Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH E-COMMERSE

EVALUASI IPLEMENTASI E-COMMERSE

DOSEN PENGAMPU : Risca Fitri Ayuni,SE,MM,MBA,CMA

Oleh :

Abraham Billy

Sisca Dhea Zefanya 175020201111056

Gusti Alma Amalia 175020207111057

Muhammad Nurul Yaqin 17502020

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Terimakasih atas dukungan dan kerjasama teman teman sehingga kami dapat mengerjakan
tugas mata kuliah e-commerse dengan baik adanya dan tepat waktu. Terimakasih atas
pembimbing kami yaitu Ibu Risca Fitri Ayuni,SE,MM,MBA,CMA.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengertian evaluasi adalah sebuah interpretasi atau penafsiran yang bersumber


pada data-data kuantitatif, menurut pengertiannya sendiri kuantitatif merupakan hasil-
hasil dari pengukuran. (Sudijono)

Grindle (Mulyadi, 2015:47), “menyatakan implementasi merupakan proses umum


tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu”.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang digunakan memangsudah


baik dan sesuai. Evaluasi memang sangat perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian
buruk atau dari sebuah akibat.

Dalam evaluasi implementasi e-commerse menggunakan Balanced Score Card.


Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen kinerja
yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi
dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.

Dalam makalah ini, penulis ingin menulis makalah mengenai Evaluasi Implementasi
E-commerse. E-commerse sangat dekat dengan kehidupan manusia di zaman yang semakin
maju dan untuk memperbaiki sistem kedepan agar lebih efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dan konsep Balanced Scorecard ?
2. Apa saja manfaat dan sinergi Balanced Scorecard
3. Bagaimana Proses implementasi dan tahapan Balanced Scorecard?
4. Apa Perfomance Dashboard?
5. Apa Ruang lingkup Metrik Intergrasi offline dan online?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dan konsep Balanced Scorecard.
2. Untuk mengetahui Manfaat dan sinergi Balanced Scorecard.
3. Untuk mengetahui Proses implementasi dan tahapan Balanced Scorecard.
4. Untuk mengetahui Perfomance Dashboard.
5. Untuk mengetahui Ruang lingkup Metrik Intergrasi offline dan online.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan konsep Balanced Scorecard

Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan misi dan
startegi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Balanced Scorecard
memiliki empat karakterisrik, yaitu sebagai berikut (Mulyadi, 2007):

1. Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari
yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini
menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang
berlipat ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki
lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat
diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap
sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal
dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dihasilkan
oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan
yang berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard adalah
seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
4. Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik
di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, namun dalam Balanced Scorecard ketiga
perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk
mengukur kinerja perusahaan.
2.2 Manfaat dan sinergi Balanced Scorecard

Manfaat balanced scorecard sebagai berikut :


1. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi,
2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan,
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan,
4.Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan aggaran tahunan,
5.Mengidentifikasikan dan meyelaraskan berbagai inisiatif strategis,
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategi secara periodik dan sistematik,
7.Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki
strategi
2.3 Proses implementasi dan tahapan Balanced Scorecard

Proses implementasi Balace Scorecard meliputi :

1. Perspektif keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti labar bersih dan ROI, karena
tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui
laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang
menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi
(Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000). BSC dapat menjelaskan lebih lanjut
Tentang pencapaian visi yang berperan didalam mewujudkan pertambahan
kekayaan tersebut :
 Peningkatan customer yang puas sehingga meningkatkan laba
 Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga
meningkatkan laba
 Peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan financial returns
dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi
dalam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
2. Perspektif pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan
segmen pasar dan pelanggan yang menjadi traget bagi organisasi atau badan
usaha. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu :
 Kelompok pengukuran inti (icore measurement group)
 Kelompok pengukuran nilai (customer value propotion)
3. Perspektif proses bisnis internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memmungkinkan
unit bisnis untuk memberi value propotion yang mampu menarik dan
mempertahankan pelangganya disegmen pasar yang diinginkan dan memuaskan
harapan para pemegang saham melalui financial returns (Simon, 1999)
 Proses inovasi
 Proses operasi
 Proses purnajual
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif
sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
 Kapabilitas pekerja
 Kapabilitas sistem informasi
 Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi dan pemberdayaan

