Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dalam persaingan,
produksi, pemasaran, mengelola Sumber Daya Manusia, dan penanganan
transaksi B2C (Business-to-Customer) maupun B2B (Business-to-Business).
Persaingan yang semakin ketat menekan laba perusahaan, di era persaingan
global.
Perubahan-perubahaan tersebut mendorong manajemen untuk berupaya
menyiapkan, menyempurnakan, atau mencari strategi-strategi baru agar
perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam persaingan. Meningkatnya
persaingan dalam bisnis memacu manajemen untuk lebih memperhatikan
“keunggulan” dan “nilai”.
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting
dalam perusahaan. Sebagian besar perusahaan hanya mengukur kinerjanya dari
Financial Perspective. Sistem pengukuran kinerja tersebut tidak lagi memadai
bagi kebutuhan pengukuran kinerja saat ini dimana lingkungan persaingan
mengalami mobilitas.. Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran
taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan Scorecard
sebagai sebuah sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka
panjang.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard?
1.2.3. Apa manfaat penggunaan Balanced Scorecard?
1.2.4. Apa saja langkah-langkah menyusun Balanced Scorecard?
1.2.5. Bagaimana hubungan sebab-akibat antara empat perspektif Balanced
Scorecard?
1.2.6. Bagaimana Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan?

1
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1. Tujuan Penulisan
1.3.1.1. Mengetahui mengenai pengukuran kinerja.
1.3.1.2. Mengetahui pengertian Balanced Scorecard.
1.3.1.3. mengetahui manfaat penggunaan Balanced Scorecard.
1.3.1.4. Mengetahui langkah-langkah penyusunan Balanced Scorecard.
1.3.1.5. Mengetahui hubungan sebab-akibat antara empat perspektif
Balanced Scorecard.
1.3.1.6. Mengetahui empat perspektif Balanced Scorecard.
1.3.2. Manfaat Penulisan
1.3.2.1. Bagi Penyusun
Melalui makalah ini, penulis diharapkan dapat
memperluas wawasan dan memahami materi terkait Balanced
Scorecard.
1.3.2.2. Bagi Pembaca
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memperoleh pengetahuan baru atau lebih mendalam terkait
Balanced Scorecard.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran
kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadoi
landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan
kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
(Mulyadi, 2007:419)

2.2 Pengertian Balanced Scorecard


Beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian atau definisi
Balanced Scorecard, sebagai berikut :
Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja eksekutif yang
memerlukan ukuran komprehensif dengan empat perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. (Kaplan dan Norton, 1996)
Balanced Scorecard adalah suatu set dari target dan hasil dari kinerja yang
digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kinerja yang diarahkan kepada
gabungan faktor kritis dari tujuan organisasi. (Kaplan and Young, 1997)
Balanced Scorecard adalah suatu alat sistem untuk memfokuskan
perusahaa, meningkatkan komunikasi antar tingkatan manajemen, menentukan
tujuan organisasi dan memberikan umpan balik yang terus-menerus guna
keputusan yang strategis. (Anthony dan Govindarajan, 1997)

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau


lebih tepat dinamakan “ Strategic Based Responsibility Accounting System” yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan
tolokukur kinerja perusahaan tersebut.Balanced Scorecard  terdiri dari dua kata

3
yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah
kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di
masa yang akan datang, sedangkan Balanced artinya berimbang, maksudnya
adalah untuk mengukur kinerja seseorang atau organisasi diukur secara berimbang
dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intern dan ekstern.(Mulyadi, 2005)

2.3 Manfaat Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton (2000:122), manfaat Balanced Scorecard


bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
2. Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis
dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis
internal, dan belajar dan bertumbuh)
3.  Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah
mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

2.4 Langkah-langkah Menyusun Balanced Scorecard

Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen


baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang
dengan peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut menurut (Kaplan dan
Norton, 1996), antara lain : 

4
2.4.1 Menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.

Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam


tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan
oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan
bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya.Dalam proses perencanaan
strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan
ukuran pencapaiannya.

2.4.2 Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran


strategis balanced scorecard.

Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan


apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi
keinginan para pemegang saham dan konsumen.
Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.

2.4.3 Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai


inisiatif rencana bisnis.

Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis


danrencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting
untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka
panjang perusahaan secara menyeluruh.

5
2.4.4 Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis

Proses keempat ini akan memberikan strategis learning


kepada perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem,
maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.

2.5 Hubungan Sebab-Akibat

Strategi adalah seperangkat hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat.


Rantai sebab-akibat harus meliputi empat perspektif Balanced Scorecard. Sebagai

Financial
ROCE

Customer Customer Loyalty

On Time Delivery

Internal Bussiness Process Quality Process Cycle Time

Learning & Growth Employee Skills

Gambar 1. Hubungan antara empat Perspektif dalam Balanced Scorecard

contoh, Return-On-Capital-Employed (ROCE) menjadi sebuah ukuran scorecard


dalam perspektif financial. Faktor pendorong ukuran ini dapat berupa pembelian
ulang dan penjualan kepada pelanggan yang lebih luas dari yang ada saat ini dan
(loyalitas pelanggan). Penyerahan barang tepat waktu sering dinilai tinggi oleh
pelanggan, sehingga perusahaan perlu berusaha untuk meningkatkan ketepatan
agar pelanggan memiliki loyalitas tinggi. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan dan
penyerahan barang tepat waktu disertakan dalam Balanced Scorecard (perspektif
pelanggan) karena mempunyai pengaruh kuat terhadap ROCE.
Untuk memenuhi penyerahan barang tepat waktu, perusahaan perlu
mengupayakan waktu siklus yang pendek dalam berbagai proses operasi dan

6
proses internal yang bermutu tinggi, faktor-faktor yang menjadi ukuran scorecar
dalam prespektif internal. Cara perusahaan mengurangi waktu siklus proses
internal adalah dengan melatih dan meningkatkan keahlian para pekerja
operasional, suatu tujuan yang dapat disertakan pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Dengan demikian, seluruh rantai hubungan sebab-akibat tercipta
dari keempat perpektif BSC. Hasil dari rantai hubungan sebab-akibat ini yang
kemudian arti strategi unit bisnis kepada seluruh perusahaan.

2.6 Empat Perspektif Balanced Scorecard

Gambar 2. Kerangka Kerja Balance Scorecard untuk Penerjemahan Strategi ke


dalam Kerangka Operasional

2.6.1 Perspektif Financial


Menurut Kaplan (Kaplan, 1996) pada saat perusahaan melakukan
pengukuran secara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah
mendeteksi keberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan
tiga tahap perkembangan industri yaitu; growth, sustain, dan harvest.Dari
tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-strategi

7
yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari
strategi yang dilakukan suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan
kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2) penurunan
biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang optimal
dan strategi investasi.
2.6.2 Perspektif Customer
Dalam perspektif customer ini mengidentifikasi bagaimana kondisi
customer mereka dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan
untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang telah mereka pilih
ini mencerminkan keberadaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan
mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek
utama (Kaplan,1996:67); yaitu
 Pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar
perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu
yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah customer, atau unit
volume yang terjual atas setiap unit produk yang terjual.
 Customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui
besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah kostumer yang
saat ini dimiliki oleh perusahaan.
 Customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui persentase
jumlah penambahan kostumer baru dan perbandingan total penjualan
dengan jumlah kustomer baru yang ada.
 Customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan
ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya adalah :
survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal
interview.
 Customer profitability, pengukuran terhadap customer profitability dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC).
2.6.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap
semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun
karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan

8
kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam hal
ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses inovasi,
proses operasi, proses pasca penjualan.
2.6.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Kaplan (Kaplan,1996) mengungkapkan
betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan
karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan
pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan
karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk
berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan
perusahaan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Balanced Scorecard adalah metode yang cukup fleksibel diterapkan


perusahaan yang ingin tidak hanya sekedar mengukur aspek finansial
semata, namun ingin mengetahui parameter pendukung kesuksesan finansial
organisasi dimasa datang, sehingga sustainabilitas organisasi dapat lebih
terjamin. Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan
mampu mengukur  bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan
nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan
masa yang akan datang.
Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan misi serta strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja (indikator), sehingga
strategi dapat dipahami, dikomunikasikan dan diukur, dengan demikian,
berfungsi untuk semua kegiatan dalam organisasi. Balanced Scorecard
memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam
pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan
kinerja di masa depan. Melalui metode yang sama dapat dinilai pula apa
yang telah dibina dalam intangible assets seperti merk dan loyalitas
pelanggan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. 2000. “Balanced Scorecard: Menerapkan


strategi menjadi aksi”. Jakarta: Erlangga.

http://www.academia.edu/9243704/
makalah_akuntansi_manajemen_tentang_balance_scorecard

http://rahmatsuharjana.blogspot.co.id/2013/03/balanced-scorecard-sebagai-
pengukuran.html

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
dion.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14159/BALANCED
%2BSCORECARD.doc&ved=0CC8QFjAEahUKEwjb0ZmF2eHHAhVDGY4K
HQcUDo0&usg=AFQjCNFXsDgCNBCfnosgYgYm-kQ55HUzZA

http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&sqi=2&ved=0CD8QFjAFahUKEwi
am4vqxuLHAhWIB44KHVfABqo&url=http%3A%2F
%2Frepository.widyatama.ac.id%2Fxmlui%2Fbitstream%2Fhandle
%2F10364%2F894%2Fcontent%25202.pdf%3Fsequence
%3D2&usg=AFQjCNFmuNqdmy0w5AFLBkF0p1GILB5MNw&sig2=uw7_vE9r
yEhsxos5YzXXYQ&bvm=bv.102022582,d.c2E

11

Anda mungkin juga menyukai