Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1

Bahaslah salah satu  dari beberapa konsep strategi berikut.

1. manajemen kualitas,
2. reenguneering
3. Kaizen
4. benchmarking
5. balanced score card

Bahaslah dengan menggunakan literatur yang sesuai

Panjang tulisan antara 8 - 10 halaman 

Huruf Time new Roman 12 pitch

Dilarang melakukan plagiasi

TUGAS PENGEMBANGAN ORGANSIASI

Balanced Scorecard atau sering disingkat BSC adalah suatu sistem manajemen strategi (strategic
based responsibility accounting system) yang menjelaskan mengenai misi serta strategi dari
suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja perusahaan tersebut.

“Scorecard” sendiri memiliki makna kartu skor. Maksudnya yaitu kartu skor yang akan di
gunakan dalam merencanakan skor yang di wujudkan pada masa yang akan datang.

Sedangkan “Balanced” memiliki makna berimbang, yang artinya dalam mengukur kinerja
seseorang atau suatu organisasi harus di ukur secara seimbang dari dua sudut pandang seperti
keuangan dan non keuangan, jangka panjang dan jangka pendek, intern dan ekstern.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan, balanced scorecard adalah suatu mekanisme
pada sistem manajemen yang mampu menerjemahkan visi serta strategi organisasi ke dalam
suatu tindakan yang nyata di lapangan.

Sehingga balanced scorecard menjadi salah satu alat manajemen yang terbukti membantu banyak
perusahaan dalam mengimplementasikan strategi bisnisnya.

Konsep Balanced Scorecard yang Perlu Diketahui

Konsep Balanced Scorecard (BSC) diperkenalkan pertama kali oleh Robert S. Kaplan dan David


P. Norton tepatnya pada Januari-Februari tahun 1992 melalui artikel yang diterbitkan
oleh Harvard Business Review.

Konsep ini terfokus pada 3 (tiga) hal, yaitu:

1. Mengidentifikasi visi dan misi organisasi atau perusahaan


2. Mengidentifikasi strategi untuk mencapai misi tersebut
3. Menganalisis kinerja organisasi atau perusahaan dari perspektif tertentu, sebagai upaya
dalam menentukan gagasan untuk mengetahui bagaimana hasil akhir yang diperoleh

Fungsi Utama Balanced Scorecard Untuk Bisnis

Balanced Socrecard menjadi acuan untuk menilai kinerja manajemen strategis sebuah
perusahaan, seperti mengidentifikasi dan meningkatkan berbagai aspek baik secara internal
maupun eksternal.

Balanced scorecard juga memiliki beberapa fungsi utama, antara lain untuk:

 Melakukan komunikasi mengenai target yang ingin perusahaan capai


 Menciptakan strategi untuk menyesuaikan tugas dan pekerjaan untuk setiap divisi
 Menentukan prioritas pada proyek, produk, hingga layanan perusahaan
 Mengukur dan memantau perkembangan dan kemajuan dari strategi yang telah
dilaksanakan
Hasil data yang diperoleh dari balanced scorecard dapat menjadi sarana untuk menentukan
keputusan bisnis yang lebih baik bagi perusahaan di masa depan.

Sudut Pandang atau Perspektif dalam Balanced Scorecard

Adapun 4 (empat) perspektif yang ada pada balanced scorecard, yaitu:

1. Perspektif Keuangan

Balanced scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan seperti ROI dan laba bersih,
sebab secara umum tolok ukur tersebut tentu digunakan oleh setiap perusahaan dalam
mengetahui laba bersih.

Balanced scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang di dalamnya terdapat
keseimbangan antara keuangan serta non keuangan guna mengarahkan kinerja perusahaan
menuju kesuksesan.

BSC dapat mendefinisikan lebih lanjut mengenai pencapaian misi yang berperan dalam
mewujudkan pertambahan kekayaan bagi suatu perusahaan.

Di dalam balanced scorecard, pengukuran finansial memiliki dua peranan penting yaitu semua
perspektif bergantung pada pengukuran finansial yang menunjukkan implementasi dari suatu
strategi yang telah direncanakan.

Lalu yang kedua adalah memberi dorongan kepada 3 (tiga) perspektif lainnya mengenai target
yang harus dicapai oleh perusahaan.

2. Perspektif Pelanggan

Di dalam perspektif pelanggan, suatu perusahaan butuh menentukan terlebih dahulu segmen
pasar serta pelanggan yang akan menjadi target organisasi.
Kemudian manajer wajib menentukan alat ukur terbaik dalam mengukur kinerja di setiap unit
operasi dalam upaya mencapai target finansialnya.

Lalu apabila suatu unit usaha ingin mencapai kinerja keuangan yang terbaik dalam jangka
panjang, maka mereka wajib menciptakan serta menyajikan produk maupun jasa yang bernilai
lebih baik kepada pelanggan mereka.

Suatu produk dikatakan baik apabila memiliki manfaat yang tinggi.

Terdapat dua kelompok dalam pengukuran perspektif pelanggan yaitu kelompok pengukuran inti
(core measurement group) dan kelompok pengukuran nilai pelanggan (customer value
proposition) yang di dalamnya berkaitan dengan atribut produk atau jasa, hubungan dengan
pelanggan, serta citra dan reputasi.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini menampilkan proses kritis yang memungkinkan suatu unit usaha dalam memberi
value proposition yang bisa menarik serta mempertahankan pelanggannya pada segmen pasar
yang diinginkan.

Secara umum terdapat tiga pedoman dasarnya yaitu:

1. Proses inovasi
2. Proses operasi
3. Pelayanan purna jual

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini menyediakan infrastruktur guna tercapainya tiga perspektif sebelumnya serta
menghasilkan pertumbuhan juga perbaikan jangka panjang.

Terdapat tiga prinsip kapabilitas yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan yaitu:

1. Kapabilitas pekerja: kepuasan pekerja, retensi pekerja, produktivitas pekerja


2. Kapabilitas sistem informasi
3. Iklim organisasi

Keunggulan Balanced Scorecard Untuk Bisnis Anda

Ada banyak keunggulan menggunakan balanced scorecard (BSC), di antaranya adalah:

1. Memungkinkan perusahaan untuk menyatukan data ke dalam satu laporan

Hal ini membantu manajemen perusahaan untuk menghemat waktu, dana, dan tenaga kerja.
Sehingga dengan pembacaan laporan yang lebih mudah akan mempercepat pembuatan keputusan
bisnis.

2. Memberikan informasi manajemen mengenai layanan dan kualitas perusahaan

Hasil yang diperoleh dari penerapan BSC ini memungkinkan para pemimpin perusahaan dan
karyawan untuk mengomunikasikan tujuan dan prioritas mereka guna memenuhi tujuan
perusahaan di masa depan.

3. BSC juga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan

Penerapan BSC yang tepat dengan hasil dan interpretasi data yang akurat dapat menghindarkan
perusahaan dari hal-hal buruk seperti:

 Penurunan produktivitas atau output yang dapat menyebabkan biaya yang lebih tinggi
 Pendapatan yang lebih rendah
 Kerusakan pada citra atau reputasi perusahaan

Konsep keseimbangan dalam Balanced Scorecard (BSC) terkait pada 3 (tiga) area berikut ini :

1.  Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial


Balanced Scorecard (BSC) awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa
finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke
masa depan. Ini masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard (BSC) ini.

2.  Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi

Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced


Scorecard (BSC), sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen
internal. Balanced Scorecard (BSC) berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak
jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan
strategi.

3.  Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead

Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja


kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan
bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara
itu, indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag.
Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu,
semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan.
Suatu scorecard harus berisi campuran atau paduan antara indikator lag dan lead.
Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana
target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan
perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut
berdampak pada peningkatan manfaat bagi pelanggan dan juga shareholder.

Balanced Scorecard (BSC) memberi perusahaan elemen yang dibutuhkan untuk berpindah dari


paradigma “selalu tentang finansial” menuju model baru yang mana hasil Balanced
Scorecard (BSC) menjadi titik awal untuk review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi
yang dimiliki. Balanced Scorecard (BSC) akan menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang berimbang. Balanced
Scorecard (BSC) bisa dikatakan sebagai alat ukur yang paling sederhana dalam perusahaan,
sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah informasi yang
disajikan terbatas dan kurang akurasi. Sehingga tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa
mempengaruhi performa perusahaan. Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah,
atau kejadian di momen-momen tertentu.

 Dalam praktiknya, BSC juga harus dapat memenuhi empat perspektif penting, yaitu proses
bisnis internal, keuangan, pelanggan, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Berikut ini
penjelasannya.

Perspektif Keuangan

Perspektif yang satu ini tentunya sangat berkaitan dengan pengeluaran dan pemasukan suatu
perusahaan. Artinya, sebuah perusahaan harus mampu mengelola keuangannya secara baik
supaya bisa memastikan kondisi finansialnya tetap stabil. Pengelolaan finansial yang dimaksud
di sini berkaitan erat dengan biaya produksi, biaya operasional, biaya tenaga kerja, biaya bahan
baku, dan keuangan yang diperoleh dari penjualan. 

Oleh karenanya, perusahaan harus mencatat pemasukan dan pengeluarannya secara jelas dan
runtut. Dengan demikian, laju pertumbuhan keuangan pun dapat dipantau dengan baik oleh
perusahaan. Adapun tiga tolok ukur yang diaplikasikan dalam perspektif keuangan, antara lain: 

 Pertumbuhan yang diperoleh dari pertambahan selama proses bisnis berjalan

 Pengoptimalan strategi investasi dan penurunan aset yang menuju ke arah peningkatan
pendapatan

 Berusaha meningkatkan produktivitas kerja atau menurunkan biaya produksi


Perusahaan dapat menjadikan tiga tolok ukur di atas sebagai pedoman dalam menjalankan
usahanya. Di sisi lain, penerapan indikator tersebut juga dapat membantu pemilik bisnis untuk
mengetahui ada di tahap manakah perusahaannya saat ini berada.

Perspektif Pelanggan
Jika merujuk pada perspektif pelanggan, suatu perusahaan harus terlebih dahulu menentukan
siapa pelanggan atau segmen pasar yang hendak ditargetkan. Setelah itu, pihak manajemen dapat
menentukan alat untuk mengukur kinerja setiap unit operasional di perusahaan—sebagai upaya
guna memastikan target finansial yang telah ditetapkan dapat dicapai. 

Dalam mencapai kinerja keuangan terbaik dalam jangka panjang, setiap unit tentunya harus
dapat menciptakan jasa atau produk berkualitas yang dapat memuaskan pelanggan. Pasalnya,
suatu layanan jasa atau produk dikatakan berkualitas baik hanya jika dapat memberikan manfaat
yang tinggi. Pengukuran perspektif pelanggan sendiri terbagi jadi dua kelompok, yakni customer
value proposition dan core measurement group. 

Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif ini, perusahaan perlu mengukur seberapa besar sinergi setiap unit kerjanya.
Maka dalam penerapannya, pemilik usaha pun harus rajin mengamati kondisi internal
perusahaannya. Mereka harus memastikan bahwa kegiatan operasional di perusahaan telah
dijalankan sesuai peraturan atau metode manajemen yang ditetapkan.  

Selain itu, untuk menghasilkan proses bisnis internal yang baik, perusahaan wajib memastikan
bahwa setiap karyawan memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai bidang masing-masing. 

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Karyawan menjadi salah satu aspek yang mendukung keberhasilan perspektif pelanggan dan
keuangan. Maka dari itu, pihak manajemen perlu menerapkan prosedur dan sistem kerja yang
tepat untuk mengontrol internal perusahaan. Adapun tiga tolok ukur yang dipakai dalam
perspektif ini adalah sebagai berikut.

 Kemampuan atau kapabilitas karyawan 

 Kapabilitas dalam mengelola sistem informasi

 Dorongan, garis tanggung jawab, dan motivasi

Anda mungkin juga menyukai