Tahapan balanced score card

Penyusunan Balanced Scorecard yang terbagi dalam 4 tahapan, yaitu:

1. Tahap strategy fokus


a. Menjalankan strategi yang sudah dibuat

2. Tahap assesment
a. Menentukan nilai yang menjadi tolok ukur dalam penilaian
b. Mengembangkan tolok-tolok ukur baru dalam penilaian, agar mendapat dimensi yang lebih
luas.
c. Menerapkan tolak ukur baru yang telah dikembangkan.
d. Menganalisis hasil pengamatan dari tolok-tolok ukur yang ada dan menuangkannya dalam
bentuk laporan.

3. Tahap change planning and implementation


a. Hasil analisa yang didapat sebelumnya akan dapat digunakan untuk menghasilkan rencana
perbaikan bagi kinerja seluruh bagian perusahaan.

4. Tahap continuous improvement


a. Membuat bagan matrix untuk dapat memonitor pelaksanaan dari perencanaan perbaikan.
b. Perbaikan yang terus menerus, mengkaji ulang setiap tolok ukur yang terdapat di dalam
BSC.

2.4 Perfomance Dashboard

Dashboard merupakan sebuah model aplikasi sistem informasi yang disediakan bagi
para manager untuk menyajikan informasi kualitas kinerja, dari sebuah perusahaan atau
lembaga organisasi. Konsep kinerja dashboard sudah ada selama bertahun-tahun, dashboard
telah banyak diadopsi oleh perusahaan atau kalangan bisnis.

Sistem kinerja dashboard dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber disetiap
unit rumah sakit, dimana mereka dapat mengelola data dan menyajikan dalam bentuk laporan
informasi yang berkualitas. Penerapan sistem dashboard dapat membantu para eksekutif
manager dalam mengukur kinerja

2.5 Ruang lingkup Metrik Intergrasi offline dan online

1. Metrik Potensi Pasar  Digunakan untuk mengetahui kondisi di lingkungan


industri serta perubahan atau pergerakan peluang-peluang dalam pasar agar dapat disesuaikan
dengan strategi perusahaan dan mengukur kesesuaian strategi perusahaan dalam membaca
peluang yang ada. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan dalam pengukuran ini adalah
besarnya pasar online di Indonesia, seberapa ketatnya persaingan di industri serta bagaimana
tren perkembangan kebutuhan pelanggan atau segmen yang ditargetkan. Yang dianalisis
pada metrik potensi pasar, yaitu :
 Berapa besar potensi pasar online di Indonesia
 Bagaimana ketatnya persaingan diindustri
 Bagaimana perkembangan kebutuhan pelanggan
2. Metrik Model Bisnis  Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
efektif implementasi model bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan yang

menetapkan model bisnis yang mencakup penawaran dominasi kategori spesifik


dengan mengandalkan kualitas yang tinggi serta pemasukan utama dari transaksi harus
mengukur metriks-metriks tertentu untuk mengetahui seberapa efekt ifnya implementasi
strategi model bisnisnya dengan mengetahui informasi mengenai persepsi pelanggan dan
masyarakat terhadap nilai-nilai produk perusahaan Apakah sudah dipandang sebagai produk
berkualitas, bagaimana perbedaan kualitas dengan saingannya Bagaimana var iasi produk
yang ditawarkan
3. Metrik Penjualan Online  Metriks ini digunakan untuk mengukur
keefektifitasan sistem e-commerce yang dioperasikan oleh perusahaan baik dari sudut
pandang pelanggan yang menggunakan maupun sudut pandang internal seperti metriks yang
berhubungan dengan kinerja finansial. Metriks ini dapat dibagi-bagi sesuai dengan tahapan
yang dilalui oleh pelanggan di situs penjualan online yang digunakan oleh perusahaan.
Tahapan-tahapan yang dilalui :
 Penjelasan prosedur dan customer service
 Proses pencarian informasi
 Proses transaksi online
 Proses setelah transaksi
 Sumber daya perusahaan
 Finansial online
4. Metrik marketing dan branding  Metriks ini dipakai untuk mengukur tingkat
kefektifitasan pembangunan brand (branding) yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini secara
spesifik juga berkaitan erat dengan keefektifitasan marketing.
Kekuatan brand :
 Seberapa terkenal brand suatu perusahaan jika dibandingkan dengan
pesaingnya.
 Apa yang terlintas dipikiran pelanggan/orang ketika mendengar brand
perusahaan tersebut.
 Apakah orang ingin memakai/memiliki produk brand suatu perusahaan.
 Apa yang membedakan produk suatu perusahaan dengan pesaingnya atau
dengan produk sejenis lainnya.
 Kefektifitasan marketing.
 Persentase pertumbuhan biaya marketing dengan pertumbuhan jumlah
pelanggan.
 Persentase rata-rata nilai transaksi dengan rata-rata nilai marketing untuk
periode per tahun/per enam bulan.
5. Metrik Implementasi  Metriks ini digunakan untuk mengukur kinerja utilitas
sistem e-commerce perusahaan dan kinerja pendukungnya. Misalnya utilitas dalam proses
transaksi yang menyangkut jumlah transaksi yang dilayani/diproses per minggu, pengukuran
proses back-end transaksi seperti waktu pengiriman serta tingkat kesalahan. Contoh kinerja
utilitas, seperti : Proses transaksi Update sistem Customer service Tingkat kesalahan
6. Metrik Pelanggan  Metriks pelanggan mengukur bagaimana persepsi
pelanggan untuk layer (customer interface) serta tingkat kepuasan dan kesetiaan pelanggan
terhadap layanan perusahaan. Interface Bagaimana fungsionalitas website. Apakah informasi
produk sudah lengkap & up-to-date. Bagaimana level komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan dalam proses transaksinya. Apakah fasilitas yang disediakan sudah mencukupi?
Apa yang kurang.
Persepsi pelanggan Tingkat kepuasan pelanggan. Tingkat kesetiaan pelanggan.
Pertumbuhan banyaknya transaksi tiap pelanggan. Pertumbuhan nilai transaksi tiap
pelanggan. Rata-rata periode transaksi tiap pelanggan. Pertumbuhan rata-rata persentase
banyaknya transaksi tiap pelanggan dan rata-rata periode transaksi keseluruhan pelanggan.
Dengan adanya metriks-metriks di atas maka kinerja penjualan khususnya penjualan
online suatu perusahaan dapat dipantau. Metrik-metriks tersebut dapat diaplikasikan atau
digunakan dalam survei baik online maupun offline. Dengan pengukuran ini diharapkan
kinerja startegi e-commerce perusahaan dapat diperbaiki jika terjadi kesalahan-kesalahan
dalam implementasinya atau jika strategi yang digunakan ternayata tidak efektif.
2.6. Studi kasus

Perusahaan nasional yang bergerak di bidang agrobisnis hortikultura yaitu, PT.


Aditya Sentana Agro yang berdiri sejak tahun 1999, berlokasi di Jln. Zentana,
Karangploso, Malang, Jawa Timur, Indonesia. PT. Aditya Sentana Agro
memproduksi, mengembangkan, serta menjual benih buah dan sayuran tropis hibrida
yang dikenal dengan merk Cap Bunga Matahari. Tujuan dari PT. Aditya Sentana Agro
adalah menciptakan peluang usaha untuk meningkatkan kehidupan yang berkualitas serta
meningkatkan taraf hidup petani Indonesia dengan bentuk menyediakan produk yang
berkualitas serta pelayanan dan pelatihan terbaik dan juga menyediakan produk benih
lokal Indonesia yang bermutu sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap
benih impor. Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat penting bagi
manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan
tujuan di masa mendatang.

Balanced Scorecardmemiliki empat perspektif, antara lain :


1.Perspektif Keuangan (financial perspective) Menurut Husnan (1989), ada empat
kategori rasio untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yangbisadigunakan,
yaitu :

a.Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban financial jangka pendeknya.

b.Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.

c.Rasio aktivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan


sumber dayanya

.d.Rasio profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan


sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan
investasi.

2.Perspektif Pelanggan (customer perspective).

a.Pangsa pasar (market share), menggambarkan proposisi bisnis yang dijual


oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu, dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang
dibelanjakan, atau volume satuan yang terjual.

b.Retensi pelanggan (customer retention), mengukur tingkat dimana


perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

c.Akuisisi pelanggan (customer acquisition), mengukur tingkat keberhasilan unit


bisnis menarik atau memenangkan pelanggan atau bisnis baru.

d.Kepuasan pelanggan (customer satisfaction), menilai tingkat kepuasan


pelanggan terhadap kriteria kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan.

e.Profitabilitas pelanggan (customer profitability), mengukur laba bersih yang


diperoleh perusahaan dari suatu target atau segmen pasar yang dilayani.

3.Perspektif Proses Bisnis Internal (internal business process perspective)Setiap


perusahaan memiliki seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi
pelanggannya dan memberikan hasil finansial yang baik. Secara umum, Kaplan
dan Norton (1996) membaginya menjadi tiga prinsip dasar, yaitu:
a.Inovasi, proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi kebutuhan
pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

b.Operasi, tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari
penerimaan order dari konsumen, pembuatan produk sampai dengan pengiriman
produk kepada pelanggan.

c.Pelayanan Purna Jual, tahap ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat
tambahan kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam berbagai
layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan proses
pembayaran.

4.Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growthperspective)Dalam


perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan ada tiga indikatoryang diperhatikan,
yaitu:

a.Kapabilitas KaryawanKapabilitas karyawan merupakan bagian kontribusi


(produktifitas, tanggung jawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen) yang
diberikan karyawan pada perusahaan.

b.Kapabilitas Sistem InformasiKapabilitas sisteminformasi merupakan kemampuan yang


dimiliki oleh perusahaan yang yang terkait dengan penyediaan sarana informasi. Tolak
ukur untuk kapabilitas sistem informasi adalah tingkat ketersediaan informasi, tingkat
ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.

c.Motivasi, Kekuasaan, dan KeselarasanMotivasi mewakili proses-proses tertentu yang


menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya kegiatan tertentu untuk
diarahkan ketujuan tertentu. Untukmeningkatkan kinerja diperlukan suatu
pengembangan keahlian yang dapat memompa potensi diri yang dimiliki oleh karyawan.
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian
ini adalah : "Bagaimana kinerja PT. Aditya Sentana Agro berdasarkan konsep
Balanced Scorecardyang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan?".
BAB III

KESIMPULAN

Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat. Manfaat balanced scorecard yaitu
Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi, Mengkomunikasikan
strategi ke seluruh perusahaan, Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi
dengan strategi perusahaan, Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka
panjang dan aggaran tahunan, Mengidentifikasikan dan meyelaraskan berbagai inisiatif
strategis, Melaksanakan peninjauan ulang strategi secara periodik dan sistematik, dan
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki
strategi.

Implementasi score card meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan,


perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Tahapan dalam
balanced score card adalah Tahap strategy fokus, Tahap assesment, Tahap change planning
and implementation, dan Tahap continuous improvement. Dashboard merupakan sebuah
model aplikasi sistem informasi yang disediakan bagi para manager untuk menyajikan
informasi kualitas kinerja, dari sebuah perusahaan atau lembaga organisasi. Konsep kinerja
dashboard sudah ada selama bertahun-tahun, dashboard telah banyak diadopsi oleh
perusahaan atau kalangan bisnis.

Ruang lingkup Metrik Intergrasi offline dan online meliputi Metrik Potensi
Pasar, Metrik Model Bisnis, Metrik Penjualan Online, Metrik marketing dan branding,
Metrik Implementasi, dan Metrik Pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

https://idtesis.com/teori-lengkap-tentang-balanced-score-card-menurut-para-ahli-dan-
contoh-tesis-balanced-score-card/

https://adoc.tips/bab-ii-landasan-teoritis-a-pengertian-manfaat-dan-tujuan-bal.html
Rofyati, Manajemen Strategi, 2018, Malang
Widilestari, C. (2011). Konsep Balanced Scorecard & Kendala Penerapannya. Jurnal STIE
Semarang, Vol 3, No.2 , 86-98.

Firdaus, D. W. (2009). Membangun dan Implementasi Balanced Scorecard Pada Sektor


Publik. Jurnal Ilmiah UNIKOM, Vol.9, No.1 , 3-10.

https://www.neliti.com/publications/55327/analisis-kinerja-perusahaan-
menggunakan-metode-balanced-scorecard-studi-kasus-pa

Anda mungkin juga menyukai