Anda di halaman 1dari 44

Balanced Scorecard

dalam Perspektif Kebijakan Publik

Sudarto
Pusdiklat Jemenhan Badiklat Kemhan

Jakarta Juli 2017


Kelemahan SWOT
1. Visi dan misi serta ukuran keberhasilan organisasi tidak ditetapkan
secara jelas dan tegas atau tidak digunakan dalam mengidentifikasikan
peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki organisasi;
2. Data dan informasi yang digunakan kurang lengkap, kurang spesifik dan
kurang akurat, sehingga dalam perumusan faktor strategisnya tidak fokus.
3. Analisis lebih ditekankan kepada kecanggihan metode dan bukan
kepada filosofi, kesungguhan dalam melakukan analisis serta kegunaan hasil
SWOT itu sendiri;
4. Terlalu beragamnya pendekatan analisis yang dikenal dan ditawarkan,
tetapi relatif sedikitnya referensi dan bahan bacaan yang komprehensif ;
5. Pemberian bobot dan peringkat diatur sedemikian rupa untuk
menempatkan organisasi pada posisi yang diinginkan atau tidak
digunakan dengan semestinya.
Pengertian BSC
“Tujuan dan pengukuran dalam Balanced
Scorecard bukan hanya penggabungan dari
ukuran-ukuran keuangan dan non-keuangan
yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu
proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi
dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan
strategi tersebut harus diterjemahkan dalam
tujuan dan pengukuran yang lebih nyata”.
Teuku Mirza, (1997: 14)
Pengertian BSC
• Kaplan dan Norton menyatakan bahwa
• Balanced Scorecard terdiri dari kartu
skor (scorecard) dan berimbang
(balanced).
• Kartu skor adalah kartu yang digunakan
untuk mencatat skor hasil kinerja
seseorang.
Pengertian BSC
• Kata berimbang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa :
• Kinerja personel diukur secara berimbang
dari dua aspek:
1. keuangan dan nonkeuangan,
2. jangka pendek dan jangka panjang,
3. intern dan ekstern.
Pengertian BSC
merupakan suatu metode penilaian yang mencakup
empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan,
yaitu :
1. Perspektif Keuangan,
2. Perspektif Pelanggan,
3. Perspektif Proses Bisnis Internal, Dan
4. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan”.

Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1997:7)


Konsep Dasar BSC….1
• Balanced scorecard mengakomodasi dua perspektif penting
dalam strategi organisasional, yaitu perspektif resources
based view (Barney, 1991) dan stretching and leveraging
( Hamel & Prahalad, 1994).
• Perspektif Resources Based View menekankan bahwa
strategi dalam mengembangkan organisasi melalui upaya
konsolidasi sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki organisasi.
• Perspektif Stretching and Leveraging berpandangan
bahwa kekuatan visi berperan penting dalam pengembangan
organisasi, sehingga mendorong upaya melipatgandakan
kesejahteraan pemegang saham.
• Aspek non-finansial mendapatkan perhatian karena
dasarnya peningkatan kinerja keuangan berasal dari
aspek non-finansial yaitu peningkatan efektivitas
proses bisnis, komitmen organisasi dan kepercayaan
pelanggan terhadap produk,
• Dalam balanced scorecard, terdapat empat
perspektif yang berbeda dari suatu aktivitas
perusahaan yang dapat dievaluasi, yaitu:
• Perspektif Finansial,
• Perspektif Pelanggan,
• Perspektif Proses Bisnis Internal,
• Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Keunggulan Balanced Scorecard
1. Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya terbatas pada keuangan meluas
ketiga perspektif lain yaitu: pelanggan, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel membangun hubungan sebab akibat (causal
relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh masing-masing
perspektif. Dengan kekoherenan tersebut personel dimotivasi untuk mencari inisiatif strategik
yang mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di keempat perspektif yaitu
perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis intern dan pembelajaran & pertumbuhan.
3. Seimbang
Keseimbangan disini adalah seimbang antara perspektif keuangan dengan non keuangan,
jangka panjang dan jangka pendek, intern dengan ekstern.

4. Terukur
Balanced Scorecard mengukur sasaran strategik diperspektif non keuangan yang merupakan
sasaran yang tidak mudah diukur, namun dengan pendekatan Balanced Scorecard sasaran
diketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola.
Kelemahan BSC
1. Tolak ukur kinerja harus konsisten dengan
strategi perusahaan, karena bila tolak ukur
tidak konsisten dengan strategi perusahaan,
karyawan akan merasakan bekerja saling
tumpang tindih.
2. Balanced Scorecard seharusnya tidak
mempunyai banyak tolok ukur kinerja, karena
terlalu banyak tolok ukur mengakibatkan
kurang fokus dan membingungkan
Manfaat BSC
1. Mengklarifikasikan dan menghasilkan konsensus mengenai
strategi
2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan
strategi perusahaan
4. Mengaitkan berbagai tujuan strategis dengan sarana jangka
panjang dan anggaran tahunan
5. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan
sistematik
7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari
dan memperbaiki strategi.
MANFAAT BSC BAGI 0RGANISASI
1. BSC meningkatkan keterkaitan antar fungsi organisasi dan
memfokuskan pada perubahan yang diinginkan;
2. BSC memfokuskan pada ukuran keberhasilan yang utama;
3. BSC berkaitan dengan sistem evaluasi kinerja;
4. BSC meningkatkan efisiensi organisasi;
5. BSC memperbaiki komunikasi, khususnya internal organisasi;
6. BSC mengurangi resiko dengan sistem monitoring yang
sangat akurat;
7. BSC dapat membantu penyusunan anggaran dengan
mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan melalui
target-target yang ditetapkan.

12
Manfaat BSC ……………..
8. BSC menggambarkan visi masa depan organisasi dan
menempatkan strategi pada pusat perhatian;
9. BSC dengan konsep keterkaitan/hubungan kausal dapat
mensinergikan keseluruhan unit kerja dalam organisasi
mencapai strategi;
10. Dengan peta strategi, BSC memetakan semua faktor utama
organisasi, termasuk yang intangeble;
11. BSC dapat menjembatani antara Renstra dengan Manja melalui
KPI (key performance indicators), bukan sekedar membantu
penyusunan strategi (Renstra), namun dapat memonitor
pencapaian strategi;
12. Sebagai alat manajemen, BSC mengkomunikasikan strategi
diantara para pelanggan organisasi (internal & eksternal),
diantaranya dengan ‘strategy map’ (peta strategi);
13
BSC Outcome Kinerja
• Robertson, 2002 dalam Mahmudi “Manajemen
Kinerja Sektor Publik” (2007:8) menyatakan
pengukuran kinerja merupakan suatu proses
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan
barang dan jasa, kualitas barang dan jasa,
perbandingan hasil kegiatan dan target, serta
efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
ELEMEN POKOK DALAM PENGUKURAN KINERJA
(Mahsun ,2006:26)

1. menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi


organisasi
2. merumuskan indikator dan ukuran kinerja
3. mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan
sasaran-sasaran organisasi
4. evaluasi kinerja (feedback penilaian
kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja
1. faktor personal/individual, meliputi : pengetahuan, keterampilan (skill),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu
2. faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team
leader
3. faktor tim meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim
4. faktor sistem, meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja
dalam organisasi
5. faktor kontekstual (situasional) meliputi : tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal
Faktor Utama untuk Kinerja
• Faktor utama yang mempengaruhi kinerja
pegawai adalah faktor kemampuan (ability)
dan faktor motivasi (motivation).
• Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis
dalam Mutaqien (2006) yang merumuskan :
a. Human Performance = Ability + Motivation
b. Ability = Knowledge + Skill
c. Motivation = Attitude + Situation
Perspektif Pelanggan
Mengidentifikasikan dan mendefinisikan
pelanggan dan segmen pasarnya

Mampu membuat suatu segmentasi


pasar dan menentukan target pasarnya

Sasaran strategik dari perspektif


pelanggan

Kepercayaan pelanggan

Kecepatan Pelayanan dan Kualitas


Hubungan
Perspektif Keuangan
Keunggulan di bidang
keuangan = Laba

Menguasai Sumberdaya

Mewujudkan 3 perspektif
lainya
Perspektif Proses Bisnis
Memilih proses dan kompetensi yang
Menjadi unggulannya

Menentukan ukuran-ukuran untuk menilai


Kinerja proses dan kompetensi tsb

Strategi : Meningkatnya kualitas pelayanan

Strategi : Komputerisasi proses pelayanan


Tiga proses bisnis Utama
Kaplan dan Norton (2000:83)
1. INOVASI.
• Tolok ukur yang digunakan adalah besarnya produk-produk baru, lama waktu
untuk mengembangkan suatu produk, besarnya biaya, banyaknya produk baru
yang berhasil dikembangkan.
2. PROSES OPERASI.
• Tahapan ini merupakan tahapan di mana perusahaan berupaya untuk memberikan
solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
• Tolok ukur yang digunakan antara lain Service Cycle Efectiveness (SCE), tingkat
kerusakan produk pra-penjualan, banyaknya bahan baku terbuang , penyimpangan
biaya produksi aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi per
kegiatan produksi.
3. PROSES PENYAMPAIAN PRODUK ATAU JASA PADA PELANGGAN.
• Aktivitas penyampaian produk atau jasa pada pelanggan meliputi pengumpulan,
penyimpanan dan pendistribusian produk atau jasa serta layanan purna jual.
Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran
• difokuskan untuk terus melakukan perbaikan dan
menambah nilai bagi pelanggan dan
stekeholdernya.
• Sasaran dan tujuan yang ditetapkan pada perspektif
ini akan berpengaruh terhadap perspektif lainnya.
Beberapa sasaran atau tujuan untuk perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran ini antara lain
peningkatan pengetahuan dan keterampilan
pegawai atau kemampuan pegawai serta
peningkatan motivasi pegawai.
• Tiga kategori utama untuk perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran adalah
1) Kemampuan karyawan
2) kemampuan sistem informasi
3) motivasi, penguasaan wewenang dan pengajaran.
• Berdasarkan ketiga kategori utama tersebut
maka kualitas suatu pelayanan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan karyawan,
motivasi, serta kemampuan informasi,
Keseimbangan sasaran-sasaran strategis yang
ditetapkan dalam perencanaan strategis
BSC dalam kerangka manajemen strategik
Manajemen strategik adalah pola pengelolaan strategi organisasi jangka
pendek dan panjang.

Terdiri dari 4 langkah utama dalam menciptakan masa depan organisasi :

1. Perencanaan jangka panjang (long-range profit planning), terdiri :


• perumusan strategi
• perencanaan strategi
• penyusunan program
2. Perencanaan laba jangka pendek (short range profit planning)
3. Implementasi
4. Pemantauan
Perkembangan Peranan Balanced Scorecard dalam Sistem
Manajemen Strategik
Sistem manajemen strategik dalam Sistem manajemen strategik dalam
manajemen tradisional manajemen kontemporer
• Hanya berfokus pada • Mencakup perspektif yang komprehensif
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,
perspektif keuangan. dan pembelajaran /pertumbuhan
Sistem perencanaan yang • Koheren membangun hubungan sebab
akibat diantara berbagai sasaran strategis
mengandalkan pada yang dihasilkan dalam perencanaan strategis
anggaran tahunan. • Terukur semua sasaran strategis
ditentukan ukurannya baik untuk sasaran
• Sistem perencanaan strategis perspektif keuangan maupun
menyeluruh yang tidak perspektif non keuangan

koheren • Seimbang keseimbangan sasaran


strategis yang dihasilkan oleh sistem
• Perencanaan jangka panjang perencanaan strategis penting untuk
menghasilkan kinerja keuangan jangka
yang tidak bersistem panjang
ya
s,
wa
n
ktu

pertumbuhan
res
ket
pon
ers
Pembelajaran dan

,Kep
edi
• uas
ROI
bia
aan
an,l
(Re
ya,
sist
Proses Internal
oya
tur
dan
em
• lita
n
info
pen
s
On
rm
gen
pas
Inv
Pelanggan
asi
ala
ar,
est
n
dan
me
pro
• nt)
por
duk
Keuangan
• si
EVA
bar
sah
(Ec
u
am
ono
perspektif BSC
mic
Val
Contoh dimensi pengukuran dari setiap
ue
Tahapan kerangka kerja BSC
Strategik aligment
• Cara mudahnya adalah menjabarkan visi, misi dan
strategi perusahaan menjadi beberapa strategy
goal. Ciri strategic goal yang baik adalah : berupa
tujuan objektif yang menjelaskan apa yang harus
dikerjakan dan juga berupa kumpulan target yang
menyampaikan apa yang diharapkan.
• Hasil akhir tahap ini adalah strategic goal, target
terukur yang diharapkan, dan divisi yang
bertanggung jawab untuk mencapai setiap strategic
goal
Strategic Areas
• Banyaknya strategic goal yang dihasilkan pada tahap strategic
alignment dapat mengaburkan visi dan misi dari perusahaan. Untuk
itu kita memerlukan strategic areas untuk membatasi perusahaan
supaya tidak mengejar tujuan yang terlalu banyak.
• Strategi adalah pilihan, jadi pada tahap ini ditentukan mana yang
menjadi fokus utama perusahaan dan yang bukan.
• Strategic areas merupakan beberapa hal yang menjadi area utama
untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan. Strategic areas ini
bisa kita dapatkan dengan mengelompokkan strategic goal menjadi
satu generalisasi area.
• Hasil dari tahap ini berupa pemetaan beberapa strategic goal ke
dalam satu strategic areas dan pemetaan strategic areas ke dalam
perspektif balanced scorecard yang sesuai.
Strategy Grid
• Setelah target-target ditentukan dan area tujuan strategi telah
didefinisikan, pada tahap ini akan dilihat pengaruh indikator
leading – lagging antar strategic areas yang ada.
• Leading menunjukkan bahwa suatu strategic area dicapai setelah
strategic area lainnya dijalankan.
• Sedangkan strategic area yang perlu dijalankan ini disebut lagging.
• Jadi satu strategic area bisa saja menjadi leading sekaligus lagging
bagi strategic area yang berbeda.
• Pada tahap ini dihasilkan sebuah strategy map, yaitu peta yang
menunjukkan hubungan indikator leading – lagging antar strategic
area yang ada. Dengan adanya strategy map ini, penentuan waktu
realisasi strategi yang telah disusun dapat lebih efektif dan efisien.
Company Scorecard
• Hasil akhir dari penerapan metode balanced
scorecard ini adalah sebuah acuan penilaian
kinerja yang terukur.
• Company scorecard merupakan sebuah kartu
penilaian bagi perusahaan dilihat dari proses
pencapaian target yang telah dilaksanakan.
• Penyusunan company scorecard, dapat dilakukan
dengan menggabungkan hasil yang didapat dari
tahap strategic areas dan strategy grid.
BSC dalam Organisasi
• Balanced Scorecard membantu organisasi untuk
menghadapi dua masalah fundamental: mengukur
performa organisasi secara efektif dan
mengimplementasikan strategi dengan sukses.
• Mengimplementasikan strategi secara efektif menjadi
permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat
pembatas implementasi strategi di organisasi:
1. pembatas visi,
2. pembatas orang,
3. pembatas sumberdaya, dan
4. pembatas manajemen.
Konsep keseimbangan Balanced Scorecard

1. Keseimbangan antara indikator


keberhasilan finansial dan non finansial.
• Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat
untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran
performa finansial dengan
menyeimbangkannya dengan pemicu lain
untuk performa yang mengacu ke masa
depan.
Keseimbangan antara konstituen internal dan
eksternal dari organisasi.
• Shareholder dan pelanggan merepresentasikan
konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard,
sementara karyawan dan proses internal
merepresentasikan konstituen internal.
• Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan
kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi
kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif
mengimplementasikan strategi.
Keseimbangan antara indikator performa
lag dan lead
• Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu.
Contohnya kepuasan pelanggan atau revenue. mereka semua punya
daya prediktif yang lemah.
• Indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada
pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas
proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa
merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan.
• Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan
lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan
mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator
lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek
namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak
pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992,
“Balanced Scorecard – Measures That Drive
Performance”.
• Perspektif BSC
Visi - Misi - Strategi
• Visi menunjukkan apa yang ingin dicapai organisasi,
apa yang penting untuk keberhasilannya, dan mana
faktor penentu keberhasilan yang membuatnya unik.
Standar, nilai, dan prinsip juga merupakan bagian dari
visi organisasi.
• Misi organisasi memuat identitas organisasi dan
menunjukan alasan keberadaan organisasi tersebut :
mengapa, sejauh apa, dan untuk siapa organisasi itu
ada? Apa tujuan akhir dan fungsi utamanya?
Kebutuhan dasar apa yang disediakan organisasi, dan
siapa pihak berkepentingan
Strategi
• Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-
citakan di dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek
dan jangka panjang.
LANGKAH PENYUSUNAN BSC

Anda mungkin juga menyukai