaya-biaya ini bisa diklasifikasikan kedalam beberapa tipe yaitu:
a. Monitoring cost adalah biaya untuk memonitor proses produksi dan
menentukan apakahada kamungkinan polusi terjadi dari proses tersebut
b. Abatemen cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi atau
menghilangkan polusi atau seperti menggantikan bahan baku dasar yang lebih
mahal tetapi tidak menimbulkan polusi.
c. Remediation cost adalah biaya yang berhubungan dengan penanggulangan
polusi terhadap lingkungan. Remediation cost biasanya dihubungkan dengan
kepatuhan terhadap berbagai aturan pemerintah, atau hasil assesment yang
memaparkan resiko lingkungan yang tidak memiliki standar baku terhadap
proses assesment tersebut. Remediation cost terbagi menjadi on-site
remediation cost dan off-side remediation cost.
Pemisahan antara visible private environmental cost dan hidden private
environmental cost sangat sulit, sebagai contoh jika keputusan untuk menggunakan
bahan baku yang lebihmahal karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan
sangat sedikit, apakah biayatersebut dikategorikan dengan visible atau hidden cost ?
jawabannya tergantung kepada bagaimana penerapan sistem akuntansi mampu
mengidentifikasi biaya ini sebagai sebuahenvironmental cost.
Dibanyak studi menunjukkan jika environmental cost sifatnya selalu hidden
karenasebagian besar penerapan akuntansi tidak mengukur dan mengidentifikasikan
biaya inikedalam environmental cost. Biaya-biaya yang berhubungan dengan
penggunaan materialyang lebih mahal cukup dikategorikan kedalam beberapa cost
pools. Contoh yang lebihmudah adalah diperusahaan pengolahan baja yang
menggunakan beberapa cost pools untuk pengelolaan air (water treatment),
remediation, pembuangan limbah berbahaya, belanjamodal untuk pengurangan polusi

11
dan biaya depresiasi untuk peralatan yang digunakan untukmengurangi polusi. Tetapi
biaya incremental material yang disebabkan oleh penggantian penggunaan bahan
Sinter menjadi less-polluting pellet untuk menyesuaikan dengan peraturan lingkungan
yang ketat tidak dapat dilaporkan secara terpisah oleh system akuntansi sebagai
environmental cost sehingga sekali lagi biaya ini dianggap sebagai hidden cost.
Kenapa masalah visible cost dan hidden cost kemudian menjadi sangat
penting ? karena begitu banyak penelitian menyebutkan bahwa sistem akuntansi
hanya mampu menyajikan visible cost dan hanya menjadi bagian yang kecil saja dari
hidden cost , dan jika dikembalikan pada contoh perusahaan pengolahan baja diatas,
maka hidden costnya bisa mencapai 10 kalilipat dari visible costnya.

4. Strategi Biaya Lingkungan


Beberapa hal yang dipaparkan diatas mengenai biaya lingkungan hanyalah
kulit luar dari pembahasan mengenai biaya lingkungan, dan diharapkan tetap
mendapatkan perhatian dimasa yang akan datang baik dari sisi akademis maupun
praktek. Dapat disimpulkan ada beberapa strategi untuk mengatur biaya lingkungan
ini, yaitu :
1. End-of pipe strategy.
Pendekatan ini menentukan bahwa perusahaan yang menghasilkan
limbah atau polusi bertanggung jawab untuk membersihkan limbah atau polusi
inisebelum dibuang ke lingkungan. Contoh nya smoke-stake scrubbers,
wastewatertreatment, dan carbon air filter;
2. Process improvement strategy.
Pendekatan ini menentukan bahwa perusahaanmelakukan modifikasi
dari proses produksinya sehingga mampu mengurangi limbah dan polusi yang
dihasilkan atau menemukan cara untuk mendaur ulang limbah yang dihasilkan;

3. Prevention strategy.
Strategy utama untuk memaksimalkan nilai dari sebuah kegiatan yang
berhubungan dengan polusi adalah dengan tidak menghasilkan polusi sejak
dari awal proses produksi. Dengan strategi ini, perusahaan sejak awal
menghindari permasalahan yang berlawanan dengan peraturan pemerintah
mengenai lingkungan, dan pada akhirnya akan meningkatkan laba perusahaan.

12
5. Pembebanan Biaya Lingkungan
Hansen Mowen (2005), produk dan proses merupakan sumber-sumber
biaya lingkungan. Proses yang memproduksi produk dapat menciptakan residu
padat, cair, dan gas yang selanjutnya dilepas ke lingkungan. Residu ini memiliki
potensi mendegradasi lingkungan. Dengan demikian, residu merupakan penyebab
biaya kegagalan lingkungan internal dan eksternal (misalnya, investasi pada
peralatan untuk mencegah penyebaran residu lingkungan dan pembersihan residu
setelah memasuki lingkungan). Proses produksi bukanlah satu-satunya sumber
biaya lingkungan. Pengemasan juga merupakan sumber biaya lingkungan.
Produk sendiri dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah menjual
produk penggunaan dan pembuangannya oleh pelanggan dapat mengakibatkan
degradasi lingkungan. Hal ini adalah contoh biaya lingkungan pascapembelian
(environmental postpurchase cost). Biaya lingkungan pascapembelian sering kali
ditanggung oleh masyarakat, dan bukan oleh perusahaan, sehingga merupakan
biaya sosial. Akan tetapi, kadang-kadang biaya lingkungan pascapembelian
dikonversi menjadi biaya eksternal yang direalisasikan
1. Biaya Produk Lingkungan
Biaya lingkungan dari proses produksi, pemasaran, dan pengiriman
produk serta biaya lingkungan pasca pembelian yang disebabkan oleh
penggunaan dan pembuangan produk merupakan contoh-contoh biaya produk
lingkungan. Penghitungan biaya lingkungan penuh (full environmental costing)
adalah pembebanan semua biaya lingkungan, baik yang bersifat privat maupun
sosial ke produk. Penghitungan biaya privat penuh (full privat costing) adalah
pembebanan biaya privat ke produk individual. Biaya privat dapat dibebankan
dengan menggunakan data yang dihasilkan di dalam perusahaan, sedangkan
biaya penuh memerlukan pengumpulan data yang dihasilkan di luar
perusahaan, yaitu dari pihak ketiga.
2. Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Fungsi
Dengan menggunakan definisi biaya lingkungan dan kerangka kerja
klasifikasi yang baru dikembangkan, biaya lingkungan harus dipisahkan ke
dalam kelompok biaya lingkungan dan tidak lagi disembunyikan di dalam
overhead seperti halnya dalam kebanyakan sistem akuntansi. Dalam
penghitungan biaya berbasis fungsi, dibentuk suatu kelompok biaya
lingkungan dan tingkat atau tarifnya dihitung dengan menggunakan penggerak

13
tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin. Biaya lingkungan
kemudian dibebankan kepada setiap produk berdasarkan pemakaian jam
tenaga kerja langsung atau jam mesin. Pendekatan ini dapat berjalan baik
untuk produk yang homogen. Namun, dalam perusahaan yang memiliki
banyak produk yang bervariasi, pembebanan biaya semacam ini dapat
mengakibatkan distorsi biaya.
3. Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas
Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based
costing) ikut memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan. Untuk perusahaan
yang menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat.
ABC membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung
tingkat atau tarif aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk membebankan biaya
lingkungan ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas lingkungan ganda, setiap
aktivitas akan dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan dihitung. Tingkat
ini kemudian digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk
berdasarkan penggunaan aktivitas. Penelusuran biaya lingkungan ke produk-
produk yang menyebabkan biaya-biaya tersebut merupakan syarat utama dari
sistem akuntansi lingkungan yang baik.

6. Laporan Biaya Lingkungan


Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika sebuah organisasi serius untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya
lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
memberikan dua hasil yang penting: (1) dampak biaya lingkungan terhadap
profitabilitas perusahaan dan (2) jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori.
Tabel II.1 menunjukkan contoh laporan biaya lingkungan PT. Numade yang sederhana (Hansen
Mowen, 2005).

