Anda di halaman 1dari 14

ISLAM DI PAPUA NUGINI

MAKALAH

Oleh :
SUHARMAJID
NIM. 40200118040

NURWAHIDA B
NIM. 40200118011

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, pemilik semesta alam, atas segala limpahan

rahmat, taufik, nikmat kesehatan dan kekuatan serta hidayah-Nya sehingga

makalah tentang Islam di Papua Nugini.

Salam serta shalawat atas junjungan Nabi besar Muhammad Saw. yang

telah menyampaikan risalah islam kepada manusia, sehingga hadirlah islam di

tengah-tengah kita sebagai jalan dan pembimbing kehidupan menuju kebahagiaan.

Tidak lupa pula kita tuturkan salam kepada para sahabat, sahabiah maupun ahlul

bait yang senantiasa berjuang demi tegaknya kebenaran.

Kami selaku penyusun bersyukur karena makalah mengenai Islam di

Papua Nugini dapat terselesaikan, bersamaan dengan hal tersebut kami juga

memahami bahwa makalah ini sangat sarat dengan kesalahan dan kekurangan,

oleh sebab itu kami sangat mengharapkan adanya nasehat dan masukan yang

bermanfaat dari pembaca sekalian.

Gowa ,26 Desember 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Gambaran umum Papua Nugini.......................................................................3

B. Latar Belakang Islam di Papua Nugini.............................................................5

C. Perkembangan dan Eksistensi Islam di Papua Nugini......................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan......................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang didakwahkan oleh Rasulullah Saw,

kehadiran Islam di tengah-tengah Bangsa Arab membawa perubahan bagi

kehidupan masyarakat Arab, sejak kehadirannya Islam muncul sebagai rahmat

bagi seluruh alam, sehingga perkembangannya semakin pesat dari hari ke hari,

perkembangan tersebut dapat dilihat ketika agama ini hanya di kenal di Makkah

lalu di masa sekarang telah tersebar ke hampir seluruh penjuru dunia, tidak lain

merupakan peran maupun kontribusi dari para dai yang telah menjadi sebab

tersebarnya syiar-syiar Islam secara meluas.

Penyebaran Islam ini kemudian oleh beberapa negara di terima dengan

baik, sehingga penganutnya menjadi semakin banyak, bahkan beberapa negara

menjadikan Islam sebagai agama resmi misalnya saja pada regional Asia

Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darusallam, di satu sisi Indonesia hadir

sebagai negara dengan penduduk islam terbanyak. Islampun menjadi mayoritas

dan membentuk komunitas Muslim yang besar di negara-negara tersebut.

Namun selain sebagai agama mayoritas di beberapa negara tersebut diatas,

Islam juga hadir sebagai agama dengan penganut yang menjadi minoritas di suatu

negara, salah satu negara yang penganut Islamnya minoritas adalah Negara Papua

Nugini yang bertetangga dengan Indonesia yang mayoritas beragama Islam,

Papua Nugini merupakan negara yang berada di sebelah Barat Indonesia, negara

ini mayoritas penduduknya beragama Kristen, maka kehadiran Islam di tengah-

tengah mayoritas Kristen manghadirkan tantangan tersendiri bagi komunitas

Muslim di Papua Nugini.

1
2

Papua Nugini pernah dijajah oleh tiga negara yaitu Jerman, Inggris, dan

Australia sebelum kemudian berhasil merdeka, inilah yang menjadi sebab negara

ini mayoritas penduduknya beragama Kristen, meskipun Islam menjadi agama

minoritas tetapi setiap tahun semakin banyak penduduk lokal yang mau

bersyahadat dan menerima Islam, beberapa pusat-pusat Islam bahkan didirikan di

beberapa wilayah, daerah-daerah pedalaman dan pegunungan tidak luput dari

perjuangan laskar-laskar jihad menyebarkan islam.

Penyusun tertarik untuk memahami bagaimana perkembangan Islam di

Papua Nugini yang merupakan salah satu negara berdaulat di Oseania, baik

mengenai gambaran islam di sana maupun perkembanganya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum Papua Nugini?.

2. Bagaimana latar belakang Islam di Papua Nugini?.

3. Bagaimana perkembangan dan eksistensi Islam di Papua Nugini?.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mendeskripsikan gambaran umum Papua Nugini.

2. Untuk menganalisis latar belakang Islam di Papua Nugini.

3. Untuk mendeskripsikan perkembangan dan eksistensi Islam di Papua

Nugini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Papua Nugini


Papua Nugini merupakan salah satu negara berdaulat yang tergabung

sebagai salah satu negara di oseania, terletak pada 10-120LS, dan terletak pada

garis bujur 1410-1570BT, terdiri atas 20 provinsi dengan ibu kota negara ini

terletak di Port Moresby. Adapun batas-batas wilayah NPG (Negara Papua

Nugini), sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Indonesia

2. Sebelah Utara berbatasan dengan Federasi Makronesia

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kepulauan Solomon dan Nauru

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Australia

Luas negara ini sekitar 462, 8 km 2, adapun jumlah penduduk lebih kurang

5 juta jiwa. Negara ini hadir dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli, memiliki

wilayah perkampungan yang sangat luas dengan wilayah pemukiman di perkotaan

hanya sekitar 18 %. Sistem pemerintahan Papua Nugini adalah Monarki

Konstitusional, dimana kekuasaan kepala negaranya dibatasi oleh ketentuan

Undang-Undang Dasar yang berlaku di negara yang bersangkutan. 1 Papua Nugini

merupakan salah satu negara yang tergabung kedalam Alam Persemakmuran 2

dengan kepala negara yaitu Ratu Elizabeth II yang saat ini di wakili oleh

Gubernur Jenderal Bob Dadae, adapun perdana menterinya adalah James Marape.

Penduduknya mayoritas menganut agama Kristen sebanyak 99,5 %, adapun islam

merupakan agama minoritas.

1
Raja atau ratu hanya bertindak sebagai kepala negara sedangkan kepala
pemerintahannya dipimpin oleh seorang perdana menteri.
2
Merupakan negara yang berdaulat dalam Negara-Negara Persemakmuran yang
mengakui Elizabet II sebagai Ratu dan kepala negara.

3
4

Istilah Papua yang tersematkan pada nama pulau ini, berasal dari seorang

penjelajah Portugis bernama Jorge de Menezes yang pada tahun 1526 M,

menyebut sebagai Papua yang dalam bahasa Melayu berarti rambut keriting. Pada

tahun 1545 M,disematkan istilah Nugini atau New Guinea oleh Ynigo Ortis de

Retez karena adanya kemiripan penduduk-penduduk yang menenmpati negara ini

dengan penduduk yang terdapat di pantai Guinea, Afrika.

Setelah penjajah Belanda, Inggris dan Jerman memasuki pulau ini maka

terbagilah kedalam tiga bagian. Pada tahun 1828 Belanda menguasai Pulau Papua

bagian barat (West New Guinea) yaitu dari Wilayah Raja Empat sampai Kota

Jayapura ke Merauke. Tahun 1884 wilayah Utara dikuasai oleh Jerman yang

dinamakan Nugini Jerman (New Guinea Timur Laut) sedangkan Inggris yang saat

itu menempati Port Moresby memproklamirkan wilayah Tenggara sebagai

wilayahnya pada tahun 1885 dan dinamakan Nugini Britania. Di tahun 1895

Inggris memberi pengakuan terhadap daerah kekuasaan Belanda disusul oleh

pengakuan Jerman pada tahun 1910.

Sebelumnya pada tahun 1904 Inggris menyerahkan wilayah kekuasaannya

kepada Australia dan saat itulah berganti nama menjadi Papua, sedangkan wilayah

Jerman dikuasai oleh Australia setelah diberi mandat oleh PBB oleh dua wilayah

tersebut yaitu Papua yang merujuk kepada wilayah Nugini Britania dan New

Guini Jerman yang kemudian oleh Australia di sebut New Guinea pada tahun

1921. Wilayah teritori Nugini yang merupakan bekas jajahan Jerman direbut

Australia secara de Jure dan de Facto sedangkan wilayah teritori Papua adalah

jajahan Inggris secara de Jure dan diperintah oleh Australia secata de Facto. Pada

tahun 1949 kedua wilayah teritori ini digabungkan meski memiliki administrasi

terpisah dan pada tahun 1972 digabungkanlah menjadi “Papua Nugini”. Pada
5

tahun 1975 merdeka dari Australia dan bergabung menjadi wilayah

persemakmuran.

