Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI POLITIK GLOBAL

“SENGKETA GUGATAN UNI EROPA TERHADAP INDONESIA ATAS KEBIJAKAN

PENGHENTIAN EKSPOR NIKEL KE EROPA”

DISUSUN OLEH:

 Yudha Rizki Apriansyah 202210360311197


 Dio Rizki Akbar 202210360311271

Dosen Pengampu :
Azza Bimantara, M.A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS FISIP
HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. LATAR BELAKANG
Permintaan global akan nikel terus meningkat seiring dengan perkembangan
teknologi dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Sebagai salah satu
produsen utama nikel di dunia, Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah
dan industri pertambangan nikel yang kuat. Namun, pada tahun 2020, Indonesia
mengumumkan kebijakan untuk menghentikan ekspor nikel mentah dan
mendorong pengolahan nikel di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah
produk dan mempromosikan perkembangan industri hilir.

Dampak kebijakan ini terasa di Uni Eropa, yang merupakan salah satu pengimpor
terbesar nikel di dunia. Uni Eropa menghadapi ketidakpastian pasokan dan
peningkatan harga bahan baku nikel yang mereka impor dari Indonesia. Dalam
BLIrangka melindungi kepentingan industri mereka dan memastikan pasokan
yang stabil, Uni Eropa mengajukan gugatan terhadap Indonesia di WTO, dengan
argumen bahwa kebijakan penghentian ekspor nikel melanggar prinsip-prinsip
perdagangan internasional yang diatur oleh organisasi tersebut.

Dalam mengevaluasi sengketa ini, penting untuk menganalisis argumen dan


pendekatan hukum yang digunakan oleh masing-masing pihak. Uni Eropa
berpendapat bahwa kebijakan penghentian ekspor nikel Indonesia melanggar
prinsip-prinsip perdagangan internasional, sementara Indonesia mungkin
mempertahankan kebijakannya berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional
dan pembangunan industri hilir.

Selain itu, reaksi dan tanggapan Indonesia terhadap gugatan Uni Eropa juga
memainkan peran penting dalam sengketa ini. Indonesia dapat menunjukkan bukti
dan argumen yang mendukung kebijakannya, serta mencari solusi alternatif untuk
mengatasi perselisihan ini secara damai dan konstruktif.

2. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana Peran WTO dalam menyelesaikan sengketa
perdagangan nikel Indonesia dan Uni Eropa
3. LANDASAN KONSEPTUAL
Kami disini akan memakai teori liberalism institusioalizm menurut Robert O.
Keohane. Keohane menunjukkan bahwa kerja sama internasional dapat
dipertahankan melalui interaksi berulang, transparansi, dan pemantauan. Robert
Keohne juga menyebutkan bahwa terciptanya teori ini atas dasar sebagai promosi
guna mendorong negara-negara dalam menjalin kerja sama dan menciptakan
kestabilan keamanan ataupun untuk mengelola institusi internasional. Kemunculan
teori ini juga diasumsikan sebagai suatu alternatif untuk realisme dalam teori
hubungan internasional, hal tersebut telah menjadi perdebatan sejak tahun 1970
mengenai validitas liberal institusional sebagai alternatif nyata untuk realisme.
Kami akan memaparkan 7 poin untuk melihat peran WTO

3.1. Reducing transaction costs


Peran WTO dalam mengurangi biaya transaksi terlulis di perjanjian tentang
hambatan teknis perdagangan atau agreement on technical barriers tp trade,
biasa nya di sebut TBT agreement. TBT agreement merupakan suatu
perjanjian internasional di bawah kerangka oerganisasi perdagangan dunia
atau World Trade Organization ( WTO ). Perjnajian ini terakhir di rundingkan
selama putaran Uruguay dan mulai berlaku pada awal 1995, tahun yang sama
dengan pendirian WTO dan perjanjian ini mengikat untuk semua anggota
organisasi WTO.
TBT Agreement merupakan salah satu pernjajian WTO yang di hasilkan
dalam putaran Uruguay. Tujuannya untuk mengatur pengguan instrument Non
Tarif Measure ( NTMs ) dalam perdagangan internasional. Perjanjian TBT
berisi pengaturan terkait pengunaan standar dan aturan teknis yang
mencakup :
 Persyaratan pengemasan, penggunaan tanda dan lebel pada
kemasan
 Prosedur uji kesesuaian

Hal ini di lakuakan agara dalam penerapannya tidak menciptakan


hambatan yang tidak perlu pada perdagangan internasional

Tujuan lain dari perjanjian ini adalah untuk memeastikan agar regulasi,
standar, pengujian, dan prosedur sertifikasi teknis tidak menjadi hambatan
yang tidak di perlukan bagi perdagangan. Perjanjian ini melarang pengguan
persyaratakan teknis membatasi perdagangan. Tetapi memperbolehkan
hambatan teknis yang memiliki tujuan sah, seperti perlindungan lingkungan,
Kesehatan dan keselamatan manusia dan hewan. Perjanjian TBT sangat
mendorong anggota untuk mendasarkan Tindakan mereka pada standar
internasional sebagai sarana untuk mefasilitasi perdagangan.

3.2. Providing information


World Trend Organization ( WTO ) menyediakan informasi mengenai
perdagangan dan langkah – Langkah kebijakan perdagangan.
Data tarif dan perdagangan
 Tarif dan impor
 Jadwal barang
 Informasi tarif standar

Tindakan non – aktif

 Pertanian
 Kapas
 Perizinan impor
 Tindakan non – tarif ( secara umum )
 Pembatasan kuatitatif
 Aturan asal
 ePing – Platform SPS&TBT
 kekhawatiran perdagangan
 fasilitas perdagangan
Hak milik intelektual
 hak milik intelektual
Statistic
 Statistik WTO
 Dasbor statistic

3.3. Making commitments more credible


Singkat, Organisasi perdagangan dunia ( WTO ) adalah salah – satu organisasi
internasional yang menangani aturan perdagangan global. Fungsi utamanya
adalah untuk memastikan bahwa perdagangan menaglir selancar, dapat di
prediksi, dan sebebas mungkin. Dalam membuat komitmen lebih jelas WTO
membuat aturan perdagangan global dengan tujuan yaitu membantu
anggotanya memanfaatkan perdagangan sebagai sarana untuk meningkatkan
standar hidup, mennciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup
Masyarakat. Meskipun WTO masih relatif muda, sistem perdagangan
multilateral yang awal nya dibentuk berdasarkan GATT sudah berusia lebih
dari 75 tahun. Selama 75 tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan luar biasa
dalam perdagngan dunia. Ekspor barangdagngan tumbuh rata – rata sebesar
6% pertahun. Pertumbuhan perdagangan ini telah menjadi mesin yang kuat
bagi ekspansi perekonomian secara keseluruhan dan rata-rata perdagangan
telah tumbuh 1,5 kali lebih besar dibandingkan perekonomian global setiap
tahunnya. Total ekspor pada tahun 2022 mencapai 250 kali lipat dibandingkan
tahun 1948. GATT dan WTO telah membantu menciptakan sistem
perdagangan yang kuat dan sejahtera yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam memastikan bahwa perdagangan di lakukan seadil – adil nya dan


seterbuka mungkin WTO menegosiasikan aturan atau perjanjian dengan
negara – negara anggotannya dengan kata lain aturan WTO – perjanjian –
adalah hasil negoisasi antar negara. Perundingan yang ada saat ini sebagian
besar merupakan hasil perundingan Putaran Uruguay tahun 1986-94, yang
mencakup revisi besar-besaran terhadap Perjanjian Umum Tarif dan
Perdagangan (GATT) yang asli. Melalui perjanjian ini, anggota WTO
menjalankan sistem perdagangan non-diskriminatif yang menjelaskan hak dan
kewajiban mereka. Setiap anggota menerima jaminan bahwa ekspornya akan
diperlakukan secara adil dan konsisten di pasar anggota lainnya. Masing-
masing berjanji melakukan hal yang sama untuk mengimpor ke pasarnya
sendiri. Sistem ini juga memberikan fleksibilitas kepada negara-negara
berkembang dalam melaksanakan komitmen mereka.
3.4. Establishing focal points for coordination
Dalam pertemuan baru – baru ini mengenai Reformasi WTO yang berfokus
pada Pembangunan, yang di adakan pada tanggal 2 dan 3 februari 2023, saran
yang mendapat dukungan luas adalah mengenai perlunya menegasan
Kembali, mengulangi, dan menjalankan mandat Komitr Perdagangan dan
Pembangunan ( CTD ) sebagai titik focus pertimbangan dan koordinasi kerja
Pembangunan di WTO. CTD, sesuai denggan Kerangka Acuan1 ( TOR ) , di
perlukan antara lain untuk melaksanakan fungsi pengembangan berikut :
 Melakukan peninjauan terus-menerus terhadap partisipasi Anggota
negara berkembang dalam sistem perdagangan multilateral dan
mempertimbangkan langkah-langkah dan inisiatif untuk membantu
Anggota negara berkembang, dan khususnya Anggota negara kurang
berkembang, dalam perluasan peluang perdagangan dan investasi
mereka, termasuk mendukung langkah-langkah liberalisasi
perdagangan mereka.
 Untuk meninjau secara berkala, dengan berkonsultasi dengan badan-
badan WTO terkait, penerapan ketentuan-ketentuan khusus dalam
Perjanjian Perdagangan Multilateral dan Keputusan Menteri terkait
yang menguntungkan negara-negara anggota berkembang, dan
khususnya negara-negara kurang berkembang, dan melaporkan kepada
Dewan Umum untuk mengambil tindakan yang tepat.
 Untuk mempertimbangkan setiap pertanyaan yang mungkin timbul
sehubungan dengan penerapan atau penggunaan ketentuan-ketentuan
khusus dalam Perjanjian Perdagangan Multilateral dan Keputusan
Menteri terkait yang menguntungkan Anggota negara berkembang dan
melaporkan kepada Dewan Umum untuk mengambil tindakan yang
tepat.
 Sebagai titik fokus untuk pertimbangan dan koordinasi kerja
pembangunan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan
hubungannya dengan kegiatan terkait pembangunan di lembaga
multilateral lainnya."

3.5. Facilitating the principle of reciprocity


Perjanjian WTO panjang dan rumit karena merupakan perjanjian hukum yang
mencakup berbagai kegiatan. Bidang-bidang tersebut berhubungan dengan:
pertanian, tekstil dan pakaian, perbankan, telekomunikasi, pembelian
pemerintah, standar industri dan keamanan produk, peraturan sanitasi
makanan, kekayaan intelektual, dan banyak lagi. Namun sejumlah prinsip
sederhana dan mendasar. Prinsip-prinsip ini merupakan landasan sistem
perdagangan multilateral.
 berdagang tanpa diskriminasi
 perdagangan yang lebih bebas : secara bertahap, melalui negoisasi
 prediktabilitas : melalui pengikatan dan tranparansi
 mempromosikan persaingan yang sehat
 memdorong Pembangunan dan reformasi ekonomi
3.6. Extending the shadow of the future
Tujuan WTO atau masa depan yang akan di bangun oleh WTO adalah dalam
buku GATT dan WTO : sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang
Perdagangan ( 1996 ) , pembentukan WTO bertujuan untuk :
 Meningkatkan standar hidup Masyarakat dunia
 Menjamin lapangan kerja sepenuhnya
 Meningkatkan penghasilan secara realitis
 Memperluas produksi dan perdagangan barang / jasa
 Melindungi sumber daya dunia dan lingkungan alam

Ada juga tugas pokok dan fungsi dari WTO :

 Mengelolah perjanjian perdagangan internasional


 Menjadi forum untuk negoisasi perdagangan internasiional
 Mengawasi berjalannya kebijakan perdagangan nasional
 Menangani sengketa perdagangan internasional
 Memberi bantuan teknis dan pelatihan untuk negara berkembang
 Melakukan kerja sama dengan oerganisasi internasional alin seperti
IMF dan bank dunia
3.7. Enabling interlinkages of issues, which raises the cost of noncompliance
World Trade Organization ( WTO ) memiliki perjanjian yang di rancang
sebagai “ kesepakatan paket ” atau “ usaha tunggal ”perjanjian tersebut
menangani beberapa masalah dalam perjanjian yang sama, bukan sebagai
Kumpulan perjanjian terpisah yang menangani masalah lintas negara. Dan
perjanjian nya disebut dengan Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan
( GATT ) Putaran Uruguay dan penerusnya. Organisasi perdagangan dunia
( WTO ) memiliki karakteristik “ tidak ada yang disepakati sampai semua di
sepakati ” hal ini di puji karena menjelaskan keberhasilan putaran tersebut
dan di disalahkan atas berlarur – larut nya putaran tersebut ( dikutip oleh
Koopman dan Hancock,2019 ). Ketika suatu negara telah menandatangani
suatu perjanjian paket, praktis tidak mungkin bagi negara tersebut untuk
menarik diri dari sebagian klausul perjanjian sambil tetap mempertahankan
sebagian klausul lainnya.

4. METODE
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan
data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dari perilaku yang dapat diamati dari
subyek itu sendiri dan berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi (Rahardjo, 2017). Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
penelitian kualitatif yang mana penulisan hasil penelitian ini berdasarkan
pandangan peneliti yang kemudian dikaitkan dan dibuktikan dengan fakta. Di
dalam penelitian ini penulis juga disebut sebagai human instument, berusaha
menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi
tertentu dengan menggunakan perspektif peneliti sendiri (Moleong, 2005). Jadi,
dalam penelitian ini penulis berusaha untuk menjelaskan serta mendeskripsikan
mengenai efektivitas peran WTO dalam menangani sengketa gugatan Uni Eropa
terhadap Indonesia atas Kebijakan Penghentian Ekspor Nikel ke Eropa dengan
menggunakan Teori Liberalisme Institusional dan konsep Perdagangan
internasional.

5. PEMBAHASAN DATA DAN ANALISIS


5.1. Badan penyelesaian perdagangan WTO
Badan penyelesaian perdagangan WTO
salah satu fungsi utama yang juga merupakan tujuan utama dari WTO adalah
untuk menyelesaikan sengketa perdagangan internasional. Disini WTO sebagai
forum negosiasi bagi para anggotanya mempunyai sistem penyelesaian sengketa
yang tertuang dalam The Understanding on Rules and Procedures Governing the
settelment of Disputes (DSU). DSU bertujuan untuk memberikan prosedur
penyelesaian sengketa yang khusus untuk semua perjanjian di bawah WTO
Aggrement. WTO mewajibkan negara-negara anggotanya untuk menyerahkan
penyelesaian sengketa perdagangannya ke Dispute Settllement Body (DSB), yaitu
badan WTO yang secara khusus menangani sengketa. DSB adalah satu-satunya
badan yang memiliki otoritas membentuk Panel yang terdiri dari para ahli yang
bertugas menelaah kasus yang menjadi sengketa. DSB dapat menerima atau
menolak putusan Panel atau keputusan pada tingkat banding. Tidak sampai disitu,
DSB juga berwenang untuk memonitor dan mengawasi pelaksanaan putusan dan
rekomendasi dan mengesahkan retaliasi apabila suatu negara tidak mematuhi suatu
putusan.

5.2. Proses penyelesaian sengketa


Mengatasi permasalahan sengketa perdagangan antara Uni Eropa dan Indonesia.
WTO memerlukan mekanisme penyelesaian sengketa yang tepat dalam menangani
sengketa gugatan Uni Eropa dan Indonesia dan mekanisme tersebut telah
konsisten digunakan yaitu Dispute Settlement Mechanism (DSM). Ada empat fase
prosedur penyelesaian sengketa melalui WTO DSM yakni konsultasi, prosedur
panel, prosedur appelate dan implementasi. Selain itu, agar keputusan dapat
dipatuhi maka WTO perlu didukung oleh beberapa badan penting seperti
Ministrial Conference, General Council, DSB dan lainnya Dalam kasus sengketa
dagang Uni Eropa dan Indonesia gagal dalam konsultasi, sehingga sengketa ini
diteruskan ke pembentukan panel oleh DSB atas dasar permintaan Uni Eropa
sebagai negara penggugat (Koesrianti, 2015).
Hasil dari Persidangan WTO memutuskan bahwa kebijakan Ekspor dan
Kewajiban Pengolahan dan Pemurnian Bijih Nikel di Indonesia terbukti
melanggar ketentuan WTO dan WTO menganggap Industri hilir nikel di Indonesia
belum matang.

5.3. Dampak putusan WTO terhadap Indonesia dan data Ekspor Impor
Dampak kekalahan Indonesia dalam sidang WTO terkait nikel dapat memiliki
konsekuensi yang signifikan bagi negara dan sektor industri nikel di Indonesia.
Dalam hal ini, dampak pertama yang mungkin terjadi adalah pembatasan ekspor.
Jika WTO memutuskan bahwa kebijakan ekspor nikel Indonesia melanggar
aturan, Indonesia mungkin diharuskan untuk mengubah atau menghapus
pembatasan ekspor yang ada. Hal ini dapat berdampak langsung pada industri
nikel di Indonesia, mengurangi tingkat ekspor dan menghambat pertumbuhan
industri tersebut.

Selain itu, kekalahan dalam sengketa WTO juga dapat mengakibatkan


konsekuensi hukum dan keuangan. Jika Indonesia dinyatakan melanggar aturan
WTO, negara-negara yang mengajukan sengketa dapat meminta kompensasi atau
sanksi perdagangan terhadap Indonesia. Kompensasi tersebut dapat berupa
pembayaran denda atau pengenaan tarif tambahan terhadap produk Indonesia,
yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi lebih lanjut.
Dampak kekalahan dalam sengketa WTO juga dapat berdampak negatif pada citra
dan reputasi Indonesia di tingkat internasional. Indonesia dapat dianggap
melanggar aturan perdagangan internasional dan tidak mematuhi komitmen yang
telah disepakati bersama. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan dagang dengan
negara-negara lain dan mengurangi kepercayaan investor terhadap iklim investasi
di Indonesia.

Berdasarkan data dari Trading Economics, Uni Eropa mengimpor nikel dari
Indonesia sebesar US68,9 juta selama tahun 2021 dan mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya 2020 sebesar US30 juta. Indonesia menguasai
setidaknya kurang lebih 20% total ekspor nikel di dunia dan mengukuhkan
Indonesia sebagai eksportir nikel No. dua terbesar kepada negara-negara Uni
Eropa. Pada kuarta kedua 2019 Indonesia mendapatkan ekspor bijih naik
signifikan sebesar 18% pada tahun tersebut (Trading Economics, 2022).

Menurut sumber EUROFER (2020) bahwa negara anggota Uni Eropa yang
memproduksi nikel terbesar adalah Jerman (25,6%), Italia (14,6%), Prancis
(8,3%), Spanyol (8,0%), Polandia (5,6%), Britania Raya (5,1%), Austria (4,9%),
Belgia (4,4%), Belanda (4,3%), Republik Ceko (3,2%), Swedia (3,1%), Finlandia
(2,5%), Slovakia (2,5%), Romania (2,0%), Negara anggota UE lainnya (1,6%).
Jerman, Italia dan Prancis menjadi negara yang memproduksi nikel terbesar di Uni
Eropa, diketahui bahwa ketiga negara tersebut memiliki legitimasi tertinggi
diantara negara-negara Uni Eropa lainnya sehingga kebijakan penghentian ekspor
nikel Indonesia tentu mepengaruhi produksi nikel mereka (Nickel Institute, 2013).

Kondisi tersebut yang membuat Uni Eropa beranggapan bahwa Indonesia telah
menghalangi peningkatan industri baja yang melibatkan 30 ribu pekerja langsung
dan 200 ribu pekerja tidak langsung serta membuat produktivitas pembuatan
berbagai macam produk baja stainless steel Uni Eropa mengalami penurunan yang
tentu mengakibatkan kerugian. Menurut sumber dari EUROFER (The European
Steel Association), Jerman merupakan negara anggota Uni Eropa yang
memproduksi baja terbesar dengan jumlah total produksi 35,66 juta ton atau
sekitar 25,6% di tahun 2020 dan diperkirakan akan meningkat di tahun berikutnya
karena Jerman sedang meningkatkan industri otomotifnya (Nickel Institute, 2013).

Produsen Nikel Tebersar di Indonesia yaitu;


1. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
2. PT Bintang Delapan Mineral
3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
4. PT Makmur Lestari Primatama
5. PT Citra Silika Mallawa

6. KESIMPULAN
Kebijakan penghentian ekspor nikel Indonesia yang tertuang dalam Peraturan
Menteri ESDM No. 11 Tahun 2019 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
ESDM yang mulai diterapkan pada 1 Januari 2020 telah berhasil membuat Uni
Eropa terancam dan merasa dirugikan. Hal tersebut terjadi karena Uni Eropa
memiliki kepentingan dan ketergantungan atas sumber daya nikel yang dimiliki
Indonesia. Sebab itu, Uni Eropa mengambil tindakan dengan melaporkan
Indonesia ke organisasi internasional World Trade Organization (WTO) yang
mempunyai otoritas dalam mengatur perdagangan internasional dengan
berlandaskan pada Pasal 11 ayat 1 GATT 1994 tentang pembatasan ekspor.
Peranan yang sangat penting ditanggung oleh WTO demi keberlangsungan kerja
sama yang solid. WTO mempunyai prosedur atau mekanisme penyelesaian
sengketa yang dikenal dengan Dispute Settlement Mechanism (DSM) yang
merupakan salah satu mekanisme penyelesaian sengketa perdagangan
internasional paling aktif di dunia dan dilaksanakan melalui Dispute Settlement
Body (DSB) yang merupakan badan otoritas penyelesaian sengketa di bawah
nauangan WTO. Peranan WTO sangat penting dalam menyelesaikan kasus
persengketaan yang terjadi. Jika kedua belah pihak yang tengah berselisih tidak
mampu mencapai solusi dan kesepakatan bersama, maka disanalah peran
organisasi internasional diperlukan. WTO harus bersikap objektif, fairness dan
tidak mendiskriminasi negara anggotanya dalam mengambil keputusan.

7. REFRENSI
UMAYA, S. (2023). ANALISIS PERANAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DALAM
SENGKETA GUGATAN UNI EROPA TERHADAP INDONESIA ATAS KEBIJAKAN
PENGHENTIAN EKSPOR NIKEL KE EROPA (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Dewi, L. I. P., Yudana, I. M., & Mangku, D. G. S. (2022). PENYELESAIAN SENGKETA


DAGANG INTERNASIONAL ATAS KEBIJAKAN REPORT PALM OIL OLEH UNI EROPA
TERHADAP INDONESIA DITINJAU DARI WORLD TRADE ORGANIZATION. Jurnal
Komunitas Yustisia, 5(2), 102-119.

Azim, F. A. U. Z. A. N. (2021). Upaya Peningkatan Nilai Kompetitif Produk Nikel Indonesia


Melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 11 Tahun 2019. Skripsi.
Palembang, Indonesia: Universitas Sriwijaya.

Azis, V. A. A., & Abrianti, S. (2021). Analisis Terhadap Larangan Ekspor Bijih Nikel Kadar
Rendah Berdasarkan Prinsip Restriksi Kuantitatif. Hukum Pidana dan Pembangunan
Hukum, 3(2), 1-10.

Dewi, Y., & Azzahra, M. J. (2022). Re-examining Indonesia’s Nickel Export Ban: Does it Violate
the Prohibition to Quantitative Restriction?. Padjadjaran Journal of International Law, 6(2),
180-200.

Footer, M. E. (1996). Role of Concensus in GATT/WTO Decision-making. Nw. J. Int'l L. &


Bus., 17, 653.

Hanif, I. D., & Fuadi, A. (2021). Gugatan Uni Eropa Ke World Trade Organization (WTO)
Terhadap Indonesia Terkait Dengan Kebijakan Larangan Ekspor Bijih Nikel Indonesia Tahun
2019. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 8(2), 1-15.
UMAYA, S. (2023). ANALISIS PERANAN WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) DALAM
SENGKETA GUGATAN UNI EROPA TERHADAP INDONESIA ATAS KEBIJAKAN
PENGHENTIAN EKSPOR NIKEL KE EROPA (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Suhartono, I. D. (2019). Kebijakan Percepatan Larangan Ekspor Ore Nikel Dan Upaya Hilirisasi
Nikel. Jurnal Info Singkat, 11.

Keohane, R. O., Nye, J. S., & Hoffmann, S. (Eds.). (1993). After the Cold War: international
institutions and state strategies in Europe, 1989-1991. Harvard University Press.

Koesrianti, M. (2015). Wto Dispute Settlement Mechanism: Indonesia’S Prospective in


International Trading System. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 27(2),
300-311.

American Journal of International Law , Volume 96 , Edisi 1 , Januari 2002 , hal. 146-158

Rabbani, D. R. S. (2021). A Critical Study Of TFA WTO (World Trade Organization): Analysis
Of The Implementation Of International Trade Policies In Indonesia. Jurnal Hukum Lex
Generalis, 2(1), 14-39.

Anda mungkin juga menyukai