SOLUSI BISNIS
3.1 Alternatif Solusi Bisnis
Dari hasil analisis yang dilakukan pada Bab 2 sebelumnya dapat diketahui bahwa
Cabang PT Indomarco Adi Prima belum mampu memenuhi kepuasan pelanggan yang
selanjutnya juga akan mempengaruhi kepuasan dari shareholder, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk. Dalam menjalankan operasional Cabang PT Indomarco Adi Prima
dianggap belum sepenuhnya mampu sejalan dan memenuhi visi dan misi yang
ditetapkan perusahaan. Meski Cabang diberi kebebasan dalam mengambil kebijakan
namun harus tetap sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
Dari beberapa alternatif kerangka sistem manajemen kinerja yang sudah populer seperti
Malcolm Balridge National Quality Award (Department of Commerce, USA, 1987),
The Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 1996), Prism (Neely & Adams, 2002), dan
47
Agar dalam pembahasan masalah tidak melebar & memperoleh pemecahan masalah
yang tepat, maka ditetapkan pembatasan masalah terhadap projek akhir ini
1. Penelitian ini hanya difokuskan pada perancangan sistem manajemen kinerja saja.
2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer: data perusahaan dan diskusi dengan pihak manajemen.
b. Data sekunder: hasil penelitian yang dianggap relevan dan internet.
3. Memberikan usulan mengenai strategi yang digunakan dalam mencapai visi dan
misi perusahaan melalui sistem manajemen kinerja yang dirancang.
4. Usulan perancangan sistem manajemen kinerja hanya ditujukan untuk level Cabang
PT Indomarco Adi Prima.
48
49
Balanced Scorecard merupakan konsep kerangka sistem manajemen kinerja yang terdiri
dari sekelompok tolok ukur kinerja yang berasal dari strategik perusahaan yang
merupakan turunan dari visi dan misi perusahaan. Melalui pemanfaatan Balanced
Scorecard dalam pengelolaan, perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan akan
mampu memberikan peningkatan yang signifikan dalam menciptakan kekayaan
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu kata scorecard yang berarti kartu skor
dan
kata
balanced
yang
berarti
berimbang.
Kartu
skor
digunakan
untuk
Ada tiga keunggulan dari pemanfaatan Balanced Scorecard yaitu: (Mulyadi, 2007)
1. Dihasilkannya sasaran-sasaran strategik yang komprehensif, koheren, terukur, dan
berimbang
a. Komprehensif
Dengan Balanced Scorecard kinerja keuangan diperoleh melalui usaha-usaha
nyata yang menjadi penyebab utama diwujudkannya kinerja keuangan. Balanced
Scorecard tidak hanya mencakup perspektif keuangan saja tapi diperluas untuk
mencapai sasaran strategik non keuangan yang mencakup perspektif pelanggan,
proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Ketiga perspektif non
keuangan tersebut yang menjadi penyebab sesungguhnya tercapainya sasaran
keuangan.
b. Koheren
Balanced Scorecard menuntut personel dalam suatu perusahaan untuk berpikir
keras dan bertindak dalam menciptakan masa depan perusahaan yang lebih baik
melalui pembangunan hubungan sebab akibat dalam tujuh aspek berikut ini:
i. Kekoherenan antara hasil trendwatching dan pemilihan strategi dengan
sasaran dan inisiatif strategik.
50
3.2
Finansial
Untuk Berhasil Secara
Finansial, apa yang harus
Perusahaan perlihatkan
kepada para pemegang
saham ?
Tu
ju
U k an
ura
Sa n
s ar
Ini an
si a
tif
Pelanggan
VISI dan STRATEGI
Tu
ju
Uk an
ura
Sa n
s ar
Ini an
sia
tif
Tu
ju
U k an
ur
S a an
sar
Ini an
si a
tif
Tu
ju
U k an
ura
Sa n
sar
Ini an
si a
tif
Ukuran menunjukan bagaimana keberhasilan dalam mencapai strategi akan diukur dan
ditelusuri. Ukuran dikategorikan dalam dua macam untuk mengelola sasaran strategis,
sehingga sasaran tersebut dapat diwujudkan. Target menunjukan tingkat kinerja yang
dibutuhkan dalam mencapai strategi yang ditetapkan. Penetapan target ini dilakukan
karena pencapaian sasaran strategis memerlukan waktu, sehingga memerlukan tonggaktonggak pencapaian di sepanjang perjalanan organisasi mewujudkan sasaran strategis,
tonggak inilah yang berupa target.
Inisiatif strategis merupakan key action programme yang diperlukan guna mencapai
sasaran strategis. Inisiatif inilah yang dalam proses perencanaan strategis menjadi dasar
pembuatan program pada tahap penyusunan program. Program akhirnya menjadi dasar
pembuatan anggaran pada tahap budgeting. Sasaran strategis Balanced Scorecard dapat
dimonitor dan dikelola organisasi secara berkelanjutan. Hal ini mungkin dilaksanakan
karena kinerja terhadap sasaran strategis selalu diukur dan dilaporkan.
3.2.1
Analisis SWOT
Berdasar analisis faktor internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh Cabang
PT Indomarco Adi Prima, kemudian dilakukan analisis SWOT yang memberikan bobot
pada masing-masing faktor berdasar besarnya pengaruh / dampak terhadap Cabang dan
perbandingan masing-masing variabel relatif terhadap kompetitor.
Kekuatan
Pengalaman lebih dari 25 tahun dalam bidang distributor consumer
goods
Bobot
Rating
Nilai
3%
0.12
5%
0.20
3%
0.09
53
Bobot
Rating
Nilai
2%
0.06
Jaringan distribusi tersebar luas dengan 1.030 Depo & Stock Point.
10%
0.40
3%
0.12
5%
0.20
5%
0.15
3%
0.12
3%
0.12
3%
0.06
Posisi kebanyakan Depo & Stock Point dekat pasar & pada area
strategis.
Jumlah sales force mencapai 2.087 orang.
11
12
2%
0.04
13
3%
50%
4
Nilai S:
0.12
1.80
Bobot
Rating
Nilai
3%
0.06
3%
0.09
5%
0.15
3%
0.09
3%
0.09
2%
0.04
2%
5%
2
3
0.04
0.15
3%
0.09
5%
3%
4
3
0.20
0.09
10%
0.40
13
Kelemahan
Kompetensi SDM yang dimiliki kurang memadai (80% hanya
lulusan SMA)
Jumlah outlet yang ditangani Depo/Stock Point masih rendah hanya
215 outlet/stock point
Pengetahuan produk yang dimiliki sales force & operasional logistik
tidak menyeluruh
Training hanya diberikan pada sales force saja & dengan frekuensi
minim.
Sistem teknologi informasi antara Depo & Stock Point terhadap
Cabang belum online
PDA yang digunakan salesman tidak praktis & tidak online terhadap
sistem
Peralatan material handling yang digunakan masih manual
Tingkat ketersediaan stok hanya mencapai 82%
Terdapat inefisiensi biaya terutama untuk perawatan kendaraan milik
sendiri.
Ketepatan delivery hanya tercapai 96%
Target calls/salesman/hari hanya tercapai 75% dari target
Effective calls hanya tercapai 73% dengan rata-rata penjualan 9
produk
Nilai barang rusak tinggi mencapai lebih dari 3%
3%
50%
3
Nilai W:
S-W
0.09
1.58
0.22
1
2
3
Peluang
Pangsa pasar yang masih luas lebih dari 2.000.000 outlet.
Jumlah outlet terutama pada modern market tumbuh pesat.
Kecenderungan masyarakat yang semakin konsumtif
Bobot
20%
10%
5%
Rating
4
4
3
Nilai
0.80
0.40
0.15
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
54
1
2
3
4
5
6
7
8
Peluang
Banyak prinsipal yang tertarik untuk menyalurkan produk melalui
PT IAP
Gencarnya promosi marketing yang dilakukan oleh prinsipal PT IAP
Bobot
Rating
Nilai
5%
0.20
10%
50%
3
Nilai O:
0.30
1.85
Tantangan
Perluasan jaringan distribusi yang dilakukan kompetitor
Agresifitas kompetitor dalam bentuk harga yang bersaing & promosi
yang menarik
Kenaikan biaya transportasi mencapai 30%
UU perlindungan konsumen & semakin ketatnya pengawasan BPOM
& YLKI
Kenaikan harga BBM
Tingkat inflasi yang tinggi mencapai lebih dari 7%
Daya beli masyarakat yang cenderung menurun
Masyarakat yang semakin selektif memilih produk.
Bobot
10%
Rating
3
Nilai
0.30
10%
0.40
7%
0.21
7%
0.21
5%
5%
3%
3%
50%
3
3
2
2
Nilai T:
O-T
0.15
0.15
0.06
0.06
1.54
0.31
Hasil analisis SWOT tersebut kemudian dimuat dalam matriks SWOT (Grand Strategy)
untuk mengetahui posisi relatif Cabang PT Indomarco Adi Prima terhadap faktor-faktor
internal dan eksternal yang ada. Dengan mengetahui posisi Cabang saat ini kemudian
dapat ditentukan strategi yang tepat untuk diterapkan. Pada gambar 3.3 berikut ini
menunjukkan kondisi Cabang saat ini yang dihasilkan dari analisis SWOT.
55
3.00
Stable
2.00
1.00
-4.00
-3.00
-2.00
-1.00
0.00
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
Perlu diperhatikan bahwa Cabang belum secara optimal memanfaatkan kekuatan &
peluang. Kedepannya Cabang PT Indomarco Adi Prima diharapkan mampu mencapai
posisi yang lebih tinggi yaitu Rapid dengan berusaha untuk terus lebih mengoptimalkan
kekuatan & peluang yang ada. Meski dianggap sudah mampu mengatasi kelemahan &
tantangan yang dihadapi, namun Cabang harus berhati-hati terhadap kemungkinan
menurunnya kemampuan untuk mengatasi kelemahan & tantangan akibat akibat
lemahnya pengawasan dan konsistensi.
3.2.2
Dari hasil analisis SWOT diatas kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
menggunakan matriks TOWS untuk didapat strategi yang tepat berdasarkan
kemampuan yang dimiliki dan kondisi yang dihadapi. Strategi yang dihasilkan tersebut
56
57
Matriks TOWS
Weakness
S1
W1
S2
W2
S3
W3
S4
W4
S5
Jaringan distribusi tersebar luas dengan 1.030 Depo & Stock Point.
W5
Posisi kebanyakan Depo & Stock Point dekat pasar & pada area
strategis.
S7
Jumlah sales force mencapai 2.087 orang.
S8
Cabang sudah menggunakan SAP yang terintegrasi dengan prinsipal
Kepercayaan dari prinsipal grup indofood maupun non grup cukup
S9
tinggi
Sudah dikenal luas di semua segmen dengan outlet ditangani
S10
mencapai 221.711
S11 80% karyawan berada pada usia produktif.
S12 Kenyamanan karyawan karena 97% sudah menjadi karyawan tetap
S13 Term Of Payment yang menarik (14 hari)
Strategi SO
Meningkatkan keuntungan
Perluasan area coverage
Menambah jumlah pelanggan baru
Meningkatkan pendapatan
S6
O1
O2
O3
O4
O5
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
58
Opportunities
Pangsa pasar yang masih luas lebih dari 2.000.000 outlet.
Jumlah outlet terutama pada modern market tumbuh
pesat.
Kecenderungan masyarakat yang semakin konsumtif
Banyak prinsipal yang tertarik untuk menyalurkan produk
melalui PT IAP
Gencarnya promosi marketing yang dilakukan oleh
prinsipal PT IAP
Treaths
Perluasan jaringan distribusi yang dilakukan kompetitor
Agresifitas kompetitor dalam bentuk harga yang bersaing
& promosi yang menarik
Kenaikan biaya transportasi mencapai 30%
UU Perlindungan konsumen & semakin ketatnya
pengawasan BPOM & YLKI
Kenaikan harga BBM
Tingkat inflasi yang tinggi mencapai lebih dari 7%
Daya beli masyarakat yang cenderung menurun
Masyarakat yang semakin selektif memilih produk.
1.
2.
3.
4.
W6
W7
W8
W9
W10
W11
W12
W13
1.
2.
3.
4.
Strategi ST
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Strategi WT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Strategi Fungsional
1. Strategi Pemasaran
a. Meningkatkan kepuasan layanan
b. Menambah jumlah pelanggan baru
c. Menambah keuntungan dari existing pelanggan
2. Strategi Operasional
a. Meningkatkan produktifitas operasional.
b. Meningkatkan ketepatan delivery 1 x 24 jam
c. Penambahan Stock Point baru
d. Perluasan area coverage
e. Menurunkan inefisiensi proses operasional
f. Menurunkan level Bad Stock
g. Meningkatkan effective calls & target item
h. Meningkatkan otomatisasi operasional
i. Meningkatkan akurasi order
j. Memperbaiki manajemen persediaan
4. Strategi Keuangan
a. Meningkatkan keuntungan
b. Meningkatkan pendapatan
c. Meningkatkan cost control
d. Mengoptimalkan working capital
59
3.2.3
Peta Strategi
Perspektif Keuangan
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Keuangan.
2.
Perspektif Pelanggan
Yang termasuk didalamnya yaitu strategi fungsional di Bidang Pemasaran.
3.
4.
60
Visi
Menjadi perusahaan distribusi nasional untuk barang konsumsi yang memiliki jaringan terluas dan terdalam
Misi
Memberikan kustomer pelayanan paling responsif dan dapat diandalkan dengan biaya yang kompetitif.
F1 Meningkatkan
keuntungan
Financial
F2 Meningkatkan
Pendapatan
Customers
F3 Mengoptimalkan
working capital
C1 Meningkatkan
kepuasan layanan
Achieve Operations
Excellence
Internal
Business
Process
Human Capital
Learning
and Growth
L1 Meningkatkan kapabilitas
karyawan
L2 Meningkatkan efektifitas
manajerial
C2 Meningkatkan
keuntungan dari
existing pelanggan
F4 Meningkatkan
Cost Control
C3 Menambah
jumlah pelanggan
baru
Improve Innovation
Manage Risk
P7 Meningkatkan kemampuan
integrasi sistem IT
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P9 Meningkatkan otomatisasi
operasional
Information Capital
L3 Meningkatkan information
sharing dengan prinsipal
L4 Meningkatkan information
sharing dengan outlet
Organization Capital
L5 Meningkatkan budaya
costumer focused
L6 Meningkatkan budaya
perbaikan berkelanjutan
61
3.2.4
Susunan kartu skor (scorecard) dalam kerangka sistem manajemen kinerja berbasis BSC
sebaiknya mampu menceritakan strategi perusahaan melalui urutan hubungan sebab akibat.
Sistem pengukuran seharusnya membuat hubungan antara tujuan dan ukuran dalam
berbagai perspektif yang jelas sehingga dapat dikendalikan. Dengan adanya keterkaitan
antar variabel yang jelas diharapkan masing-masing personil Cabang dapat mengetahui
dampak dari kinerja yang dihasilkannya terhadap kinerja Cabang secara keseluruhan.
Setiap ukuran yang dipilih dalam Balanced Scorecard, hendaknya menjadi suatu elemen
dari rangkaian hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti dari strategi
perusahaan. Pada tabel 3.3 berikut ini dijelaskan mengenai hubungan sebab akibat yang
terdapat dalam peta strategi yang telah ditentukan sebelumnya
F3 Mengoptimalkan working
capital
F4 Meningkatkan Cost Control
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan keuntungan
dari existing pelanggan
C3 Menambah jumlah
pelanggan baru
62
KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT)
Peningkatan pendapatan akan
meningkatkan margin keuntungan yang
didapat Cabang
Manajemen working capital yang semakin
baik akan meningkatkan margin
keuntungan yang didapat Cabang
efisiensi biaya yang semakin baik akan
meningkatkan margin keuntungan yang
didapat Cabang
- Semakin tinggi kepuasan karyawan
menyebabkan makin tinggi repetitive order
& peningkatan nilai order ditambah
meningkatnya good will untuk membayar
tepat waktu
- Semakin tinggi kepuasan prinsipal
menyebabkan meningkatnya kepercayaan
untuk terus mendistribusikan produknya
melalui PT IAP
Tingkat pembelian yang semakin besar dari
existing outlet akan berpengaruh terhadap
pendapatan & meningkatkan cashflow
Cabang
- Bertambahnya pelanggan baru akan
menambah sumber pendapatan baru bagi
Cabang
- Semakin banyak prinsipal yang ditangani
berarti jumlah produk yang dijual
bertambah banyak demikian juga akan
terjadi peningkatan pendapatan
STRATEGI (EFFECT)
F1 Meningkatkan
keuntungan
F1 Meningkatkan
keuntungan
F1 Meningkatkan
keuntungan
F2 Meningkatkan
Pendapatan
F3 Mengoptimalkan working
capital
F4 Meningkatkan Cost
Control
F2 Meningkatkan
Pendapatan
F3 Mengoptimalkan working
capital
F2 Meningkatkan
Pendapatan
F3 Mengoptimalkan working
capital
KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT)
Semakin luas distribusi & semakin dekat
dengan pelanggan akan meningkatkan
kepuasan dan potensi mendapatkan
pelanggan baru yang berarti bertambahnya
pendapatan
P3 Meningkatkan produktifitas
operasional.
P4 Meningkatkan ketepatan
delivery 1 x 24 jam
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P6 Meningkatkan effective
calls & target item
P7 Meningkatkan kemampuan
integrasi sistem IT
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P9 Meningkatkan otomatisasi
operasional
P10 Meningkatkan
pengawasan terhadap produk
di lapangan
STRATEGI (EFFECT)
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C3 Menambah jumlah
pelanggan baru
C3 Menambah jumlah
pelanggan baru
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
63
KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT)
Semakin akurat peramalan order akan
membantu prinsipal dalam estimasi
produksi secara tepat dan dapat
mengakomodir kebutuhan penjualan
Cabang
STRATEGI (EFFECT)
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C2 Meningkatkan
keuntungan dari existing
pelanggan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
C1 Meningkatkan kepuasan
layanan
L1 Meningkatkan kapabilitas
karyawan
P3 Meningkatkan
produktifitas operasional.
P4 Meningkatkan ketepatan
delivery 1 x 24 jam
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P6 Meningkatkan effective
calls & target item
P14 Meningkatkan audit
internal
L2 Meningkatkan efektifitas
manajerial
L3 Meningkatkan information
sharing dengan prinsipal
P3 Meningkatkan
produktifitas operasional.
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P7 Meningkatkan
kemampuan integrasi sistem
IT
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P11 Meningkatkan akurasi
order
P14 Meningkatkan audit
internal
P1 Menambah Stock Point
baru
P2 Memperluas area
coverage
P11 Meningkatkan akurasi
order
P12 Memperbaiki
manajemen persediaan
64
KETERKAITAN (CAUSE-EFFECT)
Dengan saling berbagi informasi dengan
outlet Cabang akan mengetahui kekurangan
layanan yang diberikan dan mengetahui
aktivitas kompetitor
L5 Meningkatkan budaya
costumer focused
L6 Meningkatkan budaya
perbaikan berkelanjutan
3.2.5
STRATEGI (EFFECT)
P4 Meningkatkan ketepatan
delivery 1 x 24 jam
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P6 Meningkatkan effective
calls & target item
P7 Meningkatkan
kemampuan integrasi sistem
IT
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P7 Meningkatkan
kemampuan integrasi sistem
IT
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P9 Meningkatkan
otomatisasi operasional
P10 Meningkatkan
pengawasan terhadap produk
di lapangan
P3 Meningkatkan
produktifitas operasional.
P5 Menurunkan inefisiensi
proses operasional
P8 Meningkatkan inovasi
layanan
P9 Meningkatkan
otomatisasi operasional
P12 Memperbaiki
manajemen persediaan
P13 Menurunkan level bad
stock
P14 Meningkatkan audit
internal
PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai shareholder memberi tekanan agar Cabang dari
PT Indomarco Adi Prima dapat terus melakukan pertumbuhan keuntungan yang nantinya
akan mempengaruhi total pertumbuhan keuntungan dari grup. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa PT Indomarco Adi Prima memberikan kontribusi 14%
terhadap penjualan bersih konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur. Sebagai perusahaan
65
Untuk menentukan estimasi penjualan dalam AOP (Annual Operating Plan), didapat dari
historical penjualan di masa lalu dan melalui kerjasama antara Cabang dengan perwakilan
masing-masing prinsipal melakukan market survei potensi pasar. Terkadang koordinasi
tersebut tidak dapat berjalan lancar karena belum terdapat kesamaan visi untuk saling
mendukung kemujuan bersama dan juga karena kesibukan masing-masing pihak akibat
beban kerja yang terus meningkat.
Dari hasil estimasi di level Cabang kemudian didiskusikan dengan Manajemen Kantor
Pusat untuk disepakati bersama agar sesuai dengan target yang diharapkan oleh
shareholder. Penekanan yang diberikan oleh Manajemen Kantor Pusat saat ini yaitu
pencapaian Cabang terhadap AOP yang telah disepakati bersama.
STRATEGI
TUJUAN
FINANCIAL
Net Profit vs
AOP (%)
F1 Meningkatkan
Keuntungan
66
TOLOK
UKUR
Peningkatan
Keuntungan
Peningkatan
Net Profit (%)
TARGET
100%
Min.
15%/Tahun
FORMULASI
Actual Net Profit
Net Profit on AOP
Actual Net Profit
- Last Year
Net Profit
Last Year
Net Profit
STRATEGI
TUJUAN
FINANCIAL
TOLOK
UKUR
Revenue vs
AOP (%)
F2 Meningkatkan
Pendapatan
Peningkatan
Pendapatan
Working
Capital yang
optimal
Min.
25%/Tahun
Gross Margin
vs AOP (%)
100%
% Collection
Inventory Days
of Supply
F4 Meningkatkan
Cost Control
3.2.6
Peningkatan
Cost Control
100%
Peningkatan
Revenue (%)
Collection
Days
F3
Mengoptimalkan
working capital
TARGET
18
90%
15
Freight in
Cabang vs
AOP (%)
100%
Freight out
Cabang vs
AOP (%)
100%
Biaya Periodik
vs AOP (%)
100%
FORMULASI
Actual Revenue
Revenue on AOP
Actual Revenue
- Last Year
Revenue
Last Year
Revenue
Actual
Gross Margin
Gross Margin
on AOP
Account
Receivable
(Sales / 365 days)
Collected A/R
Total A/R
Average
Inventory Value
Average Daily
Sales
Actual
Freight in Cabang
Freight in Cabang
on AOP
Actual Freight
out Cabang
Freight out
Cabang on AOP
Aktual
Biaya Periodik
Biaya Periodik di
AOP
Pada variabel kinerja pelanggan tujuan yang hendak dicapai yaitu meningkatkan kepuasan
layanan, meningkatkan keuntungan dari existing pelanggan, dan menambah jumlah
pelanggan baru. Masing-masing tipe outlet dan prinsipal mempunyai karakter & kebutuhan
yang berbeda sehingga akan berbeda pula perlakuan yang diberikan.
67
Dalam mengukur indeks kepuasan pelanggan outlet harus dapat mengakomodir faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dari hasil penelitian AC Nielsen yaitu.
1. Permintaan Produk
2. Bonus & Hadiah
3. Kualitas Layanan
4. Sistem Pembayaran
5. Margin Keuntungan
6. Salesman Yang Bersahabat
7. Pengiriman Produk
8. Jumlah Kunjungan
9. Harga
Cabang belum memberi perhatian yang cukup terhadap penolakan faktur yang biasanya
disebabkan karena ketidaktersediaan produk atau keterlambatan pengiriman produk, hal
tersebut berarti adanya potensi lost sales opportunity yang jika dibiarkan berlarut akan
mengurangi kepuasan dan bahkan loyalitas outlet. Untuk itu perlu juga diukur seberapa
besar order yang tidak dipenuhi untuk diambil langkah perbaikan dan pencegahan.
Sedangkan faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam mengukur kepuasan prinsipal terhadap
Cabang yaitu:
1.
2.
3.
68
Pelanggan yang sudah ada saat ini baik outlet maupun prinsipal masing-masing mempunyai
batasan kapasitas seperti pada outlet maka batasannya yaitu kemampuan daya beli,
sedangkan pada prinsipal batasannya yaitu kapasitas maksimum produksi. Agar bisnis
Cabang dapat terus berkembang maka perlu dilakukan terobosan dengan melakukan
akuisisi pelanggan baik outlet maupun prinsipal.
Untuk pelanggan outlet yaitu dengan mendapatkan outlet yang sudah ada sebelumnya
namun belum menjadi pelanggan maupun outlet yang baru buka. Pada prinsipal, penekanan
awal yaitu pada penambahan jumlah produk yang didistribusikan Cabang, kemudian
langkah berikutnya yaitu mendapatkan prinsipal-prinsipal lain untuk didistribusikan
produknya melalui Cabang. Prinsipal di masing-masing Cabang dapat berbeda tergantung
pada karakteristik end customer yang berada di sekitar wilayah masing-masing Cabang.
Pada tabel 3.5 berikut diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target Cabang terhadap
kinerja pada perspektif pelanggan.
STRATEGI
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
CUSTOMERS
TOLOK
UKUR
Indeks
Kepuasan
Pelanggan
Peningkatan
kepuasan layanan
terhadap Outlet
C1
Meningkatkan
kepuasan
layanan
Peningkatan
kepuasan layanan
terhadap Prinsipal
Jumlah back
order
TARGET
FORMULASI
Tools belum
tersedia
Survei kepuasan
pelanggan terhadap
outlet di tiap
segmen
0%
Jumlah
faktur ditolak
Total jumlah faktur
Zero
Complaint
0 komplain
Indeks
Kepuasan
Pelanggan
Tools belum
tersedia
Zero
Complaint
0 komplain
Tidak terdapat
komplain dari
outlet mengenai
layanan
Survei kepuasan
pelanggan terhadap
principal
Tidak terdapat
komplain dari
prinsipal mengenai
layanan
69
STRATEGI
C2
Meningkatkan
keuntungan
dari existing
pelanggan
C2
Meningkatkan
keuntungan
dari existing
pelanggan
C3
Menambah
jumlah
pelanggan
baru
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
Peningkatan
pertumbuhan
pembelian outlet
%
Peningkatan
jumlah
transaksi per
tipe outlet
Peningkatan
pertumbuhan
pembelian outlet
%
Peningkatan
jumlah item
per tipe
outlet
Peningkatan
petumbuhan produk
prinsipal
Penambahan outlet
register baru di tiap
segmen
Penambahan
jumlah prinsipal
baru
3.2.7
TOLOK
UKUR
TARGET
20%
10%
%
Peningkatan
penjualan
per prinsipal
20%
Jumlah
produk baru
per prinsipal
20 Produk
Per-tahun
FORMULASI
Actual Facturs
- Last Year Facturs
Last Year Facturs
Jumlah
register
outlet baru
vs AOP
100%
Jumlah
register
outlet baru /
bulan
50
Outlet/Bulan
/Cabang
Belum
didefinisikan
Penambahan
jumlah produk
dijual karena
penambahan
principal
Jumlah
prinsipal
baru yang
ditangani
Untuk memperoleh kepuasan pelanggan Outlet dan Prinsipal, Cabang harus mempunyai
kemampuan operasional yang baik dan konsisten. Proses kritikal dalam operasional terkait
outlet yaitu mulai dari proses penyediaan produk di Depo & Stock Point, proses penjualan
& pengiriman produk, hingga proses penanganan return dan keluhan. Sedangkan proses
kritikal dalam operasional terkait prinsipal yaitu mulai dari proses pemesanan barang,
70
proses pengiriman produk ke Depo & Stock Point, pengelolaan persediaan di Depo & Stock
Point, hingga proses penyelamatan produk.
Produktifitas bukan hanya dilihat dari kemampuan throughput saja, tetapi dipengaruhi juga
oleh ketepatan delivery, kemampuan ritase, dan utilisasi kendaraan yang akan
mempengaruhi terhadap pendapatan dan beban biaya Cabang itu sendiri. Untuk
meningkatkan potensi penjualan terutama dari existing outlet, maka target calls persalesman per-hari perlu direalisasikan agar ketersediaan produk di outlet tetap termonitor.
Banyaknya jumlah item terjual akan mempengaruhi kepuasan prinsipal karena distributor
dianggap mempunyai daya jual yang baik.
Dalam menentukan tolok ukur keberhasilan pada perspektif proses bisnis internal harus
mengakomodir 3 karakteristik operation excellence yang diharapkan oleh manajemen
kantor pusat yaitu:
1. Responsive
2. Reliability
3. Relationship
Dalam variabel kinerja yang ditentukan untuk Cabang pada tabel 3.6 di bawah mampu
mengakomodir tuntutan manajemen agar dapat tercapainya operation excellence di Cabang
PT Indomarco Adi prima.
Kemampuan yang baik dalam mengelola proses bisnis internal diharapkan Cabang dapat
memenuhi faktor-faktor keberhasilan kritikal yang ditetapkan pada perspektif pelanggan.
Dengan adanya variabel kinerja perspektif proses bisnis internal, maka diharapkan tiap
personil dapat menemukan akar masalah dari tiap kendala operasional yang muncul dan
terus berusaha memperbaiki pencapaian kinerjanya.
Pada tabel 3.6 berikut diuraikan mengenai tujuan, tolok ukur, dan target Cabang terhadap
kinerja pada perspektif proses bisnis internal.
71
STRATEGI
P1
Menambah
stock point
baru
P2
Memperluas
area coverage
P3
Meningkatkan
produktifitas
operasional.
Penambahan stock
point baru
Perluasan area
coverage
Peningkatan
produktifitas
operasional.
