Anda di halaman 1dari 7

Tugas Artikel Kepemimpinan Pendidikan

A. Arti Pemimpin dan Tipologi Kepemimpinan


1. Arti Pemimpin
Kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun, mengajak, mengarahkan, dan
menggerakkan orang atau kelompok sehingga dapat mencapai suatu tujuan tertentu yang
ditetapkan.
Kepemimpinan dalam bahasa Inggris adalah leadership yang berasal dari kata leader
yang artinya pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang memimpin, sedangkan
pimpinan adalah jabatan yang diemban oleh seorang pemimpin. Pemimpin merupakan
seorang anggota kelompok yang mempunyai kompetensi untuk mengarahkan dan
mengordinasikan pekerjaan agar tercapainya tujuan yang hendak dicapai.
Sedangkan menurut suradinata menjelaskan kepemimpinan merupakan orang yang
memimpin dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan
kepemimpinan kemampuan seseorang untuk mengendalikan, mempengaruhi pikiran,
memimpin, mempengaharuhi perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemimpin merupakan sebuah peran dalam suatu sistem tertentu, oleh karena itu seorang
pemimpin harus memiliki keterampilan kepemimpinan. Pada dasarnya kepemimpinan
erat hubungannya dengan keterampilan, kecakapan dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang. Karenanya kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin atau
orang yang memiliki jabatan. Ada tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin.
a. Teori Genetis menyatakan sebagai berikut : (1) pemimpin lahir dari bakat alami yang
luar biasa yang dimiliki seseorang sejak dirinya lahir. (2) pemimpin adalah takdir
yang dimiliki seseorang dalam situasi dan kondisi apa pun. (3) terori ini menganut
pandangan deterministis secara filsafat.
b. Teori Sosial (Bertentangan dengan teori Genetis) menyatakan sebagai berikut : (1)
pemimpin itu harus dibentuk, diarahkan dan disiapkan, tidak terlahir begitu saja. (2)
setiap orang bisa menjadi pemimpin dengan usaha persiapan dan dorongan kuat dari
kemauan diri sendiri.
c. Teori Ekologis atau Sintesis (teori ini ada atas respon dari kedua teori diatas),
menyatakan sebagai berikut : seseorang bisa sukses menjadi pemimpin jika ia terlahir
memiliki bakat kepemimpinan dan bakat tersebut dikembangkan melalui pengalaman
dan usaha pendidikan. Juga sesuai dengan tuntutan ekologisnya.

Kata leader dalam bahasa Inggris memiliki makna bahwa seorang pemimpin memiliki
tugas untuk me-lead anggotanya. Selain itu kata lead juga memiliki makna filosofi sebagi
berikut :

a. Loyality
Artinya seorang pemimpin bisa membangkitkan teman kerjanya dan memberikkan
loyalitasnya dalam kebaikan.
b. Edicate
Artinya seorang pemimpin bisa memberikan edukasi dan memberikan pengetahuan
pada rekan-rekannya.
c. Advice
Artinya seorang pemimpin bisa memberikan saran dan nasihat terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi.
d. Discipline
Artinya seorang pemimpin mampu memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan
bisa menegakkan kedisiplinan setiap aktivitasnya.

Dari definisi diatas bisa disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus bisa membuat
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan, serta keputusan efektif. Pada umumnya
kepemimpinan diartikan sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu
maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. unsur-unsur yang
terdapat kepemimpinan antara lain :

a. Kemampuan mempengaruhi orang lain.


b. Kemampuan untuk menggerakkan tingkah laku orang lain
c. Keunggulan mental, fisik, dan intelektual
d. Pencarian tujuan organisasi/kelompok.

2. Tipologi Kepemimpinan
Dalam setiap kepemimpinan seseorang hal yang paling ditanyakan tentang gaya
kepemimpinan adalah apakah gaya kepemimpinan bersifat “fixed”. Maka dari itu gaya
kepemimpinan seseorang seseorang cenderung konstan walaupun dalam situasi apapun
atau gaya kepemimpinan seseorang bersifat lentur atau “fleksibel”. Gaya kepemimpinan
cenderung bisa dilihat melalui pola-pola yang dikembangkan dalam berbagai kebijakan
yang dibuatnya selama ia menjalankan kepemimpinan.

Kepala sekolah, guru, dan seluruh elemen sekolah sebagai seorang pemimpin dalam
instansi pendidikan sangat terlihat gaya kepemimpinan yang ia gunakan dan strategi yang
digunakan dalam upaya menggerakkan seluruh warga pendidikan terhadap sosialisasi
program pendidikan maupun relasi guru-siswa yang dikembangkan. Kepemimpinan tidak
akan lepas dari adanya peran serta pengikut. Tanpa adanya peran serta pengikut yang
tinggi akan menjadikan program pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik. Adapun
gaya pemimpin terdiri dari berbagai macam, berikut adalah penjelasannya :

a. Gaya kepemimpinan partisipatif


Gaya kepemimpinan partisipatif bisa juga disebut dengan gaya kepemimpinan
demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang menitikberatkan pada usaha
seorang pemimpin dalam melibatkan suara para pengikutnya dalam setiap mengambil
keputusan. Melalui hal ini para pengikut akhirnya memiliki tanggung jawab yang
lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi karena keterlibatannya dalam
mengambil keputusan.
Dalam perspektif pendidikan tentang konsep gaya kepemimpinan partisipatif, maka
bisa diartikan seorang pemimpin pendidikan yang melibatkan guru, siswa, dan staf
administrasi dalam setiap pengambilan keputusan baik tentang aturan pendidikan
ataupun keputusan-keputusan yang lain.
b. Gaya kepemimpinan otokratik
Kepatuhan pengikut terhadap pimpinan adalah corak gaya kepemimpinan otokratik.
Dalam menjalankan aturan sesuai tradisi, pengikut patuh pada pimpinan bukan
dilandaskan pada tatanan impersonal, tetapi menjadi loyalitas pribadi dan
membiasakan diri tunduk pada kewajiban.
Pimpinan yang bergaya otokratik memilik kecenderungan pada pembenaran segala
tindakan yang ia lakukan dalam mencapai sebuah tujuan. Pada gaya ini pemimpin
mengesampingkan partisipasi dan daya kreatif para pengikut. Pemimpin pendidikan
yang menggunakan gaya kepemimpinan otokratik menganggap guru, siswa, dan staf
administrasi mempunyai kinerja yang rendah dan cenderung lebih statis.
c. Gaya kepemimpinan laissez faire
Karakteristik utama yang dimili pada gaya kepemimpinan laissez faire terletak pada
perspektif tentang peranan, sikap dalam hubungannya dengan pengikut, nilai-nilai
yang dianut, dan prilaku organisasi. Pemimpin yang menggunakan gaya ini
memposisikan dirinya sebagai “fasilitator”.
Pemimpin menganggap bahwa anggotanya telah mengetahui dan cukup dewasa
dalam mentaati aturan yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin gaya ini cenderung
memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan sesuai temponya
sendiri tanpa banya peran untuk mencampuri arah dan perkembangan organisasi.
Dalam prespektif pendidikan gaya kepemimpinan laissez faire akan sangat permisif
terhadap kteatifitas yang dimiki oleh guru, siswa, staf administrasi, selama masih
tahap memajukan pendidikan. Yang menjadi dampak negatif adalah karena intervensi
yang terlalu longgar dari seorang pemimpin menjadikan organisasi tanpa arah dan
otoritas kepemimpinan menjadi berkurang.
d. Gaya kepemimpinan transformasional
Gaya kepemimpinan ini memiliki orientasi pada proses membangun komitmen
menuju sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada pengikut untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut. Kepemimpinan transformasional merupakan
proses yang di dalamnya para pemimpin dan pengikut saling memberikan ide
mengenai moralitas dan motivasi yang lebih tinggi dalam budaya organisasi.
Kepemimpinan yang tranformasional berkaitan dengan nilai-nilai yang relevan bagi
proses-proses organisasi seperti halnya kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
Kepemimpinan ini juga memiliki tiga komponen antara lain : kharisma (proses),
stimulasi intelektual, dan perhatian yang diindividualisasi.

