Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan
mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran
dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau Leadership seorang Manajer akan sangat
mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya.
ada banyak ahli manajemen yang merumuskan definisi-definisi tentang Kepemimpinan atau Leadership ini. Salah
satu diantaranya adalah definisi Kepemimpinan menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440).
Menurutnya, Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain
dan mengilhami, memberi semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu
tercapai tujuan kelompok atau organisasi.
Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), Kepemimpinan adalah Kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok ke arah tercapainya tujuan. Sedangkan definisi Kepemimpinan menurut Richard L. Daft (2003:50)
adalah Kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi
tersebut, sangat jelas dikatakan bahwa kepemimpinan adalah fungsi manajemen yang erat keterkaitannya dengan
pencapaian tujuan organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut dengan “pemimpin” atau dalam bahasa Inggris
disebut dengan “Leader”. Berdasarkan definisi dari Ricky W. Griffin (2003:68), Pemimpin adalah individu yang
mampun mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu
yang diterima oleh orang laim sebagai pemimpin.
Menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440), yang dimaksud dengan Kepemimpinan adalah proses
dimana seorang individu mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi semangat,
memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka guna membantu tercapai tujuan kelompok atau
organisasai.
Sedangkan Definisi Manajemen menurut R.W. Griffin (1997:5-6) adalah serangkaian kegiatan (termasuk
perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada
sumber daya organisasi (tenaga kerja, keuangan, fisik dan informasi) yang bertujuan untuk mencapai sasaran
organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen berdasarkan
KarakteristiknyaBerikut ini adalah kunci perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen berdasarkan
Karakteristiknya.
Strategik dan berorientasi pada Orang Taktikal dan berorientasi pada Organisasi
Membangun Tim dan Mengembangkan Talenta mereka Mengalokasikan dan Mendukung Sumber daya Manusia
Mempromosikan Inovasi dan penemuan baru Memastikan Kesesuaian Standar dan prosedur
Memberdayakan dan Membina Orang Memerintah dan mengarahkan orang
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
Kepemimpinanpaternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai
berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang
perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu
bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang
membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi
yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
Tipe kepemimpinanmiliteristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya
disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan
dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
Kepemimpinanotokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak
yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai
situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi
yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap
anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara
absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik
pada bawahan apabila mereka patuh.
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang
berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak
mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan
sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh
karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai
dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan
kembali sikap nasionalisme.
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi
secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para
pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
1. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang di dasarkan atas
2. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan personal dan
keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem
persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Bawahan
harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan
mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam
pemimpin bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah pekerjaan yang
harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana mengerjakannya asal
pekerjaan tersebut bisa diselesaikan tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas
cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan
cepat berhasil.
dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya.
Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh
yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa
orang tersebut itu dikagumi. Hingga sekarang, para ahli belum berhasil menemukan
8. Tipe Militeristik. Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakan bawahannya
lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi
dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.
9. Tipe Pseudo-demokratik. Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi
demokratik. Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin yang
berusaha mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat sebuah panitia,
dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan
saran-sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk
memperoleh kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini
menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam
bentuk yang halus, samar-samar.
10. Tipe Demokratik. Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan
kerena dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan,
melalui forum musyawara untuk mencapai kata sepakat.Kepemimpinan demokratik adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan
secara tertib dan bertanggung jawab. Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif.
4. Perbedaan antara Leader dengan Manager adalah
Mengelola Berinovasi
· Memelihara Mengembangkan
· Meniru Menciptakan
Atau juga bisa menggunakan jawaban ini untuk membedakan antara manajer dengan leader (peminpin)
Manajer dan Pemimpin.Arti kata manajer dan pemimpin sering kali dipakai saling bertukar, sepertinya
memiliki arti yang sama, namun sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Apakah pemimpin
harus bisa menjadi manajer yang baik? Atau manajer juga harus bisa menjadi pemimpin yang
baik? Apa perbedaan antara manajer dan pemimpin?
Manajer Pemimpin
Manajer dan pemimpin mempunyai cara yang beda dalam mengatur suatu
organisasi. Pemimpin menetapkanarah atau visi suatu perusahaan – pemimpin bertanggung jawab
terhadap arah baru yang dituju oleh perusahaan itu. Sedangkan manager, mengatur tim dan manusia
yang ada dalam perusahaan sesuai dengan nilai – nilai dan arah yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Manajer lebih mengunakan metode yang rasional. Bagaimana bekerja untuk mencapai target, mengatur
apa yang harus dikerjakan masing – masing anggota tim. Sedangkan pemimpin lebih
menggunakan hati. Menggugah setiap orang dalam perusahaan untuk ikut dalam rencana masa depan
perusahaan. Bagaimana idenya untuk perusahaan dalam tahun – tahun kedepan.
5. Fungsi apa saja yang dipakai oleh peminpin…..
Jawaban ada di pertemuan ke -5 “Peran Peminpin dalam Transformasi Organisasi” hal 4, saya tidak
bisa gambar di sini. Teman-teman baca sendiri.
7.Tentang penjualan
A. Penjualan 2016: 4T
Jumlah produk yang ada 300, kalau dibagi berdasarkan PARETO ABC:
Pareto A: 60
Pareto B: 200
Pareto C: 40
Penjualan tahun 2018 naik 20% dari tahun 2017 (20%X 4,4T)= 5,2 T
Analisis ABC
Analisis ABC adalah adalah metode pengklasifikasian barang berdasarkan
peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar
yang disebut kelompok A, B dan C. Analisis ABC membagi persediaan yang menjadi tiga kelas
berdasarkan besarnya nilai (value) yang dihasilkan oleh persediaan tersebut (Schroeder, 2010).
Analisis ABC merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip pareto. Prinsip ini
menyatakan bahwa “critical view and trivial many”. Prinsip ini mengajarkan untuk
memfokuskan pengendalian persediaan kepada jenis persediaan yang bernilai tinggi atau
kritikal daripada yang bernilai rendah atau trivial. Menurut Schroeder (2010), klasifikasi ABC
adalah sebagai berikut:
1. Kelas A merupakan barang-barang yang memberikan nilai yang tinggi. Walaupun
kelompok A ini hanya diwakili oleh 20% dari jumlah persediaan yang adatetapi nilai yang
diberikan adalah sebesar 80%.
2. Kelas B merupakan barang-barang yang memberikan nilai sedang. Kelompok persediaan
kelas B ini diwakili oleh 30% dari jumlah persediaan dan nilai yang dihasilkan adalah
sebesar 15%.
3. Kelas C merupakan barang-barang yang memberikan nilai yang rendah. Kelompok
persediaan kelas C diwakili oleh 50% dari total persediaan yang ada dan nilai yang
dihasilkan adalah sebesar 5%.
B. Peminpin yang bagaimana supaya bisa meningkatkan tareget tersebut: peminpin akan
mengevaluasi terhadap produk tersebut dari berbagai sisi:
a. Sisi pengadaan
1) Kelas
A, memerlukan pengendalian secara ketat yaitu memperhatikan keseluruhan
proses produksi mulai dari proses, rakit dan produk akhir. Selain itu juga
memperhatikan ukuran, bentuk dan manfaat yang disesuaikan dengan keinginan
konsumen.
b. sisi produksi:
Melakukan schedule produksi seefisien mungkin dengan catatan bahwa produk pareto A dan B tidak
boleh kosong stock di gudang dan dipasaran.
c. sisi R&D:
Produk pareto B dan C dilakukan reformulasi supaya yang B bisa masuk ke level A, yang C masuk ke
level B.melakukan evaluasi terhadap produk pareto C, apabila kurang menguntungkan tidak dilakukan
reformulasi dan ijin terhadap produk tersebut di cabut aja/dihilangkan saja karena membebani terhadap
biaya pengadaaan
d. sisi Teknologi:
Melalukan efisiensi proses produksi dengan memakain mesin yang otomatic/robotic, sehingga bisa
menekan biaya proses produksi dan bisa memenuhi kebutuhan pasar sesuai dengan kebutuhan
Marketing
E. sisi Marketing:
Melakukan promosi terhadap produk Pareto B dan C, supaya market share makin meningkat dari tahun
sebelumnya.mengevaluasi terhadap produk pareto C, apabila tidak menghasilkan keuntungan akan
diinformasikan ke bagian produksi dan PPIC tidak perlu di produksi lagi.
4) Melakukan in house training suplier dari bahan baku dan mesin, supaya memudahkan operator
untuk mengatasi pada saat ada masalah di proses produksi