Anda di halaman 1dari 33

KEPEMIMPINAN DALAM

MANAJEMEN KEPERAWATAN
Tara Indra Dirgantara
PENGERTIAN
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau
berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. ( Russel C Swansburg, 2000 )
Ordway Ted
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang
dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai
kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan
dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang
dipercayakan kepadanya.
PENGERTIAN
Georgy R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya
pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain
sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Paul Hersay, Ken Blanchord


Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktifitas seseorang atau sekelompok  orang untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi
tertentu.
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya
menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi
memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan
penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat )
dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada
di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai.
Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam
kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari
sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan
Pemimpin yang baik dalam menjalankan
pekerjaannya

a. Memberikan kepuasan kebutuhan langsung para


bawahannya.
b. Menyusun jalur pencapaian tujuan
c. Menghilangkan hambatan – hambatan pencapaian
tujuan
d. Mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa
berguna secara organisatoris
Pemimpin yang berkualitas
a. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung
jawab
b. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight
atau persepsi introspektif
c. Mempunyai kemampuan untuk menentukan prioritas
d. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
Teori kepemimpinan
Georgy R. Terry
a.   Teori Keadaan
Kepemimpinan yang bersifat fleksibel, yang selalu menyesuaikan terhdap situasi.
b.  Teori Supportif/ Partisipatif/ Demokratik
Pimpinan memberikan support kepada bawahan untuk bekerja baik.
c.   Teori Sosiologi
Pemimpin membantu aktivitas pengikut dan menyelesaikan konflik organisasi
dan pengikut.
d.  Teori Psikologis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan meningkatkan motivasi pengikut
atau bawahan.
e. Teori Otokratis
Pemimpin dengan berjalannya kepemimpinan memberikan perintah, paksaan dan
tindakan ( arbiater ).
Gaya Kepemimpinan
Otokratis
Demokratis
partisipatif dan
laissez faire (Gillies, 1996)
Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya
kepemimpinan yang menggunakan kekuatan jabatan
dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan
sendiri semua perencanaan tujuan dan pembuatan
keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara
paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ciri - cirinya :
Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan,
Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan,
Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan,
Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan
kepada bawahan,
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat,
Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan,
Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran, pertimbangan atau pendapat
continue
Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif,
Lebih banyak kritik daripada pujian,
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan
tanpa syarat,
Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat,
Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,
Kasar dalam bertindak,
Kaku dalam bersikap,
Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pimpinan.
continue
Keuntungan          : kecepatan serta ketegasan dalam
pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga untuk
sementara mungkin produktivitas dapat naik.
Kerugian               : suasana kaku, tegang, mencekam,
menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut
timbulnya ketidak puasan
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang
pemimpin yang menghargai karakteristik dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota
organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk menggali
dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi
mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Ciri – cirinya :
Wewenang pimpinan tidak mutlak,
Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang
kepada bawahan,
Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar
pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan
bawahan,
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau
kegiatan bawahan dilakukan secara wajar,
Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,
cotinue
Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dari pada instruktif,
Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dar pada instruktif,
Pujian dan kritik seimbang,
Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam bats
kemampuan masing-masing,
Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,
Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak,
Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat, menghormati dan
saling harga menghargai,
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan
dan bawahan.
continue
Keuntungan          : berupa keputusan serta tindakan
yang lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki,
serta terbinannya moral yang tinggi.
Kelemahan            : keputusan serta tindakan kadang –
kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang,
keputusan yang dibuat bukan merupakan keputusan
yang terbaik.
Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan.
Dengan mempertimbangkan masukan tersebut,
pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk
memecahkan masalah yang ada.
 Gaya Kepemimpinan Laisses Faire “ Liberal

Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan
sebagai gaya “membebaskan” bawahan melakukan
sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini,
pemimpin melepaskan tanggung jawabnya,
meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau
koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan,
melakukan dan menilai pekerjaan yang menurut
mereka tepat.
Ciri – cirinya :
Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya
kepada bawahan,
Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan
oleh bawahannya,
Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan, atau kegiata yang dilakukan para
bawahan,
continue
Prakarsa selalu dating dari bawahan,
Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan,
Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok,
Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan
kelompok,
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
orang per orang.
Faktor yang menetukan efektifitas gaya
kepemimpinan secara situasional meliputi
1. Kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan,
2. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,
3. Ukuran unit organisasi,
4. Pola komunikasi dalam organisasi
5. Latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,
6. Kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin
Ketrampilan Yang Harus Dikuasai
Pemimpin Yang Efektif
Swanburg (2000)
a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan,
berbicara)
b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif,
kerjasama, integritas pribadi yang baik,
keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan
kepada orang lain)
c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia
dan partisipasi sosial).
continue
 Fiedler (1977)
a. Kepemimpinan berganti dari satu orang ke orang lain
dan berganti dari satu gaya ke gaya lainnya seiring
dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
b. Pemimpin sebaiknya berasal dari anggota kelompok
kerja, mengenal situasi kerja dan memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota
kelompok kerja lainnya
continue
Bennis
a. Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks
tentang sistem manusia.
b. Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan
pembinaan bawahan.
c. Mempunyai kempuan menjalin hubungan antar manusia.
d. Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang
memungkinkan untuk mengenal orang lain dengan baik.
continue
Merton
a. Seseorang akan mengerti apabila menerima auatu
komunikasi,
b. Mempunyai pedoman apa yang harus dilakukan
yang diminta oleh komunikasi tadi,
c. Percaya bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai
dengan kehendak perorangan dengan nilai yang baik,
d. Sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi
Teori X dan Teori Y menurut Douglas
McGregor 
Gaya manajemen suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
keyakinan dan asumsi manajemennya terhadap apa yang
merupakan dorongan kerja karyawannya. Jika
manajemennya yakin bahwa sebagian dari karyawannya
tidak menyukai pekerjaannya , maka gaya manajemen akan
cenderung ke gaya manajemen otoriter.
Namun jika manajemennya berasumsi sebagian besar
karyawan atau anggota timnya menyenangi pekerjaannya
dan bangga ketika suatu pekerjaannya dapat diselesai
dengan baik maka gaya manajemennya akan cenderung
mengadopsi ke gaya manajemen partisipatif atau
demokratik
Teori X
Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya
karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan secara
alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan
asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen
akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam
mengoperasikan perusahaannya. Menurut Teori X ini,
manajemen harus secara tegas melakukan intervensi
untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan
Teori Y
Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya
karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan
menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga
terhadap hasil kerjanya yang baik, bekerja penuh
dengan tanggung jawab dan senang untuk menerima
tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian,
maka manajemen akan cenderang menggunakan gaya
manajemen partisipatif.
Peran Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai
Pemimpin
Peran Kepala Ruang
tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994)
adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap
anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan
keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari
pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan
menghindari terjadinya kebosanan perawat serta
menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar
kesalahan.
Peran kepala ruangan
a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan,
seleksi, orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan
kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan,
pengorganisasian, dan pengarahan dalam pelayanan
keperawatan.
c. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar
asuhan keperarawatan, program kendali mutu, program
evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan
keperawatan.
d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam
pelayanan keperawatan.
Fungsi kepala ruangan
Marquis dan Houston (2000)
a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi,
tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan –
peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,
organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap
kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana
perubahan.
b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur
untuk melaksanakan perencanaan, dan menetapkan
metode
Ruang lingkup kegiatan kepemimpinan
dalam keperawatan
Kron (1981)
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja

Anda mungkin juga menyukai