Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAN MATERI ETIKA PROFESI KEGURUAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Etika dan Profesi Keguruan


Dosen Pengampu Prof. Dr. Muhyadi

Disusun Oleh:
Laily Nurhalizah 17802241021

HALAMAN SAMPUL
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul "Rangkuman Materi Kode Etik Keguruan" dengan
tepat waktu. Penyusunan makalah ini merupakan tugas terstruktur dalam pelaksanaan mata
kuliah Etika dan Profesi Keguruan sekaligus sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa
dalam mempelajari dan menambah wawasan tentang kode etik menjadi guru. Makalah ini
belum sempurna, sebagai bahan pembelajaran yang baik, sehingga kami membutuhkan
kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kepada semua
pihak yang memberi saran untuk memperbaiki isi makalah, saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 29 Desember 2018

Penulis

2
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. 1
BAB I KONSEP DAN DASAR KODE ETIK GURU .............................................................. 5
A. Kode Etik Guru ............................................................................................................................ 5
B. Sanksi Melanggar Kode Etik ........................................................................................................ 5
C. Muatan Kode Etik Profesi............................................................................................................ 6
BAB II FUNGSI KODE ETIK GURU ...................................................................................... 7
A. Fungsi kode etik profesi .............................................................................................................. 7
B. Fungsi kode etik profesi guru Indonesia ..................................................................................... 7
BAB III KOMPETENSI DAN TANGGUNG JAWAB GURU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN .................................................................................................................... 8
A. Kompetensi Guru ........................................................................................................................ 8
B. Peran Guru Dalam Pembelajaran ............................................................................................... 9
C. Penerapan Kode Etik Guru Dalam Kehidupan Masyarakat......................................................... 9
BAB IV PENGEMBANGAN KARIR GURU ........................................................................ 11
A. Karir guru .................................................................................................................................. 11
B. Syarat berkembangnya karir ..................................................................................................... 11
C. Tahap pengembangan karir guru .............................................................................................. 12
D. Jenis karir guru .......................................................................................................................... 13
BAB V PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU ................................................. 14
A. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru ..................................................... 14
B. Upaya Pemerintah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru ........................................ 14
C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru ................................................... 15
BAB VI ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN ....................................................... 16
A. Pengertian ................................................................................................................................. 16
B. Tujuan ....................................................................................................................................... 16
C. Fungsi ........................................................................................................................................ 16
D. Jenis-Jenis.................................................................................................................................. 16
BAB VII PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) ...................... 18
A. Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ........................................................... 18
B. Tujuan, Manfaat, dan Sasaran Kegiatan PKB ............................................................................ 18
C. Komponen PKB.......................................................................................................................... 19
D. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan PKB ..................................................................................... 19
Dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: ........................... 19
BAB VIII PERAN GURU DALAM LAYANAN PEMBELAJARAN .................................. 21
A. Pengertian Layanan Pembelajaran ........................................................................................... 21

3
B. Peran Guru dalam Layanan Pembelajaran................................................................................ 21
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 23

4
BAB I KONSEP DAN DASAR KODE ETIK GURU
A. Kode Etik Guru
Menurut pasal 43 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kode etik berisi
norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan.
Kode etik suatu profesi yakni berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat. Tujuan adanya kode etik yakni untuk menjunjung tinggi martabat profesi,
menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian anggota
profesi, dan meningkatkan mutu profesi serta untuk meningkatkan organisasi profesi.
Etika profesi keguruan adalah ketentuan - ketentuan moral atau kesusilaan yang
merupakan “pedoman” bertindak bagi para guru. Ketentuan - ketentuan moral atau
kesusilaan inilah yang mengatur bagaimana seharusnya guru bersikap, bertindak atau
berbuat secara profesional.
Dalam hubungan ini kita bertolak dari dua prinsip dasar etika sebagai berikut:
1. Prinsip Universalistik, yaitu universal bagi semua orang.
2. Prinsip Nasionalistik, yaitu sifat nasional bagi guru-guru se-Indonesia.
Sedangkan menurut Ondi Saindi (2010), terdapat tiga prinsip etika profesi, yaitu:
1. Tanggung jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
B. Sanksi Melanggar Kode Etik
Dalam pelaksanaan tugas, sering kali guru melakukan pelanggaran baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Pelanggaran yang dilakukan yang melanggar kode
etik menyebabkan diberikannya sanksi kepada guru, baik sanksi perdata maupun pidana.
Sanksi pada dasarnya merupakan upaya pembinaan kepada guru yang melakukan
pelanggaran dan juga untuk pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan
juga untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, pada bagian VI mengenai Sanksi Pasal 77 disebutkan sebagai berikut:
1) Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
 teguran;
 peringatan tertulis;
 penundaan pemberian hak guru;
 penurunan pangkat
 pemberhentian dengan hormat;atau
 pemberhentian tidak dengan hormat.

5
3) Guru yang berstatus ikatan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 yang tidak
melaksanakan tugas sesuai dengan perjanjuan kerja atau kesepakatan kerja bersama
diberi sanksi sesuai dengan perjanjian ikatan dinas.
4) Guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat, yang menjalankan kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal (20) dikenai sanksi sesuai dengan perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja.
5) Guru yang melakukan pelanggaran kode etik dikenai sanksi oleh organisasi profesi.
6) Guru yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2), ayat (3), ayat
(4), dan ayat (5) mempunyai hak membela diri.
C. Muatan Kode Etik Profesi
Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki hak dan kewajiban yang
menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak guru merupakan apa-apa saja yang
didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa
saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan
kewajiban guru ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen sehingga setiap guru mandapatkan perlindungan terhadap hak yang
dimiliki dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Sebagai pedoman perilaku guru
Indonesia dalam melaksanakan tugas keprofesionalan perlu ditetapkan kode etik guru
Indonesia. Pelaksanaan tugas guru Indonesia terwujud dan menyatu pada semboyan “ing
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.
Kode etik yang menjadi landasan guru Indonesia yaitu kode etik yang menjadi
keputusan kongres XXI PGRI No: VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik
Guru Indonesia. Kode etik ini merupakan penyempurnaan dari kode etik guru yang
disusun pada tahun 2008.

6
BAB II FUNGSI KODE ETIK GURU
A. Fungsi kode etik profesi
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan oleh
a) Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai
pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai
seorang professional.
b) Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
 Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
 Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
 Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
c) Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya
difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

Secara umum fungsi kode etik profesi dibuat dalam suatu profesi itu antara lain sebagai
berikut :
 Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah
ditetapkan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
 Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana,
sehingga dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.
 Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus- kasus
penyimpangan tindakan.
 Melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari
ketentuan yang berlaku.
 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan anggotanya.
 Untuk meningkatkan mutu dan pengabdian anggota profesi.

B. Fungsi kode etik profesi guru Indonesia


Dalam peraturan tentang kode etik guru Indonesia bagian satu pasal 2 ayat 2 dijelaskan
bahwa kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi
dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
kemanusiaan. Selain itu fungsinya ialah menempatkan guru sebagai profesi terhormat,
mulia dan bermartabat yang dilindungi Undang-Undang.

7
BAB III KOMPETENSI DAN TANGGUNG JAWAB GURU DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Guru
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penurh tanggungjawab
yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya. Sebagaimana disebutkan
dalam PP RI nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI pasal
28 ayat 3, bahwa terdapat empat kompetensi, yaitu:
1) Kompetensi pedagogic
Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran yang meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual.
Dari standar kompetensi guru mata pelajaran tersebut dapat dinyatakan bahwa
kompetensi pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru
haruslah diatas rata-rata dan kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual yang
meliputi aspek:
 Logika sebagai pengembangan kognitif yang mencakup kemampuan
intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hierarkis dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
 Etika sebagai pengembangan efektif mencakup kemampuan emosional yang
disusun secara hierarkis.
2) Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik danberakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian telah dituangkan di dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar Kompetensi Guru yang mencakup
kompetensi inti guru yaitu:
 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi Belajar dan masyarakat.
 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa.
 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagaii makhluk sosial dalam
berinteraksi dengan orang lain. Kompetensi sosial telah dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi guru
mencakup kompetensi inti guru yaitu :
 bersikap inklusif, bertindak objekti, serta tidak diskrimnatif karena
pertimbangan jenis, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan
status sosiali ekonomi.

