Kelompok 2
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering
digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok
individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut
mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target,
kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok
ukurnya.
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa
diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil
kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan elemen pokok suatu pengukuran
a. Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit) tentang apa yang
c. Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan
dan sasaran.
Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan
misi organisasi. Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi tersebut selanjutnya dapat
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal
pada penilaian kinerja secara langsung. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat
dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi. Indikator
kinerja dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama (critical success factors) dan
indikator kinerja kunci (key performance indicator). Faktor keberhasilan utama adalah
suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini
finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu tertentu. Faktor keberhasilan utama ini
harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi. Sedangkan
indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai
ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial untuk
melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh
Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran
strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang
telah ditetapkan. Analisis antara hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja ini
berarti pelaksanaan kegiatan belum berhasil mencapai indikator dan ukuran kinerja
mencapai atau sama dengan indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan.
nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai
dengan skala pengukuran tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback
a. Feedback
Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau
pegelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Selain itu,
hasil ini pun bisa dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap
bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi. Kriteria yang
digunakan untuk menilai kemajuan organisasi ini adalah tujuan yang telah
kinerja ini. Informasi kinerja juga membantu menilai keberhasilan manajemen atau
yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Indikator dan ukuran kinerja finansial dan
nonfinansial untuk target-target operasional tertentu memberikan garis pedoman bagi manajemen
menengah dan bawah. Review hasil aktual dengan ukuran yang ditetapkan memberikan masukan
untuk diambilnya tindakan korektif untuk perbaikan dan peningkatan kinerja selanjutnya
(feedback).
Pengukuran kinerja harus didasarkan pada karakteristik operasional organisasi. Hal ini
terutama diperlukan untuk mendefinisikan indikator dan ukuran kinerja yang digunakan. Suatu
pengukuran kinerja yang didasarkan atas karakteristik operasional ini antara lain bermanfaat untuk
tradisional terhadap pengukuran kinerja organisasi sering hanya menekankan pada minimisasi
biaya (input). Sistem pengukuran kinerja modern selain menilai input dan output juga menilai
tingkat fleksibilitas organisasi melayani pelanggan. Pengukuran kinerja menjadi lebih luas
Menurut Lohman (2003) terdapat aspek-aspek pokok yang harus dipertimbangkan dalam
1. Sumberdaya
a) Biaya
b) Assets
2. Output
a) Keuang an
b) Waktu
c) Kualitas
3. Fleksibilitas
a) Fleksibelitas volume
b) Fleksibelitas pengiriman
c) Fleksibelitas campuran
ukuran penilaian kinerja yang lebih luas, tidak hanya tingkat laba, tidak hanya efisiensi dan juga
tidak hanya ukuran finansial. Pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek-aspek
antara lain:
1. Kelompok masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
2. Kelompok proses adalah ukuran kegiataan, baik dari segi kecepatan, ketepatan,
3. Kelompok keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu
4. Kelompok manfaat adalah segala sesuatu yang berkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiataan.
5. Kelompok dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik posistif maupun negative.
Menurut BPKP (2000) cakupan pengukuran kinerja sektor publik harus mencakup item-item
berikut ini :
3. Kualitas: untuk memajukan standarisasi atas jasa yang diberikan maupun keefektifan
organisasi.
keputusan.
Berikut manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor
kinerja.
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi pelaksana yang telah
5. Menjadi alat komunikasi atarbawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja
organisasi.
Pengukuran kinerja pada organisasi bisnis lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
organisasi publik. Pada organisasi bisnis, kinerja penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan
cara, misalnya melihat tingkat laba yang berhasil diperolehnya. Sedangkan pada organisai sector
publik, pengukuran keberhasilannya lebih kompleks, karena hal-hal yang dapat diukur lebih
beraneka ragam dan kadang-kadang bersifat abstrak sehingga pengukuran tidak dapat dilakukan
hanya dengan menggunakan satu variabel saja. Misalnya, kepuasan akan pelayanan sosial belum
tergambar dengan memadai jika hanya diungkapkan dengan sati variabel saja, karena kepuasaan
Setiap organisasi akan melakukan serangkaian proses manajemen untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai. Proses manajemen tersebut terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan (leading), dan
pengawasan (controlling).
Kelima proses utama manajemen di atas terjadi di berbagai tingkat dalam suatu
organisasi dari tingkat manajemen puncak sampai dengan unit operasional terkecil. Sebuah
sistem pengendalian manajemen terdiri dari beberapa subsistem, namun masing-masing
subsistem tersebut tetap terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan informasi kepada
manajemen tentang pencapaian tujuan. Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
1) Pengendalian preventif.
2) Pengendalian operasional.
3) Pengendalian kinerja.
Pengukuran Implementasi
Kinerja
2. Penyusunan Program
Penyusunan program (programming) adalah proses pembuatan keputusan mengenai
program-program yang akan dilaksanakan organisasi dan taksiran jumlah sumber-sumber
yang akan dialokasikan untuk setiap program tersebut.
Penyusunan program meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:
a. Analisis usulam program baru.
b. Penelaahan program yang sedang berjalan.
c. Penyusunan sistem koordinasi program secara terpisah.
3. Penyusunan Anggaran
Apabila penyusunan program sudah dilaksanakan dan dirumuskan dala suatu sistem
formal yang komprehensif maka program-program ini selanjutnya digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan anggaran. Anggaran sektor publik yang efektif harus mencakup
aspek perencanaan, pengendalian, dan aspek akuntabilitas publik.
Critical Success Factors (faktor keberhasilan utama) adalah suatu area yang mengindikasikan
kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
a. Pertumbuhan ekonomi.
b. Laju inflasi.
c. Pendapatan per kapita.
d. Ketimpangan kemakmuran.
e. Pemerataan pendapatan.
f. Ketimpangan regional.
g. Angka melek huruf.
h. Angka usia harapan hidup.
L. Akuntabilitas Kinerja
Dalam pengertian yang luas, akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang
amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala ativitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak
pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut.