Oleh :
NAMA : YOSSIE INDRA PRAMANA
NIM : 2020314012
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Ekonomi Internasional & Kesejahteraan Masyarakat Indonesia ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang ekonomi internasional & kesejahteraan
masyarakat indonesia, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bpk Ir karsino, M. E. Sy selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
C. Pembahasan...............................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan
digambarka secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Salah
satunya adalah melalui kebijakan perdagangan internasional. Pola
perdagangan internasional menyangkut berbagai aspek kegiatan tukar-
menukar barang dan jasa dari penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai akibat dari produksi
yang tidak dapat dihasilkan didalam negeri.
Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi
bagian yang semakin penting dalam politik luar negeri di berbagai negara, dan
salah satu bagian dari diplomasi ekonomi ini adalah diplomasi perdagangan.
Perdagangan luar negeri merupakan salah satu variabel penting pertumbuhan
ekonomi di suatu perekonomian; tidak mengherankan bahwa seluruh negara
berupaya keras untuk mendorong kerjasama perdagangan dengan tujuan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut dapat dicapai
dengan mendorong ekspor dalam negeri dan mengurangi volume impor
sebagaimana dipahami oleh para ekonom beraliran merkantilis.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk
Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan
perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat pendapatan (income).
Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan masyarakat akan
meningkat pula. Namun demikian, di era perekonomian terbuka saat ini maka
pada saat bersamaan pula arus impor juga akan meningkat yang dimana dalam
pengukuran pertumbuhan ekonomi, meningkatnya nilai impor akan
berdampak terhadap penurunan PDB. Maka dari itu, liberalisasi perdagangan
suatu negara di satu sisi akan mendorong peningkatan nilai perdagangan,
namun disisi lain akan mempengaruhi neraca perdagangannya.
1
Secara ekonomi perdagangan internasional juga akan berpengaruh
terhadap aspek-aspek konsumsi, produksi, dan distribusi pendapatan (Sjahril,
2013). Paper ini menyoroti dampak perdagangan internasional yang dilakukan
Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Secara teori, liberalisasi
perdagangan diharapkandapat membentuk pola perdagangan yang efisien
berdasarkan prinsip keunggulan komparatif. Adopsi dari prinsip keunggulan
komparatif akan menjamin bahwa sebuah negara akan meraih kesejahteraan
ekonomi yang lebih besar melalui partisipasi dalam perdagangan luar negeri
daripada melalui proteksi perdagangan.
Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai
pengaruh ekonomi internasional dengan kesejahteraan masyarakat di
Indonesia dan fakta yang terjadi mengenai kesejahteraan masyakarat di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah yang akan
dibahas yaitu mengenai :
1. Bagaimanakah pengaruh terkait ekonomi internasional dengan
kesejahteraan masyarakat di Indonesia?
2. Bagaimanakah fakta-fakta yang terjadi mengenai kesejahteraan
masyakarat di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penulisan makalah ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui pengaruh terkait ekonomi internasional dengan
kesejahteraan masyarakat di Indonesia
2. Untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi mengenai kesejahteraan
masyakarat di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro.
Aspek mikro, misalnya menyangkut masalah jual-beli secara internasional
(yang sering disebut dengan ekspor-impor). Kegiatan perdagangan
internasional ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun pasar
faktor produksi, yang merupakan salah satu topik dalam analisa ekonomi
mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan satu dengan yang lain dapat
mempengarui pendapatan ataupun kesempatan kerja. Aspek makro, misalnya
hal-hal menyangkut perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak
masyarakat, perusahaan dan pasar. Setiap ada perubahan permintaan atau
penawaran agregat di pasar dunia, termasuk harga, maka pengaruhnya
dirasakan dalam bentuk perubahan ekspor/impor dan secara tidak langsung
juga pada produksi dan harga di dalam negeri.
4
bersifat relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari
hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut. Menurut Sunarti (2012),
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material,
maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman
lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan
usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-
baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.
Kesejahteraan merupakan titik ukur bagi masyarakat yang berarti
bahwa telah berada pada kondisi yang sejahtera. Pengertian sejahtera itu
sendiri adalah kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat, dan damai, sehingga untuk mencapai kondisi
itu orang tersebut memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan yang
dimilikinya. Para ahli ekonomi melihat kesejahteraan sebagai indikasi dari
pendapatan individu (flow of income) dan daya beli (purchashing of power)
masyarakat. Berdasarkan pemahaman ini, konsep kesejahteraan memiliki
pengertian yang sempit karena dengan hanya melihat pendapatan sebagai
indikator kemakmuran ekonomi berarti kesejahteraan dilihat sebagai lawan
dari kondisi kemiskinan" (Dwi 2008 diacu oleh Widyastuti 2012).
Adapun menurut Imron (2012), kesejahteraan hidup masyarakat
dipahami sebagai kesejahteraan sosial. Imron (2012) menambahkan pada
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial: "Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya". Terdapat beberapa indikator peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat, di antaranya adalah (1) adanya kenaikan penghasilan secara
kuantitatif; (2) adanya kesehatan keluarga yang lebih baik secara kualitatif;
dan (3) adanya investasi ekonomis keluarga berupa tabungan (Imron 2012).
Di Indonesia kesejahteraan sosial sering dipandang sebagai tujuan atau
kondisi kehidupan yang sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan pokok
manusia (Suharto, 2007).
5
Pengertian kesejahteraan sosial merupakan sistem suatu bangsa
tentang manfaat dan jasa untuk membantu masyarakat guna memperoleh
kebutuhan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan yang penting bagi
kelangsungan masyarakat tersebut. Seseorang yang mempunyai kekurangan
kemampuan mungkin memiliki kesejahteraan yang rendah, kurangnya
kemampuan dapat berarti kurang mampu untuk mencapai fungsi tertentu
sehingga kurang sejahtera. Terdapat beragam pengertian mengenai
kesejahteraan, karena lebih bersifat subjektif dimana setiap orang dengan
pedoman, tujuan dan cara hidupnya yang berbeda-beda akan memberikan
nilai-nilai yang berbeda pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraan.
Indikator yang digunakan Biro Pusat Statistik (BPS) untuk
mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan, yaitu pendapatan, konsumsi
atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,
kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan,
kemudahan memasukkan anak kejenjang pendidikan, dan kemudahan
mendapatkan fasilitas transportasi.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Indonesia
Adanya globalisasi di segala bidang termasuk perdagangan, telah
mendorong Indonesia untuk ikut serta menerapkan kebijakan perdagangan
internasional. Terdapat 3 (tiga) pendorong utama yang menjadi alasan
suatu negara melakukan perdagangan internasional dan selanjutnya
membentuk kerja sama perdagangan bebas antara lain yaitu keuntungan
yang diperoleh dari pertukaran antarnegara yang terlibat baik dari sisi
produksi maupun konsumsi; fokus dalam produksi barang dan jasa sesuai
dengan keunggulan komparatif dan kompetitif suatu negara; dan adanya
transfer teknologi dengan masuknya
6
Perdangangan Internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Jika suatu negara lebih banyak melakukan ekspor
dari pada impor maka pendapatan nasional negara tersebut akan naik
sehingga nantinya akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan
suatu negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa
yang murah, sehingga dapat mengekspor ke luar negeri. Manfaat dari
perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan negara,
cadangan devisa, transaksi modal dan bertambahnya kesempatan kerja.
Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS mengenai
perkembangan ekspor dan impor Indonesia per 2017-209, terjadi
peningkatan .
7
2019 untuk minyak mentah dan gas naik masing-masing 33,38 persen
dan 20,92 persen, sedangkan hasil minyak turun 4,32 persen.
Secara kumulatif, volume ekspor meningkat 7,64 persen
dibanding periode Januari– Desember 2018 yang disumbang oleh
peningkatan ekspor nonmigas 9,82 persen, sedangkan migas turun
26,04 persen.
8
International Monetary Fund (IMF) 5.3 5.3
Asian Development Bank (ADB) 5.1 5.3
Indonesia Investments 5.1 5.2
Realisasi 5.07 5.17
9
Di tengah kondisi pelemahan dan ketidakpastian perekonomian
global di sepanjang tahun 2019, Indonesia mampu menunjukkan
ketahanan ekonominya, terlihat dari kemampuan Indonesia dalam
mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%, serta beberapa
pencapaian penting dalam hal makro ekonomi, sektor keuangan, maupun
kinerja pelaksanaan APBN.
Dengan peningkatan PDB dan pertumbuhan ekonomi yang kian
stabil setiap tahunnya yaitu kisaran 5% maka hal tesebut juga dapat
dijadikan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Dari Badan Pusat Statistik didapatkan beberapa indikator kesejahteraan
Indonesia. Yaitu berdasarkan pada tingkat kemiskinan, garis kemiskinan,
rasio gini, distribusi pengeluaran penduduk indonesia, indeks
pembangunan manusia dan world happines index. Adapun penjabaran
mengenai setiap indikator adalah sebagai berikut :
a. Kemiskinan
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, 2017-2019
10
Papua sebesar 20,39%, yang juga mengalami penurunan dibanding
tahun lalu yang sebesar 20,94% penduduk.
b. Garis Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan pada
September 2019 sebesar Rp440.538 per kapita per bulan. Berdasarkan
data resmi BPS, angka garis kemiskinan tersebut terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan sebesar Rp324.911,- (73,75 persen) dan Garis
Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp115.627,- (26,25 persen).
Pada September 2019, secara rata-rata rumah tangga miskin di
Indonesia memiliki 4,58 orang anggota rumah tangga. Dengan
demikian, besarnya pendapatan per rumah tangga miskin secara rata-
rata adalah sebesar Rp2.017.664 per rumah tangga miskin per bulan.
Adapun persentase penduduk miskin pada September 2019
tercatat sebesar 9,22 persen, menurun 0,19 persen poin terhadap Maret
2019 dan menurun 0,44 persen poin terhadap September 2018. Jumlah
penduduk miskin pada September 2019 sebesar 24,79 juta orang,
menurun 0,36 juta orang terhadap Maret 2019 dan menurun 0,88 juta
orang terhadap September 2018.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret
2019 sebesar 6,69 persen, turun menjadi 6,56 persen pada September
2019. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan
pada Maret 2019 sebesar 12,85 persen, turun menjadi 12,60 persen
pada September 2019.
Dibandingkan dengan Maret 2019, jumlah penduduk miskin
September 2019 di daerah perkotaan turun sebanyak 137.000 orang
(dari 9,99 juta orang pada Maret 2019 menjadi 9,86 juta orang pada
September 2019). Sementara itu, daerah perdesaan turun sebanyak
221.800 orang (dari 15,15 juta orang pada Maret 2019 menjadi 14,93
juta orang pada September 2019).
11
c. Rasio GINI 2019
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang
diukur oleh Rasio Gini. Gini Ratio = 0 artinya pendapatan merata
sempurna, dimana setiap orang menerima pendapatan sama dengan
yang lainnya. Gini Ratio = 1 artinya pendapatan timpang sempurna,
atau pendapatan itu hanya diterima oleh satu orang atau satu
kelompok saja. Rasio Gini terus di Indonesia menunjukkan penurunan,
dimana pada tahun 2019 adalah sebesar 0,380. Angka ini menurun
0,004 poin dibandingkan tahun 2018.
d. Distribusi Pengeluaran Penduduk Indonesia
Pada tahun 2019, distribusi pengeluaran pada kelompok 40
persen terbawah adalah sebesar 17,71%. Berdasarkan ukuran
ketimpangan Bank Dunia, pengeluaran penduduk Indonesia berada
pada kategori tingkat ketimpangan rendah. (Berita Resmi Statistik
BPS, 2019)
12
berkelanjutan. Pada indikator World Happines Index Indonesia
menempati Peringkat kebahagiaan ke-84 dari 153 negara.
Laporan World Happiness Report 2019 yang dirilis Maret 2019
bersama dengan United Nations Sustainable Development Solution
Network, mencatat rangking kebahagiaan Indonesia tahun 2019 berada
pada peringkat 84 dengan skor 5,286, naik 8 peringkat dibandingkan
tahun 2018 yang berada di posisi 92.
Posisi Indonesia tepat berada di bawah Malaysia dan Vietnam,
yang masing-masing ada di peringkat 82 dan 83, dan masih jauh
tertinggal dengan Singapura dan Filipina. Peringkat kebahagiaan
Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan Laos, Kamboja dan
Myanmar.
13
segi lalu lintas devisa melainkan juga atas sumbangannya kepada
pendapatan nasional.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik. Perkembangan Ekspor dan Impor
Indonesia Desember 2019 No. 06/01/Th.XXIII, 15 Januari 2020
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik. Perkembangan Ekspor dan Impor
Indonesia Juni 2020 No. 54/07/Th.XXIII, 15 Juli 2020
16