Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK IV

ORGANISASI & MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


BALANCED SCOREDCARD

OLEH:
WD. YUNI . M . USA / 101414453013
HENDI TRI MEDIANTO / 101414453047
YUNIARTI / 101414453049

FAKULTAS

KESEHATAN MASYARAKAT

MINAT STUDI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014

DAFTRA ISI

A. Definisi Balanced Scorecard ................................................................

B. Manfaat Balanced Scorecard ...............................................................

C. Kelebihan Balanced Scorecard ............................................................

D. Komponen-Komponen Balanced Scorecard ........................................

Kesimpulan ................................................................................................

14

A. Definisi Balanced Scorecard


Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja
perusahaan yang menyeimbangkan empat perspektif pengukuran yaitu:
Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal
serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Dalam

pengukuran

terhadap

keempat

perspektif

tersebut,

keseimbangan antara Scorecard dari masing-masing perspektif dapat


menentukan peningkatan kinerja yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan
karena peningkatan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran akan
mendorong peningkatan kinerja perspektif proses bisnis internal dan
perspektif costomer yang akan mendorong kinerja keuangan perusahaan
secara keseluruhan sehingga terjadi pelipatgandaan kinerja perusahaan.
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton, definisi Balanced
Scorecard adalah Ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran kinerja
masa depan. Kinerja perusahaan diukur dari 4 perspektif, yaitu perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Sementara, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997), dalam
SonyYuwono

(2006:8)

mendefinisikan

Balanced

Scorecard

adalah

Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinerja unit bisnis


berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran.

Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000, p8), Balanced


Scorecard adalah suatu sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang
secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada
manajer tentang kinerja bisnis. Kaplan dan Norton telah memperkenalkan
Balanced Scorecard pada tingkat organisasi enterprise.
Dari beberapa pemaparan definisi di atas, kelompok pembahas dapat
memberikan kesimpulan balanced scoredcard adalah titik pandang penilaian
sebuah organisasi yang melihat dari segi keuangan, segi pelanggan, segi
proses melakukan sesuatu kegiatan di dalam organisasi.
Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard sebagai
sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang dan
menghasilkan proses manajemen seperti:
1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.
2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran
strategis
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai
inisiatif strategis.
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

B. Manfaat Balanced Scorecard


Kaplan dan Norton (1992) mengusulkan Balanced Scorecard sebagai
solusi dalam menyelesaikan suatu masalah di organisasi yaitu sebagai berikut:

1.

Mencoba menyeimbangkan alat ukur konvension lama yang berdimensi


keuangan

dengan

dimensi-dimensi

baru

yang mencakup

aspek

pelanggan, proses bisnis internal, dan proses belajar yang berkembang.


2.

Penggunaan BSC sebagai suatu strategic management system yang


mampu mengatasi masalah defisiency dalam system tradisional, dengan
membantu manajer menemukan keterkaitan (link) antara strategi jangka
panjang perusahaan dengan aktifitas jangka pendeknya (Kaplan dan
Norton 1996).

3.

Penggunaan BSC memenuhi kebutuhan manajer karena menyajikan


secara bersama-sama dalam suatu laporan manajemen tunggal, banyak
elemen yang berbeda dari agenda konpetitif perusahaan dengan lebih
berorientasi pada pelangan, waktu respon yang lebih pendek,
peningkatan kualitas, menekankan team work, memperpendek waktu
peluncuran produk baru dan pengelolaan jangka panjang.

4.

BSC memungkinkan manajer memandang bisnis dalam empat perspektif,


yaitu:
a. perspektif keuangan,
b. perspektif proses bisnis internal,
c. perspektif pelanggan,
d. perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton,
1992).

C. Kelebihan Balanced Scoredcard


Gunawan (2000) mengemukakan keunggulan Balanced scorecard
dalam konsep pengukuran kinerja yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Komprehensif
Sebelum

konsep

Balanced

Scorecard

ditemukan,

perusahaan

beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling


tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah keberhasilan Balanced
Scorecard, para eksekutif perusahaan baru menyadari output yang
dihasilkan oleh perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari
tiga perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan
pembelajaran pertumbuhan. Dengan adanya perluasan pengukuran ini
diharapkan

manfaat

yang

diperoleh

oleh

perusahaan

adalah

pelipatgandaan keuangan di jangka panjang dan meningkatkan


kemampuan perusahaan untuk memasuki arena bisnis yang kompleks.
2. Koheren:
Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan
sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam
perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam
perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan
sasaran keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Seimbang:
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam empat perspektif
meliputi jangka pendek dan panjang berfokus pada faktor internal dan

eksternal. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin


dengan selarasnya scorecard personal staf dengan scorecard perusahaan
sehingga setiap personal yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab
untuk memajukan perusahaan.
4. Terukur:
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya
keyakinan bahwa if we can measure it, we can manage it, if we can
manage it, we can achieve it. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti
pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat dikelola
sehingga dapat diwujudkan.
Balanced Scorecard sebagai pengukur kinerja memiliki kelebihan
sebagai berikut ( Suwardi Luis, 2008:48)
1.

BSC dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi di


antara para stakeholders dari sebuah organisasi, yaitu pihak manajemen,
karyawan, para pemegang saham, pelangan, dan komunitas lingkungan.
Dengan menggunakan BSC, para stakeholders dapat melakukan review
terhadap strategi dan pencapaiannya dengan menggunakan bahasa yang
sama. (Dengan itu mereka dapat mengatasi hambatan pada visi.)

2.

BSC memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama


yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk benda fisik
(tangible asset) maupun berupa benda non-fisik (intangible asset).
Sementara konsep perencanaan strategi lain pada umumnya hanya

terbatas pada hal-hal yang bersifat tangible. (Dengan demikian mereka


dapat mengatasi hambatan pada manajemen)
3.

BSC dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi (performance).


Konsep perencanaan strategi lain hanya terfokus pada membangun
strategi dan berhenti setelah strategi itu selesai di bangun, sedangkan
BSC memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang di
bangun dengan proses pelaksanaannya.

4.

BSC memiliki konsep sebab akibat. Dengan demikian para pelaku


strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan
sukses, hal itu akan membuahkan hasil tertentu dan akan terkait dengan
strategi lainnya. Sebaliknya, bila tak tercapai, hal itu pada gilirannya
akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya. Hubungan sebab akibat
ini secara tidak langsung dapat menguatkan kerja sama dalam organisasi
dan mendorong mereka untuk berada dalam satu payung yang sama
dalam rangka mencapi tujuan organisasi. (Dengan demikian mereka
dapat mengatasi hambatan pada pelaku dan menajemen)

5.

BSC dapat membantu proses penyusunan angaran tahunan, organisasi


depat menggunakan BSC sebagai titik tolak. Dari BSC kita dapat
mengetahui kegiatan apa saja yang haru dilakukan oleh organisasi guna
mencapai target-targetnya, yang meliputi aktivitas sehari-hari sampai
dengan proyek-proyek khusus. Kemudian bagi kegiatan-kegiatan itu
dapat dihitung keperluan dananya dan dimasukkan ke dalam anggaran.
(Dengan demikian mereka dapat mengatasi hambatan pada sumber daya
dan manajemen).

D. Komponen-Komponen Balanced Scorecard


Balanced Scorecard menunjukkan adanya metode pengukuran
kinerja yang menggabungkan antara pengukuran keuangan dan non keuangan
(Kaplan dan Norton, 1996: 47). Ada empat perspektif kinerja bisnis yang
diukur dalam Balanced Scorecard, yaitu:
1.

