Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ibnu Fajar Octaviano Manurung

Nim : 190221100187
Matkul : Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Resume
Alat Pengukuran Kinerja Publik (BSC & Logic Frame Method)

Pengertian Kinerja
Menurut Rivai dan Basri, (2000:28) Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang secara keseluruhan selama jangka waktu tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standard hasil kerja, target atau sasaran, dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Moeheriono (2012:95), kinerja
atau performance adalah sebuah gambaran terkait tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
atau kebijakan dalam mencapai tujuan, target, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam
suatu perencanaan strategis suatu organisasi.

Tujuan Pengukuran Kinerja


Tujuan sistem pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2002: 122) adalah:

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dab bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.

Manfaat Pengukuran Kinerja


Menurut Mulyadi (2007:360) manfaat pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara
maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel seperti:
promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan
kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel.
4. Menyediakan umpan balik bagi personel mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja
mereka.
5. Menyediakan dasar bagi distribusi penghargaan.

Balance Scorecard (BSC)


Pengertian Balance Scorecard (BSC)
Balanced Scorecard menterjemahkan visi dan strategi organisasi kedalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen
strategis (Kaplan dan Norton 1996). Jika visi dan strategi dapat dinyatakan dalam bentuk tujuan
strategis, ukuran-ukuran dan target yang jelas, yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap
anggota organisasi, diharapkan setiap anggota organisasi dapat mengerti dan
mengimplementasikannya agar visi dan strategi organisasi tercapai.

Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi


dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional (Hansen dan Mowen 2003).
Sedangkan Menurut Munawir (2002 :437) mengemukakan pengertian balanced scorecard adalah
“Kartu Skor yang digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh seseorang
di masa depan dan untuk mecatat skor hasil kinerja yang sesungguhnya dicapai oleh seeorang”.

Keunggulan Balance Scorecard


Menurut Mulyadi (2001 :18) keunggulan balanced scorecard sebagai berikut :

1. Komprehensif,
Balanced scorecard memperluas yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang
sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain:
customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran pertumbuhan. Perluasan empat perspektif
tersebut menghasilkan manfaat, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan
jangka panjang, serta memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan yang kompleks.

2. Koheren,
Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat
(causal relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan
strategik.
3. Seimbang,
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik sangat
pentinguntuk menghasilkan kinerja keuangan jangka panjang.

4. Terukur,
Keterukan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik
menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
Balanced scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk diukur.

Logical Framework Analysis (LFA)


Pengertian dan Format Standar LFA
Menurut Ausguidline (2005), Logical Framework Analysis (LFA) adalah alat analisis,
presentasi dan manajemen yang dapat membantu perencana untuk menganalisis kondisi
eksisting, membangun hirarki logika dari tujuan yang akan dicapai, mengidentifikasi resiko
potensial yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dan hasil, membangun cara untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap tujuan (output) dan hasil (outcomes), menyajikan ringkasan
aktivitas suatu program serta membantu upaya pemantauan selama pelaksanaan implementasi
proyek. Teknik LFA memerlukan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam
suatu rencana/program untuk menentukan prioritas dan rencana implementasi.

Manfaat Kerangka Kerja Logis (Logical Framework)


Firkan Maulana menyatakan bahwa kerangka kerja logis (Logical Framework) memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tujuan dari program pembangunan yang dilaksanakan.


2. Untuk mengetahui hasil kerja program atau output dari pelaksanaan program pembangunan.
3. Untuk menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam program pembangunan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
4. Untuk melihat faktor-faktor di luar pengendalian atau pengaruh langsung dari asumsi-asumsi
penting pelaksanaan program pembangunan yang perlu diwaspadai demi keberhasilan
program pembangunan.
5. Untuk mengidentifikasi indicator-indikator objektif atau mengenai keberhasilan program
pembangunan yang dapat dinilai secara obyektif.
6. Sumber-sumber pembuktian mengenai data yang diperlukan untuk menilai keberhasilan
program pembangunan secara obyektif.
7. Untuk mengetahui perolehan dan jumlah sarana dan biaya yang diperlukan untuk mencapai
Hasil Kerja Program pembangunan.
8. Untuk mengetahui program-program apa yang layak dilaksanakan berdasarkan pengecekkan
akhir terhadap komponen-komponen program tersebut.

Anda mungkin juga menyukai