KELOMPOK. 6
HENDRA MUSFA DIRMAN (20175020)
YUNITA SAFITRI (20175023)
VENNY MULYANA (20175024)
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Langkah-Langkah Penilaian” yang dibimbing oleh Ibu
Prof. Dr. Festiyed, M.S. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa
sumber baik dari buku maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa
sumber yang ada tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis
tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca
untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya
makalah yang lebih baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
D. Manfaat Penulisan..............................................................................1
E. Landasan Agama ...............................................................................2
F. Landasan Yuridis ..............................................................................2
BAB II.LANDASAN TEORI...................................................................2
A. Langkah-langkah Pelaksanaan Penilaian...........................................3
1. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi..............................3
2. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator Penetapan Teknik Penilaian..........................................3
3. Contoh Alat dan Penskoran dalam Penilaian...............................3
4. Interpretasi Hasil Penilaian dalam Menetapkan Ketuntasan
Belajar…………………………………………………………...3
BAB III. PEMBAHASAN........................................................................20
BAB IV. PENUTUP..................................................................................24
A. Kesimpulan........................................................................................24
B. Saran..................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendididkan dapat dilakukan melalui
sistem penilaian. Penilaian kelas digunakan untuk dapat menentukan suatu
nilai atau harga suatu objek dengan menggunakan ukuran atau kriteria. Dalam
penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-aspek yang
berkenaan dengan pemilihan alat pemilihan, penyusunan, pengolahan, data
hasil penilaian, termasuk juga penetapan indikator, pemetaan SK, kompetensi
dasar , penetapan teknik penilaian, serta pedoman penskoran.
Sayangnya, dunia pendidikan saat ini belum secara keseluruhan tenaga
pengajarnya memahami dan bisa mengaplikasikan tentang model penilaian
kelas yang baik, sehingga menimbulkan keperihatinan yang mendalam akan
kondisi seperti ini.
Dalam makalah ini, dijelaskan tentang langkah-langkah pelaksanaan
penilaian kelas dengan maksud menambah literatur dan pembekalan bagi
calon tenaga pendidik di era mendatang sehingga diharapkan mempunyai
wawasan dan keterampilan dalam bidang penilaian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penetapan indikator pencapaian kompetensi?
2. Menjelaskan Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator Penetapan Teknik Penilaian?
3. Menjelaskan contoh alat penskoran dalam penilaian?
4. Bagaimana menginterpretasikan hasil penilaian dalam menetapkan
ketuntasan belajar?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui cara penetapan indikator pencapaian kompetensi.
2. Mengetahui pemetaan standar kompetensi.
3. Mengetahui contoh alat penskoran dalam penilaian.
4. Mengetahui menginterpretasikan hasil penilaian dalam menetapkan
ketuntasan belajar.
4
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca
khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya dalam penetapan indikator
pencapaian kompetensi.
2. Membantu mahasiswa memahami tentang pemetaan standar kompetensi.
3. Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan
Assesment dalam Pembelajaran Fisika.
E. Landasan Agama
Allah akan menilai amal pebuatan yang dilakukan oleh manusia yang
akan memberikan dampak terhadap manusia tersebut dan pandangan Allah
terhadap manusia, seperti yang tertera dalam Al-Qur’an.
QS Al-Kahf ayat 105
Artinya : “Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-
amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan)
mereka pada hari kiamat.”
QS. Az-Zukhruf ayat 4
5
F. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Langkah-langkah Penilaian
1. Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran, (Mulyasa, 2007:139).
Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau
proses yang berkontribusi atau menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Pencapaian indikator dari suatu standar kompetensi atau
kompetensi dasar menentukan pencapaian indikator dari setiap standar
kompetensi atau kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur. Misalnya: mengidentifikasi,
menyimpulkan, menyebutkan, menggambarkan, mengkontruksikan,
mengansumsikan dan lain-lain.
Setiap pencapaian indikator dikembangkan oleh seorang guru
dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan (intake) setiap
peserta didik. Standar kompetensi dapat dijabarkan menjadi beberapa
kompetensi dasar, setiap kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi
pencapaian indikator. Setiap penjabaran disesuaikan dengan keluasan dan
kedalaman dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pencapaian indikator yang menjadi bagian dari pengembangan silabus dan
rencana pembelajaran dan penilaian (RPP) menjadi acuan dalam
merancang format penilaian atau penentuan metode atau teknik penilaian.
Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:
a. Mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar,
7
a. Indikator dirumuskan dari KD
b. Indkator kunci atau idikator inti yaitu indikator yang tuntutannya sama
dengan indikator indikator yng ada dalam Kompetensi dasar
(KD),hanya saja dapat diukur atau dinilai dengan ;
8
c. Indikator pengayaan,adalah indikator yang disediakan untuk
memperluas pengetahuan peserta didik di atas tuntutan kompetensi
dalam KD, “ingat” KD yang adal dalam kurikulum dalam hal ini
standar isi adalah KD minimalminimal brarti paling rendah,kurangi
jangan tapi ditambah akan semakin baik.
Tandai kata kerja yang ada dalam KD tersebut dan tandai pula jenis
materi dikandung dalam KD tersebut,kata yang tertulis pada awal
KD biasanya itulah yang menunjukkan kompetensi yang harus
dijabarkan menjadi beberapa kata kerja operasional (KKO)
Susun kata kerja tersebut dan materinya mulai dari mudah ke sulit
9
dikembangkan menjadi dua atau lebih indicator pencapaian hasil belajar,
hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau
proses yang berkontribusi atau menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur, seperti : mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan menceritakan kembali, mempraktekkan,
mendemonstrasikan dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil
belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan
dan kemampuan setiap peserta didik setiap kompetensi dasar dapat
dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar,
hal ini disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai
tahapan penentuan dan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta indikator.
a. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa
Karakter dan bekal kemampuan siswa harus terlebih dahulu
diidentifikasi oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan garis
batas antara perilaku yang tidak perlu dan perlu ditetapkan sebagai
indikator keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi.
b. Menentukan tahapan berpikir SK, KD dan indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) yang ingin dicapai pemetaan SK, KD dan IPK
diperlukan untuk melihat secara keseluruhan bagaimana SK dan KD
bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berpikir SK dari C3 maka
tahapan berpikir KD biasanya mulai C1, C2 sampai C3. Apabila akan
mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka
dimulai dengan membuat IPK dari C1 sampai akhirnya C2 yang
merupakan ranah berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing
KD dengan memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD penentuan dan
pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator sangatlah
10
perlu untuk dilakukan. Rencana pelaksanaan pembelajaran akan mudah
dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan
pemetaan SK dan KD.
Beberapa manfaat yang akan didapat, yaitu:
1) Menetukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan
dibahas dalam pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah dijabarkan dalam indicator, dan
memudahkan menentukan kedalaman materi dengan memperhatikan
ranah berpikir SK, KD dan IPK-nya.
2) Menetukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi
tentu akan berdampak pada penentuan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi tiga bagian, yaitu kegiatan
tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan Mandiri tidak
terstruktur untuk masing KD dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta
didik, materi pembelajaran, guru dan lingkungan. Penugasan
terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan
atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu
penyelesaian penegasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan
percepatan. Selanjutnya adalah kegiatan Mandiri tidak terstruktur
yang merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang di desain oleh pendidik
untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik yang akan
dilakukan untuk mencapai indikator berdasarkan materi yang harus
diberikan.
11
3) Menetukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap
kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk
melakukan penilaian sehingga dengan demikian penilaian yang akan
dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh
SK dan KD.
Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi
indikator untuk melakukan penilaian.
Contoh untuk Standar Kompetensi Presentasi Laporan
Standar Kompetensi Dasar Indikator
Kompetensi
Berbicara: Berwawancara dengan 1. Mampu membuat
Mengungkap narasumber dari daftar pokok-
berbagai informasi berbagai kalangan pokok pertanyaan
melalui wawancara dengan untuk wawancara
dan presentasi
memperhatikan etika dengan
laporan berwawancara. memperhatikan
etika
berwawancara dan
menggunakan
kalimat yang
efektif.
2. Mampu
melakukan
wawancara
dengan
narasumber dari
berbagai kalangan
dengan
memperhatikan
etika
berwawancara.
3. Mampu
berwawancara
dengan
narasumber dari
berbagai kalangan
dengan Bahasa
yang baik dan
benar.
Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan teknik
penilaian adalah Tingkat kemampuan akademis peserta didik,
kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik. Pada tahap awal
12
penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh agak rendah, namun
diharapkan semakin lama semakin meningkat, hal ini dikarenakan
kualitas satuan pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara
berkala, misalnya melalui Ujian Nasional. Hasil penilaian ini akan
menunjukkan peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan
dengan satuan pendidikan lain (benchmarking). Melalui
pemeringkatan ini diharapkan satuan pendidikan terpadu untuk
meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria
ketuntasan pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
Penentuan kriteria kelulusan setiap indikator juga harus disesuaikan
dengan keterampilan yang terdapat di dalam standar kompetensi.
Setelah menganalisis standar kompetensi dan menjabarkan
kompetensi dasar menjadi beberapa indicator, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator
sebagai acuan untuk melakukan penilaian. Rentang presentase
kriteria ketuntasan setiap indikator adalah antara 0% - 100%.
Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah
75%. Namun satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria atau
tingkat pencapaian indicator, apakah 50% 60% atau 70%.
Contoh pemetaan SK, KD, indicator kriteria ketuntasan dan
penetapan teknik penilaian:
13
Teknik Penilaian
Standar Kompetensi
Indikator KK
Unjuk Kerja
Kompetensi Dasar
Portofolio
Tertulis
Produk
Sikap
Berbicara: Berwawancara 1. Mampu 70% √ √
Mengungkap dengan membuat daftar
berbagai narasumber pokok-pokok
informasi dari berbagai pertanyaan
melalui kalangan untuk
wawancara dan dengan wawancara
presentasi memperhatikan dengan
laporan etika memperhatikan
berwawancara etika
berwawancara
dan
menggunakan
kalimat efektif
2. Mampu 80% √ √
melakukan
wawancara
dengan
narasumber dari
berbagai
kalangan
dengan
memperhatikan
etika
berwawancara.
3. Mampu 80% √ √
berwawancara
dengan bahasa
yang baik dan
benar.
14
peralatan diperlukan bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk penguat saja
kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat
perlu menggantikan peranan guru alat penilaian standar bersumber dari
pemerintah atau lembaga pembuat alat alat-alat penilaian, sedangkan
penilaian guru bersumber dari guru disekolah. Sebuah alat penilaian yang
sudah distandarisasikan sudah dapat disebut sebagai alat penilaian standar,
biasanya dilengkapi dengan sebuah manual.
Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk
yang diperlukan dalam menjelaskan pelaksanaan, penskoran dan
mengadakan interpretasi baik alat penilaian standar maupun buatan guru,
keduanya memiliki kegunaan yang besar dalam penilaian proses dan hasil
belajar siswa di sekolah keunggulan alat penilaian Standar adalah teruji
keautentikannya, namun terkadang tidak diaplikasikan secara sepenuhnya
karena keadaan sekolah yang beraneka ragam, oleh karenanya alat
penilaian buatan guru dianggap lebih sesuai yang dalam pembuatannya
terjun langsung ke lapangan.
Secara umum alat dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi dua
kriteria, yaitu penilaian berbasis tes dan penilaian non tes. Tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Meskipun
demikian terkadang tes dapat digunakan untuk mengukur atau menilai
hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Ada dua jenis teks yakni tes
uraian dan tes objektif.
Contoh alat penskoran dalam penilaian :
1) Penilaian dalam aspek sikap menggunakan observasi
NAMA ASPEK YANG DINILAI
15
…
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut.
4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Skor akhir = (Skor yang didapat / Skor maksimum) x 4
Skor akhir ANI = 16/20 X 4
= 3,2 (B)
2) Penilaian keterampilan
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
a). Menyusun perencanaan penilaian;
b). Mengembangkan instrumen penilaian;
c). Melaksanakan penilaian;
d). Memanfaatkan hasil penilaian; dan
e). Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100
dan deskripsi (permendikbud no.23 tahun 2016).