TOLOK
UKUR
Jumlah stock
point baru vs
AOP (%)
FORMULASI
100%
Jumlah
pembukaan
stock point baru
rencana
penambahan
stock point baru
di AOP
100%
Throughput /
Manhours
200 karton
/jam/orang
Ritase
kendaraan
100%
Pemenuhan
box kendaraan
100%
Ketepatan delivery
1 x 24 jam
On time
delivery (%)
P5
Menurunkan
inefisiensi
proses
operasional
Berkurangnya
inefisiensi proses
operasional
Jumlah
pengembangan
& perbaikan
SOP
Tercapainya target
effective calls &
target item
TARGET
Jumlah area
coverage
(kecamatan)
baru vs AOP
P4
Meningkatkan
ketepatan
delivery 1 x
24 jam
P6
Meningkatkan
effective calls
& target item
72
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
100%
Seluruh
Proses
Sudah
terdapat
SOP
Target Calls /
Salesman /
Hari
30
Effective Calls
(%)
100%
Jumlah item
/effective calls
15
Jumlah
penambahan
kecamatan
yang di-cover
Rencana
penambahan
coverage
kecamatan di
AOP
Total karton
bongkar muat
(jumlah orang x
jam kerja)
Realisasi
ritase kirim
Rencana ritase
Total Muatan
Kapasitas
kendaraan
Jumlah faktur
dikirim
dlm 1x24 jam
Total Jumlah
faktur
Seluruh SOP
dilaksanakan
Jumlah
Kunjungan per
salesman sesuai
RPS
Jumlah
effective calls
Total Calls
Jumlah item per
faktur
STRATEGI
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
TOLOK
UKUR
TARGET
FORMULASI
Sistem
pembayaran
&
pengaduan
secara
online
Penggunaan web,
phone banking, &
sms banking
Tools belum
tersedia
Jumlah layanan
baru / tahun
Tools belum
tersedia
Jumlah aktivitas
manual yang
diotomatisasi
Survei
ketersediaan
& kondisi
produk di
lapangan
Sesuai juklak
yang ditentukan
kantor pusat
P7
Meningkatkan
kemampuan
integrasi
sistem IT
Peningkatan
integrasi sistem IT
P8
Meningkatkan
inovasi
layanan
Bertambahnya
inovasi layanan
P9
Meningkatkan
otomatisasi
operasional
Otomatisasi
operasional
P10
Meningkatkan
pengawasan
terhadap
produk di
lapangan
Peningkatan
pengawasan
terhadap produk di
lapangan
Rating hasil
audit lapangan
P11
Meningkatkan
akurasi order
Peningkatan
akurasi order
% akurasi
order vs
realisasi sales
100%
Tingkat
ketersediaan
stok (%)
100%
Tingkat
akurasi stok
(%)
100%
% Nilai Bad
Stock
1.5%
P12
Memperbaiki
manajemen
persediaan
P13
Menurunkan
level Bad
Stock
P14
Meningkatkan
audit internal
Manajemen
persediaan
terlaksana
Penurunan level
Bad Stock
Peningkatan audit
internal
Pemanfaatan
penggunaan
teknologi
informasi
Jumlah
layanan baru
yang
diterapkan
Jumlah
aktifitas
operasional
yang
diotomatisasi
Ketepatan
pelaporan
audit
Rating hasil
intenal audit
Tepat
Waktu
Pelaporan
Tools belum
tersedia
Total karton
order ke prinsipal
Total karton
realisasi penjualan
Jumlah produk
tersedia di gudang
Total jumlah
produk (sesuai
ketentuan)
Jumlah produk
dengan
selisih lebih
Total Jumlah
produk di gudang
Nilai barang
Bad Stock
Rata-rata nilai
inventory
Pelaporan sesuai
ketentuan jadwal
yg ditetapkan
Kantor Pusat
Sesuai juklak
yang ditentukan
kantor pusat
73
3.2.8
Dengan semakin luasnya cakupan dan banyaknya pembukaan Stock Point maka semakin
besar pula organisasi di Cabang. Dalam iklim yang hiper kompetitif di industri consumer
goods maka kompetensi dari sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan
tolok ukur yang dapat menjadi penentu bagi kemampuan pencapaian dan perbaikan kinerja
perusahaan secara menyeluruh. Masing-masing Cabang mempunyai kebebasan merekrut
dan mempromosikan karyawan sepanjang terdapat alasan yang jelas terkait sesuai
kebutuhan pada bidang kerjanya.
Usaha peningkatan kapabilitas seharusnya diterapkan pada semua bagian, karena sebagai
organisasi maka semua bagian mempunyai andil yang sama dalam memajukan perusahaan.
Keberhasilan Cabang dalam mencapai pertumbuhan keuntungan dalam jangka panjang
sangat dipengaruhi bagaimana kompetensi sumber daya manusia yang terdapat dalam
Cabang tersebut. Pelatihan merupakan salah satu proses yang harus dijalankan Cabang
untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Jika Cabang hanya berfokus pada hasil
dalam jangka pendek, maka akan sulit diperoleh konsistensi terhadap hasil yang pernah
diraih sebelumnya.
Kaplan dan Norton (1996; 129) dalam gambar 3.6 berikut menerangkan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi dalam pencapaian ukuran inti. Kompetensi karyawan,
infrastruktur teknologi, dan iklim untuk bertindak menjadi basis dalam proses untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Kepuasan kerja karyawan akan menghasilkan peningkatan
produktifitas dan dedikasi pekerja terhadap Cabang, yang kemudian dapat menjadi pemicu
keberhasilan tercapainya operation excellence seperti yang diharapkan pada perpektif
proses bisnis internal
74
UKURAN INTI
HASIL
PRODUKTIFITAS
KERJA
RETENSI KERJA
KEPUASAN
PEKERJA
INFRASTRUKTUR
TEKNOLOGI
KOM PETENSI
IKLIM UNTUK
BERTINDAK
STRATEGI
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
LEARNING
AND
GROWTH
L1
Meningkatkan
kapabilitas
karyawan
Peningkatan
kapabilitas
karyawan
TOLOK UKUR
TARGET
Indeks Kepuasan
Karyawan
100%
Karyawan
sesuai
kompetensi
yang
ditentukan
Tools belum
tersedia
Jumlah training
yang diadakan
24 Training
/Tahun/Cabang
Employee
Performance
Ratings
FORMULASI
Jumlah karyawan
sesuai kompetensi
Total Jumlah
karyawan
Survei kepuasan
karyawan
Materi training
menyeluruh untuk
semua bagian
75
STRATEGI
L1
Meningkatkan
kapabilitas
karyawan
Peningkatan
kapabilitas
karyawan
L2
Meningkatkan
efektifitas
manajerial
Peningkatan
efektifitas
manajerial
L3
Meningkatkan
information
sharing
dengan
prinsipal
L4
Meningkatkan
information
sharing
dengan outlet
L5
Meningkatkan
budaya
costumer
focused
L6
Meningkatkan
budaya
perbaikan
berkelanjutan
76
FAKTOR
KEBERHASILAN
KRITIKAL /
OBJECTIVE
Peningkatan
information sharing
dengan prinsipal
Peningkatan
information sharing
dengan outlet
Terciptanya budaya
costumer focused
Terciptanya budaya
perbaikan
berkelanjutan
TOLOK UKUR
TARGET
FORMULASI
Zero work
accident
0 Kecelakaan
kerja
Jumlah karyawan
yg telah
mengikuti training
Total Jumlah
karyawan
Jumlah kecelakaan
kerja / tahun
Indeks efektifitas
kepemimpinan
Tools belum
tersedia
Survei efektifitas
kepemimpinan
Tools belum
tersedia
Jumlah sharing
activity
2x perbulan
Jumlah sharing
activity
2x perbulan
% karyawan yang
mengikuti training
Employee culture
survey
100%
Tools belum
tersedia
% Jumlah
karyawan
memahami visi &
misi perusahaan
90%
% Jumlah ide
perbaikan yang
diimplementasikan
100%
3.3
Untuk mencapai faktor keberhasilan kritikal yang telah ditentukan, maka tahap berikutnya
yaitu menetapkan rekomendasi program strategis di tiap perspektif. Dengan program
strategis tersebut diharapkan Cabang dapat menyusun perencanaan yang matang agar dalam
prakteknya tetap sesuai dengan faktor keberhasilan kritikal yang diharapkan.
Program strategis akan mempermudah dan memberi fokus bagi Cabang dalam menjalankan
aktifitas operasionalnya. Program strategis saling terkait satu sama lain dan harus
mempunyai batasan yang jelas mengenai penanggung jawab dari masing-masing program.
Diperlukan kerjasama oleh seluruh pihak baik internal maupun eksternal perusahaan agar
semua pihak mengetahui tujuan yang hendak dicapai melalui program strategis tersebut.
Tabel 3.8 di bawah menguraikan program strategis untuk tiap perspektif. Penomoran pada
kolom program strategis menunjukkan skala prioritas, sedangkan cetak tebal menunjukkan
tingkat urgensi dari program strategis yang artinya bahwa program tersebut harus segera
mulai dijalankan.
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
Peningkatan Keuntungan
Peningkatan Pendapatan
Working Capital yang optimal
Peningkatan Cost Control
PROGRAM STRATEGIS
1.
2.
3.
4.
5.
CUSTOMERS
1.
2.
3.
4.
77
FAKTOR KEBERHASILAN
KRITIKAL / OBJECTIVE
Penambahan Stock Point baru
Perluasan area coverage
Peningkatan produktifitas
operasional.
Ketepatan delivery 1 x 24 jam
Berkurangnya inefisiensi proses
operasional
Tercapainya target effective calls
& target item
Peningkatan integrasi sistem IT
Bertambahnya inovasi layanan
Otomatisasi operasional
Peningkatan pengawasan
terhadap produk di lapangan
Peningkatan akurasi order
Manajemen persediaan terlaksana
Penurunan level bad stock
Peningkatan audit internal
PROGRAM STRATEGIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
LEARNING
AND
GROWTH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
78