Anda di halaman 1dari 50

Kepemimpinan dalam Organisasi

Kemasyarakatan
Kepemimpinan .
Terminologi
Jenis-jenis
Teori
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)
Terminologi
Landasan Hukum
Peran dalam bidang Kesehatan
Terminologi
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara loyal untuk menyelesaikan tugas.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan
pihak lainnya.
Menurut Sarros dan Butchatsky
(1996), Kepemimpinan
didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk
mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu
dan organisasi.
Anderson (1988), leadership means using power to influence the
thoughts and actions of others in such a way that achieve high
performance.
Melibatkan orang atau pihak lain
Dengan kekuasaannya (his or her power) mampu menggugah
pengikutnya
Memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap
bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan
(cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan
(commitment),
1. Teori Genetic

leaders are born and not made. bahwa


penganut teori ini mengatakan bahwa seorang
pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan
bakat pemimpin.
Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.
2. Teori Sosial

Leaders are made and not born. Penganut-


penganut teori ini berpendapat bahwa setiap
orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari
kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-
ponganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin
yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat
mana kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk
mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang
memang telah dimilikinya itu.
1. Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan
energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa
untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya
dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural
power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa.
Inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri.
Totalitas kepemimpinan memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
2 .Tipe Kepemimpinan Paternalistis
/Maternalistik
Diidentikkan dengan kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum
dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan
b. Bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengambil keputusan sendiri
d. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk berinisiatif
e. Hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut
atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri,
f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah
dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-
protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol
disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
( sangat mirip otoriter ).
Sifat-sifat militeristik adalah:
a. Lebih banyak menggunakan perintah/ komando, keras dan
sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
c. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan
tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
d. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahan.
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, kritik bawahannya
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.
Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
ciri-ciri antara lain:
a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi
b. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal
c. Berambisi untuk merajai situasi
d. Perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri
e. Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan
f. Pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi
g. Sikap eksklusivisme
h. Selalu ingin berkuasa secara absolute
i. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku
j. Pemimpin ini bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan
setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri.
Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki
keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa
mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja
yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme.
Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat
marit dan kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang
teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisonal, tidak mempercayai
dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri.
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap
nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan
tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-
teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi
dan pembangunan.
Tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang
efisien dalam pemerintahan.
Tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri,
manajemen modern dan perkembangan sosial
ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para
pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
Kekuatannya tidak terletak pada pemimpinnya akan
tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap
warga kelompok.
Kepemimpinan menghargai potensi setiap individu,
mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.
Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan
bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada
saat-saat dan kondisi yang tepat
Unsur yang Mendasari

Adanya
Kemampuan
Kemampuan unsur kerja
mengarahkan,
mempengar sama
memotivasi
uhi orang untuk
tingkah laku
lain mencapai
orang lain
[kelompok / tujuan
dalam
bawahan] yang
kelompok
diinginkan
Manajemen VS Kepemimpinan
Penyusunan Rencana
Manajemen
Perencanaan dan Penganggaran. Penentuan
rencana spesifik dari kegiatan untuk
pencapaian tujuan serta mengalokasikan
segala sumber daya yang dibutuhkan.

Kepemimpinan
Penentuan Arah Kegiatan. Menyusun visi atau
tujuan jangka panjang yang akan diraih oleh
organisasi serta strategi perubahan yang harus
dilakukan.
Membangun Relasi antar
Manusia
Manajemen
Pengorganisasian dan Penempatan SDM.
Menyusun struktur organisasi, prosedur kerja,
tanggung jawab dari setiap bagian organisasi
serta metode Implementasi
Kepemimpinan
Mengkomunikasikan visi kepada orang-orang
serta membangun kerjasama dengan orang-
orang yang siap untuk mewujudkan visi secara
bersama-sama
Implementasi Rencana
Manajemen
Pengawasan dan Pemecahan Masalah. Pada
tahap implementasi tugas manajemen adalah
melakukan pengawasan dan pengendalian
atas berbagai kendala yang mungkin ditemui.
Kepemimpinan
Memotivasi dan Memberikan inspirasi. Peran
yang dilakukan pada saat implementasi
adalah memotivasi orang-orang yang telah
sepakat bekerjasama untuk melakukan
implementasi dari apa yang telah dibangun
sebagai upaya pencapaian visi.
Hasil yang diperoleh

Manajemen
Sesuatu yang telah diperkirakan
atau telah ditargetkan sebelumnya.

Kepemimpinan
Suatu perubahan yang akan
mendukung pencapaian visi.
Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan sbg proses interaksi antara manusia
Bersumber dari seseorang yang berani dan bersedia
tampil mempelopori dan mengajak orang lain
berbuat sesuatu melalui kerjasama
Berada ada di depan pemimpin akan menjadi
panutan sikap dan perilakunya diteladani
Mampu berada di tengah orang yang dipimpinnya
bekerjasama untuk mewujudkan kegiatan bersama
Berada di belakang berfungsi memberi dorongan
Fungsi Kepemimpinan

Fungsi yang Fungsi yang terkait


terkait dengan dengan hubungan sosial
tugas atau atau pemeliharaan
pekerjaan (task- kelompok ( group -
related functions) maintenance functions )
Kunci Mengimplementasikan Strategi

Structure
organization of firms activities
Leadership
style, staffing, and skills
Culture
shared values creating behavioral norms
Mengapa pemimpin dibutuhkan?
Pemimpin dan non pemimpin

PEMIMPIN BUKAN PEMIMPIN


Memberikan inspirasi Menekan pekerja
pekerja Melaksanakan pekejaan
Melaksanakan dan dgn mengorbankan
mengembangkan pekerja
pekerjaan Menimbulkan rasa takut
Menunjukan bagaimana pada pekerja
hrs bekerja Mengelak tanggungjawab
Menerima tanggungjawab Mengalihkan kesalahan
Menyelesaikan persoalan pada orang lain
Kepemimpinan yang efektif
Menentukan arah stratejik
Memanfaatkan & mempertahankan
kompetensi inti
Mengembangkan modal manusia
Mempertahankan budaya organisasi yang
efektif
Menekankan praktek etika
Menciptakan keseimbangan kontrol
organisasi
Faktor Penentu Kinerja (Griffin)
Motivasi (Motivation)
Kemampuan (Ability)
Lingkungan Pekerjaan (Work
Environment)
Pendekatan Tradisional
Asumsi
Pekerjaan pada dasarnya merupakan sesuatu
yang tidak disukai oleh setiap orang karena
merupakan sebuah beban.
Apa yang seseorang lakukan tidak lebih
penting dari apa yang dapat diperoleh oleh
seseorang karena melakukan hal tersebut
Hanya sedikit orang yang mau dan mampu
mengerjakan pekerjaan yang kreatif, inovatif,
dan penuh tantangan
Pendekatan Tradisional
Kebijakan yang dapat dilakukan
Manajer harus memberi perintah dan
mengawasi bawahan dalam setiap
pekerjaan
Manajer harus menerjemahkan pekerjaan
kedalam bentuk perintah yang sederhana,
spesifik, dan jelas agar mudah untuk
dikerjakan oleh bawahan
Manajer harus membuat jadual pekerjaan
secara rutin dan rinci dan
mengkordinasikannya setiap saat.
Pendekatan Tradisional
Harapan
Para pekerja akan melakukan
pekerjaan jika upahnya memadai
dan manajer bertindak adil
Jika pekerjaan yang harus dilakukan
jelas dan para pekerja diawasi secara
ketat, maka para pekerja akan
mampu bekerja sesuai dengan
standar
Pendekatan Relasi Manusia
Asumsi
Pada dasarnya manusia ingin dianggap
penting dan berguna
Manusia ingin merasa dimiliki dan diakui
eksistensinya secara individual dalam
lingkungan sosial
Perasaan sebagaimana yang disebutkan
dalam asumsi 1 dan 2 adalah lebih penting
daripada kompensasi berupa uang.
Pendekatan Relasi Manusia
Kebijakan yang dapat dilakukan
Manajer bertugas untuk menciptakan suasana
dimana para pekerja menganggap dirinya
penting dan bermanfaat bagi perusahaan
Manajer perlu untuk selalu mengakomodasi
usulan dari bawahan dan memastikan bahwa
para pekerja selalu mendapatkan informasi
terkini mengenai pekerjaan
Manajer perlu memberikan kesempatan
kepada para pekerja untuk melakukan inisiatif
dan kemandirian dalam setiap pekerjaan
Pendekatan Relasi Manusia
Harapan
Adanya transparansi informasi yang memadai
antara atasan dan bawahan serta keterlibatan
para pekerja dalam berbagai keputusan akan
memuaskan kebutuhan para pekerja untuk
diperhatikan dan dianggap penting serta
berguna
Pemuasan terhadap kebutuhan para pekerja
untuk dianggap penting dan berguna akan
meningkatkan moral dan semangat para
pekerja dan pada akhirnya para pekerja akan
bersedia untuk bekerja sama
Pendekatan SDM
Asumsi
Pekerjaan pada dasarnya bukan merupakan
sesuatu yang tidak disukai. Para pekerja
ingin memberikan kontribusi terhadap
suatu tujuan yang memberikan manfaat
Hampir semua orang pada dasarnya dapat
melakukan sesuatu yang kreatif, inovatif,
dan penuh tantangan daripada sekedar
menjalankan tugas yang diperintahkan
pada mereka
Pendekatan SDM
Kebijakan yang dapat dilakukan
Manajer perlu memastikan bahwa seluruh
sumber daya manusia didayagunakan dan
dimanfaatkan secara optimal
Manajer perlu mewujudkan suasana pekerjaan
yang dapat mendorong seluruh sumber daya
manusia bekerja berdasarkan kemampuannya
masing-masing
Manajer perlu mendukung adanya partisipasi
dari para pekerja dalam hal bekerja, berinisiatif,
dan melakukan pekerjaan secara mandiri
Pendekatan SDM
Harapan
Peningkatan keterlibatan pekerja dalam
berbagai hal yang terkait dengan
pekerjaan akan menyebabkan terjadinya
peningkatan kinerja dan efisiensi
Kepuasan kerja akan terwujud melalui
berbagai hasil positif yang dapat
ditunjukkan oleh para pekerja dalam
setiap kesempatan
(Ormas )Organisasi Kemasyarakatan

adalah organisasi yang didirikan dan


dibentuk oleh masyarakat secara sukarela
berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak,
kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila
Asas Ormas
Tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Ormas juga dapat mencantumkan ciri tertentu yang
mencerminkan kehendak dan cita-cita Ormas.
Hal ini tentunya berbeda dengan kebijakan Ormas di
masa silam yang mewajibkan seluruh Ormas
berasaskan Pancasila.
Sifat kegiatan, Ormas tentunya harus dibedakan dengan
Organisasi lainnya yang tujuannya memang
memperoleh keuntungan, seperti CV, PT, dll.
Dalam melaksanakan kegiatannya Ormas bersifat
sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis.
Tujuan Ormas
Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;
Memberikan pelayanan kepada masyarakat;
Menjaga nilai agama dan kepercayaan thd Tuhan YME.
Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika,
dan budaya yang hidup dalam masyarakat;
Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;
Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong,
dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;
Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa; dan/atau
Mewujudkan tujuan negara.
Fungsi Ormas
Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota
dan/atau tujuan organisasi;
Pembinaan dan pengembangan anggota untuk mewujudkan
tujuan organisasi;
Penyalur aspirasi masyarakat;
Pemberdayaan masyarakat;
Pemenuhan pelayanan sosial;
Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa; dan/atau
Pemelihara dan pelestari norma, nilai, dan etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Landasan Hukum Undang-Undang
No. 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan
Pasal 1 (1. Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah
organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela )
Pasal 2 (ASAS, CIRI, DAN SIFAT )
Pasal 3 (Ormas dapat mencantumkan ciri tertentu yang mencerminkan kehendak dan
cita-cita Ormas yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. )
Pasal 4 (Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan demokratis)
Pasal 5 TUJUAN,
Pasal 6 FUNGSI
Pasal 7 AD/ART
Pasal 8 Lingkup
Contoh Ormas kerjasama dgn
kementrian kesehatan
Daftar nama Ormas :
1. Nahdatul Ulama
2. Fatayat NU
3. Muslimat NU
4. Muhammadiyah
5. Aisiyah
6. Al Hidayah
7. Persatuan Islam (PERSIS)
8. Pemudi PERSIS
9. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI)
10. Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia (PERDHAKI)
11. Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI)
12. Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
13. Persekutuan Pelayanan Kesehatan Kristen di Indonesia (PELKESI)
14. Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)
15. Dharma Wanita Persatuan
16. Persatuan Wanita Nasional (PERWANAS)
17. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tujuan kerjasama
Mmeningkatkan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan
kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat. Meliputi bidang Kesehatan Ibu dan Anak,
Keluarga Sadar Gizi, Kesehatan Reproduksi,
Kesehatan Usia Lanjut, Pengendalian Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular,
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di berbagai tatanan, Pembinaan Desa
Siaga, Pembinaan Daerah Bermasalah Kesehatan
serta Pembinaan Promosi Kesehatan di RS

Anda mungkin juga menyukai