Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

Nama : Yosua
NIM : 21111501030
Prodi : Pendidikan Pancasila
Dosen : I Nyoman Subrathatapa, SH., MH

Soal dan Jawaban :

1. Apa yang dimaksud dengan ideologi?


Jawab :
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani
oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos
yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah
Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796.
Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang
manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.
Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara
fungsional dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat
gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling
baik. Ideologi secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner
dan Ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di
dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh
aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi
yang pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak
dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-
prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga,
system pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Pelaksanaan Ideologi
yang pragmatis tidak diawasi oleh aparat partai atau aparat pemerintah melainkan dengan
pengaturan pelembagaan (internalization),contohnya individualisme atau liberalisme. Ideologi
secara struktural diartikan sebagai system pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas
setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Dengan demikian secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Ideologi adalah kumpulan
gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Notonegoro sebagaimana dikutip oleh Kaelan
mengemukakan, bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi
dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:

1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan
hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus
membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu
yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas
membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran
ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini
ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus ditaati dalam kehidupannya,
baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau
pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui bagaimana cara
yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar dan adil, dalam
bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara, mempertahankan, membangun
kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. Pengertian yang demikian itu
juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

(Sumber : Artikel Pengertian Ideologi | Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga


(bulelengkab.go.id))
2. Beberapa teori ideologi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologi, yaitu :
a. Martin Seliger (Ideologi Sebagai Sistem Kepercayaan)
b. Alvin Gouldner (Ideologi Sebagai Proyek Nasional)
c. Paul Hirst (Ideologi Sebagai Relasi Sosial)

Tulislah pendapat para pemikir ideologi tersebut!

Jawab :

a. Martin Seliger (Ideologi Sebagai Sistem Kepercayaan)


Ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang diungkapkan
dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untuk melayani dasar-dasar
permanen yang bersifat relatif bagi sekelompok orang. Ideologi dipergunakan untuk
membenarkan kepercayaan yang didasarkan atas norma-norma moral dan sejumlah
kecil pembuktian faktual dan koherensi legitimasi yang rasional dari penerapan
preskripsi teknik. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin atau memastikan
tindakan yang disetujui bersama untuk pemeliharaan, pembentukan kembali,
destruksi atau rekonstruksi dari suatu tatanan yang telah tersedia.
Martin Seliger, lebih lanjut menjelaskankan bahwa ideologi sebagai sistem
kepercayaan didasarkan pada dua hal, yaitu ideologi fundamental dan ideologi
operatif (Thompson, 1984: 79). Ideologi fundamental meletakkan preskripsi moral
pada posisi sentral yang didukung oleh beberapa unsur, yang meliputi: deskripsi,
analisis, preskripsi teknis, pelaksanaan, dan penolakan.
Ideologi operatif meletakkan preskripsi teknis pada posisi sentral dengan unsur-
unsur pendukung, meliputi: deskripsi, analisis, preskripsi moral, pelaksanaan, dan
penolakan. Adapun perbedaan di antara kedua ideologi ini digambarkan sebagai
berikut (Thompson, 1984: 80). Kedua bentuk ideologi tersebut mengandung
konsekuensi yang berbeda dalam penerapannya.
b. Alvin Gouldner (Ideologi Sebagai Proyek Nasional)
Ideologi merupakan sesuatu yang muncul dari suatu cara baru dalam wacana
politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas atau tradisi atau retorika emosi. Lebih
lanjut, Gouldner mengatakan bahwa ideologi harus dipisahkan dari kesadaran mitis
dan religius, sebab ideologi itu merupakan suatu tindakan yang didukung nilainilai
logis dan dibuktikan berdasarkan kepentingan sosial.
Gouldner juga mengatakan bahwa kemunculan ideologi itu tidak hanya
dihubungkan dengan revolusi komunikasi, tetapi juga dihubungkan dengan revolusi
industri yang pada gilirannya melahirkan kapitalisme (Thompson, 1984: 85--86).

d. Paul Hirst (Ideologi Sebagai Relasi Sosial)


Ideologi sebagai Relasi Sosial, Hirst meletakkan ideologi di dalam kalkulasi dan
konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi merupakan suatu sistem gagasan
politis yang dapat digunakan dalam perhitungan politis.
Lebih lanjut, Hirst menegaskan bahwa penggunaan istilah ideologi mengacu
kepada kompleks nirkesatuan (non-unitary) praktik sosial dan sistem perwakilan
yang mengandung konsekuensi dan arti politis (Thompson, 1984:94-95).

3. Untuk mengetahui posisi ideologi Pancasila di antara ideologi besar dunia, maka
Mahasiswa perlu mengenal beberapa jenis ideologi dunia, yaitu :
a. Marxisme-Leninisme
b. Liberalisme
c. Sosialisme
d. Kapitalisme

Jawab :

a. Marxisme-Leninisme
Merupakan suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi
sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari perubahan
sosial adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses perubahan sosial
bersifat dialektis.
Ideologi ini merupakan salah satu bentuk perlawanan Karl Marx terhadap
ketidakadilan sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme lahir berkat
anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai kesalahan yang besar
karena akan semakin memperkaya pemilik modal dengan mengorbankan nasib
kaum buruh yang menyedihkan.
Pada sistem kapitalisme, buruh dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang
minim. Hal itu karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak banyaknya dan
modal seminimal mungkin.

b. Liberalisme
Merupakan suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.
Ideologi ini menekankan kepada kebebasan setiap golongan untuk dapat
mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada larangan dari pihak lainnya,
seperti dari asal katanya yaitu liberal yang berarti kebebasan.
Ideologi ini menganggap bahwa setiap orang harus memperoleh kesempatan
yang sama dalam mencapai sesuatu. Setiap individu berhak untuk menentukan
sendiri berbagai hak umum seperti hak politik, hak beragama, dan berbagai hak
lainnya.

c. Sosialisme
Merupakan suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
kepentingan masyarakat, artinya negara wajib menyejahterakan seluruh
masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state.
Ideologi sosialisme dapat diidentikkan dengan ideologi komunisme. Hal ini
karena prinsip yang mendasar yaitu sama-sama akan mengutamakan segala
kepemilikannya secara bersama-sama dan tidak mengakui adanya kepemilikan
individu. Seluruh aset dan modal akan dikuasai secara bersama-sama demi
kepentingan suatu bangsa dan negara.
d. Kapitalisme
Merupakan suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk
menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki
(Sastrapratedja, 2001: 50 – 69).
Ideologi kapitalisme merupakan ideologi yang cukup dikenal di dunia. Ideologi
kapitalisme ini dipopulerkan oleh seorang bapak ilmu ekonomi dunia yaitu Adam
Smith.
Paham ini digagas oleh Adam Smith karena tidak setuju dengan ideologi
merkantilisme yang berkembang pada saat itu. Teori Adam Smith mengenai
ideologi kapitalisme yang cukup dikenal luas yaitu teori “invisible hand” (tangan
yang tidak terlihat).
Ideologi kapitalisme menekankan kepada penguasaan modal oleh pihak swasta
yang di mana negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-undang yang
dapat mempersulit jalanya usaha mereka.

(Sumber : 8 Macam Ideologi di Dunia yang Dianut oleh Berbagai Negara, Wajib
Diketahui | merdeka.com)

4. Apa Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara ?


Jawab :
Urgensi merupakan pentingnya Pancasila sebagai Ideologi Negara. Ideologi
dimaknai sebagai keseluruhan padangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin
mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Pentingya Pancasila sebagai Ideologi Negara bisa dilihat dari fungsi Pancasila itu
sendiri. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia adalah sebagai sarana
pemersatu masyarakat, sehingga dijadikan prosedur konflik, dapat kita telusuri dari
gagasan para pendiri Negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-nilai bersama
yang dapat mempersatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai dasar negara adalah :
1) Agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah,
dan
2) Agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
5. Sebagai warga negara, Mahasiswa perlu memahami kedudukan Pancasila sebagai
Ideologi Negara karena Ideologi Pancasila menghadapi tantangan dari berbagai ideologi
dunia dalam kebudayaan global. Apa saja unsur-unsur yang mempengaruhi Ideologi
Pancasila?
Jawab :
Unsur-unsur yang memengaruhi ideologi Pancasila sebagai berikut:
a. Unsur ateisme yang terdapat dalam Ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai gotong
royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem
perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.

(Sumber : Bab iv pancasila menjadi idiologi negara (slideshare.net))

Anda mungkin juga menyukai