16
1 Melakukan kalibrasi mikrometer sekrup √
2 Menetukan Nst alat ukr √
3 Melakukan pengukuran pada plat √
4 Membaca hasil pengukran pada skala utama √
5 Membaca hasil pengukuran pada skla nonius √
6 Hasil Pengukuran akhir dari plat √
7 Kesimpulan √
Skornya 1-4
1=kurang 2=cukup 3=baik 4=sangat baik
Cara memberi skor:
Skor yang didapa t
Skor akhir = ( )x4
Skor maksimum
Skor= 22/28 x 4= 3,14 ( Nilainya B)
Penskoran merupakan penilaian dengan mempertimbangkan item
yang salah. Jawaban salah diperhitungkan sebagai denda untuk
mengurangi jawaban yang benar. Adapun rumus yang digunakan adalah:
S
N=B -
n−1
Keterangan : N= nilai
S= jumlah jawaban salah
B= jumlah jawaban benar
N= banyak pilihan
RENTANG NILAI
N SKOR NILAI
O
1 0.00 Skor ≤ 1.00 D
2 1.0 ¿ skor ≤ 1.33 D+
3 1.33 ¿ skor ≤ 1.67 C-
17
4 1.67 ¿ skor ≤ 2.00 C
5 2.00 < Skor ≤ 2.33 C+
6 2.33 < skor ≤ 2.67 B-
7 2.67 < skor ≤ 3.00 B
8 3.00 < Skor ≤ 3.33 B+
9 3.33 < Skor ≤ 3.67 A-
10 3.67 < Skor ≤ 4.00 A
18
kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya
dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Namun, kualitas
sekolah akan dinilai oleh pihak luar secara berkala, misalnya melalui ujian
nasional. Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu sekolah
dibandingkan dengan sekolah lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan
ini diharapkan sekolah terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal
ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin mendekati 100%.
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
Dalam penilaian dibutuhkan alat atau instrument untuk mengukur
kompetensi atau kemampuan yang dimilki oleh peserta didik, mulai dari
pengetahuannya, keterampilan, serta sikap dari peserta didik.
Berdasarkan silabus dari mata pelajaran fisika kita akan coba untuk
menbuat contoh alat dalam penilaian dan penskoran nilai nya diakhir.
A. Contoh Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi
21
Mempresentasikan hasil
percobaan tentang titik berat
22
data dan grafik
untuk
menentukan
karakteristik
keseimbangan
benda tegar
Mempresentasika
n hasil
Pada bagian contoh alat dan penskoran dalam penilaian ini berkaitan
dengan menghitung nilai dari peserta didik, atau bisa dikatakan disini proses
mpenilaian berlangsung. Penilaian bisa berdasarkan aspek pengetahuannya,
keterampilannya, dan sikap dari peserta didik tersebut.
1. Penilaian aspek sikap
Nama sekolah :
Mata pelajaran:
Nama :
Kelas :
NO PERNYATAAN ALTERNATIF
YA TIDAK
1 Saya berusaha meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan YME agar
mendapat ridho-Nya dalam
belajar
Cara menskor :
23
Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban YA maka
diberi skor 2, dan jika jawaban tidak maka diberi skor 1. Jumlahkan skor
dan cocokkan dengan kriteria berikut :
0-5 dikategorikan tidak positif 11-5 positif
6-10 kurang positif 16-20 sangat positif
24
N ASPEK YANG DI NILAI NILAI
O
1 2 3 4
1 Melakukan kalibrasi mikrometer sekrup √
2 Menetukan Nst alat ukr √
3 Melakukan pengukuran pada plat √
4 Membaca hasil pengukran pada skala utama √
5 Membaca hasil pengukuran pada skla nonius √
6 Hasil Pengukuran akhir dari plat √
7 Kesimpulan √
Skornya 1-4
1=kurang 2=cukup 3=baik 4=sangat baik
Cara memberi skor:
Skor yang didapa t
Skor akhir = ( )x4
Skor maksimum
25
Nilai
Kompetensi Kriteria
Indikator peserta Ketuntasan
Dasar Ketuntasan
didik
Menganalisis 1. Menganalisis 60% 60 Tuntas
dinamika dan keterkaitan teori 60% 59 Tidak
kecenderunga tektonik lemeng 50% 59 Tuntas
n perubahan terhadap Tuntas
litosfer dan persebaran
pedosfer serta gunung api,
dampaknya gempa bumi dan
terhadap pembentukan
kehidupan relief muka bumi
dimuka bumi 2.
Mengidentifikasi
ciri bentang lahan
sebagai akibat
proses pengikisan
dan pengendapan
3.
Mengidentifikasi
degradasi lahan
dan dampaknya
terhadap
kehidupan
Menganalisis 1. 60% 61 Tunta
atmosfer dan Mengidentifikasi 70% 80 s
dampaknya ciri-ciri lapisan 60% 90 Tunta
terhadap atmosfer dan s
kehidupan di pemanfaatannya Tunta
muka bumi 2. Menganalisis s
unsur-unsur cuaca
dan iklim
(penyinaran, suhu,
26
Nilai
Kompetensi Kriteria
Indikator peserta Ketuntasan
Dasar Ketuntasan
didik
angin,
kelembaban,
awan, curah
hujan)
3.
Mengklasifikasika
n berbagai tipe
iklim
27
BAB IV
KUMPULAN PERTANYAAN
28
Jawaban :
Standar Kompetensi (SK) merupakan kerangka yang menjelaskan dasar
pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. Pada setiap mata
pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang
kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Selanjutnya dijabarkan
dalam Kompetensi Dasar (KD) sebuah topik, dari topik yang akan dibahas
kemudian ditentukan pula indikator yang akan dicapai. Berikutnya
menyebutkan tujuan pembelajaran yang seterusnya diberikan
gambaran/deskripsi singkat materi yang akan disampaikan.
3. Apakah manfaat dari pemetaan SK,KD, dan Indikator ? Jelaskan !
Jawaban :
a) Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah dijabarkan dalam indikator, dan memudahkan menentukan
kedalaman materi dengan memperhatikan ranah berfikir SK, KD dan
IPK-nya.
b) Menentukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan
berdampak pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan ini meliputi 3 bagian, yaitu kegiatan Tatap Muka, Penugasan
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur untuk masing KD
dan IPK.
c) Menentukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar
merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga
dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan
memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh SK dan KD.
4. Bagaimanakah cata pemetaan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar ?
Jelaskan!
Jawaban :
29
Untuk memetakan SK/KD, sekolah telah menyediakan format pemetaan
tersebut. Pemetaan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat berpikir siswa
yang digunakan dalam SK/KD.
a) Awal kita harus perhatikan dahulu standar kompetensinya (SK), tingkat
berpikirnya tergolong yang mana.
b) Jika kalimat SK menyatakan isi materi/konsep dicapai melalui proses
berpikir, maka kita gunakan tingkat berpikir dari Taksonomi Bloom,
yaitu C1 s.d. C6. Lihat daftar kata kerja operasional yang terdapat dalam
SK.
c) Sedang apabila kalimat SK menunjukkan adanya kegiatan praktik
(psikomotor), maka kita guna pengukuran ranah psikomotorik,
yaitu P1 s.d. P4.
Setelah kita menentukan tingkat berpikir atau tingkat keterampilan
psikomotor tertinggi untuk masing-masing SK, kita lanjutkan
untuk Kompetensi Dasar-nya. Tingkat berpikir dan psikomotor tertinggi
untuk KD harus sama dengan SK. Setelah itu, kita menentukan indikator
yang secara berturut-turut diperlukan untuk mencapai KD tersebut.
a) Untuk mencapai tingkat berpikir dan psikomotor suatu KD, maka tingkat
berpikir dan psikomotor indikator dimulai dari yang terendah, ranah C1
atau C2 sudah cukup.
b) Secara bertahap diharapkan proses berpikir itu meningkat hingga tingkat
tertinggi tercapai (C6). Karena psikomotor membantu mempermudah
proses berpikir siswa, maka tingkatan psikomotor cukup dipilih yang
sesuai, tidak bertahap secara rinci seperti tingkat berpikir.
5. Jelaskan tentang alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian !
Jawaban :
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian di
sekolah dapat berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru
sendiri. Sebagian aliran perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan
bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk penguat saja kecuali itu juga diajukan
bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan perlu menggantikan peranan
guru. Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau lembaga
30
pembuat alat-alat penilaian, sedangkan penilaian guru bersumber dari guru di
sekolah. Sebuah alat penilaian yang sudah distandarisasikan sudah dapat
disebut sebagai alat penilaian standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah
manual.
B. Annisa N
1. Jelaskan langkah-langkah melakukan penilaian sikap secara
observasi, pertanyaan dan laporan pribadi ?
Jawab:
a. Secara observasi
Dalam mengumpulkan data-data, guru menggunakan teknik observasi.
Semua prilaku, perubahan dan perkembangan sikap dicatat oleh guru
dalam bentuk jurnal. Prilaku yang baik dan prilaku yang kurang baik harus
dicatat dengan teliti termasuk proses perubahan prilaku siswa baik ke arah
baik atau sangat baik maupun ke arah kurang baik. Contohnya : “tanggal
12/4/16 siswa atas nama Anisa, memungut sampah yang berserahkan di
halaman kelasnya. Butir sikap Kebersihan pada aspek sosial”
b. Pertanyaan
Seorang pendidik juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap
peserta didik berkaitan dengan sesuatu hal misalnya, bagaimana tanggapan
siswa tentang kebijakan yang baru di sekolah tentang “peningkatan
ketertiban”
c. Laporan pribadi
Penggunaan teknik ini digunakan di sekolah, misalnya siswa diminta
membuat usulan yang berisi pandangan atau tanggapan tentang suatu
masalah,keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap
2. Jelaskan bagaimana cara penyusunan alat-alat dalam penilaian!
Jawab: Dalam penyusunan alat-alat penilaian, hal-hal yang harus ditempuh
yakni :
31
Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan lingkup
pertanyaan, terutama materi pelajaran.
Merumuskan tujuan instruksional khusus sehingga jelas betul abilitas
yang harus dinilainya. Tujuan instruksional khusus harus dirumuskan
secara operasional, artinya bisa diukur dengan alat penilaian yang biasa
digunakan.
Membuat kisi-kisi atau blueprint alat penilaian. Dalam kisi-kisi harus
tampak abilitas yang diukur serta proporsinya, lingkup materi yang
diujikan, tingkat kesulitan soal, jenis alat penilaian yang digunakan,
jumlah soal atau pertanyaan, dan perkiraan waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan soal tersebut.
Menyusun atau menulis soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat. Dalam menulis soal, perhatikan aturan-aturan yang berlaku.
Membuat dan menentukan kunci jawaban soal..
3. Bagaimana cara menentukan indikator dari penilaian?
Jawab: Pengembangan indikator disesuaikan dengan karakter siswa, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah serta dirumuskan
menggunakan kata kerja operasional yang terukur. Indikator dibuat untuk
mencapai ketentuan KD yang ada, dengan mempeertimbangkan hal diatas
indikator dapat diturunkan sesuai kebutuhan.
4. Bagaimana jika ketika penilaian melalui angket, para peserta didik
atau pengisi angket tidak melakukan penilaian dengan serius?
Apakah dapat diterima? Dan bagaimana mengetahui angket yang
diisi dengan benar atau tidak?
Jawab: Jika penilaian angket tidak dilakukan dengan serius, maka hasil
dari angket tersebut tidak dapat diterima. Dengan demikian jika didapatkan
hasil penilaian angket yang diisi dengan tidak serius maka hasil tersebut
tidak dapat digunakan dalam pembuatan pelaporan atau pengolahan data.
Cara mengetahui angket yang diisi dengan benar atau tidak dapat
dilakukan dengan memuat beberapa pernyataan yang menjebak. Misalnya
dalam 35 pernyataan angket dibuat 3-5 pernyataan yang tidak
berhubungan dengan hal yang ingin diukur. Contohnya membuat
32
pernyataan “isilah pernyataan ini dengan sangat baik”, “jawaban yang
diberikan untuk pernyataan ini perlu dikosongkan”, dan lain sebagainya.
Maka seseorang yang mengisi angket harus menjawab sesuai yang
diinstruksikan. Jika jawabannya tidak sesuai dengan instruksi maka hasil
angket tersebut tidak dapat digunakan.
5. Apakah dalam membuat instrumen penilaian, kita sebagai guru harus
menyesuaikan dengan model pembelajaran yang kita gunakan? Jika
demikian, bagaimana cara memadukan antara sintaks model dengan
instrumen tersebut?
Jawab: Instrumen penilaian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
telah dibuat. Model yang digunakan oleh guru merupakan salah satu
pendukung untuk mencapai tujuan belajar tersebut. Model yang digunakan
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa. Contohnya, jika tujuan pembelajaran dalam bentuk praktikum,
maka model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak dapat digunakan.
C. Noname
“Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru
dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap
peserta didik”. Dari pernyataan diatas, bagaimana cara tim
penyaji sebagai pendidik dalam memperhatikan kemampuan anak
didik agar terjadi penyemarataan? Jelaskan dengan teori dan
contoh real.
Jawab:
Peran pendidik berubah dari dulunya sebagai penyampai pengetahuan kepada
anak didik, namun sekarang menjadi fasilitator, motivator, inspirator, mentor,
pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-nilai karakter, serta team work, dan
empati sosial karena jika tidak begitu maka peran guru dapat digantikan
dengan teknologi (Halimatussa’diyah, 2020). Maka agar pemetaan dapat
tersusun dengan baik dan dapat diaplikasikan secara nyata, harus diperhatikan
langkah-langkah dalam penentuan dan pemetaan baik dari SK, KD maupun
indikatornya.
33
Mengapa pendidik harus melakukan penentuan dan pemetaan
terhadap SK, KD dan indikator dalam pembelajaran?
Jawab:
Agar dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dijabarkan dalam indikator, memudahkan dalam kedalaman suatu materi,
memudahkan dalam penentuan materi sehingga akan berdampak baik dalam
KBM jika sudah memperhatikan pada SK, KD dan indikator suatu
pembelajaran.
Jika KD dalam suatu pembelajaran ada yang tidak
terealisasikan atau tidak mendapatkan hasil dengan yang
diharapkan, apakah termasuk dalam KBM yang gagal?
Jawab:
Pada tahap awal penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh agak rendah,
namun diharapkan semakin lama semakin meningkat, hal ini dikarenakan
kualitas satuan pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara berkala,
misalnya melalui ujian nasional. Hasil penilaian ini akan menunjukkan
peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan dengan satuan pendidikan
lain (benchmarking). Melalui pemeringkatan ini diharapkan satuan
pendidikan terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini
meningkatkan kriteria ketuntasan pencapaian indikator semakin mendekati
100%. Jika tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan bukan berarti gagal namun
ada suatu evaluasi demi kemajuan di pertemuan selanjutnya.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses
yang berkontribusi atau menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar.
2. Pencapaian indikator dari suatu standar kompetensi atau kompetensi dasar
menentukan pencapaian indikator dari setiap standar kompetensi atau
kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur.
3. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih
indicator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan
kedalaman kompetensi dasar tersebut.
4. Contoh alat dan penskoran dalam penilaian berkaitan dengan menghitung
nilai dari peserta didik, atau bisa dikatakan disini proses penilaian
berlangsung.
5. Penilaian bisa berdasarkan aspek pengetahuannya, keterampilannya, dan
sikap dari peserta didik tersebut.
B. Saran
Sebagai seorang guru maupun calon guru sebaiknya lebih
memperhatikan teknik-teknik dalam penilaian seperti penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian portofolio dan penilaian diri. Agar nantinya proses belajar
mengajar yang berlangsung di kelas dapat berjalan dengan baik serta dapat
melihat bagaimana perkembangan hasil belajar peserta didiknya sehingga
nantinya seorang guru akan lebih mengetahui langkah apa yang harus
diambil untuk mengatasi siswanya berdasarkan kemampuan yang di peoleh
dari proses belajarnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Festiyed, 2019. Evaluasi pembelajarn fisika. Padang : Suka Bina Press.
Haryati, Mimin. 2010. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press.
36