Perspektif Keuangan
Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing
tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton (2000) dibedakan
menjadi tiga tahap:
1) Growth (Berkembang)
Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus
kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat
pertumbuhan yang sama sekali atau paling tidak memiliki potensi
untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan
seorang manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu
produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas
produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,
infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan
global, serta mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan.
2) Sustain Stage (Bertahan)
Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana perusahaan
masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mempersyaratkan
tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam tahap ini perusahaan

berusaha

mempertahankan

pangsa

pasar

yang

ada

dan

mengembankannya apabila mungkin. Investasi yang dilakukan


umumnya

diarahkan

mengembangkan

untuk

kapasitas

menghilangkan

dan meningkatkan

kemacetan,
perbaikan

operasional secara konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi


bertumpu pada strategi-strategi jangka panjang. Sasaran keuangan
tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas
investasi yang dilakukan.
3) Harvest (Panen)
Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana
perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka.
Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya
untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan
ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke
perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash flow
maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.
2.

Perspektif Proses Bisnis Internal


Dalam perspektif ini kita mencoba untuk mengidentifikasi proses
bisnis yang tengah berjalan dan kemungkinan untuk peningkatan kinerja
proses bisnis ataupun penciptaan proses baru. Ukuran yang sering
digunakan adalah tingkat kecepatan respons, waktu pelayanan, dan lainlain.

10

3.

Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perusahaan mengidentifikasi segmen pasar di
mana perusahaan akan berkompetisi. Ukuran yang sering dipakai adalah
customer satisfaction, customer retention, new customer aqcuisition,
customer profitability, dan lain-lain.

4.

Perspektif Inovasi
Perspektif ini juga sering disebut sebagai learning and growth.
Dalam perspektif ini yang menjadi sorotan adalah kinerja di masa
mendatang dan faktor-faktor yang mendukungnya. Kalau ketiga
perspektif terdahulu mengidentifikasi tujuan perusahaan di masa depan,
maka di perspektif ini dijabarkan kemampuan organisasi seperti apa yang
mampu mendukung tujuan yang telah ditetapkan. Ukuran yang sering
dipakai misalnya tingkat kepuasan karyawan, jumlah usulan oleh
karyawan, dan lain-lain.
Konsep BSC didasarkan pada asumsi bahwa efisiensi penggunaan
modal investasi tidak lagi menjadi penentu tunggal untuk keunggulan
kompetitif, tapi faktor seperti modal intelektual, penciptaan pengetahuan
atau orientasi pelanggan yang sangat baik menjadi lebih penting. BSC
digunakan untuk berkomunikasi dan mengkoordinasikan deskripsi
strategi bisnis. Kesenjangan antara perencanaan strategis dan operasi bisa
dijembatani dan pencapaian jangka panjang dari tujuan strategis dijamin
dengan aplikasi yang konsisten dan perumusan strategi bisnis yang
sebelumnya ditetapkan dalam empat perspektif BSC. (Figge, Hahn,
Schaltegger, dan Wagner, 2002)

11

Dengan adanya konsep Balanced Scorecard akan terus memelihara


arah dan kemajuan perusahaan sesuai dengan apa yang menjadi visi dan
misi organisasi. Selain itu Balanced Scorecard akan membantu
perusahaan dalam menyelaraskan tujuan dengan satu strategi yang ingin
diterapkan, karena Balanced Scorecard membantu mengeliminasi
berbagai macam strategi manajemen puncak yang tidak sesuai dengan
strategi karyawan dengan cara membantu karyawan untuk memahami
bagaimana peran serta mereka dalam rangka peningkatan kinerja
perusahaan secara keseluruhan. (Ciptani, 2000)
Banyak perusahaan menerapkan konsep balanced scorecard untuk
meningkatkan kinerja sistem pengukuran. Mereka mencapai hasil yang
nyata, tetapi terbatas. Mengadopsi konsep tersebut memberikan
klarifikasi, konsensus, dan fokus pada peningkatan kinerja yang
diinginkan. Baru-baru ini, kita telah melihat perusahaan memperluas
penggunaan balanced scorecard, menggunakan itu sebagai dasar dari
suatu

sistem

manajemen

strategi

terpadu.

Banyak

perusahaan

menggunakan scorecard untuk:


a.

Mengklarifikasi dan memperbaharui strategi.

b.

Mengkomunikasikan strategi ke perusahaan.

c.

Menyelaraskan tujuan masing-masing unit dan individu dengan


strategi

d.

Menghubungkan tujuan strategis untuk target jangka panjang dan


budget tahunan.

e.

Mengidentifikasi dan menyelaraskan gagasan strategi

12

f.

Melakukan tinjauan kinerja secara berkala untuk mempelajari dan


meningkatkan strategi.
Balanced

scorecard

memungkinkan

perusahaan

untuk

menyesuaikan proses manajemen dan seluruh organisasi berfokus pada


pelaksanaan strategi jangka panjang. Pada National Insurance, scorecard
menyediakan CEO dan manajernya dengan kerangka kerja terpusat,
mereka dapat merancang ulang setiap bagian dari sistem manajemen
perusahaan. Dan karena hubungan sebab akibat yang melekat dalam
scorecard, perubahan dalam satu komponen sistem yang diperkuat
perubahan sebelumnya yang dibuat di tempat lain. Oleh karena itu, setiap
perubahan yang dilakukan selama periode 30 bulan ditambah dengan
momentum yang membuat organisasi bergerak maju dalam arah yang
telah disepakati.
Tanpa balanced scorecard, kebanyakan organisasi tidak dapat
mencapai visi dan tindakan yang sama secara konsisten sebagai usaha
mereka untuk mengubah arah dan memperkenalkan strategi dan proses
baru. Balanced scorecard memberikan kerangka kerja untuk mengelola
pelaksanaan strategi sementara juga memungkinkan strategi itu sendiri
untuk berkembang sebagai respon terhadap perubahan dalam pasar
kompetitif perusahaan,, dan lingkungan teknologi. (Kaplan dan Norton,
1996)

13

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat kami tarik adalah
sebagai berikut:
1.

Sementara, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997), dalam


SonyYuwono

(2006:8)

mendefinisikan

Balanced

Scorecard

adalah

Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinerja unit bisnis


berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran
Dari beberapa pemaparan definisi di atas, kelompok pembahas dapat
memberikan kesimpulan

balanced scoredcard adalah titik pandang

penilaian sebuah organisasi yang melihat dari segi keuangan, segi


pelanggan, segi proses melakukan sesuatu kegiatan di dalam organisasi
2.

Adapun manfaat Balanced Scorecard menurut Kaplan dan Norton (1992)


sebagai solusi dalam menyelesaikan suatu masalah di organisasi yaitu
sebagai berikut:
a. Mencoba menyeimbangkan alat ukur konvension
b. Penggunaan BSC sebagai suatu strategic management system
c. Penggunaan BSC memenuhi kebutuhan manajer karena menyajikan
secara bersama-sama dalam suatu laporan manajemen
d. BSC memungkinkan manajer memandang bisnis dalam empat
perspektif, yaitu:
1) perspektif keuangan,

14

2) perspektif proses bisnis internal,


3) perspektif pelanggan,
4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton,
1992)
3.

Gunawan (2000) mengemukakan keunggulan Balanced scorecard dalam


konsep pengukuran kinerja yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Komprehensif
b. Koheren
c. Seimbang
d. Terukur

15

DAFTAR PUSTAKA

Hendricks, K. et.all. 2000. The Balance Scorecard: To adopt or not to adopt,


Invey Business Journal, www.iveybusinessjournal.com
Ciptani, Monika Kussetya. 2000. Balanced Scorecard sebagai Pengukuran
Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Vol. 2 No. 1.
Gunawan, Barbara, 2000, Menilai Kinerja Dengan Balanced Scorecard,
Manajemen, No 145, September, Halaman 36-40.
Yuwono, Sony, et al. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2006
Teguh S.Pambudi , 2010, Riding the wave Strategi Andal Menaklukkan Industri
Software Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
Figge, F., Hahn, T., Schaltegger, S., Wagner, & Marcus. (2002). The
Sustainability Balanced Scorecard-Linking Sustainability Management to
Business Strategy. Business Strategy and the Environment, 11, 269-284
Luis, Suwardi, dan Biromo, Prima. A. 2008. Step by Step in Cascading Balanced
Scorecard to Functional Scorecards. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

16

Anda mungkin juga menyukai