Anda di halaman 1dari 16

LINGKUNGAN DINAMIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL

( Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemasaran Internasional)

MANAJEMEN 5A
Disusun Oleh Kelompok 1

Fadillah Razak 2021610069


Desvy Riyanitha 2021610062
Jessica Tri Emdy D 2021610076
Devan nugraha romero 2021610271
Barata Jati N 2022610106

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS ILMU EKONOMI BALIKPAPAN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN (STIEPAN)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
Rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah dengan judul “LINGKUNGAN DINAMIS PERDAGANGAN
INTERNASIONAL” disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas Mata
Kuliah PEMASARAN INTERNASIONAL.
Tugas ini dapat terselesaikan atas berkat yang diberikan oleh berbagai pihak kepada
penulis, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat pada waktu.
2. Prof. Dr. SUHARTONO S.E., M.M selaku dosen pengampu mata kuliah Pemasaran
Internasional
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, oleh karena itu, kritik
dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai
masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

Balikpapan,11 september 2023

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak semua masalah di lapangan dan dalam kehidupan nyata harus diperhatikan.
Namun pada faktanya mengetahui segala hal akan lebih memudahkan apa saja yang
ingin diraih. Salah satunya wawasan tentang perdagangan internasional. Sekalipun hal
ini tidak begitu penting namun dengan memahami perdagangan internasional kita dapat
melihat peluang bisnis dalam bentuk yang besar. Berikut ini akan diulas latar belakang
perdagangan internasional.

Dapat diketahui perdagangan internasional adalah transaksi perekonomian dalam


jumlah banyak. Perdagangan internasional tidak saja dapat memberikan keuntungan
bagi para pengusaha namun menjadi income yang besar bagi perekonomian bangsa.
Berbicara perdagangan internasional berarti membicarakan naik dan turunnya
perekonomian suatu negara. Sangat tidak bisa dihindari bahwa perekonomian sangat
berpengaruh dan terikat dengan sosial politik suatu negara. Oleh sebab itu spekulasi
terjadi dipengaruhi oleh kondisi itu pula.

Perdagangan internasional sendiri lebih dikenal dengan ekspor dan impor. Segala
sesuatu yang diekspor dan impor memberikan timbal balik dan respon yang berbeda.
Seharusnya ekspor dan impor yang besar akan memberikan keuntungan yang besar
kepada para pengusaha bangsa.

Namun dalam proses prakteknya bisnis perdagangan nasional hanya dapat


memberikan keuntungan pihak tertentu. Kebijakan export pada tahun 1980 diharapkan
menjadi mesin yang dapat membangkitkan pertumbuhan perekonomian bangsa. Karena
sumber daya yang ada di indonesia menghasilkan income besar dan digunakan kembali
untuk kepentingan rakyat dan bangsa itu sendiri.

Namun benarkan perdagangan internasional memberikan keuntungan bagi bangsa


indonesia. Atau sebaliknya oleh sebab itu maka pentingnya permasalahan ini dibahas
dalam makalah perdagangan internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang harus disiapkan untuk perdagangan dunia di abad ke 21?
2. Bagaimana Neraca Pembayaran di dunia?
3. Bagaimana kebijakan mengenai proteksi perdagangan internasional?
4. Apa upaya pemerintah dalam melindungi perusahaan dalam negeri?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah perdagangan dunia abad ke 21
2. Mengetahui Pengertian dan jenis neraca pembayaran
3. Mengetahui kebijakan proteksi yang dilakukan pemerintah
4. Memahami cara pemerintah melakukan restriksi / Batasan impor
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perdagangan Dunia Abad 21


Abad 21 dikenal sebagai era globalisasi. Globalisasi merupakan kecenderungan umum
terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik atau lokal ke dalam komunitas global.
Globalisasi mempengaruhi berbagai bidang dalam kehidupan manusia seperti bidang
intelektual, sosial, politik, ekonomi, emosional, dan budaya. Kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi yang begitu canggih menyebabkan dampak globalisasi menjadi semakin
nyata dan kompleks. Perdagangan internasional yang tumbuh pesat selama beberapa
dekade terakhir juga merupakan dampak sekaligus penyebab utama globalisasi.

Globalisasi menyebabkan kompetisi pada sumber daya manusia meningkat dengan


membuka peluang dan akses pasar yang semakin luas. Hal tersebut akan menguntungkan
bagi negara-negara yang sudah siap menghadapi fenomena ini, sebaliknya, bagi negara-
negara yang belum siap menghadapinya, fenomena globalisasi justru dapat membawa
kerugian

Perdagangan memainkan peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan


pembangunan di seluruh dunia. Setiap negara di dunia memiliki ketergantungan pada
perdagangan internasional yang disebabkan oleh berbagai faktor sehingga setiap negara
tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan ekspor dan impor, hal ini dipengaruhi oleh laju
arus globalisasi dimana setiap barang, produk dan jasa bergerak secara bebas lintas
negara.

Kondisi ini menyebabkan tidak ada negara yang dapat terlepas dari kerjasama
perdagangan. Dari kerjasama perdagangan ini terpenuhi lah kebutuhan masing-masing
negara untuk mencapai kepentingan nasional. Sehingga setiap negara berlomba-lomba
untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada di pasar internasional dan hal ini
menciptakan suatu atmosfer persaingan antar negara.

Peran World Trade Organization (WTO) sebagai organisasi internasional yang memiliki
tugas utama untuk mendorong perdagangan bebas, dengan mengurangi dan
menghilangkan hambatan-hambatan seperti tariff dan non-tariff, menyediakan forum
perundingan perdagangan internasional penyelesaian sengketa dagang dan memantau
kebijakan-kebijakan perdagangan di negara-negara anggotanya serta mengeluarkan
keputusan yang bersifat mengikat dan wajib. WTO memiliki peran yang sangat siginifikan
dalam era perdagangan bebas. Perdagangan bebas di dunia internasional merupakan buah
dari adanya globalisasi.

Globalisasi pada akhir perang dingin meningkatkan keterlibatan aktor-aktor dalam urusan
global, mempercepat integrasi ekonomi serta implementasi kebijakan pada ranah yang
berbeda-beda. Lahirnya Bretton Woods di New Hamsphire pada tahun 1994 merupakan
salah satu asal muasal negara-negara di dunia menghendaki adanya suatu sistem liberal
dalam menjalankan pasar yang bebas. Kemudian tercipta lah International Trade
Organization (ITO), IMF, dan World Bank yang bertujuan menciptakan pengaturan moneter
pasca perang dimana dolar AS menggantikan emas sebagai media pertukaran
internasional.

Untuk menciptakan kondisi perdagangan dunia yang berjalan baik dan saling
menguntungkan, maka masyarakat internasional membentuk suatu instrumen hukum
internasional di bidang perdagangan internasional. Upaya tersebut dilakukan antara lain
dengan pembentukan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947.
GATT hanya berlangsung sampai 1994 tahun dan digantikan oleh WTO. WTO mulai
beroperasional pada tanggal 1 Januari 1995 sebagaimana menggantikan GATT.
Tujuan utama WTO adalah untuk menciptakan persaingan sehat di bidang perdagangan
internasional bagi para anggotanya hal ini untuk mewujudkan keadilan bagi setiap negara
dalam menjalankan perdagangan internasional Perdagangan internasional memainkan
peranan penting dalam menciptakan kemakmuran seluruh bangsa, namun disisi lain
perdagangan tersebut juga dapat menyengsarakan bangsa hingga berujung pada
peperangan dan menjadikan negara jajahan, selain itu di abad 21 ini hubungan
ketergantungan dalam perdagangan antar negara sangat kuat yang dipicu oleh derasnya
arus globalisasi.

Sehingga WTO memiliki peranan penting dalam menjembatani semua kepentingan negara-
negara dalam hal perdagangan melalui ketentuan ketentuan yang disepakati bersama antar
negara anggota. Indonesia dan Uni Eropa telah menjalin kerjasama sejak tahun 1967.
Kerjasama tersebut termasuk dalam hal perdagangan. Uni Eropa yang merupakan kawasan
terintegrasi dengan negara-negara memiliki PDB tinggi membuat kawasan ini
memberlakukan aturan yang cukup rumit untuk negara-negara yang ingin masuk ke pasar
nya tak terkecuali Indonesia.

2.2 Dampak Positif dan Negatif Terhadap Perdagangan Internasional


- Dampak Positif :
1. Membantu pertumbuhan ekonomi
Dampak positif dari perdagangan internasional adalah menumbuhkan ekonomi suatu
negara. Dengan membuka pasar untuk produk dan jasa dari negara lain, negara tersebut
dapat memperluas pasar dan meningkatkan produksi dan penjualan produk dan jasa
lokal. Hal ini dapat membawa masuk investasi dan mendorong penciptaan lapangan
kerja.

2. Peningkatan Lapangan Kerja


Perdagangan internasional memberi dampak positif dengan membuka peluang kerja baru
bagi masyarakat di suatu negara. Meningkatnya produksi dan penjualan produk dan jasa,
perusahaan-perusahaan akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi
permintaan pasar.

3. Terbangunnya Kerjasama Antarnegara


Melalui perdagangan internasional, negara-negara dapat memperkuat hubungan dan
kerjasama antarnegara. Kerjasama ini dapat berupa pertukaran pengetahuan dan
teknologi, pembentukan aliansi strategis, serta dukungan dalam bidang ekonomi, hingga
politik.

4. Memberikan Keanekaragaman Barang dan Jasa


Salah satu dampak positif dari perdagangan internasional bagi Indonesia adalah adanya
keanekaragaman jenis produk barang dan jasa. Pasalnya, keanekaragaman barang dan
jasa yang diperdagangkan di pasar dalam negeri bisa jadi sangat terbatas.
Contoh, kita tidak bisa menggunakan komputer atau laptop buatan Amerika, tidak ada
mobil dari Jepang, dan lain-lain. Sekalipun Indonesia bisa mengembangkan industri
substitusi impor untuk memproduksi mobil sendiri, namun biaya produksinya mungkin
akan melebihi harga mobil impor dari Jepang.

5. Perdagangan internasional Mendatangkan Efisiensi


Sejatinya, suatu negara yang mencoba memenuhi kebutuhan barang dan jasanya sendiri
(self sufficient economies) mungkin tidak akan mencapai efisiensi dalam
perekonomiannya. Dalam hal ini, dampak positif perdagangan internasional yaitu mampu
menghadirkan efisiensi, sehingga kedua negara akan saling mendapat keuntungan pada
beberapa faktor-faktor.

Misalnya, aneka sumber daya alam (SDA), skala ekonomi, serta perbedaan selera.
Ketiga faktor tadi merupakan pandangan umum (common views), yang menjelaskan
mengapa perdagangan internasional antara dua negara bisa saling mendatangkan
keuntungan.

6. Mengurangi Kemiskinan
Mengurangi kemiskinan juga termasuk dampak positif dari perdagangan internasional.
Khususnya dalam membantu mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang.
Pasalnya, adanya peluang kerja tentu akan membantu meningkatkan pendapatan
masyarakat.

7. Membantu Meningkatkan Devisa Negara


Manfaat perdagangan dari luar melalui kegiatan ekspor (menjual produk ke negara lain),
tentunya akan menyumbangkan devisa negara. Artinya, semakin tinggi jumlah volume
ekspor, maka semakin besar devisa yang diterima negara pengekspor tersebut.

8. Meningkatkan Standar Hidup Masyarakat


Perdagangan internasional dapat membawa masuk produk dan jasa dari negara lain
yang tidak tersedia di negara tersebut. Hal ini dapat meningkatkan standar hidup
masyarakat dengan memberikan akses pada barang dan jasa yang lebih baik.

- Dampak Negatif :
1. Produk lokal asli buatan dalam negeri mengalami penurunan penjualan
Dengan adanya produk dari luar negeri karena aktivitas perdagangan internasional,
tentunya akan berdampak dan berpengaruh terhadap produk dalam negeri sendiri.
Perdagangan internasional menciptakan pasar persaingan baru yang jangkauan dan
lingkupnya lebih luas karena mencakup mancanegara.

2. Cenderung ketergantungan pada negara-negara maju


Dampak negatif perdagangan internasional berikutnya yang disebabkan karena adanya
perdagangan internasional adalah munculnya ketergantungan negara miskin atau negara
berkembang pada negara maju.

3. Industri kecil kalah bersaing


Modal adalah instrumen penting dalam membangun usaha. Karenanya keterbatasan
modal akan membuat industri dengan pasar kecil mengalami banyak hambatan untuk
melakukan pengembangan diri terhadap usahanya. Dengan adanya aktivitas
perdagangan internasional, hal ini semakin menghimpit industri kecil dan membatasi
ruang gerak dari industri tersebut.

4. Adanya persaingan tidak sehat


Pemerintah dalam memenangkan perdagangan internasional seringkali menciptakan
persaingan yang tidak sehat antar industri. Pemerintah menerapkan banyak sekali
kebijakan seperti dumping, kemudian juga praktik tarif impor yang memicu munculnya
pungutan liar jelas sangat tidak sehat.

5. Munculnya penjajahan ekonomi dari negara lain


Dampak negatif lainnya yang hadir secara tidak disadari adalah negeri sendiri akan
dijajah secara ekonomi oleh negara lain. Ketika produk dalam negeri tidak mampu
mengimbangi pasar dan penjualan barang impor dari luar negeri, pada akhirnya produk
buatan Indonesia sendiri akan tersisih dan tidak laku di pasaran.
6. Munculnya eksploitasi SDA dan SDM
SDA adalah sumber daya alam sedangkan SDM adalah sumber daya manusia. Karena
adanya perdagangan internasional, industri nasional akan berusaha untuk bersaing
dengan industri dari negara luar dengan berbagai macam cara.

7. Industri lokal akan kesulitan mendapatkan bahan baku yang diekspor


Perdagangan internasional membuat bahan mentah dalam negeri terjual di luar negeri.
Masifnya ekspor bahan mentah menyebabkan pasokan bahan mentah di Indonesia akan
menipis. Hal ini memberikan kesulitan lainnya bagi industri lokal untuk melakukan
produksi karena bahn baku yang menipis atau bahkan tidak ada.

8. Menyebabkan turunnya nilai mata uang rupiah


Dengan banyaknya kegiatan impor yang dilakukan oleh negara tersebut, hal ini
berdampak pada pertukaran nilai mata uang rupiah dengan nilai mata uang luar negeri.
Dampak negatif dari pertukaran mata uang tersebut menyebabkan turunnya nilai mata
uang rupiah.

3.1 Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran (balance of payment / BOP) adalah catatan yang dilakukan secara
sistemik atas keseluruhan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain yang berupa perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan, dan moneter
antara penduduk Indonesia dengan penduduk luar negeri selama satu periode tertentu.

Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) neraca pembayaran berarti
perbandingan penerimaan uang antara dua negara (dalam perdagangan dunia); daftar
perkiraan yang terperinci tentang transaksi perdagangan yang diselenggarakan oleh negara
dalam jangka waktu tertentu.
Secara sederhana, neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis dalam
transaksi ekonomi (perdagangan internasional) yang dilakukan dalam jangka waktu satu
periode.

3.2 Transaksi Neraca Pembayaran


Di Indonesia transaksi neraca pembayaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu transaksi
berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial. Setiap transaksi memiliki peranannya
masing-masing. Simak penjelasan tiga jenis transaksi neraca pembayaran sebagai berikut:

1. Transaksi berjalan
Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor berupa barang
dan jasa dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan
(transaksi barang), transaksi jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder. Namun,
pada umumnya transaksi berjalan digunakan untuk menilai atau mengukur neraca
perdagangan.

a. Transaksi barang
Transaksi barang meliputi transaksi ekspor dan impor barang yang digolongkan menjadi
migas dan non migas. Karena adanya proses penerimaan pembayaran maka semua ekspor
barang termasuk ke dalam transaksi kredit. Sedangkan impor barang termasuk ke dalam
transaksi debit karena menimbulkan kewajiban pembayaran kepada negara lain.
Dalam investasi luar negeri, jika nilai ekspor melampaui nilai impor maka negara akan
mengalami surplus neraca perdagangan atau mendapatkan hasil positif (+). Namun, jika
nilai impor melebihi nilai ekspor maka negara mengalami defisit atau kerugian neraca
perdagangan karena memiliki pengurangan (-).

b. Transaksi jasa
Transaksi jasa meliputi penyediaan jasa dilakukan oleh penduduk Indonesia kepada
penduduk luar negeri (ekspor) dan penduduk luar negeri kepada penduduk Indonesia
(impor). Transportasi internasional dan perjalanan (travel) merupakan bagian dari transaksi
jasa.

c . Pendapat primer
Pendapatan primer terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Sedangkan pendapatan
primer itu sendiri dapat diartikan sebagai perolehan atau hasil yang berasal dari penyediaan
faktor produksi tenaga kerja dan modal finansial. Yang termasuk ke dalam pendapatan
primer berupa dividen (kupon, diskon, bunga).

d. Pendapat sekunder
Pendapatan sekunder terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Yang termasuk ke dalam
pendapatan sekunder berupa transfer penghasilan atau remitansi TKA/TKI dan transfer-
transfer lainnya (hadiah, hibah, jasa, uang)

2. Transaksi modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang diperoleh dari transaksi
pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal terdiri dari aset tetap dan hibah
investasi. Sebagian besar transaksi modal berupa transfer modal.
Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca pembayaran sehingga transaksi
ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi modal mempunyai dua unsur, yaitu transfer
modal dan aset non keuangan non produksi.

3. Transaksi finansial
Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan kepemilikan aset dan
kewajiban finansial luar negeri dalam waktu satu periode. Adapun kategori-kategori yang
ada di transaksi finansial, yaitu investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial,
dan investasi lainnya. Agar lebih jelas simak penjelasan tentang kategori-kategori transaksi
finansial sebagai berikut:

a. Investasi langsung (Direct Investment)


Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan investor dengan menanamkan modalnya
yang bertujuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang di suatu perusahaan Indonesia
atau luar negeri. Modal yang semestinya ditanam cukup besar sekitar 10% dari total modal
perusahaan.

b. Investasi portfolio (Portfolio Investment)


Investasi portofolio adalah investasi yang keuntungannya didapatkan dari investasi di surat-
surat berharga. Investasi ini bersifat jangka pendek.

c. Derivatif finansial
Derivatif finansial adalah dokumen yang berisi tentang pencatatan derivatif yang didapatkan
dari instrumen finansial yang meliputi option (warrant) dan derivatif lainnya (forward, future,
dan swap).

d. Investasi lainnya
Yang termasuk ke dalam investasi lainnya adalah semua jenis finansial yang tidak termasuk
ke dalam tiga kategori sebelumnya. Pada sisi kewajiban, sebagian besar investasi lainnya
meliputi pinjaman luar negeri baik itu pemerintah atau swasta dan hutang dagang (trade
credit) yang didapatkan dari eksportir barang dan jasa di luar negeri.

3.3 Jenis-Jenis Neraca Pembayaran


Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri dari debit dan kredit. Pada neraca pembayaran,
kredit berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang menghasilkan devisa atau
memberikan tagihan terhadap luar negeri. Sedangkan, debit berfungsi untuk mencatat
semua transaksi yang berkaitan dengan pengurangan jumlah devisa karena. Pengurangan
jumlah devisa yang ada pada debit diperoleh dari pembayaran atau yang memunculkan
utang terhadap luar negeri.
Neraca pembayaran terbagi menjadi tiga jenis, yakni neraca pembayaran defisit, neraca
pembayaran surplus, dan neraca pembayaran seimbang. Berikut penjelasan tentang tiga
jenis neraca pembayaran tersebut.

1. Neraca Pembayaran Defisit


Neraca pembayaran defisit adalah neraca yang menandakan bahwa nilai impor lebih besar
daripada nilai ekspor. Jika suatu negara terus-menerus mengalami defisit maka sektor
keuangan berjalan lambat sehingga pertumbuhan ekonomi sulit untuk berkembang.

“Bagaimana mengatasi masalah defisit?” Membatasi komoditas impor dan meningkatkan


komoditas ekspor merupakan salah dua cara yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan defisit pada suatu negara. Disamping membatasi komoditas impor,
pemerintah perlu memperluas pasar ekspor sehingga komoditas ekspor meningkat.

Untuk meningkatkan komoditas ekspor bukanlah hal yang mudah karena masih tergantung
dari banyaknya produksi dalam negeri sekaligus juga melihat permintaan luar negeri.
Permintaan luar negeri ini dipengaruhi oleh kualitas barang, tingkat harga, dan nilai kurs
yang berlaku. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komoditas
ekspor yakni melakukan diversifikasi ekspor, subsidi dan premi ekspor, devaluasi,
pengendalian harga dalam negeri, dan perjanjian internasional.

2. Neraca Pembayaran Surplus


Neraca pembayaran surplus adalah neraca yang menandakan bahwa transaksi debit atau
jumlah yang harus dibayarkan ke luar negeri lebih kecil daripada penerimaan dari luar negeri
(transaksi kredit). Secara sederhana, neraca pembayaran surplus dapat diartikan seperti
jumlah pemasukan lebih besar daripada jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu
negara.
Surplus yang terjadi pada neraca pembayaran menandakan bahwa negara tersebut
mempunyai cadangan devisa dan dana yang lebih. Dengan kata lain, dana yang ada pada
neraca pembayaran surplus bisa digunakan untuk melakukan pembangunan secara
nasional pada suatu negara.

3. Neraca Pembayaran Seimbang


Neraca pembayaran seimbang adalah neraca yang menunjukkan bahwa transaksi
pembayaran ke luar negeri (transaksi debit) jumlahnya sama dengan penerimaan dari luar
negeri (transaksi kredit). Jika suatu negara ingin meningkatkan pendapatan (surplus) maka
perlu menurunkan nilai impor sekaligus menaikkan atau menambahkan nilai ekspor.
3.4 Fungsi Neraca Pembayaran
Kondisi masuk dan keluarnya dana yang terjadi pada neraca pembayaran dapat
menandakan bahwa neraca pembayaran berfungsi dengan baik. Penting bagi suatu negara
untuk memperhatikan transaksi ekonomi agar berjalan dengan semestinya bahkan
diusahakan untuk berjalan ke arah yang menguntungkan. Dengan demikian, neraca
pembayaran memiliki beberapa fungsi.
Fungsi-fungsi neraca pembayaran di antaranya:
• Sebagai bahan pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang perdagangan
internasional.
• Sebagai bahan pemerintah dalam membuat keputusan atau kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh suatu negara.
• Sebagai alat untuk mengukur atau menilai keadaan ekonomi yang berhubungan
dengan transaksi ekonomi internasional dari suatu negara.
• Sebagai data-data keuangan internasional.
• Sebagai alat pendataan transaksi ekonomi supaya pemerintah suatu negara ketika
melakukan kegiatan ekspor dan impor tidak mengalami kerugian dan bisa melakukan
penyelesaian pembayaran tepat waktu.
• Sebagai alat untuk mencatat anggaran yang akan dikeluarkan dalam transaksi
internasional

3.5 Tujuan Neraca Pembayaran


Penyusunan neraca pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara memiliki tujuannya
masing-masing. Setiap tujuan akan selalu memberikan manfaat bagi suatu negara.
Adapun tujuan-tujuan dari penyusunan neraca pembayaran sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Keadaan Perekonomian
Dalam Hubungan Internasional Suatu Negara Untuk mengamati keadaan
perekonomian suatu negara bisa menggunakan neraca pembayaran. Dengan neraca
pembayaran maka pola umum perekonomian suatu negara bisa diketahui sehingga
transaksi ekonomi bisa dilakukan dengan maksimal.
Di dalam transaksi internasional, suatu negara sangat perlu untuk mengetahui
keadaan terkini perekonomian negara lain. Dengan mengetahui keadaan tersebut maka
pemerintah dalam negeri bisa menentukan kebijakan atau langkah-langkah yang harus
diambil supaya ketika melakukan transaksi ekonomi mendapatkan keuntungan.

2. Untuk Mengetahui Sumber Daya yang Ada Di Setiap Negara


Sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu
negara perlu mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh negara lain agar bisa menjalin
hubungan dalam perdagangan internasional. Pendapatan yang dihasilkan dari perdagangan
internasional bisa digunakan sebagai cadangan devisa negara dan menjalankan roda
perekonomian dalam negeri.
Sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara bisa diketahui dengan penggunaan
neraca pembayaran yang tepat. Jika sudah mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh
negara lain maka pemerintah suatu negara bisa menentukan transaksi ekonomi seperti apa
yang harus dilakukan.

3.Untuk Mengetahui Besarnya Anggaran Devisa yang Diperlukan Dalam Transaksi Ekonomi
Internasional
Cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara bisa digunakan sebagai transaksi
ekonomi internasional. Agar cadangan devisa bisa bertambah maka transaksi ekonomi
internasional harus dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga bisa memperoleh dari
transaksi ini.
Perencanaan anggaran devisa harus dilakukan dengan cermat dan teliti supaya tidak
ada kesalahan yang membuat suatu negara kekurangan anggaran devisa. Salah satu alat
yang dapat menentukan anggaran devisa adalah neraca pembayaran. Dengan neraca
pembayaran maka transaksi ekonomi internasional bisa dilakukan dengan efektif dan efisien
sehingga suatu negara tidak mengalami kerugian.
3.6 Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Komponen-Komponen Neraca Pembayaran yang ada di dalam neraca pembayaran dibagi
menjadi lima kelompok neraca yaitu:
1. Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah sebuah data yang berhubungan dengan perbandingan nilai
ekspor dengan nilai impor suatu negara yang terjadi dalam satu periode.

2. Neraca Lalu Lintas Modal


Neraca lalu lintas modal adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat setiap
pinjaman dari luar negeri atau kredit serta pinjaman atau kredit yang diberikan kepada
negara lain.

3. Neraca Lalu Lintas Moneter


Neraca lalu lintas moneter adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat
tentang perubahan atau pertumbuhan cadangan devisa pada suatu negara.

4. Neraca Hasil Modal


Neraca hasil modal adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat semua
pembayaran dan penerimaan dividen, berbagai macam hadiah yang diberikan oleh negara
lain, dan bunga gaji tenaga asing

5. Neraca Jasa
Neraca jasa adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat transaksi jasa
yang dilakukan suatu negara dan diterima oleh negara lain selama satu periode.

4.1 Proteksi
Proteksionisme atau Proteksi Perdagangan (bahasa Inggris: trade protection) adalah suatu
kebijakan yang diambil pemerintah suatu negara yang mengarah pada perlindungan
ekonomi yang mengetatkan perdagangan atau membatasi persaingan dengan negara-
negara lain melalui cara-cara pembatasan arus ekspor dan impor barang dan jasa seperti
tarif barang impor, batas kuota, dan berbagai peraturan pemerintah yang bertujuan
melindungi ekonomi dalam negeri.

Proteksi perdagangan diambil dengan berbagai bentuk seperti tarif impor, subsidi, kuota,
pelabelan, persyaratan keamanan dan kesehatan produk. Tujuannya adalah untuk
melindungi kepentingan perekonomian domestik, misalnya melindungi produsen lokal dari
persaingan impor.

Kebijakan ini bertentangan dengan perdagangan bebas yang meminimalkan pembatasan


perdagangan oleh pemerintah. Di era modern, proteksionisme semakin erat kaitannya
dengan anti-globalisasi dan anti-imigrasi. Istilah ini sering digunakan dalam konteks ekonomi
proteksionisme dalam ekonomi mengacu pada kebijakan atau doktrin yang melindungi
perusahaan dan pekerja di suatu negara dengan membatasi atau mengatur perdagangan
luar negeri.
4.2 Kebijakan proteksi
kebijakan telah diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan proteksi, yaitu:

1. Tarif
2. Kuota impor
3. Pembatasan administratif
4. Undang-undang anti-dumping
5. Subsidi langsung
6. Subsidi ekspor
7. Manipulasi nilai tukar
8. Sistem paten internasional
9. Batasan imigrasi berbasis pekerjaan, misalnya syarat sertifikasi tenaga kerja
atau kuota visa kerja.
10. Kampanye politik yang mendorong konsumsi produk dalam negeri (kampanye "100%
Indonesia" atau "Buy American" yang dianggap sebagai proteksionisme di luar
hukum)

5.1 Upaya memudahkan Restriksi / Batasan


Pembatasan perdagangan (trade restriction) merujuk pada berbagai hambatan yang
membuat perdagangan barang dan jasa antar negara tidak lancar (immobile). Jika
hambatan bersumber dari kebijakan pemerintah, itu kita sebut sebagai proteksi
perdagangan (trade protection). Pembatasan perdagangan mempengaruhi permintaan dan
pasokan barang dan jasa di pasar internasional. Secara spesifik, proteksi perdagangan
mencegah kekuatan pasar beroperasi secara bebas untuk menentukan kuantitas dan harga
ekuilibrium. Sebagai hasilnya, proteksi menghasilkan alokasi sumber daya yang tidak efisien
dalam lingkup global.

Pembatasan perdagangan mungkin masih ada saat ini. Tapi, itu telah jauh berkurang
daripada sebelum-sebelumnya. Meningkatnya peran dan lembaga internasional (seperti
WTO) mulai mengikis hambatan tersebut. Selain itu, pembentukan integrasi ekonomi
regional di berbagai negara juga berkontribusi mengurangi hambatan perdagangan di antara
negara anggota. Tidak hanya barang dan jasa, integrasi semacam itu juga memungkinkan
faktor produksi (seperti modal dan tenaga kerja) mengalir bebas di antara negara anggota.

5.2 JENIS PEMBATASAN PERDAGANGAN


Pembatasan perdagangan dapat mengambil beragam bentuk, termasuk:
a) Tarif Impor
b) Kuota impor
c) Embargo
d) Persyaratan lisensi
e) Standarisasi
f) Subsidi

a) Tarif Impor
Tarif impor adalah pajak atas barang impor dari luar negeri. Efek dari tarif adalah menaikkan
harga produk yang diimpor ketika mereka masuk ke pasar domestik. Tarif dapat mengambil
bentuk:
● Tarif ad-valorem. Nilainya didasarkan pada persentase tertentu dari harga asli
produk impor. Meski persentasenya tetap, jika harga berubah, nominal tarif impor
juga berubah.

● Tarif spesifik. Itu didasarkan pada nominal tetap. Contohnya adalah Rp100 per ton
produk impor.
Karena harga produk impor naik, pembeli dalam negeri mungkin kurang tertarik untuk
membeli mereka. Harapannya, mereka beralih ke produk domestik. Bagi produsen
domestik, tarif impor membawa manfaat bagi mereka. Itu mengurangi tekanan kompetitif
terhadap mereka. Selain itu, itu juga memberi mereka kesempatan untuk menangkap
penjualan yang lebih tinggi.
Selanjutnya, bagi pemerintah, tarif merupakan sumber pendapatan. Semakin tinggi tarif,
semakin besar pendapatan pemerintah. Tapi, tarif juga memunculkan masalah lain.
Konsumen domestik menanggung harga yang lebih mahal. Mereka mungkin tidak mau
beralih ke produk domestik karena beberapa fitur hanya dapat mereka peroleh dari produk
impor.
b) Kuota Impor
Kuota membatasi kuantitas barang impor yang masuk ke pasar domestik. Kuota mengurangi
pasokan. Jika produsen domestik tidak dapat mengimbanginya dengan meningkatkan
output, kuota menciptakan kekurangan (shortage atau ekses demand). Sebagai hasilnya,
harga barang domestik naik. Produsen domestik mendapatkan manfaat karena tekanan
barang impor berkurang. Tapi, bagi konsumen domestik, mereka harus menanggung harga
yang lebih tinggi seiring kelangkaan di pasar.

c) Embargo
Embargo adalah keputusan politis untuk menghentikan transaksi dengan negara tertentu,
termasuk kegiatan ekspor atau impor. Embargo mungkin hanya berlaku untuk beberapa
produk. Atau, itu mungkin mencakup seluruh barang dan jasa, Embargo seringkali lebih
karena alasan politis daripada ekonomi.

Misalnya, Amerika Serikat melarang penjualan senjata ke Indonesia selama 1999 – 2005
karena menganggap Indonesia melakukan pelanggaran HAM dalam kasus Timor Timur.
Embargo lebih mungkin berasal dari negara dengan ekonomi kuat seperti Amerika Serikat
daripada negara berkembang. Itu menjadi bentuk hukuman politik untuk mengisolasi sebuah
negara.

d) Lisensi
Beberapa negara memberlakukan lisensi impor atau ekspor. Untuk membawa barang asing
masuk ke pasar domestik, pengimpor harus mendapatkan lisensi. Pemerintah dapat
membatasi pemberian lisensi impor. Pemerintah mungkin tidak menerbitkan lisensi untuk
produk tertentu dari negara tertentu untuk tujuan tertentu. Sementara itu, lisensi ekspor
mengurangi pengiriman barang ke luar negeri. Itu biasanya untuk membatasi perdagangan
produk-produk tertentu atau untuk untuk menjaga harga domestik tidak naik.

Produsen mungkin lebih tertarik menjual ke luar negeri untuk mendapatkan harga yang lebih
baik. Mereka kemudian meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor mengurangi pasokan di
pasar domestik. Jika pada saat yang sama, produsen tidak mengimbanginya dengan
meningkatkan produksi, itu kemungkinan mengarah pada kelangkaan, mendorong harga
naik.

e) Standarisasi
Standarisasi dapat mengambil beragam bentuk, termasuk standar kesehatan, keamanan
lingkungan maupun persyaratan konten lokal. Untuk membatasi impor, pemerintah dapat
menaikkan standar sehingga mengurangi jumlah produk yang memenuhinya.

f) Subsidi
Subsidi bekerja secara terbalik dengan tarif impor. Alih-alih mengenakan bea masuk impor,
pemerintah memberikan hibah kepada produsen dalam negeri untuk mendorong ekspor.
Subsidi dapat mengambil bentuk, termasuk pengurangan biaya produksi, akses kredit yang
lebih murah atau subsidi harga barang yang diekspor.Subsidi membuat barang domestik
lebih kompetitif ketika memasuki pasar internasional. Produsen mengenakan harga yang
murah untuk produk ekspor mereka. Sumber pembayaran subsidi adalah berasal dari
penerimaan pajak. Jadi, secara tidak langsung, bukan pemerintah yang membayar pajak,
tetapi wajib pajak. Rumah tangga ataupun bisnis mungkin tidak menggunakan produk
tersebut.

5.3 Upaya-upaya batasan perdagangan

• Melindungi industri dalam negeri yang sudah mapan dari persaingan asing. Jika
barang dan jasa luar negeri dengan mudah masuk ke pasar domestik, itu
meningkatkan persaingan di dalam negeri.
• Melindungi industri yang baru tumbuh hingga menjadi dewasa dan kompetitif secara
internasional. Beberapa negara ingin memastikan industri strategis mereka tumbuh
baik. Industri semacam itu biasanya berkontribusi terhadap keamanan nasional,
lapangan kerja, teknologi atau rantai nilai dengan berbagai industri lainnya.
• Melindungi lapangan kerja domestik. Impor menguntungkan produsen luar negeri
karena uang mengalir dari domestik ke mereka. Selain itu, ketika impor meningkat,
mereka akan menaikkan produksi. Itu menciptakan lapangan kerja di negara mereka
tapi tidak di domestik.
• Untuk menghasilkan pendapatan pemerintah. Dengan memberlakukan tarif impor,
pemerintah memperoleh sumber pendapatan selain dari pajak individu atau pajak
bisnis.
• Pembalasan terhadap pembatasan serupa yang diberlakukan oleh mitra dagang.
Negara tidak suka dengan praktik perdagangan yang tidak adil oleh negara mitra
mereka, misalnya dumping. Oleh karena itu, mereka berkepentingan untuk
membalas negara mitra.
BAB III

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dalam perdagangan internasional kebijakan smleter yang diterapkan oleh Indonesia


tersebut yang dinilai menghambat proses perdagangan internasional tersebut tidak
dibenarkan. Terkadang, beberapa kondisi yang merugikan tersebut mengharuskan suatu
negara seperti Indonesia mau tidak mau harus mengambil keputusan yaitu dengan
mengeluarkan kebijakan demikian demi guna melindungi kepentingan domestik. Dilihat dari
sisi pemenuhan kebutuhan Indonesia masih harus tetap berkembang dengan fasenya. Tidak
lupa juga bahwa, pemenuhan kebutuhan barang dan jasa tidak semuanya dapat diperoleh,
dipasok dan atau dibuat di dalam negeri secara otomatis, terutama negara berkembang
seperti Indonesia. Alasan adanya World Trade Organization sendiri adalah untuk
mendapatkan kemudahan-kemudahan seperti berkurangnya tarif, hambatan non-tarif, dan
hambatan lainnya khususnya bagi negara berkembang dan karena alasan itu pula Indonesia
masuk ke dalam perjanjian tersebut. Tentu saja ada pengecualian namun demikian, dalam
jangka panjang seluruh bangsa akan diuntungkan dengan sistem perdagangan bebas
selama masih dalam batas batas rule of law.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat di jelaskan dalam makalah perdagangan internasional ini adalah
untuk tetap menjaga kestabilan negara indonesia kebijakan perdagangan internasional
hendaknya dapat menguntungkan para produsen lokal. Hal ini karena besar nya
keuntungan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat dalam negeri.
Diharapkan meskipun banyaknya impor dan ekspor barang namun kiranya rakyat tetap
mencintai produksi sendiri. Dan kurangi pola hidup konsumtif yang mengakibatkan gaya
hidup yang tidak sesuai dengan budaya indonesia. Begitulah proses impor maupun ekspor
dalam makalah perdagangan nasional. Pengaruh positif juga memiliki dampak negatif oleh
sebab itu diharapkan dengan makalah ini masyarakat dapat menjadikan wawasan dalam
menjalankan bisnis ekspor dan impor. Tetap menjaga dan mencintai produksi indonesia
agar terhindar dari sifat konsumtif dalam kehidupan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdasco.com/pembatasan-perdagangan/#:~:text=Apa%20itu%3A%20Pembatasan
%20perdagangan%20
https://www.detik.com/bali/berita/d-6597387/dampak-positif-perdagangan-internasional-bagi-
indonesia
https://money.kompas.com/read/2022/06/25/071500426/mengenal-dampak-positif-dan-
negatif-dari-peragangan-internasional?page=all#page1
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19410/4/T1_312015181_BAB%20IV.pdf
https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/ini-hambatan-dan-solusi-
perdagangan-internasional-untuk-pemula

Anda mungkin juga menyukai