8
 Bekomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya
 Berkomunikasi dnegan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain
4) Kompetensi professional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional telah dituangkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl No. 16 tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Guru yang mencakup keompetensi inti guru yaitu:
 Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajran yang diampu
 Menguasai standa kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu
 Mengembangkan materi pembelajran yang diampu secara kreatif
 Mengembangkan keprofesionalan refleksi
 memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri
B. Peran Guru Dalam Pembelajaran
Berikut merupakan peran guru dalam dunia pembelajaran:
1) Guru sebagai perancang pembelajaran (designer instructor)
2) Guru sebagai pengaruh pembelajaran
3) Guru sebagai konselor
4) Guru sebagai pelaksana kurikulum
5) Guru dalam pembelajaran yang menetapkan kurikulum berbasis lingkungan
6) Guru sebagai demonstrator
7) Guru sebagai pengelola kelas
8) Guru sebagai mediator dan fasilitator
9) Guru sebagai evaluator
Berikut merupakan tanggung jawab guru:
 Tanggung jawab intelektual
 Tanggung jawab profesi / pendidikan
 Tanggung jawab social
 Tanggung jawab moral dan spiritual
 Tanggung jawab pribadi
C. Penerapan Kode Etik Guru Dalam Kehidupan Masyarakat
Kode etik guru sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat
diterapkan di masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang
teguh pada kode etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus mencermikan nilai-nilai luhur
kode etik itu sehingga kandungannya menjelma dalam perilakunya.

9
Berdasarkan isi dari kode etik diatas, berikut ini merupakan penerapan kode etik
guru dalam masyarakat:
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan
sosial.
h. Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdiannya.
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

10
BAB IV PENGEMBANGAN KARIR GURU
A. Karir guru
Karir dalam bahasa Belanda, carriere yang artinya adalah perkembangan dan kemajuan
dalam pekerjaan seseorang. Kata ini juga bisa berarti jenjang dalam sebuah pekerjaan
tertentu. Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap
dan perilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan
seseorang.
Secara harafiah pengertian pengembangan karier (career development) menuntut
seseorang untuk membuat keputusan dan mengikatkan dirinya untuk mencapai tujuan-
tujuan karier.
Di dalam UU Nomor 74 tahun 2008 tentang guru dibedakan menjadi dua yaitu,
pengembangan kompetensi guru yang belum dan yang sudah berkualifikasi S-1 atau D-
IV. Pengembangan dan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum
memenuhi kualifikasi S-1 dilakukan melalui pendidikan tinggi program S-1 pada
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan tenaga kependidikan
dan/atau program pendidikan non kependidikan. Pembinaan dan pengembangan karir
meliputi:
a. Penugasan
b. Promosi
c. Kenaikan Pangkat

B. Syarat berkembangnya karir


Syarat berkembangnya karir seorang guru adalah guru tersebut harus kompeten, mampu
baik pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku. Guru kompeten yaitu guru yang memiliki
kecakapan hidup (life skill) dengan rincian sebagai berikut:
a. Cakap Mengenal Diri (self awareness skill), diantaranya;
 Sadar sebagai makhluk Tuhan,
 Sadar eksistensi diri,
 Sadar potensi diri.
b. Cakap Berpikir (thinking skill), diantaranya:
 Cakap menggali informasi,
 Cakap mengolah informasi,
 Cakap mengambil keputusan,
 Cakap memecahkan masalah.

11
c. Cakap Bersosialisasi (social skill), diantaranya:
 Cakap berkomunikasi lisan,
 Cakap berkomunukasi secara tertulis,
 Cakap dalam bekerjasama.
d. Cakap Secara Akademik (academic skill), diantaranya:
 Cakap mengidentifikasi variable,
 Cakap menghubungkan variable,
 Cakap merumuskan hipotesis,
 Cakap melaksanakan suatu penelitian.
e. Cakap Secara Vokasional (vocational skill), diantaranya:
 Memiliki keahlian khusus dibidang pekerjaan, misal: ahli komputer, ahli
akutansi, dll.

Pada sisi lain, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen ada dua alur pembinaan
dan pengembangan profesi guru, yaitu : pembinaan, pengembangan profesi, dan pembinaan
dan pengembangan karir.

C. Tahap pengembangan karir guru


Terdapat lima tahap pengembangan karir, yaitu:
 Growth (lahir – usia 14 atau 14 tahun)
Tahap Growth ini merupakan perkembangan kapasitas, sikap, minat, dan
kebutuhan yang diasosiasikan dengan konsep diri.
 Exploratory (usia 15-24)
Tahap Exploratory ini Merupakan fase tentatif yang didalamnya pilihan
dipersempit tapi tidak final.
 Estbalishment (usia 25-44)
Tahap Estbalishment merupakan coba-coba dan stabilisasi melalui pengalaman
kerja.
 Maintenance (usia 45-64)
Tahap Maintenance merupakan proses penyesuaian yang terus menerus untuk
meningkatkan posisi dan situasi kerja.
 Decline (usia 65+)
Tahap Decline merupakan pertimbangan pra pensiun, keluar kerja, dan pensiun.

