Anda di halaman 1dari 10

1

WTO Sebagai Rezim Perdagangan Internasional Dan Perannya Bagi

Negara Berkembang

Nova Sri Lestari1, Muhammad Arkaan Thaariq2, Stefani Gresca3

Mata Kuliah Perdagangan dan Keuangan Internasional

1
Hubungan Internasional, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura

e1111211032@student.untan.ac.id

2
Hubungan Internasional, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura

e1111211054@student.untan.ac.id

3
Hubungan Internasional, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura

e1111211086@student.untan.ac.id

Abstrak

Tulisan ini membahas mengenai World Trade Organization (WTO) sebagai sebuah

rezim perdagangan dalam dunia internasional, kemudian peranannya bagi negara

berkembang. World Trade Organization (WTO) sebagai satu-satunya rezim dalam

perdagangan internasional memiliki peranan penting dalam melakukan pengawasan

terhadap perdagangan internasional dan menjembatani semua kepentingan negara-

negara dalam hal perdagangan melalui ketentuan-ketentuan yang telah disepakati

bersama antar negara anggota. Prinsip mendasar terbentuknya WTO adalah untuk

mendorong terjadinya suatu perdagangan bebas yang tertib dan adil bagi negara-

negara di dunia. Akan tetapi pada kenyataannya hal tersebut sulit dicapai oleh

negara anggota yang belum siap, yaitu negara berkembang. Yang kemudian dalam

perkembangannya menghasilkan Konsep Special and Differential Treatment (SDT) dan

prinsip lainnya dalam memberikan perlakuan khusus bagi negara berkembang yang

diadopsi dalam ketentuan-ketentuan WTO.


2

Kata Kunci : World Trade Organization (WTO), Rezim, Peran, Negara Berkembang

Abstract

This paper discusses the World Trade Organization (WTO) as a trade regime in the

international world, then its role for developing countries. The World Trade

Organization (WTO) as the only regime in international trade has an important role

in supervising international trade and bridging all the interests of countries in terms

of trade through provisions that have been mutually agreed between member

countries. The basic principle of the formation of the WTO is to encourage an

orderly and fair free trade for the countries of the world. However, in reality this is

difficult to achieve by member countries that are not ready, namely developing

countries. Which later in its development resulted in the Special and Differential

Treatment (SDT) Concept and other principles in providing special treatment for

developing countries which were adopted in the WTO provisions.

Keywords : World Trade Organization (WTO), Regime, Role, Developing Countries

PENDAHULUAN

Dalam konsep perdagangan Januari 1995, walaupun sistem

internasional, salah satu sumber perdagangan itu sendiri terlah ada

hukum yang sangat penting adalah sejak tahun 1948 yaitu General

ketentuan-ketentuan GATT/General Agreement on Tariffs and Trade (GATT).

Agreement on Tarriff and Trade Sejak tahun 1948-1994 sistem GATT

(Persetujuan Umum Tentang Tarif dan memuat peraturan peraturan

Perdagangan) yang dalam perjalannya mengenai perdagangan dunia dan

melahirkan WTO/World Trade menghasilkan pertumbuhan

Organization (Organisasi Perdagangan perdagangan internasional tertinggi.

Dunia). World Trade Organization GATT sebagai organisasi dan

(WTO) resmi berdiri pada tanggal 1 peraturan-peraturan yang dihasilkan


3

masih bersifat sementara yang di sepakati oleh negara-negara

kemudian digantikan oleh WTO. anggota suatu rezim perdagangan

internasional yaitu WTO. WTO


World Trade Organization (WTO)
memiliki peranan penting dalam
sebagai satu-satunya rezim dalam
menjembatani semua kepentingan
perdagangan internasional memiliki
negara-negara dalam hal perdagangan
peran penting sebagai media dalam
melalui ketentuan-ketentuan yang
pengawasan perdagangan
disepakati bersama antar negara
internasional serta otoritas dalam
anggota untuk mencegah
suatu rezim perdagangan
ketidakseimbangan perdagangan dan
internasional. Aktivitas perdagangan
menghindari dampak negatif dari hal
di setiap negara tidak terlepas dari
buruk yang mungkin terjadi.
permasalahan sengketa dagang. Setiap

negara merupakan entitas yang saling Pada prinsipnya World Trade

membutuhkan satu sama lain untuk Organization (WTO) merupakan suatu

memenuhi kebutuhannya. Dalam sarana untuk mendorong terjadinya

pemenuhan tersebut dicapai melalui suatu perdagangan bebas yang tertib

kerjasama perdagangan. Perdagangan dan adil di dunia ini. Dalam

menjadi aspek penting dalam menjalankan tugasnya, untuk

kerjasama yang menjadi penopang mendorong terciptanya perdagangan

perekonomian negara. Sebagai rezim bebas tersebut, World Trade

perdagangan WTO merupakan wadah Organization (WTO) memberlakukan

bagi negara-negara anggotanya untuk beberapa prinsip yang menjadi pilar-

menyelesaikan sengketa perdagangan pilar World Trade Organization (WTO).

yang terjadi antar anggotanya. Adanya Dengan liberlisasi perdagangan yang

sengketa perdagangan antar negara digulirkan melalui aturan WTO mau

karena ada negara yang melanggar tidak mau mendorong negara-negara

aturan yang ada di ketentuan anggotanya mengikuti aturan WTO

perdagangan internasional yang telah dan menganut ekonomi pasar, yaitu


4

adanya desentralisasi keputusan yang belum mendapatkan manfaat dari

diberikan kepada pelaku usaha perdagangan bebas kemudian

berkaitan dengan jumlah dan menghasilkan konsep Special and

bagaimana proses suatu produksi Differential Treatment (SDT) yang

sehingga pelaku usaha diberi ruang diadopsi dalam ketentuan-ketentuan

gerak yang bebas untuk mengambil WTO yang muncul dalam negosiasi

keputusan mengenai kegiatan WTO. Selain itu, dalam rangka

usahanya. Pada dasarnya negara maju mengakomodir kepentingan negara

adalah pihak yang paling diuntungkan berkembang, WTO membentuk

dalam liberalisasi perdagangan sebab berbagai komite atau badan khusus

negara maju memiliki keunggulan misalnya saja The Commiittee on Trade

dalam berbagai hal yang tidak dimiliki and Development dan WTO Technical

oleh negara berkembang seperti Cooperation yang memiliki tugas utama

kestabilan perekonomian, teknologi terkait penyediaan technical assistance

yang tinggi, industri yang produktif, kepada negara berkembang.

dan lain sebagainya. Sangat jelas,


PEMBAHASAN
bahwa negara berkembang adalah
Tujuan dari GATT adalah untuk
pihak yang lemah dalam liberalisasi
menciptakan suatu iklim dalam
perdagangan ini. Negara maju
perdagangan internasional yang aman
umumnya memiliki kepiawaian dalam
dan jelas bagi masyarakat bisnis serta
menerapkan cara-cara sehingga negara
untuk menciptakan liberalisasi
berkembang terikat dengan sistem
perdagangan yang berkelanjutan
perdagangan bebas. Cara yang sering
didalam penanaman modal, lapangan
digunakan antara lain adalah dengan
kerja, dan penciptaan iklim
permintaan pengurangan tarif impor
perdagangan yang sehat
bea masuk atas produk dan jasa dari
(Christhophorus Barutu, 2015).
negara maju di negara berkembang.
Dengan tujuan demikian, sistem
Kritik-kritik yang muncul terutama
perdagangan internasional yang
dari negara berkembang yang merasa
5

diupayakan GATT adalah sistem yang mengalami perselisihan sengketa

dapat meningkatkan pertumbuhan perdagangan dan yang terakhir adalah

ekonomi dan pembangunan diseluruh menciptakan kerangka kebijakan

dunia (Oliver Lang, 2015). WTO yang ekonomi global bersama dengan IMF

pada kenyataannya merupakan dan World Bank. Yang bertujuan

kelanjutan dan pengembangan dari untuk memajukan negara-negara yang

GATT yang memiliki tujuan utama berkembang dalam perdagangan agar

yakni menciptakan persaingan sehat menjadikan perekonomian di negara

dibidang perdagangan internasional tersebut menjadi lebih baik dan lebih

bagi para anggotanya. Sedangkan berkembang. Keuntungan ketika

secara filosofis tujuan WTO adalah bergabung bersama WTO ini memang

untuk meningkatkan taraf hidup dan akan menjamin perekonomian negara-

pendapatan, menjamin terciptanya negara anggota. Tetapi kerugiannya

lapangan pekerjaan, meningkatkan adalah terkadang kebijakan suatu

produksi dan perdagangan, serta negara tidak bisa dibuat tanpa

mengoptimalkan pemanfaatan sumber mempertimbangkan organisasi

daya dunia. Tujuan dari WTO pada tersebut. Organisasi yang baik

prinsipnya tidak jauh berbeda dengan tentunya akan membuat kebijakan

tujuan GATT 1947 sebagai yang akan menguntungkan semua

pendahulunya. WTO ini memiliki anggota tetapi terkadang dengan

beberapa fungsi seperti mendukung kemampuan negara yang berbeda-

pengaturan, pelaksanaan serta beda ini tentu saja akan menimbulkan

penyelenggaraan persetujuan yang masalah baru lagi. Apalagi jika

sudah dicapai untuk mewujudkan perekonomian negara tertentu sedang

sasaran dari kerjasama tersebut. WTO terpuruk dan membutuhkan bantuan

sebagai tempat perundingan negara- dari negara lain. Biasanya karena

negara anggota tentang perjanjian masih satu organisasi akan membantu

yang sudah dicapai, mengatur negara yang sedang kesulitan

pelaksanaan perjanjian ketika ekonomi. WTO berupaya menanggapi


6

kepentingan negara berkembang untuk memberikan kepada negara-

melalui 3 (tiga) cara, yaitu: negara lainnya perlakuan yang

sama dalam pelaksanaan dan


a. Persetujuan-persetujuan WTO
kebijakan impor dan ekspor serta
memuat ketentuan-ketentuan
yang menyangkut biaya-biaya
khusus mengenai negara
lainnya;
berkembang;

b. Komite Perdagangan dan 2. Special and Differential Treatment

Pembangunan (Comite on Trade (SDT) (Pasal XXXVI-XXXVIII)

and Development/CTD)
Pada dasarnya negara maju
menangani kepentingan negara
mengakui bahwa negara-negara
berkembang di dalam WTO;
berkembang perlu mendapat
c. Sekretariat WTO menyediakan
kesempatan untuk meningkatkan
bantuan teknis (umumnya
peranannya dalam perdagangan
dalam berbagai jenis pelatihan)
dunia. Oleh karena itu negara-
bagi negara-negara
negara maju tidak menuntut
berkembang.
adanya resiprositas dalam

Prinsip-prinsip dalam WTO yang negosiasinya dengan negara-

memberikan perlakuan khusus negara berkembang, dan

terhadap negara berkembang, antara memberikan prioritas tinggi pada

lain: penghapusan hambatan

perdagangan yang menyangkut


1. MFN (Most Favoured Nations)
kepentingan negara-negara
Treatment
berkembang (Kartadjoemena, H.S,
Prinsip ini menyatakan bahwa
1997).
suatu kebijakan perdagangan harus
3. Trade and Development Committee
dilaksanakan atas dasar non
& WTO Technical Cooperation
diskriminatif. Menurut prinsip ini,

semua negara anggota terikat


7

Beberapa lembaga dibentuk untuk 1. Tidak diskriminatif yaitu

meningkatkan peran dan persamaan perlakuan antar

keuntungan WTO kepada negara- negara mitra dagang,

negara berkembang, salah satunya persamaan perlakuan antara

adalah Trade and Development barang lokal dan barang impor;

Committee. Beberapa sektor yang hal ini juga bertujuan untuk

menjadi tugas utama dari komite mengeliminiasi bentuk-bentuk

ini adalah bagaimana peraturan- dumping;

peraturan yang memberikan 2. Perdagangan bebas dengan

keuntungan bagi negara penurunan tarif secara

berkembang diimplementasikan, bertahap, sesuai dengan tujuan

pembentukan pedoman kerjasama WTO untuk terciptanya pasar

teknis, peningkatan partisipasi bebas sehingga hambatan-

negara-negara berkembang dalam hambatan perdagangan dapat

sistem perdagangan, dan posisi dikurangi;

negara-negara kurang berkembang. 3. Stabilitas dan kepastian aturan

bagi pelaku usaha yang


WTO memiliki beberapa prinsip-
mendorong pertumbuhan
prinsip lain untuk mendorong
ekonomi, aturan-aturan
terciptanya kondisi perdagangan
perdagangan yang di tetapkan
bebas yang lancar dan adil, antara lain:
di setiap negara harus sejalan
Prinsip National Treatment, Prinsip
dengan skema perjanjian
Transparency, Prinsip Elimination of
internasional perdagangan yang
Quantitative Restriction, dan Prinsip
ada di GATT 1994;
Restriction to Safeguard the Balance of
4. Memajukan persaingan yang
Payment.
sehat, hal ini merupakan tujuan
Setiap anggota WTO memiliki Hak
WTO untuk mengawasi dan
dan Kewajiban yang harus di patuhi,
menciptakan iklim
antara lain:
8

perdagangan yang adil bagi negara di dunia, dituangkan dalam

setiap negara; Final Act Tahun 1964, berkaitan

5. Mendorong reformasi ekonomi, dengan hak dan kewajiban dalam

sejalan dengan tujuan WTO ekonomi dunia, yang antara lain

untuk mendorong berkaitan dengan hak dan kewajiban

pertumbuhan ekonomi dan memperoleh keuntungan timbal balik

mengurangi kemiskinan secara adil. Ketentuan pengecualian

masyarakat dunia. yang didasarkan prinsip keadilan

tersebut bertujuan untuk


Era baru perdagangan
mensejahterakan negara anggota yang
internasional yang ditandai dengan
berkembang, melalui dorongan
diterapkannya prinsip-prinsip WTO,
persaingan terbuka, reformasi
lebih luas pengaturannya dari GATT
pembangunan dan ekonomi,
1994, dengan disepakatinya TRIPs dan
meningkatkan prediktabilitas. Atas
GATS, bersifat multilateral, membawa
dasar prinsip ini, bagi negara
dampak yang sangat mempengaruhi
berkembang diterapkan persyaratan-
negara anggota. Bagi negara maju
persyaratan dan melalui prosedur-
penerapan prinsip WTO membawa
prosedur, berdasarkan Artikel XVIII
peluang-peluang baru yang sangat
WTO.
menguntungkan, sedangkan bagi

negara berkembang dipacu melalui Visi dalam tujuan kesepakatan

berbagai tantangan yang memerlukan WTO yaitu untuk mensejahterakan

waktu tertentu untuk menikmatinya. negara-negara anggota pada

Negara berkembang diberikan kenyataannya sulit dicapai oleh negara

pengecualian dalam penerapan anggota yang belum siap, yaitu negara

Ketentuan Artikel I dan Artikel III berkembang. Kewajiban dengan

WTO atas dasar prinsip keadilan. persyaratan-persyaratan yang harus

Prinsip keadilan merupakan hasil dipenuhi negara berkembang tidak

kesepakatan yang dicapai negara- dapat dilaksanakan termasuk


9

walaupun beberapa negara di kawasan Ketentuan Artikel XVIII mengandung

ASEAN jeli dalam menerima peluang patokan pemberdayaan Negara

dan mengatur strategi dalam mencapai berkembang dalam memasuki pasar

tujuan WTO. WTO akan tetap bebas, yaitu bahwa pelaksanaan

memberikan perhatian atas perlunya prinsip-prinsip di atas bisa

upaya-upaya positif dalam rangka dikesampingkan oleh Negara

memberikan jaminan pertumbuhan berkembang dalam jangka waktu

perekonomian yang lebih baik bagi tertentu. Manfaat pelaksanaan WTO

seluruh negara anggota, termasuk bagi Negara berkembang, apabila

negara berkembang dan negara dapat meningkatkan kinerja, adalah

berkembang terbelakang. Tujuan WTO dapat menjamin terciptanya lapangan

itu dituangkan dalam ketentuan yang pekerjaan, meningkatkan produksi

mengandung prinsip keadilan dengan dan perdagangan dan

tidak melupakan pemberdayaan bagi mengoptimalkan pemanfaatan

negara berkembang dan berkembang sumberdaya dunia. Ditegaskan pula

terbelakang dengan menerapkan: 1. bahwa dengan memanfaatkan sumber

Prinsip Resiprositas, artinya perlakuan daya dunia yang optimal maka akan

yang diberikan oleh suatu negara tercipta pembangunan yang

anggota kepada negara mitra berkesinambungan dengan tetap

dagangnya harus diberikan pula oleh memperhatikan perlindungan

negara mitra dagang tersebut; 2. lingkungan hidup.

Prinsip Nondiscrimination/Most
KESIMPULAN
Favour Nation, dan 3. Prinsip
World Trade Organization (WTO) adalah
Transparansi, artinya perlakuan dan
rezim perdagangan dunia yang
kebijakan yang dilaksanakan suatu
mengatur perdagangan internasional.
negara harus transparan.
WTO mendorong terjadinya suatu
Khusus bagi Negara berkembang
keadaan dimana perdagangan bebas
diterapkan ketentuan Artikel XVIII.
yang adil dan tertib dan
10

mensejahterkan masyarakat dunia. UNNES Pandecta. Vol 10 No. 1

Adapun fungsi WTO bagi negara Juni 2015.

berkembang adalah sebagai suatu


Anggraeni, Nita. (2017). Negara
perangkat ketentuan (aturan)
Berkembang, Perlindungan
multilateral yang mengatur tindak
Produk Dalam Negeri Dalam
tanduk perdagangan, sebagai suatu
Konteks Hukum Perdagangan
forum (wadah) perundingan
Internasional World Trade
perdagangan, dan sebagai suatu
Organization (WTO).
“pengadilan” internasional.
(http://www.kemlu.go.id/id/keb
Sebelumnya, ketentuan-ketentuan
ijakan/kerjasamamultilateral/Pa
WTO diaplikasikan secara sama tanpa
ges/World-TradeOrganization
memperhitungkan kondisi ekonomi
(WTO), diakses 6 Juni 2017).
dari negara anggota. Pada GATT 1948

klausul mengenai Special and Christhophorus Barutu. (2015). Seni

Differentiated Treatment diadopsi dan Bersengketa di WTO

dimulailah periode baru dimana (selanjutnya disebut Buku II)

negara berkembang memiliki peran (Bandung: PT Citra Aditya

yang besar dan aktif dalam WTO. Bakti, 2015), hlm. 1.

REFERENSI Oliver Lang, Law and limitation in the

GATT multilateral trade system,


Jamilus. (2008). Analisis Fungsi Dan
(dalam) Christhophorus Barutu,
Manfaat WTO Bagi Negara
Seni Bersengketa di WTO
Berkembang (Khususnya
(Bandung: PT Citra Aditya
Indonesia). Jurnal JIKH. Vol. 11
Bakti, 2015), hlm. 4.
No. 2 Juli 2017.

Kartadjoemena, H.S, 1997, GATT WTO


Kinanti, F.M. (2015). World Trade
dan hasil Uruguay Round, UI-
Organization, Negara
Press: Jakarta. hlm. 16-17.
Berkembang dan Special and

Diferrential Treatment. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai