Oleh :
Abraham Billy
JURUSAN MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Terimakasih atas dukungan dan kerjasama teman teman sehingga kami dapat mengerjakan
tugas mata kuliah e-commerse dengan baik adanya dan tepat waktu. Terimakasih atas
pembimbing kami yaitu Ibu Risca Fitri Ayuni,SE,MM,MBA,CMA.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini, penulis ingin menulis makalah mengenai Evaluasi Implementasi
E-commerse. E-commerse sangat dekat dengan kehidupan manusia di zaman yang semakin
maju dan untuk memperbaiki sistem kedepan agar lebih efektif dan efisien.
PEMBAHASAN
Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan misi dan
startegi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Balanced Scorecard
memiliki empat karakterisrik, yaitu sebagai berikut (Mulyadi, 2007):
1. Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran kinerja, dari
yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini
menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang
berlipat ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki
lingkungan bisnis yang kompleks.
2. Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat
diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap
sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal
dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dihasilkan
oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja keuangan
yang berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard adalah
seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.
4. Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran strategik
di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, namun dalam Balanced Scorecard ketiga
perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat diwujudkan untuk
mengukur kinerja perusahaan.
2.2 Manfaat dan sinergi Balanced Scorecard
1. Perspektif keuangan
BSC memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti labar bersih dan ROI, karena
tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui
laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang
menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi
(Mulyadi dan Johny Setyawan, 2000). BSC dapat menjelaskan lebih lanjut
Tentang pencapaian visi yang berperan didalam mewujudkan pertambahan
kekayaan tersebut :
Peningkatan customer yang puas sehingga meningkatkan laba
Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga
meningkatkan laba
Peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan financial returns
dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi
dalam proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
2. Perspektif pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan
segmen pasar dan pelanggan yang menjadi traget bagi organisasi atau badan
usaha. Ada 2 kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu :
Kelompok pengukuran inti (icore measurement group)
Kelompok pengukuran nilai (customer value propotion)
3. Perspektif proses bisnis internal
Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memmungkinkan
unit bisnis untuk memberi value propotion yang mampu menarik dan
mempertahankan pelangganya disegmen pasar yang diinginkan dan memuaskan
harapan para pemegang saham melalui financial returns (Simon, 1999)
Proses inovasi
Proses operasi
Proses purnajual
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif
sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Kapabilitas pekerja
Kapabilitas sistem informasi
Iklim organisasi yang mendorong timbulnya motivasi dan pemberdayaan
2. Tahap assesment
a. Menentukan nilai yang menjadi tolok ukur dalam penilaian
b. Mengembangkan tolok-tolok ukur baru dalam penilaian, agar mendapat dimensi yang lebih
luas.
c. Menerapkan tolak ukur baru yang telah dikembangkan.
d. Menganalisis hasil pengamatan dari tolok-tolok ukur yang ada dan menuangkannya dalam
bentuk laporan.
Dashboard merupakan sebuah model aplikasi sistem informasi yang disediakan bagi
para manager untuk menyajikan informasi kualitas kinerja, dari sebuah perusahaan atau
lembaga organisasi. Konsep kinerja dashboard sudah ada selama bertahun-tahun, dashboard
telah banyak diadopsi oleh perusahaan atau kalangan bisnis.
Sistem kinerja dashboard dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber disetiap
unit rumah sakit, dimana mereka dapat mengelola data dan menyajikan dalam bentuk laporan
informasi yang berkualitas. Penerapan sistem dashboard dapat membantu para eksekutif
manager dalam mengukur kinerja
b.Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
b.Operasi, tahap ini mencerminkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan mulai dari
penerimaan order dari konsumen, pembuatan produk sampai dengan pengiriman
produk kepada pelanggan.
c.Pelayanan Purna Jual, tahap ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat
tambahan kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam berbagai
layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan proses
pembayaran.
KESIMPULAN
Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang kesemuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat. Manfaat balanced scorecard yaitu
Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi, Mengkomunikasikan
strategi ke seluruh perusahaan, Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi
dengan strategi perusahaan, Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka
panjang dan aggaran tahunan, Mengidentifikasikan dan meyelaraskan berbagai inisiatif
strategis, Melaksanakan peninjauan ulang strategi secara periodik dan sistematik, dan
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki
strategi.
Ruang lingkup Metrik Intergrasi offline dan online meliputi Metrik Potensi
Pasar, Metrik Model Bisnis, Metrik Penjualan Online, Metrik marketing dan branding,
Metrik Implementasi, dan Metrik Pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
https://idtesis.com/teori-lengkap-tentang-balanced-score-card-menurut-para-ahli-dan-
contoh-tesis-balanced-score-card/
https://adoc.tips/bab-ii-landasan-teoritis-a-pengertian-manfaat-dan-tujuan-bal.html
Rofyati, Manajemen Strategi, 2018, Malang
Widilestari, C. (2011). Konsep Balanced Scorecard & Kendala Penerapannya. Jurnal STIE
Semarang, Vol 3, No.2 , 86-98.
https://www.neliti.com/publications/55327/analisis-kinerja-perusahaan-
menggunakan-metode-balanced-scorecard-studi-kasus-pa