“COVID-19”
KELOMPOK.
HENDRA MUSFA DIRMAN (20175020)
M. GIFRON (20175025)
Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Bencana COVID-19” yang dibimbing oleh Bapak Dr.
Ahmad Fauzi, M.Si dan Ibu Syafriani, M.Si pada matakuliah fisika bencana alam.
Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku
maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada
tersebut.
Penulis berterima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah yang penulis
tulis ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca
untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya
makalah yang lebih baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
virus Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus virus
Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang
meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-
19 dengan gejala mirip flu.
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan
pneumonia atau radang paru-paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang
tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan
latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia
panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat
hingga mengakibatkan infeksi lebih parah.
.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu Virus Corona ?
2. Mengetahui bagaimana Virus Corona dapat mewabah seperti sekarang ?
3. Mengetahui apa bahayanya Virus Corona
4. Mengetahui mengapa kita harus mencegah penularan virus ini ?
5. Mengetahui bagaimana cara pencegahan virus corona ?
D. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Sebagai modal dasar dalam mengembangkan pengetahuan tentang covid-
19 dalam kehidupan dan pembelajaran
2. Guru
Sebagai sumber tambahan informasi mengenai covid-19 dalam kehidupan
5
dan pembelajaran.
3. Pembaca
Sebagai tambahan wawasan tentang covid-19 dalam kehidupan dan
pembelajaran
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penyakit Menular
1. Pengertian
Definisi penyakit menular adalah gangguan yang disebabkan oleh organisme
seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Disamping itu juga ada banyak
organisme yang ada di dalam tubuh yang bersifat membantu kekebalan tubuh,
namun dalam kondisi tertentu, beberapa organisme menyebabkan penyakit.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, beberapa penyakit menular dapat
ditularkan dari orang ke oranga. Beberapa juga bisa ditularkan oleh serangga atau
hewan lainnya. Penyakit menular disebabkan oleh agen biologi seperti
mikroorganisme pategonik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit.
Penyakit menular yang disebabkan oleh suatu agen infeksi atau produk racun
dari orang maupun hewan bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak
7
dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.
a. Bakteri
Bakteri dapat bertahan hidup di dalam tubuh tetapi di luar sel individu.
Beberapa bakteri diklasifikasikan sebagai aerob, membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhan. Sementara beberapa bakteri yang lain ditemukan di usus kecil
orang sehat, tumbuh tidak dengan oksigen, sehingga disebut anaerob. Infeksi
bakteri umumnya disebabkan oleh pneumokokus, stafilokokus, dan
treptokokus yang sifatnya komensal (organismen yang hidup tidak berbahaya
pada inangnya) di saluran pernapasan atas. Namun dibeberapa kondisi serius
dapat menjadi ganas seperti pneumonia, septikemia (keracunan darah), dan
meningitis.
b. Klamidia
c. Rickettsia
8
yang ada pada tikus kemudian menggigit manusia.
Memiliki ukuran dari 150 hingga 850 nanometer. Mereka ada di alam dan
mampu menyebabkan penyakit meluas. Namun biasannya penyakit yang
diakibatkan dari kedua agen ini lebih ringan daripada disebabkan oleh bakteri.
Mikoplasma dapat menyebabkan ruam merah, beberapa orang yang terinfeksi
organisme ini mengalami mual, muntah, diare, dan kram nyeri perut.
Biasanya mikoplasma menyebabkan peradangan pankreas atau hato, serta
infeksi otak dan sumsum tulang belakang merupakan komplikasi serius.
e. Virus
f. Parasit
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang
9
lebih serius, seperti:
Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat
menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health
Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga
infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV.
Virus Corona bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat
ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan contoh dari
penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan dari unta
ke manusia.
10
Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus
corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan
ternak. Terkadang, hewan- hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.
Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia,
termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan
wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun
2015.
Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19
memicu wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara
sehingga WHO mendeklarasikannya sebagai pandemi global.
Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk
virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona
matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937
yang menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas.
Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe
menemukan bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui
kultur organ trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu
tersebut.
Pada akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang
meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus infeksi
bronkitis, virus hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan,
yang semuanya telah ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat
melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama virus corona,
kemudian secara resmi diterima sebagai genus virus baru.
11
Jenis Virus Corona
SARS
12
manusia. Infeksi pertama pada manusia terjadi di provinsi Guangdong, Cina
Selatan pada tahun 2002. Dalam beberapa bulan, SARS menyebar ke lebih dari
dua lusin negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Saat
epidemi tersebut, virus telah menyebar ke lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia
dan membunuh hampir 800 orang.
Pada saat itu, pemerintah Cina dikritik karena merespons secara perlahan
terhadap wabah tersebut dan menyembunyikan keseriusan penyakit tersebut.
Dikutip dari Healthline, salah satu perubahan terbesar sejak SARS adalah
kemajuan dalam teknologi yang dibutuhkan untuk memahami virus dan
mengembangkan tes atau perawatan diagnostik. Pada bulan Januari, para ilmuwan
Cina telah mengurutkan virus, yang pertama kali muncul pada bulan Desember.
Mereka juga membuat informasi itu tersedia bagi para ilmuwan di seluruh dunia.
Dengan SARS, para ilmuwan butuh sekitar 5 bulan untuk mengidentifikasi virus
setelah mulai menyebar.
Komplikasi lebih mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dan
setengah dari semua orang yang berusia di atas 65 tahun yang menjadi sakit
tidak bertahan hidup. Pihak berwenang akhirnya mengendalikan SARS pada Juli
2003.
MERS
13
menunjukkan gejala, artinya mereka tidak memiliki gejala klinis, namun mereka
positif terinfeksi MERS-CoV setelah menjalani tes laboratorium. Gejala MERS
yang khas termasuk demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia umum terjadi,
tetapi tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga telah
dilaporkan.
COVID-19
Virus corona yang pertama kali muncul dan menyebar ke manusia berasal
dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Setelah ditelusuri, ternyata
beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama, yaitu mengunjungi
pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan. Dilansir dari The New York
Times, pasar kemudian ditutup dan didesinfeksi, sehingga hampir tidak mungkin
untuk menyelidiki hewan mana yang mungkin merupakan asal mula yang tepat.
Kelelawar dianggap sebagai sumber yang memungkinkan, karena mereka
telah berevolusi untuk hidup berdampingan dengan banyak virus, dan mereka
ditemukan sebagai titik awal untuk SARS.
14
Ada juga kemungkinan bahwa kelelawar menularkan virus ke hewan
peralihan, seperti trenggiling, yang dikonsumsi sebagai makanan lezat di
beberapa bagian wilayah di Cina, dan mungkin kemudian menularkan virus ke
manusia. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa virus ini memiliki urutan
sekuens genetik yang mirip 88% dengan virus corona dari kelelawar. Hal itu
menjadi dugaan sementara dari mana virus corona muncul.
Kronologi Lengkap
15
pasien tersebut memberi tahu perawat rumah sakit dan dirawat di RSPI Sulianti
Saroso
E. Cara Penyebaran Virus Corona
16
Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti.
Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk
ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum
diketahui dengan pasti. Awalnya, virus corona jenis COVID-19 diduga bersumber
dari hewan. Virus corona COVID-19 merupakan virus yang beredar pada
beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar.
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan
menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti
nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini
penularannya bisa dari man usia ke manusia.
17
12. Kanada 62.046 4.043 26.933
18
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu
tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru,
orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.
19
bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti
batuk pilek, flu dan COVID-19.
Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam,
batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap
memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas
Kesehatan setempat Anda. Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di
wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu,
petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan
Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga
melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi
lainnya.
Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 (kota
atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan,
hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika Anda sudah
berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru
Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat
tersebut.
Perlindungan jika sedang berada di atau pernah berkunjung ke (dalam
waktu 14 hari terakhir) wilayah di mana COVID-19 menyebar
- Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)
- Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda
sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau lebih) dan pilek
orang lain.
20
lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang
Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat
dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan
atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah memberitahukan kondisi
Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan dapat lebih cepat mengarahkan
Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu mencegah
kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-virus lainnya.
2. Dampak Positif
- Kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat meningkat
- Langit cerah, polusi berkurang
- Semakin dekat dengan keluarga
- Lebih memanfaatkan waktu kebersamaan
BAB III
IMPILKASI PENAGULANGAN BENCANA
A. Social Distancing / Physical Distancing
Social Distancing atau Physical Distancing sejauh ini adalah cara efektif
dalam menghambat penyebaran virus atau penyakit, yakni dengan mencegah
orang sakit melakukan kontak dekat dengan orang-orang lain untuk mencegah
21
penularan. Namun melihat fenomena sekarang, nyatanya social distancing masih
berbentuk imbauan yang jika tidak dibantu diviralkan di media sosial akan lebih
sedikit mayarakat yang mengetahuinya, maka dari itu sebaiknya kebijakan social
distancing harus dimuat dalam peraturan pemerintah pengganti undangundang
tentang upaya penanganan wabah Covid19, yang salah satunya mengatur social
distancing adalah kewajiban, jika perlu terdapat penegasan berupa sanksi sesuai
hukum positif, agar masyarakat tidak hanya sadar akan pentingnya social
distancing tetapi juga menerapkan praktiknya. Hal ini dirasa perlu untuk
melakukan pembatasan hak individual dalam melakukan social distancing karena
kondisi yang terjadi adalah kegentingan yang mengancam kesehatan publik.
Istilah social distancing kemudian mengalami perubahan menjadi physical
distancing sesuai dengan istilah yang di gunakan WHO karena penggunaan istilah
social distancing seolah-olah melakukan penghentian interaksi sosial dalam
masyarakat sementara, yang sebenarnya diinginkan hanya menjaga jarak fisik.
Dari hal inilah kemudian berbagai aktivitas yang pada awalnya dilakukan dengan
jarak fisik yang dekat kemudian diubah menjadi aktivitas yang menciptakan jarak
secara fisik antara lain, pembelajaran online (metode daring), penggunaan
mekanisme WFH (work from home), penutupan tempat-tempat perbelanjaan
(Mall) dan upaya lain yang dapat mencegah penyebaran Covid - 19.
Pencegahan COVID-19 Kasus infeksi virus Corona ini masih bisa di cegah
dengan cara yang sederhana dengan Social Distancing / Physical Distancing
sebagai berikut:
1. Cuci Tangan. Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan
selama 20 detik, Jika tak ada air dan sabun bisa dengan hand sanitizer
dengan kandungan alkohol minimal 60 persen.
2. Jangan Menyentuh Tempat Umum. Ketika berada di fasilitas umum,
sebaiknya jangan menyentuh tombol lift, pegangan pintu, pegangan
tangga atau escalator, jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau
lengan baju dan segera cuci tangan setelahnya.
3. Hindari Keramaian. Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah
menyerang saat di tempat ramai, karena itu usahakan tidak berada di
keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi buruk, bila terpaksa berada
22
di keramaian jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata,
apalagi bila belum cuci tangan.
4. Penyemprotan Cairan Disinfektan. Menyemprot rumah dan tempat
hunian lainya menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain
mencegah kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.
5. Menggunakan Masker. Setelah cara-cara pencegahan ini dilakukan,
jangan lupa gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah ataupun
dalam aktivitas lainya.
B. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kewenangan Pembatasan Sosial Bersklala besar berdasarkan UndangUndang
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan merupakan wewenang
absolut Pemerintah Pusat, dalam Pasal 1 Angka 1 dinyatakan bahwa
“kekarantinaan kesehatan dilakukan untuk mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyrakat yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat”7 . Maka dari itu jika ada
pemerintah daerah yang merasa daerahnya memiliki situasi kedaruratan dan
hendak melakukan lockdown, tentunya hal ini inkonstitusional dan perlu adanya
konsul dari kepala daerah dengan pemerintah pusat sebelum mengambil kebijakan
terkait. Kemudian atas kondisi 7 Undang-undang no 6 tahun 2018 tentang
kekarantinaan kesehatan. darurat penyebaran Covid 19, pemerintah kemudian
menetapkan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
(COVID-19)8 .
Pertimbangan PP 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) adalah:
1. Bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan
jumlah kasus dan/atau jumlah kematian telah meningkat dan meluas lintas
wilayah dan lintas negara dan berdampak pada aspek politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat
di Indonesia;
2. Bahwa dampak penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah
mengakibatkan terjadi keadaan tertentu sehingga perlu dilakukan upaya
23
penanggulangan, salah satunya dengan tindakan pembatasan sosial
berskala besar;
Pada tanggal 31 Maret 2020, Presiden Indonesia, Joko Widodo
menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang mengatur
pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap (COVID-19)9 , yang
memungkinkan pemerintah daerah untuk membatasi pergerakan orang dan barang
masuk dan keluar dari daerah masing-masing asalkan mereka telah mendapat izin
dari kementerian terkait (dalam hal ini Kementerian Kesehatan, di bawah Menteri
Kesehatan, Terawan Agus Putranto). Peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa
pembatasan kegiatan yang dilakukan paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan
tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum. Pada saat yang sama, Keputusan Presiden Nomor 11
Tahun 2020 juga ditandatangani, yang menyatakan pandemi koronavirus sebagai
bencana nasional10 . Pembuatan kedua peraturan tersebut didasarkan pada
UndangUndang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yang
mengatur ketentuan mendasar untuk PSBB.
24
2. Pelaksanaan AKB dalam perjalanan dengan sifat mobilitas.
3. Pelaksanaan AKB di tempat kerja/perkantoran.
4. Pelaksannan AKB di fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Pelaksanaan AKB di toko modern dan sejenisnya.
6. Pelaksanaan AKB di perhotelan.
7. Pelaksanaan AKB dalam kegiatan kontruksi.
8. Pelaksanaan AKB dalam kegiatan industri, sentra industri, ekonomi
kreatif, koperasi, usaha mikro kecil dan menengah.
9. Pelaksanaan AKB di rumah ibadah.
10. Pelaksanaan AKB di lokasi wisata.
11. Pelaksanaan AKB dalam kegiatan olahraga.
12. Pelaksanaan AKB dalam penyelenggaraan acara.
13. Pelaksanaan AKB dalam aktifitas transportasi, dan
14. Pelaksanaan AKB kegiatan/aktifitas yang dibatas.
Dalam pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ada beberapa hal
Kegiatan / Aktifitas yang di batasi, di antaranya:
1. Kegiatan/aktifitas usaha sektor hiburan meliputi, pub/club malam/bar,
karaoke, diskotik, bioskop, pusat kebugaran/gym, salon kecantikan,
barbershop, klinik kecantikan, panti pijat, refleksi, mandi uap,
spa/message, arena bermain anak, bilyard, arena permainan, dan kolam
renang.
2. Kegiatan/Aktifitas usaha lokasi wisata, meliputi destinasi wisata luar
ruangan untuk anak-anak seperti taman lalu lintas dan taman yang
bertema lainya.
3. Kegiatan/aktifitas usaha gelanggang seni.
4. Kegiatan/aktifitas event dan atau konser musik.
BAB IV
IMPLIKASI BENCANA COVID DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
A. Kompetensi Dasar
25
3.5 Menganalis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari - hari
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. mengkonversi suhu dari skala yang satu ke skala termometer yang lain;
2. menganalisis perubahan suhu pada suatu benda terhadap kalor pada benda
tersebut; dan
3. menganalisis jumlah kalor yang diterima dan jumlah kalor yng dilepas
pada suatu benda memiliki besar yang sama.
C. Uraian Materi
1. Suhu
26
pencegahan penularan covid -19. Sehingga dapat kita simpulkan betapa
pentingnya suhu dalam kehidupan kita sehari hari.
Suhu merupakan derajat panas atau dingin yang dirasakan indera. Alat yang
biasa digunakan untuk pengukur suhu dinamakan termometer.
Termometer
Termometer merupakan alat yang sederhana dengan fungsi yang besar. Ada
bermacam macam termometer mulai dari yang analog sampai yang digital, mulai
dari yang menggunakan air raksa sampai yang menggunakan infra merah.
Skala Suhu
Terdapat 4 skala suhu yang digunakan pada termometer dintaranya Celcius
( C), Reamur (oR), Fahrenheit (oH) dan Kelvin (K)
o
Skala Celcius dan Fahrenheit banyak kita temukan di kehidupan sehari hari,
sedangkan skala suhu yang ditetapkan sebagai Satuan Internasional adalah Kelvin.
27
Berikut gambaran mengkonversi suhu pada 2 termometer yang berbeda secara
umum dituliskan:
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan
2. Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak
4. Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah
ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolism
29
DAFTAR PUSTAKA
https://www.inews.id/lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak-cemas-hadapi-
pandemicovid-19
https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertamacovid-
19/
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200312075307-4-144247/who-
nyatakanwabah-covid-19-jadi-pandemi-apa-maksudnya
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus
https://www.kompasiana.com/ratnanirmala/5e7617a3097f3676b41aebf2/latarbela
kang-dan-perkembangan-virus-corona
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-
perkembanganhingga-isu-terkini
Karyono, K., Rohadin, R., & Indriyani, D. (2020). Penanganan Dan Pencegahan
30