SEKTOR PUBLIK
November 08, 2017
TUGAS KELOMPOK
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nyalah
sehingga makalah ini berhasil penyusun selesaikan. Penyusunan makalah ini merupakan
tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik di program jurusan S1 Akuntansi di STIE Tri
Dharma Nusantara. Adapun judul yang diambil dalam makalah ini adalah “Pengukuran
Kinerja Sektor Publik”.
Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada semua pihak yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka semua, penyusunan makalah
ini belum tentu bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, sehingga
kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PENELITIAN ........................................................................................ 2
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................... 15
3.2 SARAN ................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan sasaran
program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan.
4. Capital rationing
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
motivasi untuk mencapai good congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan sasaran
program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan.
Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan
kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna
jasa publik karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanya peningkatan
kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut.
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal
yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan
sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak
bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja
sektor publik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kerja non-finansial.
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down and bottom up).
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat
ditelusur berkembangan pencapaian strateginya.
3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
motivasi untuk mencapai good congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan
kolektif yang rasional.
3. Untuk memonitor dan mengawasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target
kinerja serta melakukan tindakan kolektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment).
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi.
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ukuran-ukuran
kinerja instansi yang sesuai dengan skema indikator:
Evaluasi kembali ukuran yang ada Informasi kinerja tetap dibutuhkan oleh
manajemen. Apabila skema indikator kinerja
sudah tidak berfungsi, maka manajemen akan
mengembangkan skema baru.
Mengukur kegiatan yang penting, Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil
tidak hanya hasil sering diformulasikan dalam rasio keuangan.
Pencapaian hasil akan menunjukkan adanya
permasalahan. Hasil tersebut tidak akan
menunjukkan diagnosis hasil.
Pengukuran harus memiliki fokus Ukuran internal yang umum dipakai dalam
eksternal jika memungkinkan sebuah organisasi perbandingan kinerja dari
tahun ke tahun. Suatu perbandingan tertentu
dapat dilakukan ke tingkatan mikro: divisi,
departemen, kelompok, bahkan individu.
D. Skala Pengukuran
1. Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran yang paling rendah tingkatannya karena
denga skala ini obyek pengukuran hanya dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang
sama, yang berbeda dengan kelompok lain. Kelompok-kelompok atau golongan tidak
dibedakan berdasarkan tingkatan, karena kelompok yang satu tidak dapat dikatakan lebih
rendah atau lebih tinggi tingkatannya dari pada kelompok yang lain, tetapi hanya sekedar
berbeda.
2. Skala Ordinal
Skala ini lebih tinggi tingkatannya atau lebih baik dari pada skala nominal karena
selain memiliki ciri-ciri yang sama dengan skala nominal, yaitu dapat mengolongkan obyek
dalam golongan yang berbeda, skala ordinal juga mempunyai kelebihan dari skala nominal,
yaitu bahwa golongan-golongan atau klasifikasi dalam skala ordinal ini dapat dibedakan
tingkatannya. Ini berarti bahwa suatu golongan dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah
dari pada golongan yang lain.
3. Skala Interval
Skala interval memiliki kelebihan yaitu mempunyai unit pengukuran yang sama,
sehingga jarak antara satu titik dengan titik yang lain, atau antara satu golongan dengan
golongan yang lain dapat diketahui.
4. Skala rasio
Skala rasio merupakan skala yang paling tinggi tingkatannya karena skala ini
mempunyai ciri-ciri yang dimiliki oleh semua skala di bawahnya. Skala rasio memiliki titik
nol yang sebenarnya yang berarti bahwa apabila suatu obyek diukur dengan skala rasio dan
berada pada titik nol, maka gejala atau sifat yang diukur benar-benar tidak ada.
3. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja: tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:
pertama, meyakinkan keberadaan data yang diperlukan dalam siklus pengukuran kinerja.
Kedua, mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data yang dikumpulkan. Ketiga,
penggunaan data pengukuran yang dihimpun, harus dipresentasikan dalam cara-cara yang
dapat dimengerti dan bermanfaat.
4. Penyempurnaan ukuran: pada tahap ini dilakukan pemikiran kembali atas indikator hasil
(outcomes) dan indikator dampak (impacts) menjadi lebih penting dibandingkan dengan
pemikiran kembali atas indikator masukan (inputs) dan keluaran (outputs).
A. Informasi Finansial
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah
dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih atau perbedaan)
antara kinerja aktual dengan anggaran yang dianggarkan.
Varians pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva atau
penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
2. Varians pengeluaran (expenditure variance)
Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun
anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan.Setelah dilakukan
analisis varians maka tahap selanjutnya dilakukan identifikasi sumber penyebab terjadinya
varians dengan menelusur varians tersebut hingga level manajemen paling bawah.
B. Informasi Nonfinansial
Dalam perspektif ini perhatian perusahaan harus ditujukan pada kemampuan internal
untuk peningkatan kinerja produk, inovasi dan teknologi dengan memahami selera pasar.
Dalam perspektif ini peran riset pasar sangat besar. Perspektif pelanggan memiliki dua
kelompok pengukuran, yaitu:
§ Pangsa Pasar (market share): pangsa pasar ini menggambarkan proporsi bisnis yang dijual oleh
sebuah unit bisnis di pasar tertentu. Hal itu diungkapkan dalam bentuk jumlah pelanggan
uang yang dibelanjakan atau volume satuan yang terjual.
§ Product/service attributes yang meliputi fungsi produk atau jasa, harga dan kualitas.
Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk atau jasa
yang ditawarkan.
Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:
a. Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi merupakan salah satu
kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini
akan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan. Proses inovasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
§ Pengukuran terhadap proses inovasi yang bersifat penelitian dasar dan terapan.
b. Proses Operasi
Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing organisasi bisnis, lebih
menitikberatkan pada efisiensi proses, konsistensi, dan ketepatan waktu dari barang dan jasa
yang diberikan kepada pelanggan.
Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis internal adalah dilakukannya pengukuran
terhadap pelayanan purna jual kepada pelanggan. Pengukuran ini menjadi bagian yang cukup
penting dalam proses bisnis internal, karena pelayanan purna jual ini akan berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan pelanggan.
e. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran
antara (surrogate). Sebagai contoh kepuasan masyarakat tidak dapat diukur secara langsung
akan tetapi dapat dibuat ukuran antaranya, misalnya jumlah aduan, tuntutan dan demonstrasi
dapat dijadikan variabel kunci.
Rumah Sakit dan Tingkat hunian kamar (kamar yang dipakai : jumlah total
hotel kamar yang tersedia)
Agar pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik, berikut ini merupakan hal-hal yang
perlu diperhatikan:
1. Membuat suatu komitmen untuk mengukur kinerja dan memulainya dengan segera.
2. Hal yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sesegera mungkin memulai upaya pengukuran
kinerja dan tidak perlu mengharap pngukuran kinerja akan langsung sempurna. Nantinya,
perbaikan atas pengukuran kinerja akan dilakukan.
3. Perlakuan pengukuran kinerja sebagai suatu proses yang berkelanjutan (on-going process)
4. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses yang bersifat interaktif. Proses ini merupakan
suatu cerminan dari upaya organisasi untuk selalu berupaya memperbaiki kinerja.
6. Organisai harus menetapkan ukuran kinerja yang sesuai dengan besranya organisasi, budaya,
visi, tujuan, dan struktur organisasi.
Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya per unit pelayanan
(panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah yang terangkut, biaya per siswa).
Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan biaya unitnya karena output yang
dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe pelayanan yang
diberikan. Untuk kondisi tersebut maka dibuat indikator kinerja produksi misalnya belanja
per kapita.
2. Penggunaan (utilization)
Indikator ini merupakan indikator yang paling sulit diukur karena menyangkut pertimbangan
yang sifatnya subyektif. Contohnya yaitu perubahan jumlah komplain masyarakat atas
pelayanan tertentu.
4. Cakupan pelayanan (coverage)
Indikator ini perlu dipertimbangkan jika terdapat kebijakan atau peraturan perundangan yang
mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan minimal yang telah
ditetapkan.
5. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung. Bagi pemerintah
daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need assessment) dapat juga digunakan
untuk menetapkan indikator kepuasan. Namun, dapat juga digunakan indikator proksi
misalnya jumlah komplain. Pembuatan indikator kinerja tersebut memerlukan kerjasama
antar unit kerja.
Rumah Sakit Biaya total rata-rata rawat jalan per pasien yang masuk
Penggunaan fasilitas
Klinik Kesehatan Jumlah pelanggan yang dilayani per hari per jumlah total
penduduk untuk wilayah tertentu
Kondisi jalan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem Pengukuran Kinerja sector public adalah suatu system yang bertujuan untuk
membantu manajer public menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
non finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi
karena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan punishment. Pengukuran kinerja
sector public dimkasudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki
pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya
akuntabilitas publik
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.