12
D. Jenis karir guru
Karir guru/konselor di sekolah meliputi dua hal, yaitu:
1) Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di dalam struktur organisasi
tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali Kelas, Wakasek, Kepala Sekolah, dan
lain-lain. Karir ini memiliki tuntutan tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga
wawasan/pengetahuan, sikap, dan keterampilan seorang guru/konselor harus ditingkatkan
untuk menjawab tuntutan yang dimaksud.
2) Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian formal seseorang di dalam
profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru dewasa, guru pembina, guru
professional.

Agar dapat mengalami kenaikan karir, seorang guru/konselor perlu mengerjakan sejumlah
tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-
dokumen legal.

13
BAB V PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU
A. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru
Akadum (1999) mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme
guru:
a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total
b. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan,
c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.
d. Masih belum lancarnyanya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru
e. Masih belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara
maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat
politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar
dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa mendatang
PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggotanya.

B. Upaya Pemerintah dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru


Berikut upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan
profesionalisme guru antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen sumber daya manusia
a) Program tugas belajar
b) Program sertifikasi
c) Program penataran dan workshop
2. Peningkatan mutu pendidikan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim (2007:56)
mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu pendidikannya
maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan yaitu:
a) Kepemiminan kepala sekolah
b) Guru
c) Siswa
d) Kurikulum
e) Jaringan kerjasama
3. Peningkatan mutu profesi guru

14
Beberapa cara dalam meningkatkan profesionalisme guru melalui peningkatan
profesi guru antara lain:
a) Memberikan diklat dan pelatihan bagi guru
b) Organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)
c) Pelatihan komputer untuk media pembelajaran

C. Upaya Guru dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru


1. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang pendidikan
2. Gerakan Guru Membaca (G2M)
3. Meminta pendapat dan pelatihan dair atasan/senior
4. Melakukan Study Banding
5. Menambah wawasan dan literasi

15
BAB VI ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN
A. Pengertian
Organisasi profesi guru adalah suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus dalam mendidik. Di IndonesiaOrganisasi Profesi Keguruan pertama kali
dibentuk yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November
1945 dalam kongres guru Indonesia di Surakarta.

B. Tujuan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mempunyai tujuan yakni mempertinggi
kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan
mereka.Menurut UU RI pasal 40 ayat 1, organisasi profesi keguruan mempunyai tujuan
untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan pendidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian dalam masyarakat.

C. Fungsi
Fungsi organisasi profesi keguruan sendiri dibagi menjadi 2, yaitu fungsi pemersatu
dan fungsi peningkatan kemampuan profesional.
1. Fungsi pemersatu
Organisasi profesi kependidikan merupakan organisasi profesi sebagai tempat
untuk pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi tantangan
dan harapan masyarakat pengguna pendidikan.
2. Fungsi peningkatan kemampuan professional
Fungsi ini tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “Tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan
dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan
kesejahteraan tenaga kependidikan”.
D. Jenis-Jenis
Organisasi pendidikan menurut model sisten pendidikan nasional Indonesia seperti
tercantum dalam UUSPN Tahun 1989 sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenjangnya, terdiri dari :
a. Organisasi pendidikan pra sekolah/madrasah,
b. Pendidikan dasar (SD),
c. Pendidikan menengah (SMP/MTs)
d. Pendidikan tinggi (Universitas).

16
2. Berdasarkan jalurnya, terdiri dari
a. Organisasi pendidikan sekolah/ madrasah
b. Pendidikan luar sekolah
3. Berdasarkan jenisnya, Yaitu
a. Organisasi pendidikan umum,
b. Pendidikan kejuruan
c. Pendidikan luar biasa
d. Pendidikan kedinasan
e. Pendidikan keagamaan
f. Pendidikan akademik
g. Pendidikan professional

17
BAB VII PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)
A. Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
PKB adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang didesain
untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan guru yang
bersangkutan.
B. Tujuan, Manfaat, dan Sasaran Kegiatan PKB
Secara umum, PKB bertujuan untuk meningkatakan kualitas layanan pendidikan di
sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan secara
khusus, tujuan PKB adalah sebagai berikut.
1. Memfasilitasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah
ditetapkan;
2. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya;
3. Memotivasi guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai tenaga professional;
4. Mengangkat citra, hatkat, martabat profesi guru, serta meningkatkan rasa hormat
dan kebanggan kepada penyandang profesi guru;
5. Memperbanyak guru yang makin professional;
6. Memberi penghargaan bagi guru profesioanl, diantaranya adalah kenaikan
golongan;
7. Memberi motiasi tinggi untuk mencapai pangkat puncak PNS, yaitu Pembina
Utama, Golongan ruang IV/e.
Manfaat PKB terstruktur, sistematik dan memenuhi kebutuhan PKB sebagai berikut:
a. Bagi Peserta Didik
Peserta didik memperoleh jaminan pelayanan dan pengalamanbelajar yang efektif.
b. Bagi Guru
Guru dapat memenuhi standar sehingga mampu menghadapi perubahan internal
dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Sekolah mampu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta
didik.
d. Bagi Orang Tua/Masyarakat

18
Orang tua/masyarakat memperoleh jaminan bahwa anak mereka mendapatkan
layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar yang efektif.
e. Bagi Pemerintah
Memberikan jaminan kepada masyarakat tentang layanan pendidikan yang
berkualitas dan profesional.
C. Komponen PKB
1. Pengembangan diri
2. Publikasi ilmiah
Menurut Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, kegiatan publikasi ilmiah terdiri dari 3 kelompok
kegiatan, yaitu :
 Presentasi Pada Forum Ilmiah
 Publikasi Hasil Penelitian Atau Gagasan Inofatif Pada Bidang Pendidikan
Formal
 Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan Dan / Atau Buku Pedoman
Guru.
3. Karya inovatif
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang berupa karya
inovatif terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu :
 Menemukan Teknologi Tepat Guna (Karya Sains/Teknologi)
 Menemukan/Menciptakan Teknologi
 Membuat/Memodifikasi/ Alat Pelajaran/ Peraga/Praktikum
 Mengikuti Pengembangan Penyusunan Standar, Pedoman, Soal, dan
Sejenisnya
D. Prinsip-Prinsip Dasar Pelaksanaan PKB
Dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar
peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas guru
sehari-hari.
2. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri yang perlu
diimplementasikan secara teratur, sistematis dan berkelanjutan. Untuk
menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak
merata, proses penyusunanprogram PKB harus dimulai dari sekolah.

19
3. Sekolah wajib menyediakan kesempaan kepada setiap guru untuk mengikuti
program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dan sekolah berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu.
4. Bagi guru yang tidak memperlihatkan perangkatan setelah diberi kesempatan
untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya, maka dimungkinkan
diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sanksi tersebut
tidak berlaku bagii guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru untuk
melaksanakan program PKB.
5. Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran peserta
didik, kaya dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian pendidikan
terkini, teknologi dan seni, serta menggunakan pekerjaan dan data peserta didik
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
6. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk
mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan guru secara aktif
sehingga benar-benar terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan
materi, pemahaman konteks, ketrampilan dan lain-lain sesuai dengan tujuan
peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah.
7. PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai
yang belaku di sekolah dan kabupaten/kota. Oleh karena itu, kegiata PKB harus
menjadi bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah dan
kabupaten/kota dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan yang disetujui
bersama antara sekolah, orangtua peserta didik dan masyarakat.
8. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilaksanakan di sekolah atau dengan sekolah di
sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga relevansi
kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang
disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat lain.
9. PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan pekerjaan yang
bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat dalam pencerdasan bangsa dan
sekaligus mendukung perubahan khusus didalam praktik-praktik dan
pengembangan karir guru yang lebih obyektif, transparan dan akuntabel.

20
BAB VIII PERAN GURU DALAM LAYANAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang diberikan pada perserta didik
dengan tujuan memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Menurut Sujatmiko, Lili Nurlaili (2003 : 10) layanan
pembelajaran adalah : “Gabungan kegiatan belajar dan mengajar, dalam arti kegiatan
belajar merupakan kegiatan aktif siswa untuk membangun makna atau pemahaman
terhadap suatu objek atau suatu peristiwa, sedangkan kegiatan mengajar merupakan
upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi, dan
tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam
membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat ”.
B. Peran Guru dalam Layanan Pembelajaran
1. Guru sebagai Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
2. Guru sebagai Pengajar
Untuk dapat melaksanakan tugas mengajar denngan baik, guru harus memiliki
kemampuan professional dalam mengelola proses pembelajaran yaitu; (a)
menguasai bahan, (b) mengelola program belajar mengajar, (c) mengelola kelas,
(d) mampu menggunakan media belajar dengan baik, (e) menguasai landasan
pendidikan, (f) mengelola interaksi belajar mengajar, (g) menilai prestasi siswa
untuk kepentingan pelajaran, (h) mengenal fungsi layanan bimbingan, (i)
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (k) memahami prinsip-
prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.
3. Guru sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing harus memberikan bimbingan, bantuan yang
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan.
4. Guru sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik
intelektual maupun motoric, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih.
5. Guru sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam
beberpa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
6. Guru sebagai Pembaharu (innovator)
21
Guru harus berperan sebagai innovator yaitu orang yang harus mempunyai
suatu ide, produk, metode, dan seterusnya yang dirasakan sebagai sesuatu yang
baru dan diterapkan dalam proses pembelajaran.
7. Guru sebagai Teladan
Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, peran dan
fungsi ini patut dipahami untuk keefktifan pembelajran dan akan memperkaya arti
pembelajaran.
8. Guru sebagai Pribadi
Kepribadian adalah factor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
seseorang guru sebagai pengembangan sumber daya manusia yaitu anak didik.
9. Guru sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni yang pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian,
yang didalamnya melibatkan guru, oleh karena itu guru adalah seorang pencari
atau peneliti.
10. Guru sebagai Pendorong Kreatifitas
Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang didalam maupun diluar
kelas dengan memanfaatkan potensi yang ada. Guru senantiasa berusaha untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik.
11. Guru sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah, dan guru adalah seorang pemindah kemah yang
selalu memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama
menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk
mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi
kemajuan, serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan
cara-cara baru yang lebih sesuai.
12. Guru sebagai Evaluator
Guru sebagai evaluator of student learning, yakni penilai hasil pembelajaran
siswa.
13. Guru sebagai Kulminator

22
KESIMPULAN
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus dilaksanakan oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral
yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan
peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, kode etik guru sebagai
pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di masyrakat. Guru ketika
berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang
ditunjukkan harus mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya dapat
tersampaikan melalui tindakan yang dilakukan.
Adapun sanksi dalam kode etik digunakan sebagai peningat akan batasan aturan
dalam bertindak. Sanksi diberikan sebagai pembinaan dan peringatan kepada guru agar dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya selalu berpegang pada kode etik yang berlaku.

Kode etik yang menjadi landasan guru Indonesia yaitu kode etik yang menjadi
keputusan kongres XXI PGRI No: VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru
Indonesia. Kode etik ini merupakan penyempurnaan dari kode etik guru yang disusun pada
tahun 2008. Kode etik guru terdiri dari 8 pasal.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk


mewujudkan hidupnya secara optimal. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Pengembangan karir merupakan proses sepanjang hayat. Terdapat lima tahapan
pengembangan karir, yaitu: growth, exploratory, establishment, maintenance, dan decline.
Upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan karirnya adalah
berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah profesional; membuat karya tulis
ilmiah/populer, karya seni, dan karya teknologi; dan melaksanaka penelitian/pengkajian kerja
profesionalnya baik secara individual maupun kolaboratif.
Pengembangan profesi guru terdiri dari atas dua bentuk, yaitu pembinaan dan
pengembangan. fungsi pembinaan guru adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses

23
dan hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap guru dalam wujud layanan
profesi.
Organisasi profesi guru adalah suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu
keahlian khusus dalam mendidik. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mempunyai
tujuan yakni mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan mereka. Visi dari tujuan organisasi kependidikan secara umum
ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
PKB adalah sebuah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan
suatu jalan utama dalam upaya membawa perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
keberhasilan peserta didik, sehingga siswa diharapkan mempunyai pengetahuan,
keterampilan/skill yang lebih, dan mampu memahami materi secara mendalam. PKB
merupakan wadah suatu pencerahan dan penawaran bermakna bagi seorang guru. Karena
PKB memberikan suatu pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan
utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan peserta didik.
Peran guru dalam proses pembelajaran adalah guru sebagai pendidik, guru sebagai
pengajar dan fasilitator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pengarah, guru sebagai
pelatih, guru sebagai penilai, guru sebagai pemimpin, guru sebagai teladan, guru sebagai
pribadi, guru sebagai peneliti, guru sebagai pendorong kreatifitas, guru sebagai pemindah
kemah, guru sebagai evaluator.

24

Anda mungkin juga menyukai