Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Sejarah Perkembangan dan Aliran-aliran Manajemen

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. M.Rojun, M.A.

Disusun Oleh :
Asep Nasoih
Faiz Muhammad Ibnu Atoilah
Zam-zam Saeful Milah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSALAM CIAMIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
menghendaki terhadap kami akan selesainya makalah ini dengan lancar sebagai salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam yang diampu oleh Bapak Dr. M.Rojun,
M.A. yang kami hormati, semoga Allah rahmati dan senatiasa dipanjangkan umur agar
dapat selalu membimbing kami ke jalan yang benar.
Sholawat beserta salam senantiasa kami curahkan kepada suri tauladan utusan-Nya
Nabi Muhammad SAW. Begitu juga keluarganya, para sahabat beserta para pengikutnya.
Semoga seluruh umat islam mendapat syafa’at dari nya di hari akhir kelak terkhusus kami
yang sangat bergelimang dosa.
Dalam pembuatan makalah ini, kami buat sebaik mungkin dengan harap
mendapatkan nilai yang baik. Namun meskipun seperti itu tetap saja kesalahan dan
kekhilafan mungkin saja terjadi mengingat manusia tidak luput dari hal seperti itu. Maka
darinya, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan untuk kedepannya.

Ciamis, 09 Desember 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................
Pendahuluan........................................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Makalah........................................................................................
BAB II...................................................................................................................
Pembahasan.........................................................................................................
A. Pengertian Manajemen..............................................................................
B. Sejarah Perkembangan Manajemen..........................................................
C. Aliran-aliran Dalam Manajemen...............................................................
BAB III.................................................................................................................
Penutup.................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran berbagai Organisasi Dalam kehidupan masyarakat merupakan salah


satu fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudahkan pemrnuhan
kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Kebutuhan hidup tersebut
mencakup kebutuhan sandang, pangan, perumahan, pendidikan, rasa aman dan
aktualisasi diri. Menurut winardi (1990) manusia sebagai makhluk yang hidup
berkelompok (zoon politicon ) dengan membentuk bermacam – macam organisasi
guna memenuhi aneka macam kebutuhan. Keanggotaan seeorang dalam organisasi
menyebabkan timbulnya tuntunan penggunaan uang, wakyu dan kerja yang harus
dipikul bersama dan berjalan secara efektif serta efesien yang kemudian secara empirik
muncullah manajemen dalam organisasi.
Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan peradaban tetapi
study manajemen secara sistematik.manajemen mengalami sejarah tersendiri sampai
masa sekarang ini.
Secara aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkanuntuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Terry menjelaskan bahwa manajemen
adalah kemampuan mengarah kan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan
dari usaha – usaha manusia dan sumber daya lainnya.
Hersy dan Blanchard mengemukakan manajemen adalah proses bekerja sama
antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan
organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen?
2. Apa Sejarah Perkembangan Dalam Manajemen?
3. Apa Aliran-aliran Dalam Manajemen?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Dalam Manajemen.
3. Untuk Mengetahui Aliran-aliran Dalam Manajemen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa perancis kuno menagement, yang berarti
“seni melaksanakan dan mengatur”.
Istilah manajemen mengandung 3 pengertian, yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses.
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan sebagai suatu ilmu.

Dalam Encylopedia of the social sciences dikatakan bahwa Manajemen adalah


suatu proses dengan proses mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu di selenggarakan
dan di awasi. Manajemen dalam arti singular (tunggal) disebut manajer. Manajer
ialah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas-aktivitas
manajemen agar tujuan unit yang di pimpinnya tercapai dengan menggunakan
bantuan orang lain.

Berikut ini adalah pengertian manajemen menurut para ahli :

1. Menurut George.R. Terry:


Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksudmaksud yang nyata.
2. Menurut Hilman:
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Menurut Ricky W. Griffin:
Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Sejarah Perkembangan Dalam Manajemen
Manajemen sebenarnya sudah ada semenjak keberadaan manusia. Hal ini dapat
dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan ataupun monumen-monumen yang
dibangun oleh peradaban kuno. Seperti dibangunnya Piramid Cheops oleh arsitek
Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan
semenjak masa prasejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi
Prambanan pada abad ke-9 merupakan salah satu bukti bahwa manajemen sudah
lama dipraktikkan di Indonesia.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400an di
kota Venesia, Italia yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan.
Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan
banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di
gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap
perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Dan masih
banyak lagi.
Pada masa berikutnya, manajemen mulai dikenal luas ketika tahun 1776 Adam
Smith, seorang pemikir ekonomi Inggris, menerbitkan bukunya yang berjudul:”An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”. Dalam bukunya itu,
ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan
pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti
dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap
pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Dalam dua abad setelah zaman Adam Smith dunia telah menjadi sangat
berkembang. Dalam masa hidup Adam Smith, Revolusi industri baru saja akan
bermula. Sekarang ini keguatan industri sudah sangat canggih dan teknologi yang
digunakaan sudah sangat berbeda. Juga organisasi perusahaan sudah jauh lebih
rumit.
Secara garis besar, dalam perkembangannya teori manajemen dapat dibagi
menjadi 4 jenis aliran. Yaitu aliran Manajemen ilmiah (1870-1930), aliran Teori
Organisasi Klasik (1900-1940), aliran Hubungan Manusiawi (1930-1940), dan
aliran Manajemen Modern (1940- sekarang). Pembahasan perkembangan teori-teori
dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya dapat dilakukan dengan menguraikan
para tokoh dan gagasan-gagasan mereka.
1. Aliran Manajemen Ilmiah (1870-1930)
Airan manajemen ini mencapai namanya berdasar filsafat dasar bahwa:
Semua tugas yang berkaitan dengan produksi fisik atau fungsi-fungsi manajerial
dapat dan harus dianalisis melalui metode ilmu pengetahuan yang mencakup:
Pengumpulan data atau observasi, perumusan hipotesis, pengujian dan
implementasi aktual. Sedangkan cirri-ciri pokoknya adalah: penerapan metode
ilmiah terhadap problem-problem produksi, studi tentang waktu, studi tentang
gerakan, organisasi fungsional. (Winardi 49:1995)
Tokoh-tokohnya adalah:
Frederick W. Taylor (1856-1915) ialah orang pertama yang
mengembangkan manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai
pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel Company Philadelpia (USA). Pada
tahun 1886, ia meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan kerja berdasarkan
waktu dan gerak.
Taylor kemudian menuangkan gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu
The Principles of Scientific Management, Testimony Before the Special House
Committee dan Shop Management yang kemudian dirangkum dalam bukunya
berjudul Scientific Management.Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah
teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar pemikiran Taylor adalah sebagai berikut ini.
1) Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang harus diuraikan menurut bagian-
bagiannya,dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan
tersebut harus ditentukan.
2) Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja.
3) Harus ada pembagian kerja antara manajer dan pekerja.
4) Manajer harus melakukan kegiatan supervise, memberikan perintah dan
merancang apa yang harus dikerjakan sedangkan pekerja harus bebas
mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka.
Frank dan Lillian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972) merupakan
kontributor utama aliran manajemen ilmiah. Frank Gilbreth adalah pelopor
pengembangan study gerakdan waktu, menciptakan berbgai teknik manajemen
yang diilhai oleh Taylor. Sedangkan Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-
aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.
Dia menuliskan gagasannya dalam buku The Psychology of Management.
Baginya manajemen ilmiah mempunyai tujuan akhir membantu para karyawan
mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.
Henry L. Gantt (1861-1919). Seperti Taylor, Gantt mengemukakan
gagasan-gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja
dan manajemen, (2) seleksi ilmiah pekerja, (3) sistem bonus untuk merangsang
pekerja, (4) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus digunakan.
Gantt sangat tertarik tentang cara-cara meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kerja. Untuk itu, ia berusaha meningkatkan system kerja organisasi
dengan menggunakan jadwal kerja yang terencana. Kontribusi Gantt yang
terkenal dan masih dipakai hingga saat ini adalah teknik membuat jadwal
dengan menggunakan diagram (bar) mendatar yang kemudian disebut Gantt
Chart. Gantt Chart sangat sederhana sehingga udah dibuat dan banyak
digunakan orang untuk membuat jadwal.
Harrington Emerson (1853-1931) yang terkenal dengan 12 prinsip-prinsip
efisiensi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut: Tujuan dirumuskan
dengan jelas, kegiatan yang dilakukan masuk akal,adanya staf yang cukup,
disiplin, balas jasa yang adil, pemberian perintah,adanya standar-standar dan
skedul-skedul, kondisi yng distandardisasi, operasi yang distandardisasi,
instruksi-intruksi praktis tertulis yang standar, dan balas jasa efisiensi.
Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah dan Sumbangannya
Metode-metode ilmiah telah banyak ditetapkan pada banyak kegiatan
organisasi, terutama dalam usaha meningkatkan produktifitas. Teknik-teknik
efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan
kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengebangan
ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan
latihan untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah
yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk
mencari cara terbaik pelaksanaan tugas.
Setelah revolusi mental yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek,
timbul masalah-masalah sebagai keterbatasan manajemen ilmiah. Kenaikan
produktifitas sering tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan.Perilakumanusia
yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional hanya
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan
kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan
keinginan manusia untuk kepuasan.
2. Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
Aliran manajemen ini memusatkan pemikiran pada: masalah- masalah
departementasi, koordinasi dan organisasi yang tercakup dalam dalam desain
dan manajemen organisasi-organisasi. Ciri-ciri utama aliran manajemen ini
adalah: Orientasi makro untuk desai administrative dan mengandalkan diri pada
pengalaman dan intuisi dan bukan pada data empiric.
Tokoh-tokohnya adalah:
Teori organsasi klasik dibedakan atas dua perspektif manajemen, yaitu
manajemen ilmiah dan manajemen adinistratif. Teori organisasi klasik disebut
juga teori administrasi atau teori manajemen administrative. Salah seorang
tokohnya bernama Henri Fayol. Fayol terkenal sebagai “Bapak Teori Ilmiah”.
Henri fayol (1841-1925) seorang industrialis Perancis, mengemukakan
teori teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-
organisasi yang komplek dalam bukunya yang terkenal, Administration
Industrielle et Generalle ( Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori
administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsure, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan
pengawasan.(Handoko, 46:2009)
Fayol juga membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yaitu (1)
teknik: produksi dan manufacturing produk, (2) komersial: pembelian bahan
baku dan penjualan produk, (3) keuangan: perolehan dan penggunaan modal, (4)
keamanan: perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi: pelaporan dan
neraca keuangan, pencatatan laba, serta pencatatan statistic, (6) Manajerial dan
teknik-teknik kepemimpinan. (Husaini, 37:2013)
James D. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan prinsip-
prinsip manajemen tertentu. Dia mendifinisikan organisasi sebagai sekelompok,
dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney,
untuk merancang sebuah organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu
(1) koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang,saling
melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip scalar, proses scalar mempunyai
prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemiminan,
delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional, adanya fungsionalisme
bermacam-macam tugas yang berbeda, dan (4) prinsip staf,kejelasan perbedaan
antara staf dan lini.
Urwick (1891-1983) adalah seorang konsultan manajemen. Ia adalah
seorang murid yang sangat rajin, yang keudian menulis buku yang komprehensif
tentang pengetahuan manajemen dengan judul, The Element of Administration.
Dalam buku tersebut, ia mengumpulkan dan menggabungkan pendapat para ahli
sepertiTaylor, Fayol, dan seterusnya.Oleh karena itu, ia bukanlah seorang
innovator administrasi, tetapi seorang kolektor pendapat tentang administrasi.
Perkembangan teori organisasi klasik berikutnya dipengaruhi oleh Max
Weber (1864-1920) seorang Jerman peletak dasar sosiologi modern yang
kemudian terkenal sebagai bapak sosiologi modern. Teori birokrasi yang
dihasilkannya muncul sekitar Perang Dunia I dimana sering terjadi pertentangan
antar buruh. Birokrasi Weber memiliki enam pokok berikut:
1) Dalam organisasi ada pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap individu
dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh peraturan,
kebijakan, ketetapan hukum.
2) Hubungan dalam organisasi bersifat impersonal.
3) Dalam organisasi ada hierarki wewenang, dimana dimana yang rendah
patuh kepada yang lebih tinggi.
4) Administrasi selalu dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
5) Orientasi pengembangan pegawai adalah pengembangan karier yang
berarti keahlian merupakan kriteria utama diterima atau ditolaknya
seseorang sebagai anggota organisasi dan berlaku pula untuk
mempromosikaannya.
6) Untuk mendapatkan efisiensi maksimal, setiap tindakan yang diambil
harus selalu dikaitkan dengan besarnya sumbangan terhadap pencapaian
tujuan organisasi.

Mary Parker Follet (1868-1933) dan juga Barnard bertindak sebagai


jembatn antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka
berdasarkan kerangka kasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur baru
tentang aspek-aspek hubungan manusiawi. Esensi dari pemikran Follet adalah
hubungan kerja yang baik tercipta dari kebersamaan orang-orang bukan
dibawah perintah seseorang. Idenya ialah mengganti power over dengan power
with dan menekankan pentingnya pengendalian diri sendiri daripada
pengendalian oleh orang lain. Pendapat Follet yang terkenal mengenai
manajemen adalah “bekerja melalui orang lain.

Chaster I. Barnard (1886-1961), presiden perusahaan Bell Telephone di


New Jersey, menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya The
Functions Of the Executive pada tahun 1938. Dia memandang organisasi
sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama
manajemen, menurut pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan
pengadan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
(Handoko, 49:2009)

Keterbatasan Teori Organisasi Klasik dan Sumbangannya

Seperti halnya dengan pendekatan manajemen ilmiah, pendekatan teori


organisasi klasik pun tidak luput dari kritikan. Kritik terhadap teori birokrasi
antara lain (1) merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan
formalitas, (2) merupakan rutinitas yang membosankan, ide-ide kreatif tidak
sampai kepada pengambil keputusan karena panjangya jalur komunikasi, (4)
tidak memperhitungkan organisasi informal yang seringkali lebih berpengaruh
kepada organisasi formal, (5)kecenderungan terjadi orwelian, yaitu keingina
birokrasi turut menampuri bukan mengendalikan urusan.

Teori-teori organsasi klasik hanya cocok untuk zamannya yang ketika itu
organisasi relative stabil dan lingkungan dapat diramalkan.Teorinya sangat
abstrak dan dan sukar diterapkan untuk pengambilan keputusan.

3. Aliran Hubungan Manusiawi (1930-1940)


Aliran hubungan manusiawi muncul karena ketidakpuasan bahwa yang
dihasilkan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi
dan keharmonisan kerja.Para manajer masih menghadapi kesulitan karena para
karyawan tidak selalu mengikuti pola-poa perilaku yang rasional. Sehingga
pembahasan sisi manusia daam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli
mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan
psikologi.
Ciri-ciri utama dari aliram manajemen ini adalah: pentingnya motivasi
manusia, pendekatan kelopok terhadap manajemen dan diulainya eksperimentasi
ilmiah terhadap problem-problem manusia.
Tokoh-tokohnya adalah:
Hugo Mustenberg (1863-1916) sebagai pecetus psikologi industri,
mustenberg sering disebut bapak psikologi industri.Dalam bukunya psikologi
and industrial efficiency dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan
psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas.Dia mengemukakan
bahwa untuk meningkatkan produktifitas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
(1)menerima pekerja yang terbaik, (2)menkeciptakan pekerjaan yang terbaik
dan (3)penggunaan pengaruh yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja.
(Husaini, 45:2013)
Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari
psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode tentang psikologi dapat
digunakan untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok degan kebutuhan
suatu jabatan. Riset belajar dapat mengembangkan mengarahkan pengembangan
metode latihan. Dan studi perilaku mausiadapat membantu perumusan teknik-
teknik psikologi untuk memotivasi karyawan. Sebagai tabahan, Munsterberg
mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap
organisasi. (Handoko, 50:2009)
Elton Mayo (1880-1949) terkenal dengan penelitian Hawthorne. Menurut
penelitian Hawthorne, hbungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering
dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya
secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja
dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun enjadi baik.
Apabila moral dan efisiensi membaik, maka hubungan manusiawi dalam
organisasi pun menjadi baik. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang
baik maka manajer harus memahami alas an-alasan pekerja bekerja dengan cara
tertentu, tidak dengan cara lainnya. Selain itu, Mayo juga meneliti factor-faktor
sosial dan psikologi yang dapat memotivasi pekerja. (Husaini, 46:2013)
Elton Mayo, dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger serta William J.
Dickson, megadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam
situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan
Western Electric dari tahun 1927 sampai tahun 1932. Mereka telah membagi
membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan
untuk mengetahui pengaruh kondisi penerangan terhadap produktifitas. Ketika
kondisi penerangan dinaikan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan.
Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai seperti bila hanya
menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap naik.
Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan
dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam karyawati di ruang
terpisah. Dalam salah satu ruang kondisi diubah-ubah secara periodic,danruang
lainnya tidak. Sejumlah variable-variabel dicoba: upah dinaikkan, periode
istirahat dan jam makan siang lamanya diubah-ubah, hari kerja dan minggu
kerja diperpendek, peneliti yang bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok
untuk memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan kesempatan untuk
mengajukan usul perubahan.
Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo
dan kawan-kawan data mengesampigkan bahwa insentif keuangan bukan
penyebab kenaikan produktivitas, karena skedu pembayaran kelmpok yang
diteliti dipertahankan sama. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi
emsional yang komplek telah mempengaruhi peningkatan produktifitas.
Keterbatasan Teori Hubungan Mausiawi dan Sumbangannya
Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-
individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan dan kepuasan pekerja
tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan kerja
bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksikarena ada yang
berinteraksi dengan unit lain diuar tempat kerja. Keompok yang diteliti
mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi obyek dan subyek
penelitian. Teori hubungan manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti
Agryris, Maslow, Mc Gregor, dan Mc Clelland untuk membahas teori motivasi.
4. Aliran Manajemen Modern (1940-Sekarang)
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.
Jalur yang pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi
yang dikenal dengan perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar
manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif. Ada tiga pendekatan yang
sering dipakai dalam aliran manajemen modern yaitu, pendekatan perilaku
organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
a. Pendekatan Perilaku Organisasi
1) Maslow yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk
menjelaskan perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi
manusia.
2) McGregor dengan teori X dan Y.
3) Herzberg dengan teori dua factor.
4) Mc Clelland dengan teori need of power, need of affiliation dan need
of acievment.
5) Blake dan Mouton dengan teori Managerial Grid.
6) Likert dengan teori empat system.
7) Fiedler dengan pendekatan kontingensi dalam teori
kepemimpinannya.
8) Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya.
9) Vroom dengan teori ekspektasinya.
10) Hersey dan Banchard dengan kepemimpinan situasionalnya, dan
lain-lain.
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para
tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut:
1) Manajemen tidak dapt dipandang sebagai suatu proses teknik secara
ketat (peranan, prosedur, prinsip)
2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus
dengan pertimbangan secara hati-hati
3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendeatan manjer
individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komiten pekerja
terhadap tujuan organisasi yang sangat dibutuhkan (Handoko,
54:2009)
Aliran Kuantitatif
Alran kuatitatif atau yang disebut juga aliran management science
digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen
aliran kas, scheduling produksi, dan lain-lain. Langkah-langkah pendekatan
management science biasanya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
2) Penyusunan suatu model matematis
3) Mendapatkan penyelesaian dari model.
4) Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5) Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6) Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi. (Handoko,
55:2009)
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang
organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling berhubungan. Pendekatan system member manajer cara memandang
organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan
ekternal yang lebih luas.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, system mencakup baik sitem-
sistem umum maupun khusus dan analisis umum maupun terbuka.
Pendekatan system umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-
konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis.
Sedangkan analisis system manajemen spesifik meliputi bidang-bidang
seerti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi,system informasi serta
mekanisme perencanaan dan pengawasan.
c. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen
terdahulu pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu. Perbedaan
kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu pula. Sebagai
contoh: bila hubungan manusia dikalangan pekerja sudah baik, tetapi
produktivitasnya masih rendah maka pendekatan teori manajeen klasik
mungkin lebih tepat diterapkan. Akan tetapi, bila hubungan manusia
dikalangan pekerja rendah dan produktivitas tinggi maka pendekatan
hubungan manusia mungkinlebih tepat diterapkan.
Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa teknik-teknik manajemen yang
sangat efektif diterapkan dalam situasi tertentu ternyata tidak efektif pada
situasi lain. Menurut pendekatan ini, tugas manajer adalah mengidetifikasi
teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam
mencapai tujuan organisasi karena tidak satupun teknik manajemen yang
bersifat universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
BAB IV
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pengertian Manajemen secara umum adalah suatu cara atau metode yang
konseptual mengenai pemberdayaan atau sumber daya secara keseluruhan yang
operasionalisasinya dilaksanakan secara terencana,terorganisasi teratur tertib
terkoordinasi serta terjendali sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
Keberadaan manajemen telah ditemukan semenjak adanya peradadaban manusia.
Namun secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau
awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan
manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage
(1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara
tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi
dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris
orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses
produksi.
Secara garis besar, dalam perkembangannya teori manajemen dapat dibagi
menjadi 4 jenis aliran. Yaitu aliran Manajemen ilmiah (1870-1930), aliran Teori
Organisasi Klasik (1900-1940), aliran Hubungan Manusiawi (1930-1940), dan aliran
Manajemen Modern (1940- sekarang).
DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Prenada Media Group.
Handoko, Hani, Manajemen, BPFE-YOGYAKARTA, 2009
Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara,
2013
https://ilmumanajemenindustri.com/10-peran-manajer-dalam-organisasi-menurut-
mintzberg/

Anda mungkin juga menyukai