Anda di halaman 1dari 6

Nama : Diantri Septia Sari

Nim : 4132201037
Kelas : LPI 3B

1. Silahkan pelajari jurnal :


- https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/30381
- https://jepi.fe.ui.ac.id/index.php/JEPI/article/view/623
- https://journal.unpar.ac.id/index.php/projustitia/article/view/1138
Pertanyaan :
a. Bagaimana latar belakang terbentuknya World Trade Organization (WTO),
b. Bagaimana fungsi, tujuan, sasaran World Trade Organization (WTO),
c. Deskripsikan prinsip-prinsip dasar yang digunakan World Trade Organization
(WTO).
d. Jelaskan bagaimana peran World Trade Organization (WTO) dalam pembentukan
peraturan perdagangan internasional
Jawaban
a. WTO didirikan pada 1 Januari 1995 setelah negosiasi "Uruguay Round" (1986-1994)
dan perundingan sebelumnya di bawah GATT (1948-1994). GATT berasal dari
pertemuan Bretton Woods pada Juli 1994 untuk membangun perekonomian pasca-
Perang Dunia II. GATT memajukan sistem perdagangan multilateral yang lebih
liberal. Putaran Uruguay yang berlangsung selama 7,5 tahun hampir mencakup semua
aspek perdagangan. Meskipun awalnya sulit, dalam 2 tahun terakhir, peserta
menyetujui pemotongan bea masuk pada produk tropis negara berkembang,
menyelesaikan sengketa, dan kesepakatan tentang laporan perdagangan. Hasilnya
adalah "The Legal Text" dengan 60 persetujuan, lampiran, keputusan, dan
kesepakatan yang mencakup barang, jasa, dan kekayaan intelektual dengan prinsip
liberalisasi perdagangan. WTO bertujuan untuk menciptakan perdagangan
internasional yang terstruktur, adil, dan membantu pertumbuhan ekonomi global.
b. Tujuan dan fungsi dari WTO itu sendiri yaitu:
1. Mendukung pelaksanaan, pengaturan dan penyelenggaraan dalam persetujuan
yang telah dicapai demi mewujudkan sasaran dalam perjanjian tersebut.
2. Sebagai forum perundingan.
3. Mengatur pelaksanaannya ketentuan perihal penyelesaian sengketa
perdagangan.
4. Mengatur mekanisme peninjauan dalam kebijakan yang ada di bidang
perdagangan.
5. Membentuk kerangka yang berguna untuk menentukan kebijakan ekonomi
global yang bekerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
serta Bank Dunia.
Ada juga sasaran yang ingin dicapai oleh WTO dalam bekerja, diantara lainnya
adalah :
1. Non-diskriminasi Sebuah negara tidak diperbolehkan dalam membedakan hal
dagang pada satu wilayah dengan wilayah yang lainnya.
2. Lebih terbuka
3. Diprediksi dan Transparan
4. Lebih Kompetitif
5. Lebih bermanfaatDiharapkan lebih bermanfaat bagi negara-negara yang kurang
berkembang.
6. Lindungi Lingkungkan
c. World Trade Organization (WTO) memiliki lima prinsip dasar yang mengatur
hubungan antara anggotanya:
1. Perlakuan yang adil untuk semua anggota (Most Favoured Nations
Treatment-MFN).
Prinsip ini di atur dalam pasal I GATT 1994 yang menyatakan
bahwa persyaratan komitmen yang telah dibuat atau ditandatangani harus
diperlakukan secara sama menyeluruh kepada semua negara anggota WTO
(azas non diskriminasi) secara tanpa bersyarat.
2. Pengikatan Tarif(Tarif binding)
Prinsip ini diatur dalam pasal II GATT 1994, yang menyatakan
bahwa setiap negara anggota GATT atau WTO harus memiliki daftar
produk yang tingkat bea masuk atau tarifnya harus diikat (legally bound).
3. Perlakuan nasional (National treatment)
Prinsip yang diatur dalam pasal III GATT 1994 yang menyatakan
bahwa persyaratan suatu negara tidak diperkenankan untuk
memberlakukan diskriminasi antara produk impor dengan produk dalam
negeri. Jenis-jenis tindakan yang dilarang berdasarkan ketentuan ini
antara lain adalah seperti pungutan dalam negeri, undang-undang, peraturan
dan lainnya.
4. Perlindungan hanya melalui tarif.
Prinsip ini diatur dalam pasal 11 yang mensyaratkan agar bahwa
perlindungan atas industri dalam negeri hanya diperkenankan melalui
tarif. Menurut John J. Carter yang dimaksud dengan tarif adalah pajak
yang dikenakan atas barang yang diangkat dari sebuah kekuasaan politik ke
suatu wilayah lain.
5. Perlakuan khusus dan berbeda bagi negara-negara berkembang (Special dan
Differential Treatment for developing countries –S&D).
Semua persetujuan WTO memiliki ketentuan yang mengatur
perlakuan khusus dan berbeda bagi negara berkembang. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan bagi negara-negara berkembang anggota WTO
untuk melaksanakan persetujuan WTO.
d. Dengan adanya organisasi internasional ini diharapkan sistem perdagangan
internasional akan semakin berpengaruh setelah melihat apa yang terjadi di
dalam atau apa saja yang dilakukan oleh World Trade Organization (WTO), bagi
negara berkembang, terutama bagi negara pasifik yang sangat
memerlukankelanjutan dari sistem perdagangan dunia yang terbuka dan
diperlukan adanya langkah untuk lebih memanfaatkan dan mengambil
peranan dalam kegiatan World Trade Organization (WTO) agar sistem
internasional yang terbuka dapat dipertahankan.
2. Jelaskan mengenai
a. Prinsip-Prinsip Eksistensi General Agreement On Tariffs And Trade (Gatt) Dan
World Trade Organization (WTO) Dalam Era Pasar Bebas
b. Bagaimana Harmonisasi Prinsip Perdagangan Internasional pada GATT dalam
Undang Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Jawaban:
a. Berikut adalah beberapa prinsip Eksistensi GATT dan WTO dalama era pasar bebas
1. Prinsip Perlindungan Melalui Tarif
Prinsip ini mengacu pada penggunaan tarif (pajak impor) sebagai alat utama
untuk melindungi industri dalam negeri.
2. Prinsip National Treatment
Prinsip ini mengharuskan negara-negara untuk memberikan perlakuan yang sama
kepada produk-produk impor seperti produk dalam negeri mereka sendiri.
3. Prinsip Most Favoured Nations
Prinsip MFN mengharuskan negara-negara untuk memberikan perlakuan yang
paling menguntungkan yang diberikan kepada satu negara kepada semua negara
anggota lainnya.
4. Prinsip Reciprocity (Timbal Balik)
Prinsip ini menekankan bahwa dalam negosiasi perdagangan internasional, setiap
konsesi yang diberikan oleh satu negara harus diikuti oleh konsesi yang setara
dari negara lain.
5. Prinsip Larangan Pembatasan Kuantitatif
Prinsip ini melarang penggunaan kuota, larangan ekspor, atau pembatasan
kuantitatif lainnya dalam perdagangan internasional.
b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan di Indonesia
mencerminkan prinsip-prinsip perdagangan internasional yang sejalan dengan
General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), termasuk pengaturan tarif,
perlakuan nasional, penyelesaian sengketa, dan komitmen terhadap aturan
perdagangan global.
3. Indonesia dan WTO
a. Bagaimana Peran Indonesia di WTO
b. Bagaimana Pengaruh WTO terhadap Indonesia
c. Kasus :
Indonesia sempat beberapa kali bentrok dengan garis kebijakan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO/World Trade Organization), di antaranya terkait proyek
mobnas era Orde Baru. Kini, Indonesia kembali bentrok di level WTO setelah
berseteru dengan Uni Eropa terkait larangan ekspor mineral. Hal ini bermula saat
Indonesia memutuskan untuk berhenti mengekspor nikel yang dimulai pada 2020 lalu.
Uni Eropa gerah dengan kebijakan tersebut, sehingga melaporkan Indonesia ke
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada awal 2021 lalu.
Pertanyaan :
1. Jelaskan mengenai kasus ini dan berikan pendapat saudara ?
2. Jelaskan apa yang terjadi jika Indonesia kalah mengenai gugatan soal Nikel
? Jawab:
a. Peran utama Indonesia di WTO adalah merundingkan Agenda Pembangunan
Doha. Partisipasi dan posisi Indonesia dalam perundingan DDA difokuskan pada
kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan.
b. Dampak positif dari WTO bagi Indonesia salah satunya yaitu negara mendapatkan
proteksi dari potensi ketidakadilan perdagangan hingga terjadinya diskriminasi
kebijakan. Di sisi lain, dampak negatif dari WTO adalah terlibatnya perusahaan
asing hingga tahap menguasai pada sektor perdagangan pokok Indonesia.
c. Jawaban:
1. Kasus ini melibatkan larangan ekspor nikel oleh Indonesia pada tahun 2020,
yang memicu ketegangan dengan Uni Eropa. Uni Eropa melaporkan
Indonesia ke WTO, mengklaim bahwa kebijakan larangan ekspor nikel
melanggar aturan perdagangan internasional. Ini mencerminkan konflik antara
kebijakan ekonomi nasional dan komitmen perdagangan global.
Pendapat saya kasus ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara kebijakan
nasional dan kewajiban internasional dalam perdagangan. Indonesia harus
mempertimbangkan implikasi kebijakan ekspor mineral terhadap aturan WTO
dan hubungan dagang global.
2. Jika Indonesia kalah dalam gugatan WTO, mungkin terjadi koreksi kebijakan,
kompensasi atau sanksi perdagangan dari Uni Eropa, serta potensi dampak
pada hubungan dagang antara keduanya. Keputusan ini juga bisa menciptakan
preseden untuk kasus serupa di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai