Anda di halaman 1dari 24

Regulasi Kurikulum 2013

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Presentasi Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Umi Hanifah, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Dina Faiqotul Ilmiyah (D72218024)
2. Farach Nur Maulidyah (D72218027)
3. Maharotun Nubaha (D72218033)

PROGRAM STUDI PENDDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah tuhan semesta alam karena atas izin dan
kehendakNya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam tak lupa kami panjatkan pada nabi agung kita yakni nabi Muhammad
SAW beserta para keluarga dan sahabatnya. Makalah ini ditulis bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Perencanaan
Pendidikan dengan judul “Regulasi Kurikulum 2013”.
Kami ucapkan terima kasih pada Ibu Umi Hanifah, M.Pd.I yang telah
membimbing kami hingga terselesainya makalah ini.Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 20 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Analisis Landasan-landasan dalam kurikulum 2013 ......................................... 3
1. UU No 20 Tahun 2003.............................................................................. 3
2. PP No 19 tahun 2005 ................................................................................ 5
3. PP No 32 Tahun 2013.. ............................................................................ 6
4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 ........................................................... 8
5. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 ........................................................... 9
6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 ........................................................... 9
7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 ........................................................... 10
8. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 ........................................................... 12
9. KMA No. 183 Tahun 2019 ...................................................................... 13
10. Surat Edaran Mendikbud no 14 Tahun 2019 ............................................ 15

BAB III: KESIMPULAN ............................................................................................ 17


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum yang dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan bernaung di


bawah payung hukum berupa undang-undang, peraturan pemerintah, dan
peraturan menteri. Tentu saja naungan itu dimaksudkan untuk mengesahkan
secara yuridis bahwa kurikum itu memiliki kelayakan hukum. Sebaliknya jika
payung hukumnya tidak jelas, tentu tingkat kelayakannya secara yuridis
diragukan. Hal inilah yang dialami oleh Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang sempat dilaksanakan selama hampir tiga tahun 2001, 2002, dan 2003. Secara
sinis masyarakat menyebut KBK sebagai “Kurikulum Proyek”, karena memang
KBK sarat dengan proyek.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum siap pakai. Segala sesuatu sudah tersedia.
Mulai dari perencanaan program sampai kepada bahan dan materi ajar sudah
tersedia (beita surat kabar daerah). Guru tinggal melaksanakan. Artinya, satuan
pendidikan dan perangkat-perangkatnya tidak lagi terlibat menyusun kurikulum
seperti diamanatkan oleh undang-undang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa isi UU No. 20 Tahun 2003?
2. Apa isi PP No. 19 Tahun 2005?
3. Apa isi PP No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No 19 Tahun 2005?
4. Apa isi Permendikbud No. 20 Tahun 2016?
5. Apa isi Permendikbud No. 21 Tahun 2016?
6. Apa isi Permendikbud No. 22 Tahun 2016?
7. Apa isi Permendikbud No. 23 Tahun 2016?
8. Apa isi Permendikbud No. 37 Tahun 2018?
9. Apa isi KMA No. 183 Tahun 2019?

1
10. Apa isi Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi UU No. 20 Tahun 2003.
2. Untuk mengetahui isi PP No. 19 Tahun 2005.
3. Untuk mengetahui isi PP No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No 19
Tahun 2005.
4. Untuk mengetahui isi UU No. 20 tahun 2016.
5. Untuk mengetahui isi UU No. 21 tahun 2016.
6. Untuk mengetahui isi UU No. 22 tahun 2016.
7. Untuk mengetahui isi Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
8. Untuk mengetahui isi Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
9. Untuk mengetahui isi KMA No. 183 Tahun 2019.
10. Untuk mengetahui isi Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Landasan-landasan dalam kurikulum 2013


1. UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
Sistem Pendidikan Nasional diatur dengan Undang-Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional disahkan oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada tanggal 8 Juli 2003. UU 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional diberlakukan setelah diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, dan
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia oleh Sekretaris Negara Republik Indonesia Bambang Kesowo
pada tanggal 8 Juli 2003 di Jakarta.

Sistem pendidikan Nasional dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa


Presiden Republik Indonesia. Menimbang:

a. Bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
b. Bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang- undang.

3
c. Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
d. Bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta
perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b, c, dan perlu membentuk Undang-Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional.1

Dengan isi undang undang di atas maka sistem pendidikan nasional


berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembaharuan sistem pendidikan dalam UU 20 Tahun 2003


memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan pendidikan nasional
dalam undang-undang ini meliputi:

1. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.


2. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
3. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
4. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan;
5. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan;

1
Transmedia Pustaka.”Undang-undang No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen” (Jakarta: Visi Media, 2007)

4
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan.
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
9. Pelaksanaan wajib belajar.
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;
11. Pemberdayaan peran masyarakat.
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam system pendidikan nasional.
2. PP No 19 tahun 2005 tentang BSNP
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ditetapkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2005, diberlakukan setelah
diundangkan oleh Menkumham Hamid Awaludin di Jakarta dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41 dan
Penjelasan Atas PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496 pada
tanggal 16 Mei 2005.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan ini merupakan pelaksanaan ketentuan Pasal 35 ayat
(4), Pasal 36 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat (3), Pasal 43 ayat
(2), Pasal 59 ayat (3), Pasal 60 ayat (4), dan Pasal 61 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya
dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu, serta sebagai
perangkat lunak untuk mendorong terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.

Standar nasional pendidikan memuat kriteria minimal tentang


komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dan jalur

5
pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar nasional
pendidikan tinggi diatur seminimal mungkin untuk memberikan
keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi dalam mengembangkan mutu layanan pendidikannya
sesuai dengan program studi dan keahlian dalam kerangka otonomi
perguruan tinggi. Demikian juga standar nasional pendidikan untuk jalur
pendidikan nonformal hanya mengatur hal-hal pokok dengan maksud
memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada
jalur pendidikan nonformal yang memiliki karakteristik tidak terstruktur
untuk mengembangkan programnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan jalur informal yang sepenuhnya menjadi
kewenangan keluarga dan masyarakat didorong dan diberikan keleluasaan
dalam mengembangkan program pendidikannya sesuai dengan kebutuhan
keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, standar nasional pendidikan
pada jalur pendidikan informal hanya mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi peserta didik saja.2

3. PP No 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No 19 Tahun 2005


Standar Nasional Pendidikan 2005 diubah pada tahun 2013 dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. PP 32/2013 tentang Perubahan Atas PP 19/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan Presiden Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Mei 2013. PP Nomor 32 tahun 2013
diundangkan oleh Menkumham Amir Syamsudin dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, dan Penjelasan Atas Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

2
Handoko, Duwi. Lembaran dan Berita Negara mengenai Pendidikan Tinggi (Pekanbaru: Hawa
dan Ahwa, 2019) hal 293-294

6
Pendidikan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410 pada tanggal 7 Mei 2013 di Jakarta dan mulai diberlakukan.

Alasan utama penetapan PP 32/2013 tentang Perubahan Atas PP


19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menyelaraskan
Standar Nasional Pendidikan dengan dinamika perkembangan masyarakat,
lokal, nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian, yang bersama-sama membangun kurikulum pendidikan,
penting dan mendesak untuk disempurnakan. Dan pemantapan Standar
Nasional Pendidikan dan pengaturan kurikulum secara utuh sangat penting
dan mendesak dilakukan untuk mencapai tujuan peningkatan mutu dan
daya saing sumberdaya manusia Indonesia hasil pendidikan yang telah
menjadi komitmen nasional.

Pertimbangan yang menjadi latar belakang ditetapkannya Peraturan


Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan adalah:

a. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan perlu diselaraskan dengan dinamika
perkembangan masyarakat, lokal, nasional, dan global guna
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
b. Bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan
komitmen nasional untuk meningkatkan mutu dan daya saing
bangsa melalui pengaturan kembali Standar Kompetensi Lulusan,
standar isi, standar proses, dan standar penilaian, serta pengaturan
kembali kurikulum.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Pemerintah
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

7
Penjelasan Umum PP 32 tahun 2013, yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikanperlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat,
lokal, nasional, dan globalguna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian; yang bersama-sama membangun kurikulum pendidikan;
penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan
norma yang terkait dengan kurikulum dirasakan penting untuk
dikembangkan secara komprehensif dan diatur secara utuh pada satu
bagian tersendiri.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka Peraturan Pemerintah


Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikandirasakan
penting untuk diadakan penyempurnaan dalam Peraturan Pemerintah
mengenai Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016


Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah ditetapkan dalam rangka melaksanakan
ketentuan Pasal 27 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berdasarkan peraturan ini,
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut meliputi Kompetensi Lulusan
SD/MI/SDLB/Paket A; Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B;
dan Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C.

8
Dengan berlakunya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya yaitu
Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
tidak digunakan lagi dan dicabut.3

5. Permendikbud No. 21 Tahun 2016


Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah ditetapkan untuk melaksanakan
Ketentuan Pasal 5 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi terdiri dari Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Kompetensi Inti tersebut terdiri dari sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang
spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat
Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peraturan ini
menggugurkan peraturan sebelumnya yaitu Permendikbud No 64 tahun
2013 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.4

6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016


Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah ditetapkan dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Disebutkan dalam peraturan ini, Standar Proses merupakan kriteria

3
BSNP Indonesia. “Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.44 WIB)
4
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 21 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor021_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.45 WIB)

9
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dengan adanya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya, yaitu
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah dicabut.5

7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016


Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
dalam rangka mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Perlu
diketahui, bahwa Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria
mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Kriteria ini harus dipenuhi
sebagai dasar dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar setiap peserta
didik baik yang berada pada jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan
menengah.

Berdasarkan Pasal 1 dalam Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang


Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa:

1. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria Permendikbud No. 23


Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,
prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik
pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

5
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.47 WIB)

10
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian


kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.

5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk


mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

6. Kriteria ketuntasan minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah


kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan
yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

Berdasarkan Pasal 2 Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang standar


penilaian pendidikan dinyatakan bahwa penilaian pendidikan pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas: penilaian hasil
belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Berdasarkan Pasal 13 (1) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016


tentang standar penilaian pendidikan dinyatakan bahwa prosedur penilaian
proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan: a.
menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun; b. menyusun kisi-kisi penilaian; c. membuat instrument penilaian
berikut pedoman penilaian; d. melakukan analisis kualitas instrument; e.
melakukan penilaian; f. mengolah, menganalisis, dan

11
menginterprestasikan 10 hasil penilaian; g. melaporkan hasil penilaian;
dan h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.6

Berdasarkan Pasal 15 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang


Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa dengan berlakunnya
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

8. Permendikbud No. 37 Tahun 2018


Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 ini berisi tentang perubahan atas
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum
2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dasar pertimbangan dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk


memenuhi kebutuhan dasar peserta didik dalam mengembangkan
kemampuannya pada era digital, perlu menambahkan dadn
mengintegrasikan muatan informatika pada kompetensi dasar dalam
kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Hal tersebut karena pada Permendikbud
No 24 Tahun 2016 belum mengintegrasikan muatan informatika pada
kompetensi dasar. Sedangkan untuk isi muatan KI dan KD pada masing-
masing mata pelajaran pada Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tidak
banyak mengalami perubahan, diantaranya7:

6
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf, diakses
pada 04 November 2020 pukul 06.47 WIB)
7
“Permendikbud Tahun 2018 Nomor 37 Lampiran”
(https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud%20Nomor%2037%20Tahun%202018.pdf,
diakses pada 04 November 2020 pukul 07.47 WIB)

12
1. Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan satu pasal yaitu pasal 2A yang
berbunyi sebagai berikut: (1) muatan informatika pada sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran dan/atau dipelajari melalui ekstrakulikuler dan/atau
muatan local. (2) mata pelajaran infomatika pada sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS) dan sekolah
menegah atas/madrasah Aliyah (SMA/MA) dimuat dalam
kompetensi dasar yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.

2. Kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada Kurikulum


2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah diubah dengan menambahkan
kompetensi inti dan kompetensi dasar informatika SMP/MTs pada
nomor urut 60 dan kompetensi inti dan kompetensi dasar
informatika SMA/MA pada nomor urut 61 sehingga menjadi
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini.

9. KMA No 183 Tahun 2019


KMA No 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum Pendidikan Agama
Islam (PAI) dan Bahasa Arab ini merupakan regulasi terbaru yang
dikeluarkan untuk mengganti dari peraturan sejenis sebelumnya yakni
KMA No 165 Tahun 2013. Selain itu, KMA No 183 Tahun 2019 ini
dimaksudkan untuk memperkuat implementasi kurikulum di madrasah.
Selain merilis KMA No 183 Tahun 2019 terbit pula KMA No 184 Tahun
2019 tentang pedoman implementasi kurikulum pada madrasah. Sehingga
KMA No 183 Tahun 2019 tentang pedoman implementasi kurikulum pada
madrasah. Dengan rilisnya KMA No 184 Tahun 2019 maka akan
menggantikan KMA No 117 Tahun 2014.

13
Prinsip-prinsip utama dalam pedoman ini digunakan untuk satuan
pendidikan madrasah dalam mengembangkan isi pembelajaran, proses dan
penilaian pembelajaran, pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga
kependidikan, pemenuhan sarana prasarana, pengembangan sistem
pengelolaan dan biaya operasional. Berlaku secara nasional yang bersifat
minimal dan fleksibel maka satuan pendidikan madrasah dapat
mengembangkan sesuai kondisi dan kebutuhan dengan memperhatikan
peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuannya dengan menjadikan
peserta didik sebagai fokus utama tujuan implementasinya.

KMA No 183 Tahun 2019 tentang kurikulum Pendidikan Agama


Islam (PAI) dan Bahasa Arab pada madrasah memiliki ruang lingkup yang
terdiri atas: (1) kerangka dasar kurikulum PAI dan Bahasa Arab, (2)
standar kompetensi lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab, (3)
pemeblajaran PAI dan Bahasa Arab, (4) penilaian PAI dan Bahasa Arab,
dan (5) kompetensi inti dan kompetensi dasar PAI dan Bahasa Arab pada
madrasah. Kesemuanya ini berlaku untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah
sampai Madrasah Aliyah.

Berdasarkan KMA No 183 Tahun 2019, Kurikulum Bahasa Arab


dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Kurikulum Bahasa Arab dikembangkan untuk meningkatkan


keterampilan berbahasa (Al-Maharah Al-Lughowiyah) bagi peserta
didik untuk berbagai situasi baik di lingkungan madrasah maupun
lingkungan masyarakat;

2. Bahasa Arab tidak saja diajarkan untuk bahasa itu sediri akan tetapi
juga sebagai media pengemabangan berfikir dan kepribadian;

3. Bahasa Arab disajikan tidak berfokus pada tata Bahasa


(qawaid/nahwu-shorof) secara teoritik akan tetapi penyajian tata
Bahasa yang fungsional atau aplikatif; dan

14
4. Implementasi kurikulum Bahasa Arab tidak hanya mengandalkan
interaksi guru dan siswa di kelas akan tetapi juga di luar kelas atau
di lingkungan madrasah (bi’ah lughawiyah).

10. Surat Edaran Mendikbud No 14 Tahun 2019, Tentang


Penyederhanaan RPP
Dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tentang
Penyederhanaan RPP tersebut disampaikan hal-hal berikut:

1. Penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan


berorientasi pada siswa.
2. Dari 13 komponen RPP yang tertuang dalam Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016, yang menjadi komponen inti adalah tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran (assesment) yang wajib dilaksanakan oleh guru,
sedangkan sisanya hanya sebagai pelengkap.
3. Sekolah, Kelompok Guru Mata Pelajaran dalam sekolah,
Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(KKG/MGMP) dan individu guru secara bebas dapat memilih,
membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara
mandiri untuk sebesar-besarnya keberhasilan belajar siswa.
Adapun RPP yang telah dibuat dapat digunakan dan dapat
disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana maksud pada angka 1,
2, dan 3

Dan yang menjadi pertimbangan dalam penyederhanaan RPP karena


guru-guru sering diarahkan untuk membuat RPP dengan rinci yang
menghabiskan waktu yang seharusnya bisa lebih difokuskan untuk
mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Yang
dimaksud prinsip efisien, efektif,dan berorientasi dalam penyusunan RPP
pada murid adalah

15
1. Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak
menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
2. Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Berorientasi pada murid berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar
murid di kelas.
Dan ada beberapa komponen dalam RPP 3 komponen, yaitu tujuan
pembelajaran, langkah langkah pembelajaran (kegiatan), dan penilaian
pembelajaran (asesmen). Komponen-komponen lainnya adalah pelengkap.
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk kepada kurikulum dan
kebutuhan belajar murid. Kegiatan belajar dan asesmen dalam RPP ditulis
secara efisien.8

8
LPMP Sumatera Utara. “Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019.” (https://lpmp-
sumut.kemdikbud.go.id/2019/12/14/surat-edaran-mendikbud-nomor-14-tahun-2019-tentang-
penyederhanaan-rpp/, di akses pada tanggal 25 Oktober 2020 pukul 13:06)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan


strategi pembangunan pendidikan nasional yaitu pelaksanaan pendidikan
agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis,
evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan,
Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan,
Penyediaan sarana belajar yang mendidik, Pembiayaan pendidikan yang
sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, Penyelenggaraan
pendidikan yang terbuka dan merata, Pelaksanaan wajib belajar,
Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan, Pemberdayaan peran
masyarakat, Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat,
Pelaksanaan pengawasan dalam system pendidikan nasional.

2. Pada (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


berisikan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan
agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu, serta sebagai perangkat lunak untuk mendorong
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional.

3. Pada (PP) Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
berisikan tentang untuk menyelaraskan Standar Nasional Pendidikan
dengan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, nasional, dan global
guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian,
yang bersama-sama membangun kurikulum pendidikan, penting dan
mendesak untuk disempurnakan dan untuk mencapai tujuan peningkatan

17
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia hasil pendidikan
yang telah menjadi komitmen nasional.

4. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan


Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi
Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; Kompetensi Lulusan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan Kompetensi Lulusan
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C.

5. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi. Standar Isi terdiri
dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti tersebut terdiri dari sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Standar Proses


merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan.

7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Standar


Penilaian Pendidikan yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil
belajar peserta didik. Kriteria ini harus dipenuhi sebagai dasar dalam
pelaksanaan penilaian hasil belajar setiap peserta didik baik yang berada
pada jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.

8. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang KI KD Pada Pendidikan Dasar


dan Menengah. Untuk memenuhi kebutuhan dasar peserta didik dalam
mengembangkan kemampuannya pada era digital, perlu menambahkan
dan mengintegrasikan muatan informatika pada kompetensi dasar dalam

18
kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Hal tersebut karena pada Permendikbud
No 24 Tahun 2016 belum mengintegrasikan muatan informatika pada
kompetensi dasar.

9. KMA No. 183 Tahun 2019 sebagai pengganti 165 Tahun 2014 tentang
Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah KMA 184 Tahun 2019
tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah sebagai
pengganti KMA No. 117 Tahun 2014. memiliki ruang lingkup yang terdiri
atas: (1) kerangka dasar kurikulum PAI dan Bahasa Arab, (2) standar
kompetensi lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab, (3)
pemeblajaran PAI dan Bahasa Arab, (4) penilaian PAI dan Bahasa Arab,
dan (5) kompetensi inti dan kompetensi dasar PAI dan Bahasa Arab pada
madrasah. Kesemuanya ini berlaku untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah
sampai Madrasah Aliyah.

10. Pada Surat Edaran Mendikbud No 14 Tahun 2019, Tentang


Penyederhanaan RPP berisi tentang Penyusunan RPP dilakukan dengan
prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada siswa. Dari 13 komponen
RPP yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, yang
menjadi komponen inti adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment) yang wajib
dilaksanakan oleh guru, sedangkan sisanya hanya sebagai pelengkap.
Sekolah, Kelompok Guru Mata Pelajaran dalam sekolah, Kelompok Kerja
Guru/Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG/MGMP) dan individu guru
secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya
keberhasilan belajar siswa.

19
DAFTAR PUSTAKA

Transmedia Pustaka.Undang-undang No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan


Nasional dan Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Jakarta: Visi Media, 2007.
Handoko, Duwi. Lembaran dan Berita Negara mengenai Pendidikan Tinggi .
Pekanbaru: Hawa dan Ahwa, 2019.
LPMP Sumatera Utara. “Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019.”
https://lpmp-sumut.kemdikbud.go.id/2019/12/14/surat-edaran-mendikbud-
nomor-14-tahun-2019-tentang-penyederhanaan-rpp/, (di akses pada tanggal
25 Oktober 2020)
BSNP Indonesia. “Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI”
(https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.
pdf , diakses pada 04 November 2020 pukul 05.44 WIB)
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 21 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor021_Lampiran.
pdf, diakses pada 04 November 2020 pukul 05.45 WIB)
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.
pdf, diakses pada 04 November 2020 pukul 05.47 WIB)
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf,
diakses pada 04 November 2020 pukul 06.47 WIB)
“Permendikbud Tahun 2018 Nomor 37 Lampiran”
(https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud%20Nomor%2037%20Ta
hun%202018.pdf, diakses pada 04 November 2020 pukul 07.47 WIB)

20
1

Anda mungkin juga menyukai