Anda di halaman 1dari 2

C.

Hukum Sunnatullah (Kausalitas)


1. Pengertian Sunatullah
Sunnatullah merupakan istilah dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu
sunnah dan Allah . Dengan digabungkannya dua kata tersebut, maka menjadi susunan
idhafah yaitu susunan kata yang terdiri dari kata yang disandari (mudhaf) dan kata yang
disandarkan (mudhaf ilaihi). Kata sunnat berkedudukan sebagai mudhaf dan kata Allah
berkedudukan sebagai mudhaf ilaihi nya.
Di dalam bahasa Arab, kata sunnah dengan fi'il madhi (kata kerja untuk masa
lampau)-nya sanna ini mempunyai beberapa arti. Di antaranya adalah, thariqah (jalan, cara,
metode), sirah (peri kehidupan, perilaku), thabiah (tabiat, watak), syariah (syariat,
peraturan, hukum) atau dapat juga berarti suatu pekerjaan yang sudah menjadi tradisi
(kebiasaan)(Ahmad Warson Munawwir, 1993: 1135).

Menurut Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah, sunnah adalah kebiasaan yang dilakukan
kedua kalinya seperti apa yang dilakukan pertama kalinya. Sedangkan menurut Ar Razi,
sunnah adalah jalan yang lurus dan tauladan yang diikuti. Di antara pendapat kedua tokoh
Islam dan beberapa pendapat lain tentang arti kata sunnah, makna sunnah berkisar pada jalan
yang diikuti (Abdul Karim Zaidan: 25). Dan secara umum, kata sunnat digunakan oleh al-
Qurn sebagai cara atau aturan (Rahmat Taufiq Hidayat, 1996: 135).
Sedangkan kata Allah adalah nama bagi Dzat Tuhan Yang Maha Esa, Kata Allah telah
dikenal sejak masa pra Islam oleh orang-orang Arab. Ia adalah salah
satu tuhan (dewa) orang Mekkah, tuhan yang menempati posisi tertinggi dan tentu saja tuhan
(yang dianggap) sebagai pencipta (A. Abel, 1960: 406). Jadi, sunnatullh dapat diartikan
sebagai cara Allah memperlakukan manusia, yang dalam arti luasnya bermakna ketetapan-
keteapan atau hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta (Rahmat Taufiq
Hidayat, 1996: 135).
Sedangkan, di antara beberapa pengertian secara terminologis adalah bahwa
Sunnatullh adalah sebagai jalan yang dilalui dalam perlakuan Allah terhadap manusia sesuai
dengan tingkah laku, perbuatan dan sikapnya terhadap syariat Allah dan Nabi-Nya dengan
segala implikasi nilai akhir di di dunia dan akhirat (Abdul Karim Zaidan: 25).
2. Pandangan Dasar tentang Sunatullah
Terma Sunnatullah yang banyak disebutkan di dalam al-Quran merupakan terma
bagi aturan global yang berlaku dan ditetapkan oleh Allah terhadap seluruh komponen alam
semesta. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang bersifat materi maupun
yang immateri, seluruhnya berjalan di atas aturan-aturan ini. Dan secara umum, aturan
tersebut berdiri diatas hukum sebab-akibat (kausal) atau premis dan hasil akhir
(conclution)(Abdul Karim Zaidan: 33).

Dengan demikian, hukum kausalitas di dalam Islam diyakini bahwa pada hakikatnya
bukanlah sebab-sebab itu yang membawa akibat. Namun, akibat itu muncul adalah karena
Allah SWT menghendaki demikian.

3. Ketentuan Sunatullah
Sunnatullah adalah hubungan ilmiah, dan dapat diterangkan secara ilmiah dan logika
Sunnatullah adalah hukum kausal, hubungan sebab akibat yang terjadi di alam, yang dapat
diterangkan secara ilmiah. Misalnya seseorang sakit, kemudian dia (si sakit) memakan obat,
lantas sembuh. Ini adalah sunnatullah, hubungan sebab akibat, jika makan obat maka bakteri
penyebab sakit akan mati dan, penyakit yang disebabkan oleh bakteria tersebut akan hilang
atau sembuh. Jika tidak makan obat kemungkinan sembuh dengan segera itu kecil.

Sunnatullah sesuatu yang dapat diukur, diperhitungkan dan diramalkan


Dengan mengetahui adanya sunnatullah di alam kita dapat membedakan mana ramalan atau
prediksi ilmiah dengan ramalan yang menyebabkan syirik. Ramalan Cuaca, Ramalan akan
terjadi Gerhana matahari, adalah contoh-contoh ramalan prediksi ilmiah yang didapat melalui
penelitian dan perhitungan ilmiah. Tetapi jika ramalan nasib memakai kartu, ramalan nasib
dengan bintang berdasarkan tanggal lahir, astrologi adalah contoh-contoh ramalan yang dapat
jatuh kepada kemusyrikan.

Anda mungkin juga menyukai