Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Presentasi Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran
Disusun oleh:
1. Dina Faiqotul Ilmiyah (D72218024)
2. Farach Nur Maulidyah (D72218027)
3. Maharotun Nubaha (D72218033)
Puji syukur atas kehadirat Allah tuhan semesta alam karena atas izin dan
kehendakNya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam tak lupa kami panjatkan pada nabi agung kita yakni nabi Muhammad
SAW beserta para keluarga dan sahabatnya. Makalah ini ditulis bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum dan Perencanaan
Pendidikan dengan judul “Regulasi Kurikulum 2013”.
Kami ucapkan terima kasih pada Ibu Umi Hanifah, M.Pd.I yang telah
membimbing kami hingga terselesainya makalah ini.Kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa isi UU No. 20 Tahun 2003?
2. Apa isi PP No. 19 Tahun 2005?
3. Apa isi PP No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No 19 Tahun 2005?
4. Apa isi Permendikbud No. 20 Tahun 2016?
5. Apa isi Permendikbud No. 21 Tahun 2016?
6. Apa isi Permendikbud No. 22 Tahun 2016?
7. Apa isi Permendikbud No. 23 Tahun 2016?
8. Apa isi Permendikbud No. 37 Tahun 2018?
9. Apa isi KMA No. 183 Tahun 2019?
1
10. Apa isi Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi UU No. 20 Tahun 2003.
2. Untuk mengetahui isi PP No. 19 Tahun 2005.
3. Untuk mengetahui isi PP No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan PP No 19
Tahun 2005.
4. Untuk mengetahui isi UU No. 20 tahun 2016.
5. Untuk mengetahui isi UU No. 21 tahun 2016.
6. Untuk mengetahui isi UU No. 22 tahun 2016.
7. Untuk mengetahui isi Permendikbud No. 23 Tahun 2016.
8. Untuk mengetahui isi Permendikbud No. 37 Tahun 2018.
9. Untuk mengetahui isi KMA No. 183 Tahun 2019.
10. Untuk mengetahui isi Surat Edaran Mendikbud No. 14 Tahun 2019.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
d. Bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta
perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b, c, dan perlu membentuk Undang-Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional.1
1
Transmedia Pustaka.”Undang-undang No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional dan
Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen” (Jakarta: Visi Media, 2007)
4
6. Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
7. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan.
8. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
9. Pelaksanaan wajib belajar.
10. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;
11. Pemberdayaan peran masyarakat.
12. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat
13. Pelaksanaan pengawasan dalam system pendidikan nasional.
2. PP No 19 tahun 2005 tentang BSNP
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan ditetapkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2005, diberlakukan setelah
diundangkan oleh Menkumham Hamid Awaludin di Jakarta dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41 dan
Penjelasan Atas PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496 pada
tanggal 16 Mei 2005.
5
pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai
dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar nasional
pendidikan tinggi diatur seminimal mungkin untuk memberikan
keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi dalam mengembangkan mutu layanan pendidikannya
sesuai dengan program studi dan keahlian dalam kerangka otonomi
perguruan tinggi. Demikian juga standar nasional pendidikan untuk jalur
pendidikan nonformal hanya mengatur hal-hal pokok dengan maksud
memberikan keleluasaan kepada masing-masing satuan pendidikan pada
jalur pendidikan nonformal yang memiliki karakteristik tidak terstruktur
untuk mengembangkan programnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan jalur informal yang sepenuhnya menjadi
kewenangan keluarga dan masyarakat didorong dan diberikan keleluasaan
dalam mengembangkan program pendidikannya sesuai dengan kebutuhan
keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, standar nasional pendidikan
pada jalur pendidikan informal hanya mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan pengakuan kompetensi peserta didik saja.2
2
Handoko, Duwi. Lembaran dan Berita Negara mengenai Pendidikan Tinggi (Pekanbaru: Hawa
dan Ahwa, 2019) hal 293-294
6
Pendidikan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5410 pada tanggal 7 Mei 2013 di Jakarta dan mulai diberlakukan.
7
Penjelasan Umum PP 32 tahun 2013, yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikanperlu diselaraskan dengan dinamika perkembangan masyarakat,
lokal, nasional, dan globalguna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Penilaian; yang bersama-sama membangun kurikulum pendidikan;
penting dan mendesak untuk disempurnakan. Selain itu, ide, prinsip dan
norma yang terkait dengan kurikulum dirasakan penting untuk
dikembangkan secara komprehensif dan diatur secara utuh pada satu
bagian tersendiri.
8
Dengan berlakunya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya yaitu
Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
tidak digunakan lagi dan dicabut.3
3
BSNP Indonesia. “Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.44 WIB)
4
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 21 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor021_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.45 WIB)
9
mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dengan adanya peraturan ini, maka peraturan sebelumnya, yaitu
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah dicabut.5
5
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 22 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_Nomor022_Lampiran.pdf, diakses pada
04 November 2020 pukul 05.47 WIB)
10
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
11
menginterprestasikan 10 hasil penilaian; g. melaporkan hasil penilaian;
dan h. memanfaatkan laporan hasil penilaian.6
6
BSNP Indonesia. “Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Lampiran” (https://bsnp-
indonesia.org/wp-content/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun2016_Nomor023.pdf, diakses
pada 04 November 2020 pukul 06.47 WIB)
7
“Permendikbud Tahun 2018 Nomor 37 Lampiran”
(https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud%20Nomor%2037%20Tahun%202018.pdf,
diakses pada 04 November 2020 pukul 07.47 WIB)
12
1. Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan satu pasal yaitu pasal 2A yang
berbunyi sebagai berikut: (1) muatan informatika pada sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran dan/atau dipelajari melalui ekstrakulikuler dan/atau
muatan local. (2) mata pelajaran infomatika pada sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS) dan sekolah
menegah atas/madrasah Aliyah (SMA/MA) dimuat dalam
kompetensi dasar yang digunakan sebagai acuan pembelajaran.
13
Prinsip-prinsip utama dalam pedoman ini digunakan untuk satuan
pendidikan madrasah dalam mengembangkan isi pembelajaran, proses dan
penilaian pembelajaran, pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga
kependidikan, pemenuhan sarana prasarana, pengembangan sistem
pengelolaan dan biaya operasional. Berlaku secara nasional yang bersifat
minimal dan fleksibel maka satuan pendidikan madrasah dapat
mengembangkan sesuai kondisi dan kebutuhan dengan memperhatikan
peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuannya dengan menjadikan
peserta didik sebagai fokus utama tujuan implementasinya.
2. Bahasa Arab tidak saja diajarkan untuk bahasa itu sediri akan tetapi
juga sebagai media pengemabangan berfikir dan kepribadian;
14
4. Implementasi kurikulum Bahasa Arab tidak hanya mengandalkan
interaksi guru dan siswa di kelas akan tetapi juga di luar kelas atau
di lingkungan madrasah (bi’ah lughawiyah).
15
1. Efisien berarti penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak
menghabiskan banyak waktu dan tenaga.
2. Efektif berarti penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Berorientasi pada murid berarti penulisan RPP dilakukan dengan
mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar
murid di kelas.
Dan ada beberapa komponen dalam RPP 3 komponen, yaitu tujuan
pembelajaran, langkah langkah pembelajaran (kegiatan), dan penilaian
pembelajaran (asesmen). Komponen-komponen lainnya adalah pelengkap.
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk kepada kurikulum dan
kebutuhan belajar murid. Kegiatan belajar dan asesmen dalam RPP ditulis
secara efisien.8
8
LPMP Sumatera Utara. “Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019.” (https://lpmp-
sumut.kemdikbud.go.id/2019/12/14/surat-edaran-mendikbud-nomor-14-tahun-2019-tentang-
penyederhanaan-rpp/, di akses pada tanggal 25 Oktober 2020 pukul 13:06)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia hasil pendidikan
yang telah menjadi komitmen nasional.
5. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi. Standar Isi terdiri
dari Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti tersebut terdiri dari sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.
18
kerangka dasar dan struktur kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Hal tersebut karena pada Permendikbud
No 24 Tahun 2016 belum mengintegrasikan muatan informatika pada
kompetensi dasar.
9. KMA No. 183 Tahun 2019 sebagai pengganti 165 Tahun 2014 tentang
Kurikulum PAI dan Bahasa Arab di Madrasah KMA 184 Tahun 2019
tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah sebagai
pengganti KMA No. 117 Tahun 2014. memiliki ruang lingkup yang terdiri
atas: (1) kerangka dasar kurikulum PAI dan Bahasa Arab, (2) standar
kompetensi lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab, (3)
pemeblajaran PAI dan Bahasa Arab, (4) penilaian PAI dan Bahasa Arab,
dan (5) kompetensi inti dan kompetensi dasar PAI dan Bahasa Arab pada
madrasah. Kesemuanya ini berlaku untuk jenjang Madrasah Ibtidaiyah
sampai Madrasah Aliyah.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
1