B. Latar Belakang Islam di Papua Nugini


Kontak antara Islam dengan Papua Nugini sebagai salah satu negara di

Oseania telah terjadi pada paruh abad ke-16 M, hal ini terjadi melalui jalur

pedagangan, saat itu para pedagang Cina maupun Melayu yang telah memeluk

islam datang berdagang dengan penduduk Papua Nugini. Antara abad ke-17 M

sampai awal abad ke-18 M terjadi kontak anatara para pedagang muslim dari

Seram dengan penduduk Papua Nugini, yang menyebabkan meningkatnya

kehadiran pedagang muslim di wilayah tersebut hingga akhir tahun 1870-an. Pada

abad ke-19 ada kehadiran pedagang Muslim Makassar serta buruh muslim di

selatan Papua Nugini tatapi sedikit diketahui mengenai praktik keagamaan mereka

atau dampknya terhadap penduduk asli daerah tersebut.

Masuknya islam ke Papua Nugini sekitar tahun 1977-1978 melalui orang

India/Pakistan yang bekerja pada pemerintahan Papua Nugini serta beberapa

diantaranya mengajar pada salah satu Universitas di Papua Nugini. Populasi islam
di sana saat itu diperkirakan hanya sekitar 120 orang, yang sebagian besar

merupakan pekerja asing dari Afrika dan Asia Selatan.

Pada tahun 1979-1980 dibentuklah Regional Islamic Da’wah Council of

South East Asia and Pasific (RISEAP) di Papua Nugini dengan Dr. Qazi Ashfaq

Ahmad yang merupakan keturunan India sebagai vice Presiden RISEAP. RISEAP

sendiri merupakan dewan da’wah kawasan Asia Tenggara dan Pasifik yang

mewadahi minoritas muslim, di tahun yang sama Dr. Qazi Ashfaq Ahmad

mendirikan Islamic Society of Papua New Guinea (ISPNG) di Kota Lea, provinsi

Marobe.
6

Pada tahun 1981 untuk perluasan dakwah atas permintaan Dr. Qazi Ashfaq

Ahmad maka dibentuklah Islam Society di Port Moresby dengan Presiden dijabat

oleh Ahmad Badawi dari Sudan, Vice President di jabat oleh Noorul Ami dari

Banglades, sekretaris dijabat oleh Afzal Choundry dari Pakistan. Awalnya Islam

Society mendapat kendala dari politisi pemerintahan PNG karena diawal

berdirinya belum diakui secara legal dan belum mendapat pengesahan

pendaftaran, namun akhirnya mendapat pengesahan pada tahun 1983.

Setahun sebelumnya yaitu pada 1982 pemerintah secara resmi mengakui

kehadiran islam di tengah-tengah mayoritas Protestan di negaranya. Pada tahun

1986, seorang mahasiswa yang merupakan warga Papua Nugini bernama

Alaxander Dawia, Provinsi otonom Bougaiville mengucapkan syahadat di

Australia, di susul oleh rekannya Lavi Ali. Di tahun yang sama sebuah keluarga

lokal, Barrah Nuli, seorang Pustakawan Universitas New Guinea bersama isteri

dan anaknya memeluk islam. Keislaman beberapa warga lokal ini kemudian di

susul oleh para staf di Universitas New Guinea, termasuk salah satu juara tinju

nasional PNG.

Di tahun 1988 umat islam di Papua Nugini mendirikan pusat Islam dengan

bantuan dari Malaysia berbasis organisasi islam dan Kementrian Urusan Islam

Arab Saudi. Di tahun 1996 didirikan juga tiga pusat islam di sana dengan bantuan

dari Liga Muslim Dunia. di tahun 1999 di dirikan masjid pertama di Port

Moresby, yaitu Masjid Halola atas izin dari perdana menteri sir Julius Chan dan

dukungan dari perdana menteri Malaysia, Mahatir Muhammad.

Pada tahun 1978 Jamaah Tabligh dari Australia telah sampai ke Papua

Nugini dalam rangka penyebaran dakwah Islam mereka terdiri dari berbagai

bangsa seperti Malaysia, Singapura, dan Australia adapun yang berasal dari

Indonesia sekitar tahun 2012 dengan tujuan sebagai kunjungan keagamaan kepada
7

komunitas Islam di PGN yang dekat dengan Jayapura. Adapula peranan pesantren

Hidayatullah yang didirikan di wilayah Indonesia daerah perbatasan juga

membawa dampak penyebaran Islam bagi masyarakat di perbatasan Papua

Nugini.

C. Perkembangan dan Eksistensi Islam di Papua Nugini


Saat ini jumlah pemeluk Islam di Papua Nugini terdapat sekitar 5000 jiwa,

dan ada tujuh pusat-pusat islam di Papua Nugini. Adapun populasi Islam terdapat

di Provinsi Chimbu, Mendi, dan Mount Hagen yang merupakan wilayah tengah

PGN dan berupa daerah pegunungan. Persebaran lainnya di Ibu Kota Papua

Nugini yaitu Port Moresby beserta daerah-daerah lain seperti Madang, Wewak,

dan Vanimo.

Dalam beberapa tahun terakhir pejuang-pejuang laskar islam muncul

diperbatasan bersama dengan tujuan mendakwahkan islam, gerakan-gerakan ini

ditandai dengan didirikannya kantor-kantor Muslim di sekitar Port Moresby yang

menandai adanya pertumbuhan islam yang sangat pesat di negara ini. Adapun

penerimaan Islam oleh masyarakat papua Nugini mudah diterima karena


kemiripan ajarannya dengan kepercayaan yang dianut oleh Penduduk Melanesia.

Masjid Halola di Port Moresby mewarnai perkembangan islam di Papua

Nugini, kehadiran masjid sebagai pusat keagaamaan memberikan andil yang

sangat besar bagi kelangsungan dakwah, di masjid inilah para Muslim di sana

melaksanakan ibadah Sholat Jumat maupun melaksanakan kajian-kajian

keislaman seperti mengaji dan pengajian serta pesantren kilat yang diadakan 2 kali

dalam setahun, bangunan masjid pun semakin bertambah megah dengan dua

menara yang menambah keindahan bangunannya, lantai keramik dengan ruang

terpisah bagi jamaah laki-laki dan perempuan.


8

Sebagaimana agama yang dianut hanya oleh sebagain kecil masyarakat

dalam suatu negara, islam yang minoritas pun di Papua Nugini mendapatkan

beberapa kendala-kendala baik dari pemerintahan maupun kondisi lingkungan,

misalnya saja ketika akan didirikan Masjid Halola di Port Moresby beberapa teror

dialamatkan ke masjid tersebut dan bahkan beberapa tokoh politisi protes seperti

anggapan bahwa Islam berbahaya dan merupakan ancaman serius bagi

perdamaian dan persatuan PNG serta menolak pendiriannya meski ada penolakan

dari beberapa pihak adapula dukungan yang diperoleh dari organisasi agama

Kristen dan Katolik moderat yang menyuarakan dukungannya serta aktif

menggelar dialog antar agama.

Adapula isu-isu terorisme juga mengusik para Muslim di sana, anggapan

bahwa Islam adalah agama yang mencintai kekerasan berdatangan dari beberapa

sudut pandang misalnya saja gubernur Provinsi Morabe yang meminta warga

PGN mewaspadai organisasi islam terutama setelah terjadinya Bom Bali di tahun

2005, tetapi pandangan ini kemudian dibalas oleh beberapa pemeluk Islam dengan

mengatakan bahwa Islam itu cinta damai, lagipun keberadaan mereka adalah

minoritas di tengah mayoritas.

Meski demikian isu-isu tersebut tidak menghalangi perkembangan islam,

ditahun 2007 setelahnya populasi Islam meningkat dari sekitar 500 jiwa pada

tahun 2001 melonjak menjadi lebih kurang 2.000 jiwa, pada tahun 2008

diperkirakan mencapai 4.000 jiwa dan pada 2012 mencapai angka 5.000 Muslim.

Kehadiran para pendakwah Muslim bahkan di pandang positif oleh masyarakat

setempat, karena membawa perubahan positif pada perilaku masyarakat, misalnya

saja hilangnya kebiasaan mabuk-mabukan di daerah pegunungan yang

menyebabkan peningkatan pada kesadaran hukum dalam masyarakat.


