Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam
kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Etimologi
Kata Ideologi pertama sekali diperkenalkan oleh filsuf Prancis Destutt de Tracy pada tahun 1796.
kata ini berasal dari bahasa Prancis idologie, merupakan gabungan 2 kata yaitu, ido yang
mengacu kepada gagasan dan logie yang mengacu kepada logos, kata dalam bahasa Yunani
untuk menjelaskan logika dan rasio. Destutt de Tracy menggunakan kata ini dalam pengertian
etimologisnya, sebagai "ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau
gagasan". [1] [2] [3]
Definisi Ideologi
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep.
Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar)
bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata badaayabdau badan wa mabdaan
yang berarti permulaan. Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas
pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausuah al-Falsafiyah, entry al-Mabda]. AlMabda(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah alasasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda adalah pemahaman mendasar dan asas setiap
peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Definisi lain
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai
melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
Destutt de Tracy:
Ideologi adalah studi terhadap ide ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus
2006
Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan
dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam
masyarakat. 1 mei 2005
Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rivalrivalnya. 22 desember 2003
Muhammad Ismail:
Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar,
pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran
pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas
pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini
yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya? 24
april 2007
Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah
adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta
tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan
Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda adalah
suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup.
Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda) adalah pemikiran yang mencakup
konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran
tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi
Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan
padanan dari arti kata Mabda dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi (mabda).
Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda
pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga
yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individuindividu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia,
sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia berkata:
"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras
manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya, ketimbang
tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti itu, yang paling banter
bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu sekali."
Ideologi politik
Dalam ilmu sosial, ideologi politik adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan
bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat
tertentu. Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan dan
bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal dengan
marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada
abad 20.
Contoh ideologi lainnya termasuk: anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme,
konservatisme, neoliberalisme, Demokrasi Islam, demokrasi kristen, fasisme, monarkisme,
nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala bertindak
dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi
atau simbol dari gerakan sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang memiliki tujuan politik dan
budaya yang sama. Merupakan dasar dari pemikiran politik yang menggambarkan suatu partai
politik dan kebijakannya.
Pengertian pertama adalah ideologi dalam arti epistemis merupakan sebentuk pengetahuan
yang tidak bersifat reflektif dengan perhatian yang berbeda dari yang terdapat pada ilmu.
Presisi kedua dalam menelusuri pengertian ideologi berkaitan dengan substansi yang meliputi
pemikiran, gagasan,dan cita-cita sosial.
Karl Marx menganggap bahwa ideologi sebagai kesadaran palsu mengenai kenyataan sosial
ekonomi dan merupakan angan-angan kolektif yang diperbuat dan ditanggung bersama oleh
kelas sosial tertentu.
Karl Manheim berusaha berusaha mengeliminasikan elemen negatif ideologi dengan
mengajukan konsepsi ideologi total dan idelogi partikular.
ideologi total
ideologi berhimpit dengan apa yang disebut weltanschaung, yang didukung oleh struktur kolektif
masyarakat.
ideologi partikular
ideologi lebih menghuni benak dan diterima secara psikologis oleh warga masyarakat.
Sifat netral ideologi itu tak urung akan dipertanyakan kebenarannya karena ideologi pada
akhirnya bukan hanya terdiri atas sistem kognitif, melainkan sekaligus sistem normatif.
Alisjahbana menyatakan bahwa ideologi akhirnya akan berupa sistem nilai, yang mungkin saja
berdasar atas suatu Weltanschaung.
Ignas Kleden merumuskan ideologi sebagai seperangkat doktrin sistematis tentang hubungan
manusia dengan dunia hidupnya, yang diajarkan dan disebarluaskan dengan penuh kesadaran,
yang tidak hanya memberikan suatu kerangka pengetahuan yang bersifat netral, tetapi yang
meminta sifat dan komitmen dari pihak yang menerimanya, dan yang sedikit banyak
menimbulkan moral passion dalam diri penganutnya.
Dapat kita ketahui bahwa pengertian ideologi telah mengalami pergeseran begitu rupa sehingga
bukan lagi sebagai science of idea. Ideologi berkembang menjadi pengertian yang mengandung
arti sebagai gagasan, ide-ide yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam science of ideas
tersebut. Lebih lanjut, ideologi mengandung arti bukan hanya gagasan atau pemikiran, melainkan
sebagai keyakinan. Jadi ideologi akhirnya menjadi belief system, dari pengertian orisinalnya
selaku science of ideas.
B. PERKEMBANGAN IDEOLOGI
seperti halnya filsafat, ideologi pun memiliki pengertian yang berbeda-beda. Hal ini antara lain
disebabkan oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya ideologi itu bersumber
kepada suatu filsafat.
1. PERKEMBANGAN IDEOLOGI DI NEGARA BARAT
perkembangan ideologi di dunia barat banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran para filsuf besar
pada zaman Yunani kuno, Romawi kuno, abad pertengahan, renaissance, dan zaman modern
sekarang ini. Di dunia barat, akal dan hati selalu bertarung berebut dominasi hendak menguasai
jalan hidup manusia. Ringkasannya, sejak Thales sampai sofis akal menang, sejak Socrates
sampai menjelang abad pertengahan akal dan hati sama-sama menang, sejak Descartes sampai
masa Kant akal menang lagi, sejak Kant sampai sekarang kelihatannya akal dan hati sama-sama
menang di Barat, pada umumnya orang Barat, kerja sama itu tidak harmonis. Maka dari itu
munculnya gagasan-gagasan mereka banyak sekali terjadi pertentangan, misalnya ideologi
liberal kapitalis yang bertentangan dengan komunis sosialis, kedua ideologi ini merupakan
manifestasi dari pertentangan-pertentangan itu.
C. MACAM-MACAM IDEOLOGI
1. IDEOLOGI LIBERAL
pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama di Inggris terjadi suatu revolusi di bidang ilmu
pengetahuan kemudian berkembang ke arah revolusi teknologi dan industri.
perubahan tersebut membawa perubahan orientasi masyarakat dalam segala sendi kehidupan.
paham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan
rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai
tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris, serta individualisme yang
meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan
negara.
menurut paham liberalisme manusia adalah pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya, sehingga berpotensi terjadi konflik. Untuk itu manusia harus membuat suatu
perlindungan bersama atas dasar kepentingan bersama.
dalam kehidupan masyarakat bersama yang disebut negara, kebebasan individu sebagai basis
demokrasi merupakan unsur yang fundamental.
2. IDEOLOGI SOSIALISME KOMUNIS
komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak
individu itu tidak ada.
ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya
hanyalah makhluk sosial saja. Sehinnga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya
individualitas.
menurut komunisme, ideologi hanya diperuntukkan bagi masyarakat secara keseluruhan.
etika ideologi komunisme adalah mendasarkan suatu kebaikan hanya pada kepentingan demi
keuntungan kelas masyarakat secara totalitas.
atas dasar inilah maka sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan HAM
3. IDEOLOGI ISLAM
dalam kitab al-fiqru al-islamiy, Muhammad Muhammad Ismail menjelaskan bahwa Islam
tidak hanya sebagai ad din, tetapi juga sebagai mabda.
Mabda (ideologi) secara etimologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun di atasnya
pemikiran-pemikiran (cabang).
dalam kitab asusnan nahdhah ar-rasyidah menjelaskan bahwa al-mabda adalah pemikiran
mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku, dari segi
logika al-mabda merupakan pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan.
Islam merupakan mabda (ideologi) yang berada di dalam kerangka aqidah (pemikiran
menyeluruh tentang manusia, alam semesta, dan kehidupan/pemikiran mendasar) Islam. Jadi
berada dalam norma-norma Al-Quran, bersumber dari Al-Quran dan Hadist.
4. IDEOLOGI PANCASILA
ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu
proses yang cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai-nilai yang
dimiliki bangsa Indonesia yaitu adat-istiadat, serta agama-agama bangsa Indonesia sebagai
pandangan hidup bangsa.
ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Oleh karena itu dalam ideologi Pancasila mengakui atas kebebasan individu,
namun dalam hidup bersama juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain secara bersama
sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak masyarakat.
manusia menurut Pancasila berkedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu nilai-nilai ketuhanan senantiasa menjiwai
kehidupan manusia dalam bernegara dan bermasyarakat.
kebebasan manusia dalam rangka demokrasi tidak melampaui hakikat nilai-nilai ketuhanan,
bahkan nilai ketuhanan terjelma dalam bentuk moral dalam ekspresi kebebasan manusia.
Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada,
Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan
BPUPKI. Pada tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara
peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung
Departemen Luar Negeri). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat,
wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah
anggota BPUPKI adalah 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7
orang tanpa hak suara.
peri kebangsaan;
peri kemanusiaan;
peri ketuhanan;
peri kerakyatan;
kesejahteraan rakyat.
Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI
pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah
negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.
persatuan;
kekeluargaan;
keseimbangan lahir dan batin;
musyawarah;
keadilan sosial.
Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk mengemukakan dasar
negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
1.
2.
3.
4.
5.
kebangsaan Indonesia;
internasionalisme atau perikemanusiaan;
mufakat atau demokrasi;
kesejahteraan sosial;
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa.
Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
Masa Persidangan Kedua (1016 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh.
Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang beranggotakan sembilan
orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai
aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri
atas Ir. Sukarno (ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Mr.
Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Subarjo, Abikusno Cokrosuryo, dan A. A. Maramis.
Panitia Sembilan bekerja cerdas sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi
nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada
masa persidangan ini, BPUPKI membahas rancangan undang-undang dasar. Untuk itu, dibentuk
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia tersebut juga
membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang yang khusus merumuskan
rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan anggota Wongsonegoro,
Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil kerjanya kemudian disempurnakan
kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas HuseinJayadiningrat, H. Agus
Salim, dan Mr. Supomo. Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang
pada sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu
pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang dasar
(batang tubuh). Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD
berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli 1945
dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk menindaklanjuti hasil
kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga
tersebut dalam bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari
Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta
penduduk Cina. Ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, menambah anggota PPKI enam
orang lagi sehingga semua anggota PPKI berjumlah 27 orang.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad
Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, dr. Rajiman Wedyodiningrat, R.P. Suroso,
Abikusno Tjokrosujoso
Abdulkahar Muzakir
H.A. Salim
Achmad Subardjo
Wachid Hasjim
Muhammad Yamin
4. Pengesaha pancasila sebagai dasar Negara
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada sidang
ini PPKI membahas konstitusi negara Indonesia, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, serta
lembaga yang membantu tugas Presiden Indonesia. PPKI membahas konstitusi negara Indonesia
dengan menggunakan naskah Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI. Namun, sebelum
sidang dimulai, Bung Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri untuk
mencari penyelesaian masalah kalimat ... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya pada kalimat Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya. Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo,
Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Mereka perlu
membahas hal tersebut karena pesan dari pemeluk agama lain dan terutama tokoh-tokoh dari
Indonesia bagian timur yang merasa keberatan dengan kalimat tersebut. Mereka mengancam
akan mendirikan negara sendiri apabila kalimat tersebut tidak diubah. Dalam waktu yang tidak
terlalu lama, dicapai kesepakatan untuk menghilangkan kalimat ... dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kita harus menghargai nilai juang para tokoh-tokoh
yang sepakat menghilangkan kalimat .... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya. Para tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang
tinggi. Mereka juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang agar
permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera saja sidang pertama
PPKI dibuka.
keputusan:
1) Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945
2) Memilih presiden dan wakil presiden (Sukarno dan Moh. Hatta)
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.
di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum. Sedangkan dalam arti sempit, ideologi
menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir maupun bertindak atau pedoman hidup dalam
bidang tertentu misalnya sebagai ideology Negara. Ideologi Negara adalah ideologi dalam
pengertian sempit atau terbatas. Ideologi Negara merupakan ideologi mayoritas waga Negara
tentang nilai -nilai dasar Negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan Negara itu. Ideologi
Negara sering disebut sebagai ideologi politik karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang tidak lain adalah kehidupan politik. Pancasila adalah ideologi
Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana hidup bernegara milik seluruh bangsa
Indonesia bukan ideologi milik Negara atau rezim tertentu. Sebagai ideologi, yaitu selain
kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republic Indonesia Pancasila berkedudukan juga
sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural
bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indo nesia bukan secara
paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan
masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu. Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi
tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita,
idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan realita
atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk
pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahira nnya.
2) Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu
mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa
depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3) Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung
ideologi itu berhasil menemukan tafsiran tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang
sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu:
1) Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2) Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing bangsa
3)
sempit. Dalam arti luas ideologi menunjuk pada pedoman dalam berpikir dan bertindak
atau sebagai pedoman hidup di semua segi kehidupan baik pribadi maupun umum.
Sedangkan dalam arti sempit, ideologi menunjuk pada pedoman baik dalam berpikir
maupun bertindak atau pedoman hidup dalam bidang tertentu misalnya sebagai ideologi
Negara.
Ideologi Negara adalah ideologi dalam pengertian sempit atau terbatas. Ideologi Negara
merupakan ideologi mayoritas waga Negara tentang nilai -nilai dasar Negara yang ingin
diwujudkan melalui kehidupan Negara itu. Ideologi Negara sering disebut sebagai
ideologi politik karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang tidak lain adalah kehidupan politik.
Pancasila adalah ideologi Negara yaitu gagasan fundamental mengenai bagaimana hidup
bernegara milik seluruh bangsa Indonesia bukan ideologi milik Negara atau rezim
tertentu.
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan republik
Indonesia Pancasila berkeduduka n juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond)
yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indo nesia bukan secara
paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam
menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu. Alfian
mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki
oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai
sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan
realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan
realita masyarakat pada awal kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai
dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan
masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik
kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi dalam
mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zaman
tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran -tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru yang
muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat
dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam