Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

"BALANCE SCORE CARD"


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Akuntansi Manajemen II
Dosen :Efi Tajuroh Afiah, SE., M.Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Ryan Fahmi (11021700046)
Tri Indriyani (11021700082)
Syarifah Surayya (11021700086)
Linda Kristiani (11021700147)
Nova Nurul Septiani (11021700177)

UNIVERSITAS BINA BANGSA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Balance
Score Card” untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Akuntansi Manajemen
II.

Makalah Akuntansi Manajemen II ini telah kami susun dengan


mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.
Maka dari itu kami akan menerima kritik dan saran sebagai masukan yang akan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kami untuk menyusun makalah-
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, Juni 2019


Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dalam
persaingan, produksi, pemasaran, mengelola Sumber Daya Manusia, dan
penanganan transaksi B2C(Business-to-Customer) maupun B2B(Business-
to-Business). Persaingan yang semakin ketat menekan laba perusahaan, di
era persaingan global.
Perubahan-perubahaan tersebut mendorong manajemen untuk
berupaya menyiapkan, menyempurnakan, atau mencari strategi-strategi
baru agar perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan.
Meningkatnya persaingan dalam bisnis memacu manajemen untuk lebih
memperhatikan “keunggulan” dan “nilai”.
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor
penting dalam perusahaan. Sebagian besar perusahaan hanya mengukur
kinerjanya dari Financial Perspective. Sistem pengukuran kinerja tersebut
tidak lagi memadai bagi kebutuhan pengukuran kinerja saat ini dimana
lingkungan persaingan mengalami mobilitas.. Balanced Scorecard lebih
dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan yang
inovatif menggunakan Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen
strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard?
1.2.3. Apa manfaat penggunaan Balanced Scorecard?
1.2.4. Apa saja langkah-langkah menyusun Balanced Scorecard?
1.2.5. Bagaimana hubungan sebab-akibat antara empat perspektif
Balanced Scorecard?
1.2.6. Bagaimana Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1. Tujuan Penulisan
1.3.1.1. Mengetahui mengenai pengukuran kinerja.
1.3.1.2. Mengetahui pengertian Balanced Scorecard.
1.3.1.3. mengetahui manfaat penggunaan Balanced Scorecard.
1.3.1.4. Mengetahui langkah-langkah penyusunan Balanced
Scorecard.
1.3.1.5. Mengetahui hubungan sebab-akibat antara empat perspektif
Balanced Scorecard.
1.3.1.6. Mengetahui empat perspektif Balanced Scorecard.
1.3.2. Manfaat Penulisan
1.3.2.1. Bagi Penyusun

Melalui makalah ini, penulis diharapkan dapat


memperluas wawasan dan memahami materi terkait
Balanced Scorecard.

1.3.2.2. Bagi Pembaca


Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memperoleh pengetahuan baru atau lebih mendalam terkait
Balanced Scorecard.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran
kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadoi
landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan
kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
(Mulyadi, 2007:419)

2.2 Pengertian Balanced Scorecard


Beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian atau
definisi Balanced Scorecard, sebagai berikut :
Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang
memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. (Kaplan dan Norton, 1996)
Balanced Scorecard adalah suatu set dari target dan hasil dari kinerja
yang digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kinerja yang diarahkan
kepada gabungan faktor kritis dari tujuan organisasi. (Kaplan and Young,
1997)
Balanced Scorecard adalah suatu alat sistem untuk memfokuskan
perusahaa, meningkatkan komunikasi antar tingkatan manajemen,
menentukan tujuan organisasi dan memberikan umpan balik yang terus-
menerus guna keputusan yang strategis. (Anthony dan Govindarajan,
1997)

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik


atau lebih tepat dinamakan “ Strategic Based Responsibility Accounting
System” yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam
tujuan operasional dan tolokukur kinerja perusahaan tersebut.Balanced
Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard.
Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan
digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan
datang, sedangkan Balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk
mengukur kinerja seseorang atau organisasi diukur secara berimbang dari
dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern.(Mulyadi, 2005)

2.3 Manfaat Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (2000:122), manfaat Balanced


Scorecard bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
2.3.1 Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan
untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2.3.2 Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis
dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan,
proses bisnis internal, dan belajar dan bertumbuh)
2.3.3 Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah
mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia,
sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa
mendatang.

2.4 Langkah-langkah Menyusun Balanced Scorecard

Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses


manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi
jangka panjang dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut
menurut (Kaplan dan Norton, 1996), antara lain :
2.4.1 Menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.

Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan


dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan
diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi
salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya.
Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan
dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.

2.4.2 Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan


ukuran strategis balanced scorecard.

Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap


karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang
menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen.
Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.

2.4.3 Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai


inisiatif rencana bisnis.

Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana


bisnis danrencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai
dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang
lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah
tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.

2.4.4 Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Proses keempat ini akan memberikan strategis learning


kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat
sistem, maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang
telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.

2.5 Hubungan Sebab-Akibat

Financial ROCE

Customer Customer Loyalty

On Time Delivery

Internal Bussiness Process Quality Process Cycle Time

Learning & Growth Employee Skills

Gambar 1. Hubungan antara empat Perspektif dalam Balanced Scorecard

Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan sebab-


akibat. Rantai sebab-akibat harus meliputi empat perspektif Balanced
Scorecard. Sebagai contoh, Return-On-Capital-Employed (ROCE) menjadi
sebuah ukuran scorecard dalam perspektif financial. Faktor pendorong
ukuran ini dapat berupa pembelian ulang dan penjualan kepada pelanggan
yang lebih luas dari yang ada saat ini dan (loyalitas pelanggan). Penyerahan
barang tepat waktu sering dinilai tinggi oleh pelanggan, sehingga
perusahaan perlu berusaha untuk meningkatkan ketepatan agar pelanggan
memiliki loyalitas tinggi. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan dan
penyerahan barang tepat waktu disertakan dalam Balanced Scorecard
(perspektif pelanggan) karena mempunyai pengaruh kuat terhadap ROCE.
Untuk memenuhi penyerahan barang tepat waktu, perusahaan perlu
mengupayakan waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses operasi dan
proses internal yang bermutu tinggi, faktor-faktor yang menjadi ukuran
scorecar dalam prespektif internal. Cara perusahaan mengurangi waktu
siklus proses internal adalah dengan melatih dan meningkatkan keahlian
para pekerja operasional, suatu tujuan yang dapat disertakan pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian, seluruh rantai hubungan
sebab-akibat tercipta dari keempat perpektif BSC. Hasil dari rantai
hubungan sebab-akibat ini yang kemudian arti strategi unit bisnis kepada
seluruh perusahaan.

2.6 Empat Perspektif Balanced Scorecard

Gambar 2. Kerangka Kerja Balance Scorecard untuk Penerjemahan Strategi


ke dalam Kerangka Operasional
2.6.1 Perspektif Financial
Menurut Kaplan (Kaplan, 1996) pada saat perusahaan
melakukan pengukuran secara finansial, maka hal pertama yang harus
dilakukan adalah mendeteksi keberadaan industri yang dimilikinya.
Kaplan menggolongkan tiga tahap perkembangan industri yaitu;
growth, sustain, dan harvest.Dari tahap-tahap perkembangan industri
tersebut akan diperlukan strategi-strategi yang berbeda-beda. Dalam
perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan
suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan kombinasi
pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2) penurunan
biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang
optimal dan strategi investasi.
2.6.2 Perspektif Customer
Dalam perspektif customer ini mengidentifikasi bagaimana
kondisi customer mereka dan segmen pasar yang telah dipilih oleh
perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang
telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer tersebut
sebagai sumber pendapatan mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran
dilakukan dengan lima aspek utama (Kaplan,1996:67); yaitu
 Pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya pangsa
pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area
bisnis tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah
customer, atau unit volume yang terjual atas setiap unit produk
yang terjual.
 Customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan
mengetahui besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan
jumlah kostumer yang saat ini dimiliki oleh perusahaan.
 Customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui
persentase jumlah penambahan kostumer baru dan perbandingan
total penjualan dengan jumlah kustomer baru yang ada.
 Customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat kepuasan
pelanggan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik
diantaranya adalah : survei melalui surat (pos), interview melalui
telepon, atau personal interview.
 Customer profitability, pengukuran terhadap customer profitability
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-
Costing (ABC).
2.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran
terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik
manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang
dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para
pemegang saham. Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses
bisnis utama yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses pasca
penjualan.
2.6.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Kaplan (Kaplan,1996)
mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus
memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan
meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan
karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga
perspektif di atas dan tujuan perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Balanced Scorecard adalah metode yang cukup fleksibel


diterapkan perusahaan yang ingin tidak hanya sekedar mengukur
aspek finansial semata, namun ingin mengetahui parameter
pendukung kesuksesan finansial organisasi dimasa datang, sehingga
sustainabilitas organisasi dapat lebih terjamin. Dengan Balanced
Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini
dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang
akan datang.
Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan misi serta
strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja (indikator),
sehingga strategi dapat dipahami, dikomunikasikan dan diukur,
dengan demikian, berfungsi untuk semua kegiatan dalam organisasi.
Balanced Scorecard memungkinkan untuk mengukur apa yang telah
diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
dan prosedur, demi perbaikan kinerja di masa depan. Melalui metode
yang sama dapat dinilai pula apa yang telah dibina dalam intangible
assets seperti merk dan loyalitas pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000. “Balanced Scorecard:


Menerapkan strategi menjadi aksi”. Jakarta: Erlangga.

http://www.academia.edu/9243704/makalah_akuntansi_manajemen_tentang
_balance_scorecard (Di akses pada 17 Juni 2019)

http://rahmatsuharjana.blogspot.co.id/2013/03/balanced-scorecard-sebagai-
pengukuran.html (Di akses pada 17 Juni 2019)

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://dion.staff
.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14159/BALANCED%2BSCORECARD.
doc&ved=0CC8QFjAEahUKEwjb0ZmF2eHHAhVDGY4KHQcUDo0&usg
=AFQjCNFXsDgCNBCfnosgYgYm-kQ55HUzZA (Di akses pada 17 Juni
2019)

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&s
qi=2&ved=0CD8QFjAFahUKEwiam4vqxuLHAhWIB44KHVfABqo&url=
http%3A%2F%2Frepository.widyatama.ac.id%2Fxmlui%2Fbitstream%2Fh
andle%2F10364%2F894%2Fcontent%25202.pdf%3Fsequence%3D2&usg=
AFQjCNFmuNqdmy0w5AFLBkF0p1GILB5MNw&sig2=uw7_vE9ryEhsxo
s5YzXXYQ&bvm=bv.102022582,d.c2E (Di akses pada 17 Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai