Anda di halaman 1dari 4

1.

 Teori kepemimpinan sifat

Dalam perkembangannya teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
yang mempunyai pandangan bahwa sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan atau yang
biasanya dikenal dengan bakat atau potensi. Tetapi bisa juga diraih melalui pendidikan, pelatihan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain: fisik, mental dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
kepemimpinan organisasi, antara lain:

1. Kecerdasan

Berdasarkan sebuah hasil penelitian, pemimpin yang memiliki kecerdasan rata – rata dari
anggotanya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi juga. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan anggotanya yang lain.

1. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial

Pada umumnya didalam melakukan interaksi socsal dengan lingkungan internal ataupun
eksternal, seorang pemimpin yang akan berhasil yaitu pemimpin yang mempunyai emosi matang
dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan teguh pendirian dalam
mepertahankan keputusan yang diyakini kebenarannya.

1. Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil pada umumnya memiliki motivasi yang tinggi untuk
anggotanya maupun dirinya sendiri. Selain itu ia selalu terdorong untuk mmenjadi seseorang
yang berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada hasil kerja yang maksimal,
efektif serta efisien.

1. Sikap hubungan kemanusiaan

Seorang pemimpin hendaknya memngakui terhadap harga diri dan kehormatan para
anggotannya. Sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepada dirinya.

2. Teori kepemimpinan perilaku dan situasi

Berdasarkan hasil penelitian perilaku seorang pemmpin yang mendasari teori ini mempunyai
kecenderungan kearah 2 hal yaitu:

Pertama yang disebut Konsiderasi, yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menunjukkan
sikap akrab dengan bawahan. Misalnya, sorang pemimpin yang memberi masukan kepada
bawahannya serta bersedia berkonsultasi dengan bawahannya.

Kedua yang disebut dengan Struktur Inisiasi, yaitu kecenderungan seorang pemimoin yang
memberikan batasan antara pemimpin dan bawahannya. Misalnya, pemimpin tersebut selalu
memandang bawahannya tidak mampu untuk melakukan sesuatu sehingga dia akan memberikan
instruksi terus – menerus kepada bawahannya

Kesimpulannya, berdasarkan teori ini seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memberikan perhatian besar kepada bawahan dan memberikan kepercayaan bahwa bawahannya
tersebut juga mampu mengerjakan tugasnya dengan baik.

3. Teori kewibawaan pemimpin

Kewibawaan atau karisma merupakan faktor penting dalam hal kepemimpinan,sebab dengan
faktor ini seorang pemimpin akan dipercaya oleh bawahannya bahwa pemimpin mereka
mempunyai kemampuan luar biasa dan mempercayai bahwa pemimpin mereka mampu
melindungi dirinya dari bahaya yang mengancam. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa
pemimpin mereka akan membawa keluar mereka sebagai pemenang di bawah
kepemimpinannya.Di dalam kependidikan dimungkinkan bahwa di bawah kepemimpinan
seseorang tersebut akan memajukan sekolah mereka menjadi lebih baik dan berkualitas.

4. Teori kepemimpinan situasi

Seorang pemimpin harus mampu mendiagnosa yang baik serta harus bersifat fleksibel, sesuai
dengan tingkat perkembangan  dan kedewasaan bawahan atau pengikut. Misalnya, gaya direktif
cocok diterapkan pada bawahan dengan tingkat pengetahuan yang masih relatif rendah.

5. Teori kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) bisa tercapai maka harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dan pengikutnya. Karena keberhasilan suatu kelompok atau organisasi tidak mungkin
tercapai jika tidak ada kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahannya atau
pengikutnya.

Syarat – syarat seorang pemimpin dalam organisasi

Untuk menjadi seorang pemimpin maka harus ada syarat – syarat khusus. Sehingga seseorang
yang akan menjadi pemimpin adalah seseorang yang benar – benar pantas dan dapat melakukan
tanggung jawab nya secara eoptimal dan efisien.

Terdapat 3 hal penting dalam kosep kepemimpinan atara lain:

1. Kekuasaan

Kekuasaan adalah otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
memberikan pengaruh serta menggerakkan bawahan atau pengikutnya berbuat sesuatu pada
rangka penyelesaian tugas tertentu terkait dengan organisasi.
1. Kewibawaan

Kewibawaan merupakan anugerah atau takdir Tuhan. Kemampuan ini merupakan sebuah
keunggulan dan kelebihan. Sehingga dengan kewibawaan seorang pemimpin mampu menyuruh
bawahannya atau pengikutnya untuk mengikuti semua yang dikatakannya dan mematuhinya.

1. Kemampuan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun
sosial yang dimiliki seorang pemimpin melebihi dari anggota biasa.

Sementara itu Stodgill yang dikutip James A. Lee mengatakan pemimpin harus mempunyai
kelebihan sebagai persyaatan, antara lain:

1. Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.


2. Prestasi, gelar kerjasama, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tanggung jawab, berani, tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tingi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan sosial ekonomi cukup tinggi dan benar.

Seorang pemimpin khususnya di bidang kependidikan dikatakan berhasil apabila memenuhi


kriteria keberhasilan lembaga pendidikan sebagai berikut:

1. Input, yaitu tingkat ketersediaan dan pendayagunaan masukan instrumental dan


lingkungan.
2. Proses, yaitu tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembelajaran.
3. Output, yaitu tingkat pencapaian lembaga dan hasil belajar.
4. Outcome, yaitu dampak langsung dan tidak langsung

Tipe kepemimpinan

Setiap pemimpin pasti mempunyai gaya yang berbeda semua itu tergantung selera dan karakter
masing – masing pemimpin tersebut.

1. Tipe – tipe kepemimpinan pendidikan

1. Kepemimpinan “otokratis”

Seorang pemimpin yang otokratis akan memperlihatkan kekuasaan dan tanggung jawabnya
sehingga maju mundurnya sekolah tergantung pada kepemimpinannya. Oleh karena itu, ia akan
melakukan pengawasan yang ketat terhadap bawahannya. Dikarenakan ia terlalu khawatir jika
pekerjaan bawahannya tidak sesuai dengan apa yang didinginkannya.

2. Kepemimpinan “pseudo – demokratis”


Pemimpin dengan tipe seperti ini akan memperlihatkan kesan demokratis di dalam memimpin
padahal sebenarnya ia bersifat otokratis. Pemimpin memberi hak kepada guru untuk menentukan
memutuskan sesuatu, tetapi sebenarnya ia bekerja dengan perhitungan, ia bersiasat supaya
keinginanya juga yang tercapai.

3. Kepemimpinan “laissez – faire”

Pemimpin dengan tipe seperti ini akan menghendaki supaya bawahannya di berikan kebebasan
untuk melakukan segala sesuatu yang mereka anggap benar. Seorang pemimpin akan
membiarkan bawahannya bekaeja tanpa ada pengawasan sedikitpun serta tanpa perencanaan.
Sehingga situasi di sekolah secara keseluruhan akan menjadi kacau dan tidak teatur.

4. Kepemimpinan “demokratis”

Pemimpin dengan tipe seperti ini menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang
secara bersama – sama dengan kelompoknya atau anggotanya akan berusaha dan bertanggung
jawab untuk tercaoainya tujuan bersama. Para guru bekerja dengan suka rela untuk memajukan
program – program kerja disekolah. Semua proram sekolah di lakukan sesuai dengan rencana
yang telah disusun dan disepakati bersama. Akhirnya tercapailah suasana kekeluargaan yang
harmonis dan menyenangkan dalam lingkungan kerja.

PENUTUP

Kepemimpinan adalah keseluruhan proses mempengaruhi, mendorong, mengajak, menggerakkan


dan menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir dan bertindak sesuai aturan yang
berlaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pondasi kepemimpinan
yang efektif yaitu memikirkan visi dan misi organisasi, mendefinisikan dan menegakkannya
secaa jelas. Pemimpin adalah seseoorang yang menentukan tujuan, pioritas dan menetapkan serta
mengawasi standard.

Aspek personalitas menjadi salah satu kepribadian dalam kepemimpinan. Personalitas dapat
diartikan sebagai totalitas karakteristik – karakteristik individu. Pada umumnya, para kepala
sekolah yang sangat efektif dalam memelihara hubungan baik dalam sebuah organisasi adalah
mereka yang mempunyai sifat – sifat kepribadian yang baik.

Anda mungkin juga menyukai