Anda di halaman 1dari 8

RESUME PROFESI KEPEMIMPINAN

Dosen Pengampu: Mochamad Hanafi, M.Si.

DISUSUN OLEH:
Maharani Galuh Pratistasari (17802241001)
Yunita Lestari (17802241002)
Cahyani Dwi Padma Sari (17802241003)

HALAMAN SAMPUL

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
A. Konsep Profesi Kepemimpinan
Menurut Lynn, profesi menyajikan layanan-layanan tertentu atau khusus
(esoteric services). Dalam profesi kepemimpinan, layanan khusus tersebut adalah
layanan kepemimpinan yang antara lain berupa pelaksanaan fungsi kepemimpinan
seperti penciptaan visi, misi, mempersatukan dan memengaruhi serta memotivasi para
pengikut atau bawahannya. Layanan tersebut disajikan oleh orang tertentu dan tidak
sembarang orang dapat melaksanakannya (esoteric services). Layanan tersebut
dilaksanakan berdasarkan ilmu pengetahuan tertentu yang hanya dimiliki oleh orang
tertentu (esoteric knowledge). Dalam hal kepemimpinan, seorang pemimpin tidak
hanya menduduki posisi kepemimpinan ia perlu memiliki ilmu kepemimpinan dan
ilmu-ilmu pendukungnya seperti manajemen dan ilmu psikologi.
Suatu pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi jika pekerjaan tersebut
memiliki persyaratan seperti (1) Profesi merupakan pekerjaan yang dalam
melaksanakannya memerlukan penerapan ilmu pengetahuan tertentu, (2) Seorang
profesional melaksanakan profesinya secara otonom. Maksudnya ia melaksanakan
profesinya secara bebas dengan menggunakan ilmu pengethuan, standar profesi, dan
kode etik profesinya, (3) Profesi memiliki lembaga pendidikan profesi hingga tingkat
perguruan tinggi, untuk profesi kepemimpinan, ilmu kepemimpinan diajarka hingga
tingkat perguruan tinggi dalam program kepemimpinan, (4) Suatu profesi mempunyai
kode etik profesi yang berfungsi mengatur perilaku profesional dalam melaksanakan
profesi. Kode etik profesi disusun oleh asosiasi/organisasi/lembaga tempat profesional
bekerja.

B. Etika Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari baik itu dalam keluarga, masyarakat atau bernegara,
diperlukan suatu aturan-aturan baik tertulis maupun tidak tertulis untuk mengatur
hubungan antar individu. Pada dasarnya setiap individu memiliki kepentingan-
kepentingan pribadi yang berbeda karena itu diperlukan aturan-aturan yang menjamin
agar tidak terjadi atau meminimalisir gesekan antar kepentingan.
Etika adalah Ilmu dan standart mengenai sesuatu yang benar dan sesuatu yang salah,
sesuatu yang boleh dilakukan dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Perilaku yang
benar merupakan perilaku yang etis dan perilaku yang tidak benar merupakan
perilaku yang tidak etis.
Jadi, etika kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kaidah atau peraturan tidak
tertulis yang harus dipahami oleh seorang pemimpin agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, dilandasi oleh kriteria :
a. Selalu melandaskan diri pada nilai-nilai etis
b. Memiliki satu atau beberapa kelebihan dalam beberapa pengetahuan,
keterampilan, sosial, teknis maupun pengalaman
c. Mampu melakukan kewajiban dan tugas dengan baik
d. Memiliki sifat dewasa dan susila sehingga bertanggung jawab secara etis
(kesulitan,kebaikan), maupun membedakan hal yang baik dan buruk serta
memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi
e. Memiliki kemampuan pengendalian diri yaitu mengendalikan pikiran, emosi,
keinginan dan segenap perbuatan yang disesuaikan dengan norma-norma/kaidah-
kaidah kebaikan
f. Mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan.

C. Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan berasal dari kata leader, kata lead yag artinya
memimpin berasal dari kata Anglo Saxon. Kepemimpinan menyangkut tentang cara
atu proses mengarahkan orang lain agar mau berbuat seperti yang pemimpin inginkan.
Menurut Gill, defisini kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi yang
dimiliki pemimpin untuk mengarahkan bawahan menjadi taat, hormat, setia, dan
mudah bekerja sama. Sedangkan menurut Bush, kepemimpinan adalah tindakan-
tindakan memengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan.
Menurut Yukl, kepemimpinan yakni asumsi yang berkanaan dengan proses
memengaruhi orang lain melalui bimbungan, struktur, dan memfasilitasi bergaia
kegiatan dan hubungan dalam suatu kelompok atau orgnisasi.
Dari beberapa definisi para ahli tentang kepemimpinan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain agar
berperilaku seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan akhir organisasi.

D. Perilaku Etis
Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan etika-etika yang berlaku, dengan kata
lain perilaku etis adalah sama dengan moral. Perilaku etis merupakan perilaku yang
bermoral, bersusila. Istilah etika terjadi jika orang mengatakan “ia orang yang bersifat
etis, ia seorang yang adil atau membunuh dan berbohong itu tidak susila”. Dalam hal
ini etis adalah suatu predikat yang dipergunakan untuk membedakan dengan
perbuatan-perbuatan atau orang-orang tertentu dengan yang lain. Etis dalam arti ini
sama dengan “susila” (moral) (Zubair, 1987:67)
Seorang pemimpin, yang etis perilakunya mengacu pada norma-norma etika.
Karakteristik perilaku etis antara lain:
1. Dapat dipercaya. Seorang pemimpin harus dapat dipercaya oleh para
pengikutnya. Ia seorang yang jujur berupaya menyatukan antara apa yang
dikatakan, dijanjikan dengan apa yang dilakukannya.
2. Menghargai dan menghormati orang lain. Pemimpin harus memperlakukan
para pengikut dengan baik seperti ia ingin diperlakukan pengikutnya dan
orang lain. Pemimpin juga harus menghargai hak asasi para pengikut dan
orang-orang yang berhubungan dengan organisasinya.
3. Bertanggung Jawab. Pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap tugasnya dan perannya dalam organisasi untuk mencapai visi, misi,
dan tujuan organisasi.
4. Adil. Seorang pemimpin harus adil dalam melaksanakan peraturan tidak
mengambil keuntungan untuk diri sendiri, keluarganya dan kroninya.
5. Kewargaan oraganisasi. Pemimpin melaksankan tugas untuk membuat
kehidupan lebih baik, melindungi lingkungan, melaksanakan tugasnya sesuai
dengan undang-undang dan peraturan dan menerapkan prinsip-prinsip dasar
organisasi.
6. Menggunakan kekuasaannya secara bijak. Pemimpin mempunyai betbagai
jenis kekuasaan yang dapat dipergunakannya untuk memengaruhi para
pengikutnya dan orang lain yang berhubungan dengan organisasinya.
7. Jujur. Pemimpin harus memegang prinsip kejujuran, ia harus jujur kepada
dirinya sendiri, kepada para pengikutnya dan kepada orang yang berhubungan
dengan organisasinya.

E. Ilmu Kepemimpinan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahuan jika mempunyai teori. Teori
merupakan tulang, otot dan kulit tubuh ilmu pengetahuan. Istilah teori berasal dari
bahasa Yunani theoria yang berarti melihat kepada atau memandang sesuatu yang
memandang kontemplasi atau spekulasi sebagai lawan dari bertindak atau melakukan
sesuatu. Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip- prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).
 Ilmu atau Pengetahuan Kepemimpinan adalah pengetahuan empiris, yang
diperoleh melalui pengalaman nyata orang-orang sebelumnya.
 Pengetahuan Kepemimpinan masih akan terus berkembang selama manusia
masih hidup di dunia ini.
 Kepemimpinan adalah ilmu yang hidup karena diterapkan dan diperlukan oleh
(hampir) setiap orang dan setiap saat.

Teori Kepemimpinan
1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory).
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi
yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik
dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecendrungan kearah 2 hal:
a. Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan
bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
b. Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat
instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan,
dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
3) Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain
baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk
melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4) Teori Kepemimpinan Situasi
Teori Kepemimpinan Situasi adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan
yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan situasi
sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini
menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan
antara manusia (Monica, 1998). Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori
perilaku yang menempatkan perilaku pemimpin dalam dua kategori yaitu otokratis
dan demokratis. Dalam teori ini dijelaskan bahwa seorang pemimpin memilih
tindakan terbaik berdasarkan variabel situasional.
5) Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Referensi:

Usman, Husaini. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Kejuruan. Yogyakarta: UNY


Press.
Akbar, Muamar. 2014. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Diunduh dari
http://muamarakbar.blogspot.com/2014/09/fungsi-kepemimpinan-dan-
etika.html pada Sabtu, 21 September 2019.
Meldawati. 2015. Etika dalam Kepemimpinan. Diunduh dari
http://imeldablogadress.blogspot.com/2016/01/etika-dalam-kepemimpinan.html
pada Sabtu, 21 September 2019.
Susanto, Eko. 2017. Profesi dan Ilmu Kepemimpinan. Diunduh dari
http://ekosusantose-mm.blogspot.com/2017/10/makalah-profesi-dan-ilmu-
kepemimpinan.html pada Sabtu, 21 September 2019.
Tamimi, Rahmia. Ilmu Kepemimpian. Diunduh dari
https://www.academia.edu/24063887/ILMU_KEPEMIMPINAN pada Sabtu, 21
September 2019.

Anda mungkin juga menyukai