14
PT Numade
Laporan Biaya Lingkungan
Berakhir hingga 31 Desember 2006
Biaya Lingkungan %dari biaya
operasi
1.Biaya pencegahan
1.1 pelatihan karyawan $ 60.000
1.2 merancang produk 180.000
1.3 memilih peralatan 40.000 $ 280.000 14,0%
2. Biaya deteksi
2.1 memeriksa proses $ 240.000
2.2mengukur perkembangan 80.000 320.000 1,60%
3. Biaya kegagalan internal
3.1 polusi operasi peralatan $ 400.000
3.2mempertahankan peralatan 200.000 600.000 3,00%
polusi
4. biaya kegagalan eksternal
4.1 membersihkan danau $ 900.000
4.2 memulihkan tanah 500.000
4.3menimbulkan klaim 400.000 1.800.000 9%
kerusakan properti
Jumlah $ 3.000.000 15%
Tabel II.1 Sumber: Hansen Mowen (2005). Managerial Accounting. Seven Edition. Thomson
South-Wester

7. Laporan Keuangan Lingkungan


Menurut Hansen Mowen (2005), ekoefisiensi menyarankan sebuah
kemungkinan modifikasi untuk pelaporan biaya lingkungan. Dalam suatu periode
tertentu, ada tiga jenis keuntungan: pemasukan, penghematan saat ini, dan
penghindaran biaya. Pemasukan mengacu pada pendapatan yang mengalir ke dalam
organisasi karena adanya tindakan lingkungan seperti mendaur ulang kertas,
menemukan aplikasi baru untuk limbah yang tidak berbahaya, dan meningkatkan
penjualan karena penguatan citra lingkungan. Penghindaran biaya mengacu pada
penghematan berjalan yang dihasilkan di tahun-tahun sebelumnya. Penghematan saat
ini mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang dicapai tahun ini. Dengan
membandingkan keuntungan yang didapat dengan biaya lingkungan yang terjadi
dalam periode tertentu, dapat disusun suatu laporan keuangan lingkungan. Manajer
dapat menggunakan laporan tersebut untuk menilai kemajuan (keuntungan yang
dihasilkan) dan potensi kemajuan (biaya lingkungan). Laporan keuangan lingkungan
dapat juga menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan yang disediakan bagi

15
pihak pemegang saham setiap tahunnya. Berikut ini adalah contoh laporan keuangan
lingkungan.

PT. Numade
Laporan Keuangan Lingkungan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006
Keuntungan Lingkungan
 Pengurangan biaya, pencemaran
$ 3.000.000
 Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
 Pemasukan daur ulang
2.000.000
 Penghematan biaya konservasi energy
1.000.000
 Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000
Total keuntungan lingkungan
$11.500.000

Biaya Lingkungan
 Biaya pencegahan
$ 2.800.000
 Biaya deteksi 3.200.000
 Biaya kegagalan internal 6.000.000
 Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya lingkungan
$30.000.000

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang
menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional
dan tolak ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat)
perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Environmental cost adalah biaya yang timbul dalam internal maupun
eksternal perusahaan dan seluruh biaya yang terjadi berhubungan dengan
kerusakan maupun perlindungan lingkungan.
3. Environmental Cost Management (Biaya Lingkungan) merupakan biaya yang
ditimbulkan akibat adanya kuantitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat
dari proses produksi yang dilakukan perusahaan.
B. Saran
Perusahaan harus mampu mengembangkan Balance Scorecard dan mengelola
Environmental Cost Manajement sesuai dengan kebutuhan perusahaan supaya
perusahaan menjadi lebih baik dan berkembang.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alimudin, A. (2017). Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis: Analisis Pencapaian
Strategi Menggunakan Balanced Scorecard, 5(2) 200-204.
Panjaitan, P. (2021). Jurnal Ilmiah Kohesi: Sistem Manajemen Strategi dalam
Pengukuran Kinerja Perusahaan, 5(1) 115-121.
Hilton & Platt, Managerial Accounting: Creating Value in a Global Business
Environment, 9th Edition: McGraw-Hill
http://e-journal.uajy.ac.id/1555/3/2EA16011.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai