Anda di halaman 1dari 22

TUGAS RMK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BAB X

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

Nama Anggota Kelompok :

1. Novia Sukmandari 18013010049


2. Mabruroh 18013010072
3. Belinda Lovely L. 18013010073
4. Kharisma Ayuning P. 18013010081

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

TAHUN AJARAN 2019/2020


Pengertian Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Kinerja adalah suatu gambaran dari pencapaian seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam mewujudkan suatu sasaran atau tujuan sesuai dengan visi dan misi suatu
organisasi tersebut dalam sebuah perencanaan yang strategi di suatu organisasi tersebut secara
legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan moral dan etika. Sedangkan pengertian dari
pengukuran kinerja sektor publik dapat diartikan oleh beberapa ahli yaitu:

 Mardiasmo (2009:121)

Sistem pengukuran kinerja sektor publik ini diartikan sebagai suatu sistem yang memiliki
tujuan untuk membantu manajer publik menilai suatu pencapaian perusahaan dan
pencapaian suatu strategi yang menggunakan alat ukur finansial dan non finansial.
Menurut mardiasmo, pengukuran kinerja sektor publik ini dilakukan untuk:

1. Pengukuran kinerja sektor publik ini digunakan untuk membantu memperbaiki


kinerja di dalam pemerintahan. Ukuran yang terdapat pada kinerja sektor publik
ini adalah membantu pemerintahan agar berfokus pada tujuan dan sasaran
program unit kerja. Dengan adanya pengukuran kinerja sektor publik ini suatu
pemerintaha akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dalam
memberikan pelayanan publik.

2. Ukuran kinerja sektor publik ini digunakan pemerintah untuk membantu dalam
mengalokasikan sumber daya dan membantu pemerintah dalam membuat suatu
keputusan.

3. Ukuran kinerja sektor publik ini juga digunakan oleh pemerintah untuk
mewujudkan pertanggungjawaban publik, dan juga untuk membantu dalam
memperbaiki komunikasi kelembagaan.

 Robertson dalam Mahmudi (2010)

Pengukuran kinerja sektor publik ini diartikan sebagai suatu proses untuk menilai
kemajuan pekerjaan terhadap suatu tujuan dan juga sasaran yang sebelumnya telah
ditentukan. Yang dimaksud tujuan dan sasaran tersebut seperti informasi atas efisiensi,
penggunaan sumber daya yang dapat menghasilkan barang dan jasa, kualitas atas barang
dan jasa, perbandingan antara hasil kegiatan dengan target dan keefektivan tindakan
dalam mencapai suatu tujuan.

 Whitakker dan Simons dalam BPKP, 2003

Pengukuran kinerja sektor publik dapat diartikan sebagai suatu alat oleh manajemen yang
gunanya untuk meningkatkan suatu kualitas dalam pengambilan keputusan dan juga
akuntabilitas dalam suatu organisasi atau pemerintahan.

Tujuan Pengukuran Kinerja Sektor Publik

 Memperbaiki kinerja dalam pemerintahan dimasa yang akan datang agar dapat menjadi
lebih baik lagi dalam mencapai suatu tujuan organisasi di sektor publik.

 Pengukuran kinerja sektor publik ini juga digunakan untuk mengambil suatu keputusan.
Contohnya yaitu mengganti kebijakan dalam pemerintahan agar lebih baik lagi dan
mempertahankan seorang pimpinan.

 Pengukuran kinerja ini juga untuk mewujudkan suatu tanggungjawab publik.

 Pengukuran kinerja ini menjadikan strategi dalam pemerintahan menjadi lebih baik lagi
hubungannya antara atasan dan bawahan.

 Pengukuran kinerja untuk mengalolasikan sumber daya.

 Pengukuran kinerja untuk mengukur kinerja secara finansial dan non finansial.

 Pengukuran kinerja sebagai pendorong terciptanya akuntabilitas publik.

Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik


 Dengan adanya pengukuran kinerja sektor publik ini dapat memberikan manfaat yaitu
berupa pemahaman mengenai ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk menilai suatu
kinerja manajemen.

 Manfaat lainnya yaitu dapat memberikan suatu arahan bagaimana cara untuk mencapai
suatu target kinerja yang telah ditetapkan.

 Dengan adanya pengukurunan kinerja ini dapat digunakan sebagai sebuah monitor dan
mengevaluasi suatu pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan kinerja-kinerja
sebelumnya agar dapat melakukan tindakan korektif untuk menjadikan kinerja lebih baik
kedepannya.

 Pengukuran kinerja ini juga menjadi dasar suatu organisasi untuk memberikan suatu
penghargaan atas kinerja dan juga digunakan untuk memberikan hukuman secara objektif
atas pencapaian-pencapaian ataupun kegagalan-kegagalan yang telah disepakati dalam
suatu sistem pengukuran kinerja sebelumnya.

 Manfaat lainnya yaitu sebagai alat komunikasi antara bawahan dan atasan atau pimpinan
untuk memperbaiki kinerja dalam suatu organisasi tersebut.

 Pengukuran kinerja ini juga bermanfaat untuk sebuah organisasi mengidentifikasi dan
mengetahui apakah kepuasan pelanggan telah terpenuhi.

 Manfaat dari pengukuran kinerja ini juga membantu untuk memahami segala proses dan
kegiatan dalam instansi pemerintahan.

 Pengukuran Kinerja ini dapat memastikan bahwa pengambilan keputusan sudah sesuai
dan objektif.

Arti Penting Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Pengukuran kinerja sektor publik ini merupakan suatu alat yang digunakan didalam
pemerintahan atau dalam suatu organisasi untuk mengambil suatu keputusan secara objektif dan
digunakan oleh seorang manajemen untuk meningkatkan kualitas. Dengan adanya pengukuran
kinerja ini sebuah organisasi dapat mengetahui apakah telah terjadi peningkatan atau penurunan
suatu produktivitas.

Pengukuran kinerja ini merupakan suatu proses agar organisasi dapat menilai kemajuan sebuah
kinerja atau pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang sebelumnya telah ditentukan. Terdapat
informasi-informasi yang termasuk di dalam pengukuran kinerja ini yaitu:

1. Suatu efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa dapat
dilihat didalam sistem pengukuran kinerja ini.

2. Di dalam pengukuran kinerja ini juga dapat diperoleh sebuah informasi tentang kualitas
barang dan jasa tersebut.

3. Hasil dari kinerja apakah sudah sesuai dengan maksud dan tujuan yang diinginkan.

4. Hal yang harus dilakukan atau tindakan untuk mencapai suatu tujuan.

Terdapat beberapa aspek yang harus diukur di dalam pengukuran kinerja sektor publik ini yaitu:

 Input atau kelompok masukan

 Process atau kelompok proses

 Output atau kelompok keluaran

 Outcome atau kelompok hasil

 Benefit atau kelompok masukan

 Impact atau kelompok dampak

Ruang lingkup di dalam pengukuran kinerja sektor publik ini juga sangat luas, oleh karena itu
pengukuran kinerja harus mencakup:

 Policy atau kebijakan

 Planning and budgeting atau perencanaan dan penganggaran

 Quality atau kualitas


 Economy atau kehematan

 Equity atau keadilan

 Accountability atau pertanggungjawaban

Elemen Pokok Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Dapat disimpulkan bahwa elemen pokok pengukuran kinerja sektor publik yaitu:

1. Sebagai suatu alat dalam menetapkan tujuan, sasaran, dan sebuah strategi dalam
organisasi

Dalam hal ini menetapkan tujuan yaitu pernyataan secara umum tentang sesuatu yang
ingin dicapai dalam sebuah organisasi. Sedangkan sasaran yaitu tujuan organisasi yang
yang sudah ditentukan dan dinyatakan secara eksplisit, serta terdapat jangka waktu secara
jelas. Strategi merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan oleh sebuah organisasi
dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran tersebut. Dalam menetapkan tujuan, sasaran,
dan strategi ini tentunya tidak terlepas dari visi dan misi yang ada pada sebuah organisasi.
Setelah ditentukan tujuan, sasaran, dan strategi dalam sebuah organisasi, makan dapat
ditentukan indikator-indikator dan ukuran suatu kinerja secara tepat.

2. Sebagai suatu alat untuk merumuskan indikator-indikator dan mengukur suatu kinerja
dalam organisasi

Indikator kinerja ini merupakan hal-hal yang sifatnya hanya merupakan suatu indikasi
kinerja karena pada indikator kinerja ini mengacu pada penilaian kinerja secara tidak
langsung. Sedangkan pada ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara
langsung. Untuk menilai tujuan, sasaran, dan strategi, indikator dan ukuran kinerja ini
sangat dibutuhkan. Indikator kinerja terdiri dari dua faktor yaitu:

 Faktor keberhasilan utama


Faktor keberhasilan utama merupakan suatu area yang dapat mengindikasikan
keberhasilan kinerja unit kerja dalam sebuah organisasi.

 Indikator kinerja kunci

Indikator kinerja kunci adalah kumpulan dari indikator yang dianggap ukuran
kinerja kunci yang baik dan memiliki sifat finansial ataupun nonfinansial agar
dapat melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.

3. Sebagai suatu alat untuk mengukur suatu pencapaian tujuan dan juga sasaran di dalam
organisasi

Pengukuran kinerja dapat diimplementasikan jika indikator dan ukuran kinerjanya sudah
jelas. Mengukur tingkat pencapaian tujuan, sasaran, dan strategi merupakan perbandingan
dari hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang sebelumnya telah ditetapkan.

4. Sebagai suatu alat untuk mengevaluasi kinerja

Evaluasi kinerja adalah gambaran oleh penerima informasi yang berhubungan dengan
pencapaian yang berhasil diraih di dalam suatu organisasi. Informasi dari pencapaian
kinerja tersebut dapat dijadikan:

 Feedback

 Penilaian kemajuan organisasi

 Meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas

Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja

Informasi finansial

Informasi finansial adalah suatu Penilaian kinerja finansial yang dilakukan dengan menganalisis
varians antara kinerja aktual (realisasi) dengan yang akan dianggarkan. Analisis varians secara
garis besar membentuk beberapa macam yaitu :
1) Varians pendapatan (revenue variance)

2) Varians pengeluaran /belanja (expenditure variance)

3) Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)

4) Varians belanja investasi /modal (capital expenditure variance)

Setelah analisis varians selanjutnya akan dilanjutkan dengan mengidentifikasi yang menjadi
sumber dari penyebab terjadinya varians tersebut termasuk (apa,siapa /bagaimana,mengapa,dan
bagian mana) sehingga keterbatasan analisis varians di antaranya adalah adanya kesulitan
menetapkan batasan besarnya varians yang seharusnya.

Informasi bukan finansial

Informasi bukan finansial dianggap dapat menambah keyakinan terhadap suatu kualitas dalam
proses pengendalian manajemen. Metode balanced scorecard adalah suatu pengukuan kinerja
organisasi yang berdasarkan aspek finansial dan juga aspek nonfinansial. Metode balanced
scorecard dinilai tepat atau cocok digunakan untuk organisasi sektor publik karena balanced
scorecard tidak hanya menekankan pada segi aspek kuantitatif-finansial,tetapi juga menekankan
pada aspek kualitatif dan nonfinansial. Pengukuran dengan metode ini melibatkan beberapa
aspek,antara lain :

a) Perspekif finansial (financial perspective)

Persfektif finansial menjadi pusat perhatian dalam balanced scorecard dikarenakan ukuran
keuangan yang digunakan adalah ikhtisar dari suatu konsekuensi ekonomi yang terjadi yang
disebabkan oleh pengambilan suatu keputusan. Dalam suatu Pengukuran kinerja keuangan akan
mempertimbangkan adanya tahapan-tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu :

 Growth (bertumbuh) : merupakan sebuah tahapan awal dalam suatu siklus kehidupan
perusahaan dimana perusahaan tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang terbaik.
Disini pihak manajemen yang terikat dengan komitmen dalam mengembangkan suatu
produk (jasa) dan fasilitas produksi, otomatis akan menambah juga dari segi kemampuan
operasi, dapat mengembangkan sistem, menjalankan infrastruktur dan jaringan distribusi
yang akan sangat mendukung hubungan global ,serta membina dan ikut mengembangkan
hubungan dengan pelanggan agar lebih baik.
 Sustain (bertahan) : tahapan ini akan menitikberatkan pada sesuatu yang terlihat dari
suatu perusahaan yang masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan
mengisyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Pada tahap ini pula, suatu perusahaan
juga mencoba mempertahankan pangsa pasar yang telah ada, bahkan juga dapat
mengembangkannya jika memungkinkan untuk dikembangkan lebih jauh.
 Harvest (menuai) : untuk tahapan ini, perusahaan akan benar-benar melakukan titik
dimana harus menuai dari hasil dari investasi di tahap sebelumnya. Tak ada lagi investasi
besar, baik ekspansi pembangunan maupun kemampuan baru, kecuali jika adanya
pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan.

b) Persfektif kepuasan pelanggan (costumer perspective)

Dalam persfektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran antara lain :

 Core measurment group = memiliki beberapa komponen pengukuran seperti,

~ Pangsa pasar (market share) merupakan sebuah pangsa pasar ini menggambarkan atau
menunjukkan proporsi dari sebuah bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis dipasar tertentu. Hal
itu telah diungkapkan dalam bentuk jumlah pelanggan yang uangnya dibelanjakan oleh volum
satuan yang terjual.

~ Referensi pelanggan (costumer retention) addimana menunjukkan tingkat dari suatu


perusahaan agar bisa mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan dengan mengetahui besarnya presentase pada pertumbuhan bisnis dengan pelanggan
yang ada saat ini.

~ Akuisisi pelanggan (customer acquisition) merupakan suatu pengukuran yang menunjukan


dimana pada sebuah unit bisnis yang mampu menarik pelanggan baru dalam memenangkan
bisnisnya. Akuisisi ini juga dapat diukur dengan membandingkan berapa banyaknya jumlah
pelanggan baru yang ada di segmen tersebut.
~ Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) merupakan suatu pengukuran yang akan berfungsi
untuk mengukur tingkat kepuasan pada pelanggan yang telah terkait dengan kriteria spesifikasi
yang ada dalam suatu value proportion.

 Costumer value proportion yang merupakan sebuah pemicu dari kinerja yang terdapat
pada core value proportion dan didasarkan pada atribut sebagai berikut,

~ Produk (service attributes) yang meliputi sebuah fungsi (jasa) harga dan kualitas. Perusahaan
harus bisa mengidentifikasi apa yang diinginkan oleh pelanggan atas produksi atau jasa yang
telah ditawarkan.

~ hubungan dengan pelanggan merupakan suatu strategi dimana perusahaan akan mengadakan
pendekatan agar perasaan pelanggan merasa puas atas produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan.

~ nama baik dan reputasi adalah membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui bentuk
iklan dan juga menjaga kualitas seperti yang diizinkan.

 Persfektif efisiensi proses internal. Dalam hal ini perusahaan akan berfokus pada tiga
proses bisnis utama seperti,

a) Proses inovasi.

Pada tahapan ini akan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi adalah salah satu
alternatif yabg berkaitan dengan proses kritikal suatu perusahaan, dimana letak efisiensi dan
aspek efektivitas dan juga ketepatan waktu dari proses inovasi ini dapat mendorong terjadinya
suatu efisiensi biaya dan hasil dari proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan yang terkait.
Proses inovasi juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu: tahap pertama adalah melakukan
Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitian dasar dan terapan, tahap kedua ialah
melakukan Pengukuran tehadap proses pengembangan suatu produk.

b) Proses operasi

Pada proses operasi ini yang harus dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis ialah dengan
lebih memperhatikan pada nilai efisiensi proses, nilai konsistensi,dan ketepatan waktu yang
diperoleh dari suatu barang dan jasa yang diberikan kepada pelanggan.
c) Pelayanan purna jual

Tahapan ini merupakan tahap akhir yang ada dalam pengukuran proses bisnis internal yaitu
dengan dilakukannya pengukuran terhadap pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pengukuran
ini biasanya menjadi bagian yang cukup penting dalam suatu bisnis internal, dikarenakan
pelayanan purna jual ini akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan.

d) Persfektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth persfective)

Persfektif pembelajaran dan pertumbuhan organisasi ini merupakan sebuah faktor yang menjadi
pendorong yang dihasilkannya kinerja istimewa dalam tiga persfektif balanced scorecard.

e) Persfektif /faktor yang dinilai Misi atau Visi

Jenis format yang bukan finansial dapat dinyatakan dalam suatu bentuk variabel kunci. Variabel
kunci dapat diartikan sebagai suatu variabel yang dapat mengindikasikan faktor-faktor yang
menjadi penyebab kesuksesan suatu organisasi. Karakteristik variabel kunci ialah,

~ Dapat Menjelaskan beberapa faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan dalam sebuah
organisasi

~ Sangat volatile (mudah berubah) dan perubahan tersebut dapat berubah dengan cepat

~ Perubahannya tidak dapat diprediksi sesuai dengan keinginan

~ Variabel tersebut juga dapat di ukur baik secara langsung atau juga bisa dilakukan pengukuran
dengan menggunakan surrogate.

Indikator Pengukuran Kinerja

Indikator kunci atas suatu kinerja dalam sektor publik adalah hal yang sangat mendasar dalam
pengukuran kinerja sektor publik.

Relevan = merupakan Sebuah indikator kunci yang harus memiliki sebuah hubungan yang logis
dengan keperluan pihak yang memang membutuhkan. Indikator yang ada harus memiliki
hubungan yang jelas sebagai bentuk dari suatu tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu agen
sektor publik. Untuk menilai secara keseluruhan dalam kinerja suatu agen publik maka akan
dibutuhkan indikator kunci yang secara komprehensif menunjukkan aktivitas kunci dari sebuah
agen publik tersebut.

Kepatutan = merupakan sebuah Indikator yang disediakan dan juga harus bisa menunjukkan
kepada pemakai apakah suatu agen sektor publik tersebut telah melakukan aktivitas-aktivitas
yang telah menjadi kewajibannya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama
dengan pihak yang terkait. Indikator ini juga bisa mengungkapkan kinerja yang relatif antara
suatu agen publik tertentu dengan agen publik sejenis lainnya dan harus memiliki hubungan.

Sistematis = merupakan sebuah Informasi dari ketentuan kinerja yang harus didokumentasikan
secara sistematis yaitu: hubungan antara indikator dengan tujuan agen, selanjutnya adanya
penjelasan yang dapat mengungkapkan mengapa suatu indikator kinerja tertentu menjadi indikasi
kunci atas kinerja suatu agen sektor publik, atau bahkan bagaimana hubungan output dengan
outcome.

Valid dan terpercaya = merupakan Suatu indikator kunci akan dipercaya jika indikator tersebut
dapat dikuantitatifkan. Selain itu indikator tersebut harus tidak bias (jelas) dan dapat diverifikasi
oleh pihak independen serta dapat dipertanggungjawabkan.

Peran Indikator Kinerja dalam pengukuran Kinerja

Indikator kinerja memiliki arti kemampuan melakukan pekerjaan suatu organisasi atau
perusahaan yang digunakan untuk sebuah perusahaan dalam mengukur dan menentukan
kualitasnya dalam berkerja.

Peran indikator kinerja dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah untuk mengetahui
apakah aktivitas atau kegiatan dalam perusahaan tersebut telah dilaksanakan dengan baik sesuai
yang telah di atur secara efisien dan efektif. Indikator pencapaian kinerja suatu perusahaan
berbeda-beda setiap bidangnya karena mereka memiliki standar tersendiri dalam pelayanannya
atau tanggung jawabnya pada yang berkepentingan
Dan indikator itu sendiri memiliki dua faktor untuk mencapai tujuannya yaitu indikator kinerja
kunci dan faktor keberhasilan suatu perusahaan. Yang dimaksud indikator kinerja kunci adalah
suatu kunci untuk mencapai suatu keberhasilan kinerja yaitu dengan sungguh-sungguh dan
tanggung jawab. Sedangkan, faktor keberhasilan suatu perusahaan adalah kerja keras dan
semangat karyawan itu sendiri demi mencapai keberhasilan suatu perusahaannya. Indikator ini
digunakan oleh manajer di suatu perusahaan untuk mendeteksi dan mengawasi pencapaian
kinerja karyawannnya dalam perusahaan. Faktor yang digunakan dalam penentuan indikator
adalah

 Biaya pelayanan
Jika indikator kinerja menggunakan biaya pelayanan sebagai faktor kinerjanya dalam
menentukan pencapaian kinerja suatu perusahaan maka kita perlu biaya per unitnya untuk
dapat mendeteksi kinerjanya. Namun, beberapa pealayanan tidak dapat dideteksi biaya
per unitnya karena output yang dihasilkan perusahaan tidak dapat dikualifikasikan atau
tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Jadi, beberapa
pelayanan sulit untuk di deteksi biaya per unitnya untuk mengukur pencapaian kinerja
suatu perusahaan.

 Penggunaan
Jika penggunaan digunakan sebagai indikator pencapaian kinerja suatu perusahaan maka
perlu dibandingkan antara pelayanan yang di tawarkan dengan permintaan publik karena
harus mempertimbangkan presentasi publik dengan presentase penggunaan kapasitas
dalam menentukan pencapaian kinerja suatu perusahaan. Misalnya dalam sehari berapa
jumlah penumpang per kereta yang di operasikan perusahaan. Hal tersebut digunakan
untuk mengukur pencapaian kinerja perusahaan yaitu frekuensi operasi yang dilakukan
perharinya dalam tiap jalur.

 Kualitas pelayanan
Jika kualitas pelayanan digunakan dalam menentukan pencapaian kinerja suatu
perusahaan maka menggunakan pertimbangan yang subyektif. Mengukur dengan kualitas
pelayanan dalam pencapaian kinerja adalah yang paling sulit karena terlalu subyektif.
Kualitas pelayanan hanya dapat ditentukan dengan seberapa banyak perusahaan
mendapat komplain dari pelanggan. Hal itu digunakan sebagai penilaian dalam
pencapaian kinerja suatu perusahaan.

 Cakupan Pelayanan
Jika cakupan pelayana digunakan dalam menentukan pencapaian kinerja suatu
perusahaan maka perlu mempertimbangkan suatu aturan atau kebijakan perundangan-
undangan yang telah diatur untuk standar pelayanan yang seharusnya dilakukan
perusahaan kepada pelanggannya. Jika pelayanan yang diberikan perusahaan telah sesuai
dengan yang telah ditentuan oleh pemerintahan yang berlaku maka perusahaan tersebut
telah mencapai pengukuran kinerja perusahaan.

 Kepuasan
Jika kepuasan pelanggan digunakan dalam menentukan pencapaian kinerja perusahaan
maka perlu menggunakan saran dan pendapat dari pelangggan untuk mengetahui apakah
perusahaaan tersebut telah mencapai kinerjanya. Jika pelanggan puas dengan apa yang
telah diberikan perusahaan dan menerima saran yang diberikannya maka termasuk telah
mencapai kinerja. Sedangkan pelanggan memberikan suatu pendapat yang kurang puas
atau komplain terhdap perusahaan maka perusahaan tersebut belum mencapai kinerja
yang baik.

Untuk dapat mengetahui telah mencapai perannya dalam mencapai kinerja suatu perusahaan
maka faktor-faktor dalam menentukan indikator kinerja dibandingkan satu sama lain dengan
berpatokan dengan standar kinerja pada umumnya. Lalu hasil dari laporan pengukuran kinerja
perusahaan dalam satu periode tersebut di evaluasi oleh manajer guna memberikan nasihat dan
motivasi kepada karyawannya untuk periode selanjutnya dapat bekerja lebih baik lagi dan
memberikan laporan pengukuran kinerja perusahaan yang baik.

Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan


Sistem pengukuran kinerja perusahaaan adalah sebuah sistem yang digunakan untuk membantu
manajer dalam mengukur kinerja suatu perusahaan telah terlaksana dengan baik atau belum
melalaui alat ukur finansial dan non finansial. Dan sistem pengukuran kinerja perusahaan
dirancang untuk memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Terdapat dua sistem
dalam pengukuran kinerja perusahaan yaitu :

o Perencanaan Strategis
Adalah sebuah proses yang dutujukan untuk menghasilkan sebuah kegiatan atau
aktivitas atau tindakan atau keputusan mendasar yang strategis dalam organisasi
atau perusahaan untuk dijadikan pedoman dalam melakukan suatu aktivitas
tertentu pada perusahaan dan menjawab pertanyaan yang disebabkan oleh
kegiatan tersebut.

Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang suatu organisasi


atau perusahaan agar dapat bertahan. Biasanya perencanaan strategis
menghasilkan sebuah rumusan visi,misi yang dibahas lebih dalam pada kebijakan,
tujuan, dan sasaran organisasi atau perusahaan. Visi sendiri memiliki arti sebuah
rancangan umum suatu organisasi masa depan atau masa mendatang atau
perusahaan ingin dilihat atau dipandang sesuai rancangan visinya. Kemudian misi
memiliki arti yaitu sebuah cara untuk mencapai visi suatu perusahaan atau
aktivitas yang harus dilakukan sebuah perusahaan demi terciptanya tujuan utama
perusahaan. Dan kebijakan adalah pedoman untuk melaksanakan kegiatan
organisasi.

o Penyusunan Program
Penyusunan program adalah pembuatan susunan mengenai program-program
yang akan dilakukan oleh perusahaaan untuk mencapai kinerja perusahaan. Ada
kegiatan utama dalam penyusunan program ada tiga yaitu :
 Menganalisis program baru
Perusahaan agar tidak ketinggalan teknologi perlu mempelajari program
program baru yang ada, dan jika memungkinkan untuk menggunakan
program baru tersebut untuk kinerja perusahaaan.
 Menelaah program yang sedang digunakan
Menelaah program yang sedang digunakan atau mengevaluasi program
yang digunakan adalah sesuatu hal yang baik untuk dapat mengetahui
apakah program tersebut sudah paling baik digunakan perusahaan atau
belum.
 Penyusunan sistem koordinasi program secara terpisah
Penyusunan sistem koordinasi program secara terpisah adalah menyusun
sistem dalam perusahaan secara terpisah dan dengan baik dan benar untuk
mencapai kinerja perusahaan yang baik pula

Hal yang perlu dilakukan dalam membuat sistem adalah


1. Mempersiapkan Kesiapan Organisasi
Sebelum membuat sistem pengukuran kinerja, maka perusahaan perlu
mempersiapkan para sdmnya untuk menerima dan mengerti sistem tersebut.
Dapat dilakukan dengan pelatihan karyawan tentang pembelajaran sistem baru.
2. Perumusan Tujuan
Perusahaan perlu merumuskan tujuan dibuatnya sistem tersebut untuk pengukuran
kinerja suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
3. Mempersiapkan pertanyaan tentang kebijakan
Perusahaan perlu menyiapkan pertanyaan tentang kebijakan terhadap sistem baru
perusahaan agar para penggunanya dapat memahaminya.
4. Mengembangkan rencana kerja
Perusahaan perlu merencanakan untuk mengembangkan rencana kinerja
perusahaan agar tidak stuck dan dapat berinovasi demi keberlangsungan
perusahaan tersebut.
5. Memulai orientasi dan pelatihan
Seperti yang telah di ungkapkan pada poin pertama yaitu untuk dapat
mempersiapkan para sdmnya perlu dilakukan pelatihan agar para sdm dapat
memahami sistem-sistem yang baru dikeluarkan oleh perusahaan.
6. Memilih bidang pelayanan yang akan diukur
Sebab indikator dalam mencapai kinerja memiliki beberapa kriteria yang dapat
diukur maka sebuah perusahaan perlu memilih salah satunya untuk dijadikan
patokan dalam menilai capaian kinerja perusahaan.
7. Rumusan Visi dan Misi Perusahaan
Untuk mencapai tujuan perusahaan maka perusahaan perlu membuat rumusan
tentang visi dan misi perusahaan tersebut agar dapat mencapai tujuan kinerja
organisasi yang baik.
8. Mengenali sistem pengukuran
Perusahaan dan para karyawannya perlu memahami dan mengenali sistem
tersebut agar dapat dilakukan dengan baik dan benar dan efektif.
9. Membuat sistem pengumpulan data dan analisis sistem
Mengambil sampel pengumpulan data dan menganalisis apakah sistem tersebut
dapat diterima oleh perusahaan dengan baik. Jika dapat diterima sistem tersebut
dapat digunakan oleh perusahaan
10. Pemantauan dan evaluasi
Ketika sistem tersebut sudah benar benar digunakan perusahaan maka perlu
dipantau dan dievaluasi apakah sudah baik atau belum dalam berkontribusi dalam
pencapaian kinerja perusahaan.

Perbedaaan Pengukuran Kinerja Sektor Publik dengan Sektor Bisnis

Perbedaan dalam pengukuran kinerja sektor publik dan sektor bisnis adalah faktor atau indikator
penilaiannya. Karena dalam sektor bisnis dalam penilaian terhadap pengukuran kinerja
perusahaan lebih mudah daripada sektor publik. Dalam sektor bisnis mengukur pencapaian
kinerja perusahaan dapat berupa dari laba atau keuntungan yang didapat perusahaan tersebut
selama periode yang berjalan. Jika labanya mengalami peningkatan maka dapat dikatakan kinerja
perusahaan tersebut adalah baik sedangkan jika labanya mengalami penurunan maka dapat
dikatakan kinerja perusahaannya pasti mengalami penurunan juga. Lain halnya dengan sektor
publik, dalam sektor publik pengukuran kinerja perusahaaan lebih komplek penilaiannya karena
sektor publik tidak menggunakan laba atau non profit maka untuk mengetahui kinerja
perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak adalah sesuai faktor indikator apa yang digunakan
perusahaan publik untuk menilai pencapaian kinerjanya. Misalnya dapat dinilai dari kualitas
pelayanannya maka jika mendapat komplain yang tidak banyak atau mendapat kepuasan dari
pelanggan maka kinerja perusahaan tersebut dapat dikatakan baik begitupun sebaliknya.

Langkah-langkah untuk Mengukur Kinerja Sektor Publik

1. Pengukuran Ekonomi

Pengukuran ekonomi ini menganalisa mengenai output atau keluaran yang didapat oleh sebuah
entitas dan juga menimbang secara hati-hati mengenai input atau masukan yang dipergunakan
oleh entitas dalam melaksanakan tugasnya.

Pertanyaan-pertanyaan yang timbul berkenaan dengan pengukuran ekonomi ini, antara lain:

a) Apakah biaya yang dikeluarkan oleh entitas melebihi dari biaya yang telah dianggarkan
sebelumnya?

b) Apakah biaya yang dikeluarkan oleh entitas lebih besar jika dibandingkan dengan biaya
entitas lain yang serupa dan dapat diperbandingkan?

c)  Apakah entitas sudah mengalokasikan sumber daya miliknya secara optimal dan efisien.

2.  Pengukuran terhadap Efisiensi

Efisiensi menjadi hal yang penting dan menjadi salah satu pokok bahasan Value for
Money. Efisiensi dihitung dengan mempertumbangkan antara output dengan input. Apabila
setelah dihitung, output atau hasil yang dikeluarkan oleh entitas lebih besar daripada inputnya,
makan entitas tersebut dinyatakan efisien dalam mengolah sumber dayanya. Hal ini berlaku
sebaliknya apabila input entitas lebih bedar daripada hasil yang dikeluarkan, maka entitas
dianggap tidak efisien dalam mengelola sumber dayanya.

Untuk penentuan rasio efisiensi ini tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolut saja, namun
juga dalam bentuk relatif. Karena efisiensi dihitung dengan cara membuat perbandingan antara
keluaran dan masukan, maka perbaikan yang dilakukan untuk menjaga efisiensi dapat
dilaksanakan dengan cara :

 Melakukan peningkatan terhadap output pada jumlah input yang sama.


 Melakukan peningkatkan output dengan proporsi yang lebih tinggi daripada proporsi
peningkatan input yang dipakai.
 Melakukan penurunan input yang dipakai namun tetap mampu menghasilkan output yang
tinggi.
 Melakukan penurunan terhadap input yabg dipakai dalam porsi yang lebih tinggi
daripada porsi atas penurunan output.

Penyebut atau yang dinamakan dengan input sekunder kadangkala diukur dalam bentuk satuan
mata uang yang berlaku di negara. Hal ini berbeda dengan pembilang atau yang disebut
dengan output dapat diukur dengan jumlah mata uang maupun dengan satuan fisik. Yang diukur
dalam pengukuran atas kinerja value for money, efisiensi dibagi atas dua bagian, yaitu:

1. Efisiensi atas alokasi


2. Efisiensi manajerial atau teknis

3.  Pengukuran atas Efektivitas

Efektivitas menjadi sebuah ukuran bagi sebuah entitas mengenai berhasil atau tidaknya suatu
entitas dalam bekerja untuk memenuhi tujuannya. Saat sebuah entitas berhasil dalam
mewujudkan tujuanya, maka bisa dikatakan bahwa entitas tersebut sudah mampu berjalan secara
efektif. Yang menjadi hal penting disini adalah pada dadarnya efektivitas tidak menjelaskan
mengenai berapa besar biaya yang telah dikeluarkan oleh entitas untuk mewujudkan tujuannya.
Biaya yang dipakai ini boleh saja melebihi dari biaya yang sebelumnya telah dianggarkan okeh
entitas, bisa juga dua kali lebih besar dari apa yang telah dianggarkan. Efektivitas ini hanya
melihat apakah suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh sebuah sudah mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

4.   Pengukuran atas Outcome

Outcome bisa diarktikan sebagai suatu dampak dari program atau proyek yang dilakukan oleh
entitas terhadap masyarakat atau publik. Outcome ini lebih tinggi nilainya apabila dibandingkan
dengan output. Hal ini dikarenakan apabila output hanya mengukur hasil tanpa mengukur
dampaknya terhadap masyarakat, outcome melakukan pengukuran kepada kualitas output dan
dampak yang dihasilkan olehnya terhadap masyarakat.

Kendala dalam Proses Pengukuran Kinerja Sektor Publik

 Tujuan entitas sektor publik bukan untuk memaksimalkan laba.


Untuk menghitung kinerja dalam manajemen entitas swasta yang mempunyai tujuan
utama untuk memperolah laba bisa diketahui berdasarkan atas rasio-rasio yang biasanya
didapat dalam laporan keuangan misalnya dengan menghitung return on investment, rasio
pendapatan terhadap sumber daya yang digunakan, rasio likuiditas, dan rasio keuangan
lainnya. Namun, berbeda dengan entitas sektor publik yang tidak bisa diukur dengan
penilaian atas dasar rasio-rasio yang ada dalam perhitungan keuangan ini, hal ini
disebabkan karena entitas sektor publik tidak mengenal adanya net profit, karena bukan
sebuah entitas yang profit oriented.

 Sifat output yang kualitatif, intangible dan indirect.


Secara umum, output yang dihasilkan oleh entitas sektor publik wujudnya bukan berupa
barang ataupun produk fisik lainnya, namun beruoa pelayanan kepada masyarakat secara
umum. Kualitatif, intangible, dan indirect menjadi sifat yang mendasari dari output
entitas sektor publik sehingga sukit diukur hanya dengan berdasarkan angka saja.

 Tidak ada hubungan langsung anyara input dan output


Didalam konsep akuntansi mengenai pertanggungjawaban, entitas sektor publik dianggap
sebagai pusat dari pertanggungjawaban. Karakteristik atas input atau biaya yang ada di
dalam entitas kebanyakan tidak bisa ditelusur atau diperbandingkan secara langsung dan
nyata dengan hasil atau outputnya, yang mana ini merupakan sifat biaya kebijakan. Hal
ini mengakibatkan timbuknya kesulitan untuk menetapkan standar yang akan dipakai
sebagai tolok ukur produktivitas dari entitas itu sendiri. Hal ini sangat berbeda apabila
debandingkan dengan departemen produksi yang ada di dam perusahaan swasta yang
menjadikan pusat biaya teknik. Hal ini menjadi pengukuran produktivitas bisa diukur
dengan menggunakan standar tertentu sehingga dapat dibandingkan antara input dengan
outputnya.

 Operasinya tidak didasarkan atas market forces yang menyebabkan perlunya pengganti
mekanisme pasar.
Pasar persaingan sempurna bukan merupakan operasi dari entitas sektor publik, sehingga
output yang dihasilkan okehnya tidak tersedia di pasar secara bersaing. Hal ini
mengakibatkan diperlukannya sebua instrumen yang mampu mengganti mekanisme
pasar tersebut.

 Berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu masyarakat


Pelayanan bagi masyarakat yang heterogen di seluruh lapisannya merupakan tujuan
utama bagi entitas sektor publik. Entitas garus berupaya sekuat tenaga untuk dapat
memuaskan masyarakat umum atau publik karena kebutuhan dan harapan tiap
masyarakat berbeda.
Daftar Pustaka

Kasdjan, Allan., 2013, Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik diakses di


https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/sistem-pengukuran-kinerja-sektor-publik/ pada
tanggal 14 April 2020

Lestari, Debby Fuji., 2016, Pengukuran Kinerja Sektor Publik diakses di


http://akuntanjunior.blogspot.com/2016/05/pengukuran-kinerja-sektor-publik.html?m=1 pada
tanggal 14 April 2020

Mahsun, Moh., 2011, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, diakses di


http://mohmahsun.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-pengukuran-kinerja.html?m=1 pada 15
April 2020

MyNote, 2014, Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik, diakses di


https://www.google.com/amp/s/datakata.wordpress.com/2013/12/03/sistem-pengukuran-kinerja-
sektor-publik/amp/ pada 15 April 2020

Widyatama, Bab II Tinjauan Pustaka [pdf], diakses di https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456
789/7229/Bab%25202.pdf%3Fsequence%3D10&ved=2ahUKEwjKy8ze2-foAhUXeysKHQvzA-
MQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw0FExu0sfsekBjEbygHijj_ pada 14 April 2020

Anda mungkin juga menyukai