Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Balanced
Scorecard”
Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam mata
kuliah Akuntansi Manajemen beserta teman.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
dan semua pihak yang membacanya terutama dalam hal pembelajaran. Kami menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang
Akhir kata, kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kata pengantar ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep BSC
Balance scorecard terdiri dari dua kata blanced artinya berimbang dan scorecard
artinya kartu scor pekerjaan atau kartu prestasi kerja orang atau organisasi. Kartu prestasi
kerja dituangkan dalam angka-angka keuangan atau lazim disebut kinerja keuangan dan dapat
dijadikan bahan baku untuk membuat rencana kerja masa depan, karena ia merupakan data
historis. Balanced yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kinerja organisasi harus
diukur dari sudut kinerja keuangan dan kinerja non-keuanganyang meliputi pelanggan, proses
bisnis intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan.( Darsono Prawironegoro, 2005: Hal 287)
Balanced Scorecard merupakan pendekatan strategi menajemen yang dikembangkan
oleh Kaplan ( Harvard Business School) dan Norton pada awal tahun 1990.Balanced
Scorecardmenjawab kebutuhan tertsebut melaui sistem manejemen strategi kontenporer, yang
terdiri dari empat perspektif yaitu : keuangan , pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Keuangan pendekatan Balanced Scorecarddalam system
perencanaan strategi adalah mampu menghasikan rencana stategis.
Balanced Scorecard telah mengalami evolusi perkembangan : (1) Balanced
Scorecardsebagai perbaikan atas sitem pengukuran kinerja eksekutif (2) Balanced Scorecard
sebagai kerangka perecaanaan strategis (3) Balanced Scorecard sebagai basis system terpadu
pengolahan kinerja personel. Balanced Scorecard diciptakan oleh Robert S.Kaplan, seorang
prpfesor dari havard business school dan Davit P.Norton dari kantor akutansi public KPMG.
Dari eksperimen awal Balanced Scorecard tersebut perusahaan-perusahaan yang ikut
serta dalam ekperimen tersebut memperlihatkan kemampuan berlipat ganda kinerja keuangan
mereka. Keberhasilan ini disadarai sebagai akibat dari pengginaan ukuran kinerja Balanced
Scorecard yang komperhesif. Dengan menggunakan ukuran kinerja non-keuangan , seperti
kepuasan pelanggan, produktifitas dan proses efektif, dan pembelajaran dan pertumbuhan,
eksekutif dipacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan
pemacu sesungguhnya.
Menurut Yuwono mengemukakan bahwa balance scorecard merupakan suatu sistem
management, pengukuran, dan pengendalian yang tepat, cepat, dan komprehensif dapat
memberikan pemehaman kepada manager tentang kinerja bisnis. Model BSC diharapkan
dapat mewujudkan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan sustainable. (Andriyanto,
2010: p. 3)
Empat pengukuran balance scorecard:
1. Perspektif keuangan
Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dan siklus kehidupan
bisnis, yaitu:
a.Tahap pertumbuhan (growth)
Tahap awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki potensi pertumbuhan
terbaik.
b. Tahap bertahan (sustain)
Tahap kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan
mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.
c. Tahap panen (harvest)
Tahap ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen/ menuai hasilinvestasi dari tahapan
sebelumnya.
2. Perspektif pelaggan
Dalam perspektif ini, pengukuran dengan lima aspek utama: yaitu pengukuran pangsa pasar,
Customer relation, costumer acquision, customer satisfaction dan customer profitability.
3. Prespektif proses bisnis internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktifitas yang
dilakukan oleh organisasi baik tingkatan manager karyawan untuk menciptakan suatu produk
yang dapat memberikan keputusan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia , system
dan prosedur organisasi. (Sarjono, 2010 : p. 4)
B. Sejarah Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton mulai tahun 1992 mengembangkan konsep pengukuran kinerja yang
dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC) sebagai koreksi atas berbagai kelemahan ukuran
kinerja finansial (Gunawan, 2009). Konsep balanced scorecard pertama kali dikembangkan
oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam bukunya yang berjudul Translating
Strategy Into Action: The Balanced Scorecard. Pada awal tahun 2000 balanced scorecard
tidak lagi hanya dimanfaatkan oleh eksekutif untuk mengelola perusahaan, namun juga
dimanfaatkan oleh seluruh personel (manajemen dan karyawan) untuk mengelola perusahaan.
Balanced scorecard memberi kerangka yang jelas bagi seluruh personel untuk menghasilkan
kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja non keuangan. Penggunaan teknologi
informasi telah mendukung penerapan balanced scorecard untuk dikomunikasikan ke seluruh
personel, sehingga dapat dilakukan koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik
perusahaan yang telah ditetapkan. Balanced scorecard pada tahun 2006 mulai dikembangkan
untuk mengintegrasikan dua metode, yaitu: metode manajemen strategik berbasis balanced
scorecard dan metode pengelolaan kinerja personel (Mulyadi, 2007:319).
A. Perkembangan Terkini Implementasi Balance Scorecard
Manurut Hansen dan Mowen dalam Devani, Balance Scorecard merupakan sistem
manajemen strategis yang menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan
dan ukuran operasional. Menurut Kaplan dan Norton juga dalam Devani tujuan dan ukuran
operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu :
1. keuangan
2. pelanggan
3. Bisnis internal
4. Pembelajaran dan pertumbuhan.
Kaplan dan Norton dalam Deviani telah memperkenalkan sistem pengukuran kinerja.
Balance Scorecard adalah sebuah sistem pengukuran kinerja yang komprehensif dari berbagai
aspek, baik itu dari segi keuangan dan non keuangan, maupun aset yang tampak serta tak
tampak.
Hasil penelitian Burney dan Nancy yang juga terdapat dalam Deviani menyatakan
bahwa ada hubungan yang positif antara kepuasan kerja seorang pengambil keputusan
(manajer) terhadap strategi perusahaan yang diterapkan. Penggunaan Balance Scorecard
sebagai alat pemetaan strategi sangat berpengaruh pada kinerja seorang manajer. Pekerjaan
mereka menjadi lebih terarah dan fokus, hal ini sangat berperan terhadap tercapainya tujuan
jangka panjang perusahaan.
McCool menyatakan dalam Firdaus bahwa “Implementansi Balance Scorecard dalam
3 sampai 4 tahun telah memungkinkan perusahaan menghasilkan ratusan juta dollar pada arus
kas yang positif. Balance Scored telah menjadi penyumbang utama. Itu membantu kami
untuk memfokuskan inisiatif-inisiatif kami dan mempertahankan mereka agar sesuai dengan
tujuan-tujuan strategis kami. Itu menjadi alat komunikasi yang hebat untuk menceritakan
sejarah perjalanan bisnis, juga merupkan alat pembelajaran yang ampuh. Saya ingin orang-
orang menggunakan scorecard untuk memfokuskan perhatian pada kesempatan besar untuk
pertumbuhan.
Dalam dua puluh tahun terakhir, Balanced Scorecar pengukuran kinerja efektif.
Dalam dekade terakhir, BSC secara bertahap terhubung dengan tujuan manajemen strategis
dan pengendalian kinerja. Namun, para ahli masih tidak pasti tentang hubungan sebab akibat
antara BSC dan peningkatan prestasi tujuan atau sasaran strategis dan kinerja.
Setelah mempelajari konsep dan keunggulan balanced scorecard serta evolusi konsep
atau pemikiran BSC, selanjutnya akan diuraikan secara terperinci tiapa-tiap perspektif yang
dimulai dengan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perpektif proses bisnis internal,
dan perpektif pertumbuhan dan pembelajaran.
1. Perspektif Keuangan
Kebanyakan bisnis di dunia berorientasi pada perspektif keuangan seperti orientasi
pada laba bersih (net income), arus kas dan memaksimalkan nilai pemegang saham
(shareholders’ value). Fakta ini menunjukkan bahwa balnced scorecard tidak akan lengkap
tanpa mempertimbangkan profitabilitas pemegang saham. Di setiap organisasi juga
membutuhkan keuangan atau keuangan karena untuk dapat memberikan fasilitas pelayanan,
memenangkan pemilu, atau memadamkan api tentu membutuhkan uang. Meskipun
organisasi-organisasi tersebut tidak berorientasi pada mencari keuntungan dalam hal membeli
dan menjual produk, tetapi tetap saja membutuhkan dan untuk mencapai tujuan mulia
mereka. Di sini dapat disimpulkan bahwa perspektif keuangan berlaku untuk setiap organisasi
tidak memandang apakah entitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau tidak.
2. Perspektif Pelanggan
Pelanggan (customer) merupakan pihak yang secara aktual memberikan pendapatan
penjualan kepada perusahaan. Pada konsep balanced scorecard, perspektif ini dianggap
penting dan krusial bagi strategi perusahaan. Pelanggan yang menyukai bisnis yang
dijalankan perusahaan dan senantiasa membeli produk perusahaan merupakan kunci bagi
pendapatan penjualan dimasa depan. Karena asosiasi yang langsung antara pelanggan dan
penjualan, maka sebagai konsekuensinya perusahaan hendaknya menjaga dan memperhatikan
pelanggan sebagaimana perusahaan memperhatikan keuntungan mereka.
Untuk mewujudkan kedua rumus tersebut, manajer dan karyawan harus bekerja secara
efektif, efisien, dan produktif. Peningkatan nilai perusahaan tersebut adalah akibat
kemampuan sumber daya manusia (kapital manusia) dalam mengoperasikan harta untuk
memperoleh pendapatan dan dalam mengefesiensikan biaya untuk memperoleh pendapatan
dan dalam mengefisiensikan biaya untuk memperoleh laba. Dengan demikian hakikatnya
nilai perusahaan adalah hasil kerja sumber daya manusia yang bekerja efektif, efisien, dan
produktif.
Kinerja keuangan yang lazim digunakan oleh perusahaan antara lain adalah analisis
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis penilaian,
kebangkrutan, dan analisis Du-Pont.
2. Pelanggan
Memaksimumkan nilai pelanggan yaitu meningkatkan pelanggan percaya kepada produk
atau jasa perusahaan menjadi setia dengan jalan perusahaan menyajikan produk berkualitas,
harga terjangkau, distribusi cepat, dan layanan purna jual lebih baik melebihi dari pesaing.
Intinya adalah kepuasan pelanggan. Ukuran kinerja yang digunakan adalah kenaikan
pendapatan pelanggan lama dan bertambahnya pelanggan baru. Tindakan ini akan
menghasilkan ekuitas perusahaan (firm equity).
Cara untuk mengetahui kepuasan pelanggan adalah melalui riset partisipasi aktif melihat
perilaku pelanggan, wawancara, dan survei dengan menggunakan kuesioner. Cara riset
observasi dan wawancara bertujuan untuk mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan
untuk mendapatkan makna, dan cara survei bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan
akibat yang diukur dengan menggunakan statistik. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan
harga, kecepatan distribusi, kualitas, pelayanan purna jual dan lain-lain.
F. Perubahan Lingkungan Bisnis Menuntut Perubahan Tipe Perancanaan Yang Digunakan Oleh
Organisasi
Dunia bisnis adalah kegiatan yang terus menerus berubah dan berkembang. Hal itu
disebabkan karena ciri khususnya adalah persaingan. Persaingan melahirkan inovasi
teknologi alat produksi, alat pemasaran, alat keuangan, dan alat pengukuran kinerja.
Perubahan, perkembangan, dan inovasi itu merupakan proses pembelajaran bagi manajemen
untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan, laba, dan nilai perusahaan.
Sektor publik merupakan sektor yang didirikan dengan tujuan memberikan layanan
kepada masyarakat bukan untuk mendapatkan keuntungan (profit). Meskipun sektor publik
bukan bertujuan mencapai profit, sektor publik dapat mengukur efektivitas dan efisiennya
dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Untuk itu sektor publik dapat menggunakan
Balanced scorecard dalam pengukuran kinerjanya. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan sektor publik yang berbeda dengan sektor bisnis, maka sebelum digunakan ada
beberapa perubahan yang terjadi antara lain:
1. Perubahan framework dimana yang menjadi driver dalam Balanced Scorecard untuk sektor
publik adalah misi untuk melayani masyarakat.
2. Perubahan posisi antara perspektif keuangan dengan perspektif pelanggan.
3. Perspektif customer diganti dengan perspektif customer dan stakeholder.
4. Perubahan perspektif learning and growth menjadi perspektif Employees and Organization
Capacity.
Yang menjadi fokus utama dalam sektor publik adalah misi organisasi, secara umum
misi suatu organisasi adalah melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari misi
tersebut diformulasikan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk pencapaian misi tersebut.
Strategi tersebut kemudian diterjemahkan kedalam 4 perspektif , yaitu:
1. Perspektif customer and stakeholder
2. Perspektif financial
3. Perspektif internal business procces
4. Perspektif employees and organization capacity.
A. KESIMPULAN
Balanced scorecard terdiri dari dua kata balanced artinya berimbang dan scorecard
artinya kartu skor pekerjaan atau kartu prestasi kerja orang atau organisasi.
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, ukuran-ukuran keuangan saja dinilai kurang
mewakili. Hal ini disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki beberapa kelemahan
yaitu: Pendekatan finansial bersifat historis sehingga hanya mampu memberikan indikator
dari kinerja manajemen dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan kearah yang
lebih baik. Pengukuran lebih berorientasi kepada manajemen strategis. Tidak mampu
mempresentasikan kinerja intangibel assets yang merupakan bagian struktur aset perusahaan.
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar
perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti dengan adanya manfaat-manfaat yang dirasakan
oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkannya.
B. SARAN
Terima kasih kepada pembaca yang telah membaca makalah ini semoga makalah ini
dapat menggugah semangat belajar dan rasa ingin tahu mengenai konsep tentang BSC.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, D. W. (2009). Membangun dan Implementasi Balanced Scorecard Pada Sektor
Publik. Jurnal Ilmiah UNIKOM, Vol.9, No.1 , 3-10.