9

Tantangan lain dalam penyebaran Islam di negara ini adalah kondisi

infrastruktur dan sistem komunikasi yang tidak memadai, terutama untuk wilayah-

wilayah pedalaman sehingga akses untuk memperoleh kebutuhan makanan dan

pakaian bagi komunitas Muslin menjadi sulit dijangkau, fasilitas seperti buku-

buku dan tenaga pengajar Islam masih kurang untuk melayani para muallaf asli di

Negara Papua Nugini.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Papua Nugini merupakan salah satu negara berdaulat yang tergabung

sebagai salah satu negara di oseania,terdiri atas 20 provinsi dengan ibu kota

negara ini terletak di Port Moresby. Kontak antara Islam dengan Papua Nugini

sebagai salah satu negara di Oseania telah terjadi pada paruh abad ke-16 M,

Antara abad ke-17 M sampai awal abad ke-18 M terjadi kontak anatara para

pedagang muslim dari Seram dengan penduduk Papua Nugini .Pada abad ke-19

ada kehadiran pedagang Muslim Makassar serta buruh muslim di selatan Papua

Nugini tatapi sedikit diketahui mengenai praktik keagamaan mereka atau

dampknya terhadap penduduk asli daerah tersebut.

Perkembangan Islam di Papua Nugini terbilang pesat hal ini dapat dilihat

dari peningkatan populasi Muslim dari tahun ke tahun yang awalnya penduduk

lokal yang menganutnya hanya ratusan melonjak menjadi angka 5.000 jiwa,

meskipun seperti kebanyakan minoritas yang memperoleh kendala-kendala baik

itu berupa teror maupun peneolakan dari pemerintahan ditambah kondisi

lingkunygan maupun geografis tetapi dukungan dari pihak-pihak lain juga di

peroleh seperti dukungan dari komunitas Kristen dan Katoli, untuk penerimaan

masyarakat sendiri dipandang positif oleh masyarakat setempat sehingga dipilih

untuk menjadi agamanya.

B. Saran
Dalam tulisan ini, penyusun menyadari bahwa ada banyak kekurangan
dalam penyusunannya, oleh sebab itu kepada setiap pembaca diharapkan
memberikan saran maupun masukan agar dalam pembuatan karya tulis
kedepannya sesuai dengan ekspektasi baik penyusun maupun pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Geologinesia. “Letak Astronomis, Geografis, dan Geologis Papua Nugini serta
Keuntungannya”. Official Website of Geologinesia.
https://www.geologinesia.com/2018/09/letak-astronomis-geografis-dan-
geologis-papua-nugini.html (26 Desember 2021).
Humas BPKH. “Kegiatan Muslim di Papua Nugini Berpusat di Masjid Halola”.
Official Website of Humas BPKH. https://bpkh.go.id/kegiatan-muslim-
papua-nugini-berpusat-di-masjid-halola/ (26 Desember 2021).
“Islam di Papua Nugini”, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Papua_Nugini (26 Desember 2021)
Jubi. “Alexander Dawia dan Perkembangan Islam di PNG”. Official Website of
Jubi. https://jubi.co.id/alexander-dawia-dan-perkembangan-islam-di-png/
(26 Desember 2021).
Kedutaan Besar RI di Port Moresby. “Hubungan Bilateral”. Official Website Of
KEMENLU. https://kemlu.go.id/portmoresby/id (26 Desember 2021).
Nathaniel, Felix. “Inspirasi dari Papua Nugini: Bagaimana Cara Merdeka secara
Damai?”. Official Website of Felix Nathaniel. https://tirto.id/inspirasi-dari-
papua-nugini-bagaimana-cara-merdeka-secara-damai-ehUC (26 Desember
2021).
“Papua Nugini, Negara di Oseania”, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Nugini (26 Desember 2021).
Putro, Zainal Abidin Eko dan Kustini. “Membuka Keran Kemajuan dan Jaringan:
Gerakan Dakwah Lintas Negara (RI-PGN).” Multikultural &
Multireligius, vol. 17 no.1 (26 Desember 2021).
“Sejarah Papua Nugini”, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Papua_Nugini (26 Desember 2021)
Yulianto, Hari. “Para Muslim di Negeri Papua Nugini”. Official Website of Hari
Yulianto. https://kumparan.com/hari-yulianto/para-muslim-di-negeri
papua-nugini-1pts0lChFbN (26 Desember 2021).

11

Anda mungkin juga menyukai