Pewaris meninggalkan:
1. janda (a)
2. dua orang anak perempuan (b dan c)
3. ibu (d)
4. bapak (e)
Maka pembagian warisannya akan seperti:
a = 1/8
d = 1/6
e = 1/6
Jumlah = 27/27 =1
Contoh Rad
Sayuti (hal. 120) mencontohkan harta peninggalan yang tidak habis dibagi pada
pembagian pertama. Misalnya pewaris meninggalkan:
1. ibu (a)
2. seorang anak perempuan (b)
3. janda ( c)
b = 1/2
c = 1/8
Jadi, masih tersisa 24/24 – 19/24 = 5/24. Sisa ini namanya sisa bagi. Sisa bagi ini
dirad-kan (dikembalikan secara berimbang) kepada a, b dan c, sehingga a, b dan c
masing-masing akan mendapat tambahan dari sisa bagi yang 5/24 itu berimbang
dengan berapa bagian yang telah diperolehnya masing-masing dalam pembagian
pertama tadi.
Perbandingan perolehan mereka dalam pembagian pertama adalah 4:12:3 diambil dari
perolehan mereka di atas tadi, yaitu 4/24 : 12/24 : 3/24. Jumlah angka 4+12+3= 19
dijadikan angka pembagi tadi.
Dengan demikian,
Pengujian perhitungan:
Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila harta pewaris tidak habis dibagi (kelebihan) atau
terdapat kekurangan dalam pembagian, maka masalah tersebut dipecahkan dengan
cara aul dan rad. Aul untuk penyelesaian kekurangan dalam pembagian harta warisan
pewaris, sedangkan rad merupakan metode untuk menyelesaikan kelebihan dalam
pembagian harta pewaris.