Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Peran Indonesia Organisasi Perdagangan Dunia


WTO

Disusun Oleh
Alvian Andhika Putra (2)
Muhammad Daffa Ashshiddiq (20)
Muhammad Luthfi Fauzan (21)
Yana Pamungkas (35)

Kelas: XII MIPA 2

SMA NEGERI 2 KUNINGAN


Jalan Aruji Kartawinata No.16 Kuningan 45511
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala nikmat
dan karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, baik
ide maupun materi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi
referensi bagi para pembaca. Selain itu, besar harapan kami agar makalah ini dapat
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.

Kuningan, 28 Januari 2023

Penyusun

2
1. Apa itu WTO?
World Trade Organization (WTO) adalah organisasi perdagangan internasional yang mengatur
perdagangan antarnegara di dunia. Sejak dibentuk pada 1995, organisasi ini bertujuan membuat
perdagangan antarnegara semakin terbuka dengan penurunan bahkan peniadaan hambatan tarif
maupun nontarif.
WTO juga merupakan hasil kesepakatan berdasarkan hasil dari serangkaian perjanjian yang
telah lama direncanakan dan dinegosiasikan oleh hampir seluruh negara di dunia. Selanjutnya,
tujuan perjanjian-perjanjian dari WTO ini adalah untuk memberikan bantuan kepada produsen
barang jasa serta eksportir dan importir dalam melakukan kegiatan perdagangannya.
Sistem pengambilan keputusan yang selama ini berlaku di WTO umumnya dilakukan
berdasarkan konsensus atau kesepakatan yang bersifat mufakat oleh seluruh negara anggota.
Sistem tersebut menjadikan pengambilan keputusan yang diambil harus disetujui oleh setiap
negara anggota. Oleh karena itu, sistem pengambilan tersebut mengakibatkan kesepakatan
perlu membutuhkan waktu lebih, apabila ada satu negara yang memberikan keputusan untuk
tidak setuju, maka kesepakatan tidak bisa diambil dan dilanjut dengan pembahasan kembali.

2. Sejarah WTO
Pembentukan WTO menandai reformasi perdagangan internasional terbesar sejak berakhirnya
Perang Dunia kedua. Peristiwa tersebut memang terjadi 27 silam.
Namun, organisasi perdagangan dunia ini sebetulnya sudah lahir jauh sebelum itu, lewat bentuk
lain.
Dokumen mencatat WTO dibuat pada 1995, tapi sejarah merekam organisasi ini merupakan
penerus dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang ada sejak 1947.
Sepanjang 1948 hingga 1994, GATT menyiapkan pelbagai aturan untuk sebagian besar
perdagangan dunia. Tak hanya itu, GATT berperan terhadap tingkat pertumbuhan tertinggi
perdagangan internasional dalam beberapa periode kala itu.
Kemunculan GATT sebagai pendahulu WTO ini membantu menciptakan sistem perdagangan
internasional yang kuat dan makmur. Sehingga, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi
global yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bila GATT utamanya menangani perdagangan internasional, WTO dan perjanjiannya bukan
hanya mengurus perkara itu, melainkan juga ihwal perdagangan jasa serta kekayaan intelektual.
Lahirnya WTO pun turut menciptakan prosedur baru penyelesaian sengketa perdagangan.

3
3. Tujuan pembentukan WTO

Sebagai sebuah organisasi internasional yang memiliki peran yang sangat penting dalam
mengatur lalu lintas dan permasalahan perdagangan dunia, WTO dibentuk dengan tujuan untuk
menciptakan kesejahteraan bagi anggota negara melalui perdagangan internasional yang lebih
adil dan bebas.

Berdasarkan pembukaan yang terdapat dalam Marrakesh Agreement yang memuat penetapan
WTO, semua pihak yang terlibat pada perjanjian tersebut telah sepakat dengan yang ingin
diwujudkan bersama melalui sistem perdagangan multilateral.

Nah, berikut ini adalah tujuan pembentukan WTO yang perlu diketahui, di antaranya yaitu:

1. Meningkatkan standar hidup untuk masyarakat di seluruh dunia.

2. Menjamin terciptanya lapangan kerja.

3. Meningkatkan produksi dan perdagangan barang/jasa serta mengoptimalkan serta


melindungi hingga melestarikan sumber daya dunia dan lingkungan alam.

4. Fungsi adanya WTO

Fungsi utama WTO adalah sebagai forum bagi para anggotanya untuk melakukan perundingan
perdagangan serta mengadministrasikan semua hasil perundingan dan peraturan-peraturan
perdagangan internasional. Selain itu fungsi WTO di antaranya adalah:

1. Mengatur perjanjian antarnegara dalam perdagangan.

2. Mendorong arus perdangangan antarnegara dengan mengurangi dan menghapus berbagai


hambatan yang dapat menggangu kelancaran arus perdangan barang dan jasa.

3. Memfasilitasi perundingan dengan menyediakan forum negosisasi yang lebih permanen.

4. Menyelesaikan sengketa, mengingat hubungan dagang sering menimbulkan konflik-konflik


kepentingan.

5. Menyelesaikan sengketa dagang.

6. Untuk forum negosiasi perdagangan.

4
7. Memantau kebijakan perdagangan suatu negara.

8. Memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang.

5. Indonesia di WTO

Indonesia telah menjadi anggota WTO sejak 1995 dan telah meratifikasi perjanjian WTO
melalui UU No.7/1994. Melansir laman resmi di Kementerian Luar Negeri, keterlibatan dan
posisi Indonesia dalam proses perundingan Doha Development Agenda (DDA) didasarkan
pada kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk memperkuat posisi runding Indonesia bergabung dengan
beberapa koalisi.

Koalisi-koalisi tersebut antara lain G-33, G-20, NAMA-11, yang kurang lebih memiliki
kepentingan yang sama. Indonesia terlibat aktif dalam kelompok-kelompok tersebut dalam
merumuskan posisi bersama yang mengedepankan pencapaian development objectives dari
DDA. Indonesia juga senantiasa terlibat aktif pada isu-isu yang menjadi kepentingan utama
Indonesia, seperti pembangunan, kekayaan intelektual, lingkungan hidup, dan pembentukan
aturan WTO yang mengatur perdagangan multilateral.

Indonesia selaku koordinator G-33 juga terus melaksanakan komitmen dan peran
kepemimpinannya dengan mengadakan serangkaian pertemuan tingkat pejabat teknis dan Duta
Besar/Head of Delegations, Senior Official Meeting dan Pertemuan Tingkat Menteri; baik
secara rutin di Jenewa maupun di luar Jenewa.

Hal ini bertujuan demi tercapainya kesepakatan yang memberikan ruang bagi negara
berkembang untuk melindungi petani kecil dan miskin. Sebagai koalisi negara berkembang,
G-33 tumbuh menjadi kelompok yang memiliki pengaruh besar dalam perundingan pertanian.
Anggotanya saat ini bertambah menjadi 46 negara.

Negara-negara anggota diharapkan bersikap pragmatis dan secepatnya menyelesaikan Putaran


Doha berdasarkan tingkat ambisi dan balance yang ada saat ini. Selanjutnya, diharapkan
negara-negara anggota ini membicarakan ambisi baru pasca-Doha, walaupun adanya dorongan
dari negara maju untuk meningkatkan level of ambition akses pasar Putaran Doha melebihi
Draf Modalitas tanggal 6 Desember 2008.

Indonesia memiliki kepentingan untuk tetap aktif mendorong komitmen WTO dalam
melanjutkan perundingan Doha. Indonesia terbuka atas cara-cara baru untuk menyelesaikan

5
perundingan dengan tetap mengedepankan prinsip single undertaking dan mengutamakan
pembangunan bagi negara berkembang dan LDCs.

KESIMPULAN

Pada akhirnya, keberadaan Indonesia dalam forum WTO adalah menjadi suatu keharusan,
mengingat bahwa begitu banyaknya kepentingan nasional Indonesia terutama dalam bidang
perdagangan yang tidak akan mampu Indonesia atasi jika tidak bergabung dalam sistem
perdagangan WTO. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, keberadaan Indonesia dalam forum
WTO, terutama dalam forum penyelesaian sengketa WTO, diharapkan mampu membawa misi
perdagangan multilateral yang efektif dan bermanfaat bagi seluruh negara di dunia, terutama
negara berkembang dan lebih khususnya untuk tercapainya kepentingan nasional Indonesia
dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai