PENDAHULUAN
mungkin. Kemudian paham ini mulai berkembang pesat pada abad 19 di Eropa
subsidi dan peningkatan tarif. Sehingga pada tahun 1930 berbagai upaya
(WTO), yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Inggris. Berdirinya General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang kemudian
digantikan oleh World Trade Organization (WTO) tahun 1993 adalah sebuah
negara yang ada di dunia, ini terbukti dengan jumlah keanggoataan WTO yang
terus bertambah, hingga tahun 2008 diketahui sebanyak 153 negara (WTO, 2008).
1
Kebijakan WTO yang mengusung liberalisasi perdagangan ini, berwujud
perdagangan seperti tarif dan non tarif. Berdasarkan salah satu putaran
perundingan di WTO, yaitu Putaran Uruguay pada tahun 1986-1994. Negara maju
memotong tarif paling besar hanya 40%. Sebelum Putaran Uruguay, rata-rata tarif
produk manufaktur di negara maju adalah 6,2% dan negara berkembang adalah
20,5%. Sesudah Putaran Uruguay, rata-rata tarif di negara maju 3,7% dan di
negara berkembang 14,4%. Selain itu hambatan non tarif seperti kuota, juga
secara bertahap dihapuskan tetapi tidak secepat penurunan tarif. Tujuan utama
Menurut Thirwall tahun 1995 setiap perdagangan yang terjadi antara negara
berkembang dan negara maju menghasilkan keuntungan yang berbeda. Hal ini
utama yang masih berbentuk bahan baku atau setengah jadi. Padahal harga
komoditas primer telah memburuk sekitar 0,5% pertahun. Berbeda yang dengan
negara maju yang menghasilkan produk yang bisa bersaing dalam perdagangan
internasional baik dari segi harga, kualitas dan teknologi yang digunakan.
2
1.2 Rumusan Masalah
perdagangan?
liberalisasi?
3) Untuk mengetahui apa saja dampak positif dan negative dari liberalisasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
perdagangan bebas. Blok-blok perdagangan bebas (free trade area – FTA) adalah
ekonomi antar negara-negara yang terlibat. Beberapa FTA yang telah berjalan
yaitu North American Free Trade Area (NAFTA), African Free Trade Zone
(AFTZ) dan South Asia Free Trade Agreement (SAFTA). Uni Eropa adalah salah
4
satu contoh evolusi dari PTA menuju FTA dan kemudian integrasi ekonomi
terjadi.
merupakan salah satu faktor yang menjadi prioritas perhatian, sehingga dalam
langsung yang akan dialami dengan memperhatikan antara lain daya saing
perdagangan barang dan jasa lintas negara tanpa hambatan. Hasilnya, secara
diversion).
kerja dan kondisi kerja di dalam suatu negara, jika negara tersebut mengambil
5
pemahaman yang memadai mengenai dampak ini menjadi penting dalam
menyusun strategi ketenagakerjaan nasional yang efektif dalam dunia yang global
saat ini.
kawasan regional, Indonesia tergabung dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA)
Cina yang dikenal sebagai ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) dan dengan
India yang dikenal dengan nama AIFTA (ASEAN – India Free Trade Agreement).
dan pertumbuhan output nasional. Untuk itu, tujuan utama dari studi ini adalah
studi ini adalah hubungan Indonesia dengan tiga negara yaitu, China,India dan
Australia.
Data dan analisis yang akan digunakan dalam studi ini adalah data dan
analisis dari hasil simulasi aplikasi Social Accounting Matrix (SAM) model
6
Leontief multiplier. Analisis simulasi SAM akan mengantarkan analisis pada
ketenagakerjaan dan output nasional. Analisis dari hasil simulasi pada aplikasi
SAM menggunakan data olahan dari the Software for Market Analysis and
perdagangan apabila diberlakukan pembebasan tarif impor. Oleh karena itu, studi
ini tidak hanya akan memaparkan dampak liberalisasi perdagangan. dalam hal ini
pembebasan tarif impor terhadap ketenagakerjaan dan output nasional, tetapi juga
antara Indonesia dan ketiga negara tersebut (China, India dan Australia). Dengan
kata lain, studi ini akan menunjukkan bagaimana liberalisasi perdagangan pada
kesempatan kerja. Dengan menggunakan sistem data SAM, maka studi ini dapat
mengenai pertumbuhan ekonomi atau output nasional dan pasar tenaga kerja di
7
dimaksudkan untuk menjadi latar belakang informasi tentang apa yang menjadi
analisis utama dalam studi ini, yaitu perdagangan internasional, output nasional,
ini akan menguraikan metode analisis dan data yang yang digunakan dalam studi
ini. Laporan ini ditutup dengan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil studi.
perdagangan yang dilakukan oleh dua negara, bentuk lain adalah kerjasama
regional, yaitu negara-negara dalam suatu kelompok negara yang dibentuk dari
oleh banyak negara. Kelebihan dari sistem perjanjian multilateral adalah aturan
yang lebih transparan, setara dan berlaku untuk semua negara. Namun demikian,
karena melibatkan banyak negara, maka banyak negara lebih memilih bentuk
lain.
8
Paling tidak ada tiga pendorong utama yang menjadi alasan suatu negara
antar negara yang terlibat. Keuntungan dari sisi produksi adalah produsen
memiliki insentif lebih banyak untuk berproduksi karena pasar tidak terbatas pada
Sementara dari sisi konsumsi, konsumen domestik memiliki banyak pilihan akan
hadirnya barang-barang impor di pasar domestik, hal ini dapat berdampak pada
surplus konsumen.
Negara tidak harus memproduksi semua barang yang dibutuhkan oleh konsumen
untuk produk yang tidak mampu diproduksi. Dengan pengkhususan macam ini,
secara umum dunia dapat mengembangkan keluaran dunia total (total world
output) dengan jumlah sumber daya yang sama, dan pada saat yang sama efisiensi
ekspektasi adanya transfer teknologi dengan masuknya produk dari negara dengan
9
Viner (1950) mengukur dampak liberalisasi perdagangan dari suatu
perjanjian kerjasama antar negara dengan membandingkan efek positif dan efek
dominan terjadi pada suatu negara setelah memiliki perjanjian FTA. Efek positif
peralihan konsumsi dari produk domestik yang bersifat high-cost ke produk impor
yang bersifat low-cost (yang dihasilkan oleh negara partner). Sementara, efek
negatif adalah apabila yang terjadi adalah trade diversion, yaitu peralihan
konsumsi dari produk impor yang bersifat low-cost (yang dihasilkan oleh negara
non anggota) ke produk impor yang bersifat high-cost (yang dihasilkan oleh
Efek negatif dapat terjadi karena perbedaan tarif yang diberlakukan untuk
partner (Vinerian, 1950). Efek negatif tersebut akan berdampak pada penurunan
relatif lebih mahal yang merupakan produk impor dari negara partner. Namun,
tesis dua efek ini tidak terbukti pada studi yang dilakukan oleh Lee and Shin
(regional trade area) dengan non-anggota tidak terjadi secara signifikan. Bahkan
10
perdagangan antara negara anggota dan non-anggota justru mengalami
negeri sehingga memberlakukan tarif impor yang tinggi bagi produsen asing.
harga. Implikasi ekonomi dari adanya hambatan tersebut adalah harga produk
impor lebih tinggi daripada harga produk domestik, dan pada akhirnya
lancarnya lalu lintas barang, jasa, kapital dan tenaga kerja tersebut.
11
Liberalisasi perdagangan juga meningkatkan kesejahteraan (Kindleberger dan
Lindert, 1978) dan kuantitas perdagangan dunia dan efisiensi (Soesastro, 2003).
Urata dan Kiyota (2003) menemukan bahwa perdagangan bebas di Asia Timur
Selandia Baru.
nasional, tetapi juga perluasan kesempatan kerja. Secara teori diyakini bahwa
ketenagakerjaan untuk kasus satu negara dilakukan oleh beberapa ahli (Ravenga,
1994; Milner and Wright, 1998; Rattso and Torvik, 1998; Levinsohn, 1999;
Mesquita and Najberg, 2000; Torres, 2001) dengan hasil yang berbeda-beda
menunjukkan bahwa tidak ada pola yang pasti tentang dampak liberalisasi
kerjaan dilakukan oleh Bank Dunia (Papageorgiou, Choksi and Michaely, 1990).
12
yang memicu pemerataan distribusi pendapatan. Sementara, studi bank dunia
selanjutnya (Dollar and Collier, 2001) menunjukkan hasil yang tidak sekuat studi
kesempatan kerja dan upah membutuhkan tidak serta merta dapat dirasakan oleh
suatu negara, ada masa transisi dimana liberalisasi tidak memiliki dampak positif
terhadap keduanya.
Serangkaian studi yang dilakukan ILO atas isu ini untuk negara China,
kerja terjadi pada negara yang berorientasi ekspor dimana umumnya banyak
Selain membuka peluang-peluang bisnis baru, pasar bebas juga menyajikan fungsi
dalam perkembangan bisnis. Karenanya kegiatan import dan ekspor jadi makin
mudah dilakukan.
Produk-produk berupa barang dan jasa lebih leluasa untuk keluar masuk
antara Negara.
13
Mudahnya akses informasi yang lebih cepat untuk menganalisa kebutuhan
pasar.
sebanyak-banyaknya.
2.4 Dampak Positif dan Negatif dari Perdagangan Bebas Suatu Negara
Dampak positif perdagangan bebas bagi suatu negara seperti yang berikut ini :
sumber daya alam atau manusianya terbatas. Dalam hal ini negara
Manfaat lain dari cara perdagangan di atas adalah meluasnya lapangan kerja.
akan berkurang. Selain itu, para pekerja dalam negeri juga memiliki
14
3. Meningkatkan kualitas produk
meningkatkan kualitas produk mereka agar tidak kalah saing dengan pihak
lain. Para produsen akan terdorong untuk menjadi lebih kreatif serta inovatif
Dampak negatif perdagangan bebas bagi suatu negara seperti yang berikut ini :
Suatu negara yang belum siap dengan adanya sistem perdagangan di atas
utama barang produksi tidak mampu menciptakan produk yang bagus dengan
kualitas baik, dia akan tersingkir dari pasar global karena kalah saing.Penting
bagi pelaku produksi untuk selalu kreatif dan menciptakan produk berkualitas
Dampak dari efek negatif diatas adalah terjadinya kesenjangan antara eksport
dan import yang mana import lebih besar dari eksport itu sendiri. Dengan
eksport yang rendah, maka pendapatan akan ikut melemah. Jika sudah
negara.
15
3. Tenaga kerja yang tidak terserap secara maksimal
dengan negara lain yang lebih unggul. Alhasil pengangguran akan semakin
namun terlepas dari itu, perdagangan ini juga membantu peningkatan ekspor serta
minyak sawit Indonesia, tapi dengan kuota tertentu, kata Kedutaan Besar
16
Swiss dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip oleh Reuters. Menurut
Anda akan mendapatkan manfaat dari hal ini dan saya juga. Jadi, bila
Anda tidak membuka (akses) untuk kelapa sawit kami, ya sudah, lupakan
kopi, tekstil juga mendapat perlakuan khusus, sebagai imbalan akses yang
17
lebih besar untuk produk-produk dari negara-negara anggota EFTA, yaitu
miliar, dengan surplus dipihak Indonesia sebesar $212 juta. Investasi asing
kedua negara.
18
Berdasarkan data kedutaan besar India untuk Indonesia, sepanjang
sawit. Indonesia merupakan eksportir sawit terbesar bagi India. Hal yang
“Saya dan Retno khawatir bahwa tidak wajar bagi dua tetangga besar tidak
Group (II-EPG) sebagai road map dan visi untuk meningkatkan dan
19
memperdalam kemitraan strategis kedua negara. Eks duta besar RI untuk
yang lebih besar serta fasilitas investasi yang lebih baik di berbagai sektor
Indonesia
sampaikan produk apa lagi yang bisa di impor dari Palestina ke Indonesia
20
menambahkan kebijakan tarif 0% dan tanpa landasan studi kelayakan
"Ini tidak seperti preseden biasa. Biasanya [untuk tarif 0%] kami
kesepakatan tersebut.
21
Untuk negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, skema FTA
yang disepakati untuk dilaksanakan adalah dua skema, yaitu ASEAN Free
barang; (b) liberalisasi perdagangan jasa; (c) liberalisasi investasi; dan (d)
22
Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati
tariff), yakni pengenaan tarif sebesar 44% pada semester pertama dan
pasta dan mi instan ini merupakan satu dari tiga penyelidikan pertama
23
Pada akhirnya, Otoritas Madagaskar memutuskan menghentikan kasus ini
24
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
internasional.
dan jasa yang bebas melewati batas negara. Perdagangan ini tidak dihanbat
hambatan-hambatanlainya.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20190228/12/894632/perjanj
ian-dagang-2-produk-palestina-bebas-bea-masuk-ke-indonesia-
https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/4703685.html
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20180105203340-106-267090/india-
dan-indonesia-tingkatkan-akses-pasar-sawit-dan-tambang
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4346234/sah-ri-teken-
perjanjian-perdagangan-bebas-dengan-4-negara-eropa
26