B. Arti Pendidikan dan Karakteristik Kepemimpinan


1. Arti pendidikan
Pada hakikatnya pengertian pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan,
pengendalian diri, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, dan keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan bisa dikatakan sebagai transfer pengetahuan, transfer nilai, transfer
budaya, dan transfer keagamaan yang diarah kan dalam upaya memanusiakan
manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku
seseorang atau kelompok supaya memiliki nilai-nilai yang telah disepakati
berdasarkan agama, politik, sosial, filsafat, ekonomi, budaya, ideologi, dan
pertahanan keamanan.
Pendidikan menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berpikir,
bagaimana seorang individu dapat bertahan diri hidup di dunia dan mengemban tugas
dari pencipta untuk melakukan ibadah sesuai yang telah diaturnya. Manusia memiliki
keistimewaan oleh Tuhan pencipta alam dengan diberikan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh makhluk ciptaannya yang lain dalam kehidupannya yaitu akal, bahwa
untuk mengelola akal pikirannya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu
proses pendidikan dan pembelajaran. Oleh karenanya, hal itu tidak dapat luntur atau
tidak dapat dilupakan sampai akhir hayat.
Konsep pendidikan seumur hidup seumur hidup sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad saw. bahwa belajar arau menempuh pendidikan itu semenjak kita lahir
sampai kita ke liang lahat, artinya pendidikan tidak bisa terlepas dari kehidupan
manusia. Pendidikan berlangsung dari masa kita bayi sampai dengan pendidikan diri
sendiri pada masa tua.
Pada intinya, hakikat pendidikan adalah mendidik manusia menjadi manusia sehingga
hakikat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab
urusan utama pendidikan adalah manusia. Pendidikan pada dasarnya sebagai
pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang hidup yang disebut
development. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat berkembang
pesat sehingga berpengaruh dalam pendidikan di Indonesia khususnya terhadap
konsep materi yang dipelajari oleh siswa, karena tidak mungkin semuanya dipelajari
di sekolah. Maka dewasa ini, tugas pendidikan formal yang terpenting adalah
bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat kepada peserta
didik agar terus belajar sampai akhir hayatnya dan tugas seorang pendidik adalah
memberikan keterampilan tersebut, dan perlu mengajarkan kepada peserta didik
tentang konsep dan penerapan life long education.
2. Karakteristik kepemimpinan
Pada umumnya, setiap orang yang terpilih menjadi pemimpin adalah orang yang
memiliki kelebihan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya, agar seseorang
menjadi seorang pemimpin seseorang perlu memiliki karakteristik yang baik.
Karakteristik kepemimpinan menurut Mujami Qomar adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni. Hal ini berpengaruh
untuk mengelola dan mengendalikan lembaga yang dipimpinannya.
b. Menggunakan keistimawaan yang dimilikinya.
c. Mengetahui kebiasaan-kebiasaan bawahnnya.
d. Bersosialisasi dengan baik, lemah lembut, dan memberikan kasih sayang kepada
bawahannya.
e. Selalu mengadakan musyawarah dengan bawahannya, dan meminta pendapat
apabila terdapat permasalahan yang dihadapi.
f. Memiliki pengaruh dan kekuatan apabila memberikan arahan.
g. Selalu menerima nasihat dan bersikap tidak sombong terhadap siapapun.
h. Memiliki kharisma dan wibawa yang khas.

Karakteristik tersebut bisa tercapai jika seseorang pemimpin memiliki sifat sebagai
berikut :

a. Jujur
b. Konsisten
c. Baik terhadap sesama serta bijak dalam menghadapi sebuah masalah
d. Bisa dipercaya
e. Mempunyai hati yang bersih
f. Bisa dipercaya.
Sedangkan menurut sharplin, bahwa kepemimpinan yang baik memiliki beberapa
kriteria, anatar lain:

a. Selalu percaya diri


b. Visioner, selalu memandang kedepan
c. Inspiratif, mempunyai segudang ide dan gagasan

Sedangkan menurut pendapat yang lain mengemukakan karakteristik yang ada di


dalam kepemimpinan pendidikan yaitu :

a. Tanggunng jawab
b. Mempunyai wawasan
c. Pengembangan
d. Agen perubahan
e. Mampu mempresentasikan arah tujuan yang positif dan cerah

Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa apabila seseorang ingin menjadi
pemimpin, ia harus memiliki karakteristik yang khas dan bisa menyesuaikan dengan
sosial maupun diri sendiri, sehingga nantinya karakteristik tersebut akan memberikan
pengaruh terhadap sikap dan kebijakan yang akan di ambil oleh pemimpin.

Anda mungkin juga menyukai