Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATERI KULIAH (RMK)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu : Made Yessi Puspitha, SE., M.Si

Kelompok 1 :

1. Stefania Hona Nalu (21111501001)


2. Yosua (21111501030)
3. Ni Putu Elia Purnama Sari (21111501037)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA, BISNIS, DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS DHYANA PURA

TAHUN AJARAN 2022


Materi Bahasan :

A. Tujuan dan Manfaat Pengukuran kinerja sektor publik.

B. Informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja.

C. Peranan Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja.

D. Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money.

E. Langkah-langkah pengukuran  Value for Money.

Ringkasan Materi :

A. Tujuan dan Manfaat Pengukuran kinerja sektor publik.

1. Tujuan pengukuran kinerja sektor publik, antara lain :


a. Untuk mengomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down
and bottom up).
b. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara
berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian
strategi.
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level
menengah dan manajer bawah serta memotivasi dan untuk
mencapai goal congruence.
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

2. Manfaat pengukuran kinerja sektor publik, antara lain :


a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk
menilai kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta sserta melakukan
tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman
secara objektif atas pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem
pengukuran kinerja yang telah disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam
rangka memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah
terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
objektif.

B. Informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja.

Dalam melakukan pengukuran kinerja ada 2 jenis informasi yang digunakan,


yaitu :

1. Informasi Finansial

Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang


telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganalisis varians (selisih
atau perbedaan) antara kinerja aktual dengan anggaran yang dianggarkan.
Analisis varians secara garis besar berfokus pada :

a. Varians pendapatan (revenue varians)

Varians pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk


peningkatan aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan.

b. Varians pengeluaran (expenditure variance)

- Varians belanja rutin


Anggaran belanja rutin adalah anggaran yang disediakan
untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang sifatnya lancar dan
terus menerus.

- Varians belanja investasi/modal (recurrent expenditure variance)

Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya


cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah
aset atau kekayaan pemerintah.

2. Informasi Non-finansial
Teknik pengukuran kinerja oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah
Balanced Scorecard. Balanced Scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor
publik karena Balanced Scorecard tidak hanya menekankan pada aspek
kuantitatif-finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut
sejalan dengan sektor publik yang menempatkan laba bukan hanya sebagai
ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan
nonkeuangan (Mahmudi, 2007).

C. Peranan Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja

Komponen yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja :

a. Biaya pelayanan (cost of service)


Indikator biaya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya biaya
per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah
yang terangkut, biaya per siswa).
b. Penggunaan (utilization)
Indikator ini membandingkan antara jumlah pelayanan yang ditawarkan
(supply of service) dengan permintaan publik (public demand). Indikator
ini harus mempertimbangkan preferensi publik sedangkan pengukurannya
berupa volume absolut atau presentase tertentu.
c. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)
Indikator ini merupakan indikator yang paling sulit diukur karena
menyangkut pertimbangan yang sifatnya subyektif.
d. Cakupan pelayanan (coverage)
Indikator ini perlu dipertimbangkan jika terdapat kebijakan atau peraturan
perundangan yang mensyaratkan untuk memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan minimal yang telah ditetapkan.
e. Kepuasan (satisfaction)
Indikator kepuasan diukur melalui metode jajak pendapat secara langsung.
Bagi pemerintah daerah, metode penjaringan aspirasi masyarakat (need
assessment) dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.

D. Indikator Kinerja dan Pengukuran Value for Money

Menurut Mahmudi (2005:97) dalam bukunya Manajemen Kinerja Sektor


Publik menyatakan karakteristik indikator kinerja sebagai berikut :
1. Sederhana dan mudah dipahami,
2. Dapat diukur,
3. Dapat dikualifikasikan, misalnya dalam bentuk rasio persentase dan angka,
4. Diakitkan dengan standar atau target kinerja,
5. Berfokus pada costumer service, kualitas dan efisiensi,
6. Dikaji secara teratur.

Mekanisme yang diperlukan untuk menentukan indikator kinerja, antara lain :

a. Sistem perencanaan dan pengendalian


Meliputi proses, prosedur, dan struktur yang memberi jaminan bahwa tujuan
organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi.
b. Spesifikasi dan standarisasi
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis secara detail.
c. Kompetensi teknis dan profesionalisme
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi
yang ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis
dan professional dalam bekerja.
d. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar
Mekanisme ekonomi terkait dengan pemberian penghargaan dan hukuman
(reward and punishment) yang bersifat financial.
e. Mekanisme sumber daya manusia
Pemerintah perlu menggunakan beberapa mekanisme untuk memotivasi
stafnya untuk memperbaiki kinerja personal dan organisasi.

E. Langkah-langkah pengukuran  Value for Money.


1. Pengukuran Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan dan merupakan ukuran relatif.
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka
perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan output pada
tingkat input yang sama.
3. Pengukuran Efektifitas
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya.
4. Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat.
Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output hanya mengukur
hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome
mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan (Smith, 1996)
5. Estimasi Indikator Kinerja
Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan :
- Kinerja tahun lalu
- Expert Judgement
- Trend
- Regresi

Anda mungkin juga menyukai