Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANALISIS KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembangunan


Ekonomi Indonesia

Dosen Pengampu :

Dr. Apip Supriadi., S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 18

Geneva Sabrina (213402128)


Elsa Salsabila (213402129)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami haturkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Pembangunan Ekonomi Indonesia” kelas C pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Apip Supriadi., S.E.,
M.Si. yang telah membimbing dan mendukung dalam penulisan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan pada makalah ini, baik dari segi penyusunan bahasa maupun
segi lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua yang membacanya.

Tasikmalaya, 21 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Teori Perdagangan Internasional.......................................................................3
2.2 Teori Pertukaran................................................................................................5
2.3 Teori Tarif.........................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................8
3.1 Objek dan Subjek Penelitian.............................................................................8
3.2 Jenis Penelitian, Data dan Sumber Penelitian...................................................8
3.3 Desain Penelitian...............................................................................................9
3.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................13
3.5 Teknik Analisis Data.......................................................................................13
BAB IV PENUTUP..............................................................................................23
4.1 Kesimpulan......................................................................................................23
4.2 Saran.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi suatu negara, terutama bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Melalui perdagangan internasional dapat
diraih banyak manfaat, baik manfaat langsung maupun tidak langsung.
Manfaat langsung dari perdagangan internasional diantaranya adalah dengan
adanya spesialisasi, suatu negara dapat mengekspor komoditi yang ia
produksi untuk dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan
biaya yang lebih rendah. Negara akan memperoleh keuntungan secara
langsung melalui kenaikan pendapatan nasional dan pada akhirnya akan
menaikkan laju output dan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk
Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan
perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat pendapatan (income).
Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan masyarakat akan
meningkat pula.
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan
adalah perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan
dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan (trade as engine of growth, Salvatore,
2004). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor,maka
salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor
penggerak bagi pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan investasi juga diyakini memiliki konstribusi sebagai
pengungkit terhadap bergeraknya pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen
dari pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross
Domestic Product (GDP).
Sejak awal 2000-an, Indonesia mulai aktif dalam menjalin kerja sama
perdagangan internasional dengan negara lain, terutama melalui

1
partisipasinya dalam organisasi perdagangan dunia seperti WTO dan
ASEAN. Indonesia menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik
multilateral dan regional, di samping penguatan ekonomi nasional, dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Dari uraian yang telah disampaikan, dapat terlihat bahwa ekspor,impor,
investasi, dan tarif perdagangan merupakan indikasi pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB). Hal ini dapat terwujud oleh peranan berbagai unsur
pendukung yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengamati masalah pertumbuhan ekonomi dan mengkaji lebih dalam lagi
tentang “Analisis Kebijakan Perdagangan Internasional Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apa saja teori-teori yang relevan dengan kebijakan perdagangan
internasional?
1.2.2. Apa metode yang dilakukan dalam penelitian ini?
1.2.3. Apa alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini?
1.2.4. Bagaimana persamaan model penelitian untuk menganalisis dampak
kebijakan perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan tinjuan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
makalah yaitu sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori yang relevan dengan kebijakan
perdagangan internasional
1.3.2. Untuk mengetahui apa metode yang dilakukan dalam penelitian ini
1.3.3. Untuk mengetahui apa alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana persamaan model penelitian untuk
menganalisis dampak kebijakan perdagangan internasional terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Perdagangan Internasional


2.1.1 Teori Keunggulan Absolut
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam
bukunya The Wealth of Nation, menyatakan bahwa perdagangan bebas
sebagai suatu kebijakan yang paling baik untuk negara-negara di dunia.
Smith berpendapat bahwa suatu negara akan menghasilkan dan
mengekspor barang dimana negara tersebut mempunyai keunggulan
absolut atas negara lain. Sebaliknya, negara tersebut akan mengimpor
barang bilamana negara tersebut mempunyai kerugian absolut dalam
memproduksi barang-barangnya. Keuntungan mutlak diartikan sebagai
keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam perhari kerja yang
dibutuhkan untuk membuat barang-barang.
Asumsi yang digunakan Adam Smith dalam analisanya (Salvatore,
1990) adalah: pertama, Berlakunya teori nilai tenaga kerja (labor theory
of value) bagi penentuan nilai suatu barang. Kedua, Hanya tenaga kerja
yang merupakan faktor produksi yang bersifat homogen. Hal ini berarti
bahwa tenaga kerja mempunyai kualitas yang sama untuk setiap bidang
produksi. Ketiga, Terdapat immobilitas faktor produksi antar negara.
Asumsi yang digunakan Adam Smith tersebut, maka suatu negara
akan terdorong untuk melakukan spesialisasi terhadap faktor produksi
tertentu, sehingga akan menghasilkan pertambahan produksi dunia yang
akan dipakai bersama-sama melalui perdagangan internasional antar
negara. Dengan demikian kebutuhan suatu negara tidak diperoleh dari
pengorbanan negaranegara lain, tetapi semua Negara dapat
memperolehnya secara serentak (Salvatore, 1990). Demikianlah
sehingga perdagangan internasional akan memberi manfaat bagi
perekonomian suatu Negara atau wilayah.
2.1.2 Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif Ricardo melakukan perbaikan atas

3
teori keunggulan absolut yang belum dapat menjawab permasalahan
yaitu, jika terdapat negara yang tidak memiliki keunggulan absolut
dapat melakukan perdagangan. Sehingga, menurut Ricardo, keunggulan
dari masing-masing negara yang melakukan perdagangan dalam konsep
tersebut bersifat relatif,tidak absolut seperti dikemukakan oleh Smith
sehingga negara yang tidak mempunyai keunggulan absolut dapat
melakukan perdagangan.
Menurut prinsip teori keunggulan komparatif, perdagangan masih
dapat terjadi selama masing-masing negara mempunyai keunggulan
komparatif dalam menghasilkan suatu macam komoditi. Ricardo
berpendapat bahwa manfaat dari perdagangan masih ada sekalipun
negara tersebut mengalami kerugian secara mutlak (Salvatore, 1990).
Disini negara yang kurang efisien dalam memproduksi kedua komoditi
tersebut akan melakukan spesialisasi produksi pada komoditi dengan
kerugian absolut terkecil. Dengan demikian negara tersebut yang masih
mempunyai keunggulan relatif akan memproduksi komoditi yang
bersangkutan dibandingkan mitra dagangnya. Sebaliknya negara
tersebut akan mengimpor komoditi dengan kerugian absolut yang lebih
besar. Sehingga menurut Ricardo, Perdagangan antar negara masih
dapat terlaksana, jika masih ada perbedaan dalam perbandingan harga
relatif antara negara sebelum dilakukan perdagangan.
2.1.3 Teori Heckescher-Ohlin (H-O)
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom
Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933)
mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang
belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Teori
Klasik Comparative advantage, menjelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity
of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara
(Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan
mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Teori
perdagangan dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin

4
(Heckscher-Ohlin), merupakan pengembangan dari teori keunggulan
mutlak dan teori keunggulan komparatif.
Teori Heckscher-Ohlin menekankan bahwa perdagangan
internasional terutama ditentukan oleh beda relatif dari karunia alam
(factor endowment) serta harga-harga faktor produksi antar negara.
Menurut Heckscher-Ohlin, bahwa pola perdagangan dimulai dengan
mengungkapkan secara spesifik tentang perbedaan harga-harga antar
negara. Perbedaan harga ini terjadi, karena adanya perbedaan harga
antar negara pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan proporsi
penggunaan faktor produksi, kenyataan ada faktor spesifik pada
masing-masing industri atau perusahaan yang menyebabkan perbedaan,
misalnya kemampuan manajerial yang tinggi, dan pada tahap
selanjutnya hal tersebut dianggap sebagai faktor produksi. Faktor
produksi lain misalnya teknologi, pengetahuan, hak paten dan lain
sebagainya (Soelistyo, 1993).
Teori Heckescher-Ohlin mengemukakan konsepsinya yang dapat
disimpulkan bahwa Perdagangan internasional antar negara tidaklah
banyak berbeda dan hanya kelanjutan saja dari perdagangan antar
daerah. Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak. Atas dasar
inilah maka H-O melepaskan anggapan (yang berasal dari teori klasik)
bahwa dalam perdagangan internasional ongkos transport dapat
diabaikan. Selanjutnya, Barang-barang yang diperdagangkan antar
negara tidaklah didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan
yang diperkembangkan (natural and acquired advantages dari Adam
Smith) akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang itu.
2.2 Teori Pertukaran (the theory of exchange)
Salah satu tokoh penting dalam teori pertukaran ini adalah George Caspar
Homans. Prinsip dasar dari teori pertukaran George Caspar Homans sama
dengan prinsip ekonomi yaitu untung–rugi. Teori pertukaran dari Homans ini
sangat erat kaitannya dengan dunia psikologi manusia. Lebih tepatnya bahwa
homans melihat akar dari teori pertukaran adalah behaviorisme yang

5
berpengaruh langsung terhadap sosiologi perilaku. Homans mendasarkan teori
pertukaran ini dalam berbagai proporsisi yang fundamental. Meski beberapa
proporsisinya menerangkan setidaknya dua individu yang berinteraksi, namun
ia dengan sangat hati-hati menunjukan bahwa proporsisi itu berdasarkan
prinsip psikologis (Ritzer, 2004:358).
Teori pertukaran yang dikonsepkan oleh Homans (1958) menyatakan
bahwa interaksi adalah sebuah bentuk pertukaran yang melibatkan minimal
dua individu yang saling bertukar kegiatan berwujud (tangible) dan yang tidak
berwujud (intangible). Teori pertukaran dibagi menjadi teori pertukaran sosial
(social exchange) dan teori pertukaran ekonomi (economic exchange). Teori
Pertukaran Sosial adalah tindakan sukarela individu yang dimotivasi untuk
mendapatkan imbalan yang diharapkan oleh pihak lain. Berbeda dengan
pertukaran ekonomi yang diikat dengan kontrak yang jelas, maka pada
pertukaran sosial terdapat kewajiban yang tidak tertulis atas dasar kepercayaan
kepada pihak lain.
Menurut teori ini satu pihak melakukan pertukaran sosial karena
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, sehingga membutuhkan bantuan
pihak lain. Melalui pertukaran sosial para pihak bertukar sumberdaya yang
sulit untuk didapat melalui pertukaran ekonomi. Asumsi dasar yang mendasari
seluruh analisis teori pertukaran sosial adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan.
Terdapat dua konsep penting dalam proses pertukaran sosial yaitu
kepercayaan dan ketergantungan kekuasaan. Kepercayaan yang berkenaan
dengan ekspektasi positif terhadap keinginan orang lain dalam situasi yang
dapat berisiko merupakan kunci utama pertukaran sosial dan menyangkut
kelangsungan ikatan emosional antara pihak yang berinteraksi. Kepercayaan
merupakan hal penting yang harus dimiliki dalam perilaku terwaralaba untuk
dapat membina hubungan yang baik dengan pewaralaba, dan merupakan salah
satu dimensi dari kualitas hubungan relasional.
Ketergantungan terjadi apabila satu pihak membutuhkan sumberdaya dari
pihak lain, maka pihak pertama menjadi tergantung terhadap pihak kedua,

6
dengan konsekuensinya pihak kedua mempunyai empat alasan utama
mengapa pertukaran sosial menjadi bagian integral dari sistem waralaba yaitu
pertama tidak seluruh ketentuan perjanjian keterikatan dapat dirinci dalam
kontrak sehingga kontrak umumnya hanya memuat isu utama kerjasama dan
membuat pernyataan terbuka terhadap masalah-masalah kecil lainnya,
sehingga waralaba dapat disebut kontrak relasional. Disini terdapat
ketidakpastian dalam proses pertukaran yang berjalan, dimana ketidakpastian
tersebut merupakan karakteristik utama dari pertukaran sosial, dimana
hubungan kerjasama dalam waralaba merupakan proses yang berkelanjutan.
2.3 Teori Tarif
Tarif adalah salah satu instrumen dari kebijakan perdagangan luar negeri
yang membatasi arus perdagangan internasional (Tulus T.H. Tambunan
2004:328)
Secara sederhana dapat disimpulkan pengertian tarif sejumlah pungutan
yang dibebankan atas suatu hal, kegiatan, kebijakan, atau apapun yang telah
diatur dalam peraturan. Dalam skala pemerintahan, tarif dapat didefinisikan
sebagai pungutan yang dibebankan untuk semua barang yang melewati negara
baik keluar ataupun masuk dan diatur melalui perundang-undangan seperti
tarif ekspor, tarif impor dan sejenisnya.
Dalam ekspor impor, tarif diberlakukan untuk menaikkan biaya impor
untuk barang tertentu. Bagi konsumen domestik, cara tersebut bisa
mengurangi permintaan barang impor karena harganya lebih mahal. Bagi
pengekspor, tarif membuat produk mereka menjadi tidak kompetitif di pasar
negara tujuan. Selain itu pengenaan tarif juga bisa melindungi produsen dalam
negeri termasuk industri yang baru berkembang dan menyembangkan
ketidakadilan pada praktik ketidak adilan para produsen asing yang melakukan
praktik dumping alias menjual harga lebih murah daripada pasar mereka. Tarif
juga bisa menambah pendapatan pemerintah dari pajak.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian


Objek penelitian merupakan sifat kondisi dari suatu orang atau benda yang
menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian atau yang hendak dipelajari
dalam suatu kegiatan penelitian (Kurniawan & Puspaningtyas, 2016:58).
Objek dalam penelitian ini adalah ekspor, impor, investasi asing, tarif
perdagangan, populasi, infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi.

Subjek penelitian merupakan benda, individu atau organisme yang


digunakan sebagai sumber informasi sebagai sumber informasi yang
dibutuhkan untuk mengumpulkan bahan penelitian (Kurniawan &
Puspaningtyas, 2016:58). Subjek dalam penelitian ini adalah provinsi di
Indonesia.

3.2 Jenis Penelitian, Data dan Sumber Penelitian


3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka dan juga dianalisis
dengan statistika. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian
yang berdasarkan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk
meneliti populasi dan sampel tertentu, instrument penelitian digunakan
untuk pengumpulan data, penelitian berupa angka-angka dan analisis
datanya bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan (Sugiyono, 2013:7)

3.2.2 Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang artinya data
tersebut sudah tersedia sebelumnya yang dikumpulkan dari sumber-
sumber tidak langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
laporan ekspor, laporan impor, laporan realisasi investasi asing, laporan
populasi, laporan infrastruktur dan laporan perekonomian Indonesia.

8
3.2.3 Sumber Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan
Ekspor, Laporan Impor, Laporan Realisasi Investasi Asing, Laporan
Populasi, dan Laporan Perekonomian Indonesia periode 2019-2021
yang diperoleh dari website Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu
www.bps.go.id. Laporan Infrastruktur periode 2019-2021 diperoleh dari
website Kementerian Keuangan, yaitu www.djpk.kemenkeu.go.id.
Sedangkan Laporan Perekonomian Indonesia periode 2019-2021 yang
diperoleh dari website Badan Pusat Statistik (BPS) dan website Bank
Indonesia yaitu www.bps.go.id dan www.bi.go.id.

3.3 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana objek
dalam penelitian ini yaitu ekspor, impor, investasi asing, tarif perdagangan,
populasi, infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan subjeknya
yaitu provinsi di Indonesia. Selain itu, datanya menggunakan data sekunder
berupa laporan ekspor, laporan impor, laporan realisasi investasi asing,
laporan populasi, laporan infrastruktur dan laporan perekonomian Indonesia
yang diambil dari website Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian
Keuangan, dan Bank Indonesia.
Setelah data terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis menggunakan
analisis regresi panel dengan membandingkan data antar provinsi di Indonesia
selama periode waktu tertentu. Data akan dianalisis menggunakan perangkat
lunak statistik seperti STATA.

3.3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang memiliki beragam nilai.
Sedangkan variabel penelitian adalah sesuatu yang dapat dianalisis
dan dipelajari oleh peneliti dalam bentuk apa saja, sehingga dapat
memperoleh informasi yang dapat ditarik kesimpulan (Kurniawan &
Puspitaningtyas, 2016: 42).
1) Variabel Dependen

9
Variable dependen merupakan variable yang dapat dipengaruhi
oleh variable independen (Kurniawan & Puspitaningtyas,
2016:43). Variable dependen dalam penelitian ini yaitu
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2) Variabel Independen
Variable independen merupakan variable yang dapat
mempengaruhi adanya variable dependen (Kurniawan &
Puspitaningtyas, 2016: 43). Variable independen dalam penelitian
ini yaitu ekspor, impor, investasi asing, tarif perdagangan,
populasi, dan infrastruktur.

b. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional merupakan suatu definisi yang berlandaskan
pada karakteristik yang dapat diobservasi dan menerjemahkan
konsep variabel tersebut kedalam instrumen pengukuran (Kurniawan
& Puspitaningtyas, 2016: 90).
1) Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu (Rinaldi, Jamal & Seftarita, 2017). Dalam
mengukur pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini
menggunakan Gross Domestic Product (GDP).
Pertumbuhan Ekonomi=Gross Domestic Product
2) Ekspor
Tingkat ekspor yang tinggi akan memberikan pendapatan
yang tinggi bagi suatu negara, sehingga semakin tinggi ekspor
akan membuat neraca pembayaran negara menjadi surplus dan
berpengaruh positif terhadap perkembangan ekonomi negara
(Zatira, Sari & Rani, 2021). Dalam mengukur nilai ekspor
menggunakan total nilai ekspor.
Ekspor=Total Ekspor Nonmigas

10
3) Impor
Semakin tinggi impor, semakin tinggi konsumsi suatu
negara sehingga menyebabkan neraca pembayaran negara
semakin defisit yang pada akhirnya berpengaruh negatif
terhadap perkembangan perekonomian negara (Zatira, Sari &
Rani, 2021). Dalam mengukur nilai impor menggunakan total
nilai impor.
Impor=Total Impor Nonmigas
4) Investasi Asing
Investasi meliputi pengeluaran uang yang menyebabkan
terjadinya perubahan persediaan atas barang-barang kapital.
Investasi yang dilakukan disektor bisnis didasarkan oleh motif
untuk memperoleh keuntungan. Dua faktor penting yang
menentukan dilakukannya investasi adalah tingkat keuntungan
bersih yang diharapkan oleh pengusaha dari pengeluaran
investasi dan faktor suku bunga (Bakar, 2002:342).
Investasi Asing=Total Investasi
5) Tarif Perdagangan
Tarif merupakan sebuah pembebanan atas barang-barang
yang melintasi daerah pabean. Barang-barang yang masuk ke
wilayah negara dikenakan bea masuk. Dalam mengukur tarif
perdagangan menggunakan pajak impor (Ajriah, 2019).
Tarif Perdagangan=Total Pajak Impor
6) Populasi
Populasi yaitu seluruh jumlah penduduk pada umumnya
merupakan perkembangan penduduk di negara sedang
berkembang sangat tinggi dan besar jumlahnya. Meningkatnya
jumlah penduduk membawa perkembangan bagi perekonomian,
karena dengan meningkatnya jumlah penduduk maka meningkat
pula peran sumber daya manusia (Eny Rochaida, 2016).
Populasi=Total Jumlah Penduduk
7) Infrastruktur
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan

11
ekonomi. Ketidakcukupan infrastruktur merupakan salah satu
kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang
lebih cepat (Ndulu, et. al., 2005). Dalam mengukur infrastruktur
menggunakan total infrastruktur.
Infrastruktur =Total Panjang Jalan

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Konsep Variabel Indikator

1. Pertumbuhan Besarnya nilai pertumbuhan Total GDP


Ekonomi ekonomi yang didapat dari
(Y) Gross Domestic Product

2. Ekspor Besarnya nilai ekspor Total Ekspor Nonmigas


(X1)
3. Impor Besarnya nilai impor Total Impor Nonmigas
(X2)
4. Investasi Asing Besarnya nilai investasi Total Investasi Asing
(X3) asing

5. Tarif Besarnyanya pembebanan Total Pajak Impor


Perdagangan barang yang masuk kedaerah
(X4) pabean.
6. Populasi Besarnya jumlah penduduk Total Jumlah Penduduk
(X5)
7. Infrastruktur Besarnya nilai infrastruktur Total Panjang Jalan
(X6)

3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi penelitian yaitu sekelompok orang atau segala sesuatu
kejadian yang mempunyai karakteristik tertentu dan berkualitas yang
telah ditetapkan untuk dipelajari dan dapat diarik kesimpulannya
(Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016: 66). Populasi dalam penelitian

12
ini adalah provinsi di Indonesia sebanyak 34 provinsi dengan periode
pengamatan 3 tahun (2019-2021)

b. Sampel
Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh suatu populasi (Kurniawan & Puspitaningtyas, 2016: 67). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
sensus atau total sampling. Metode sensus yaitu teknik pengambilan
sample yang menggunakan total populasi sebagai populasinya
(Sugiyono, 2009: 63). Maka dari itu sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh provinsi di Indonesia.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode dokumentasi yang merupakan suatu teknik pengumpulan data berupa
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh sumber data. Metode ini merupakan
teknik pengumpulan dokumen baik yang tertulis, elektronik atau gambar.
Data sekunder yang sudah dikumpulkan berupa laporan ekspor, laporan
impor, laporan realisasi investasi asing, laporan populasi, laporan
infrastruktur dan laporan perekonomian Indonesia periode 2019-2021 yang
diambil dari website Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan,
dan Bank Indonesia.

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Analisis Data Panel
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh bukti empiris
terkait dampak dari kebijakan perdagangan internasional terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk tujuan penelitian tersebut,
maka danalisis datanya menggunakan model regresi data panel. Data
panel yaitu regresi yang menggabungkan data cross-section dan data
time series (Widarjono, 2009: 353). Terdapat beberapa metode untuk
mengestimasi model regresi data panel yaitu, pooling least square
(Common Effect), fixed effect, dan random effect.

a. Pooling Least Square (Common Effect)

13
Model pooling least square (common effect) menggabungkan data
cross-section dengan data time series, untuk mengestimasi data panel
tersebut digunakan metode OLS (Widarjono, 2009: 355). Model
common effect model yang paling sederhana dan bukan bervariasi
secara random dan tidak dapat membedakan varians antara time series
dan cross-section karena model ini memiliki intercept yang tetap.

. regress Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
note: X4 omitted because of collinearity

Source SS df MS Number of obs = 102


F( 5, 96) = 1.24
Model 111.978876 5 22.3957752 Prob > F = 0.2946
Residual 1727.82402 96 17.9981668 R-squared = 0.0609
Adj R-squared = 0.0120
Total 1839.80289 101 18.2158702 Root MSE = 4.2424

Y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

X1 -.0000348 .0001101 -0.32 0.753 -.0002534 .0001838


X2 -.000028 .0000335 -0.84 0.406 -.0000946 .0000386
X3 .0014541 .0006504 2.24 0.028 .000163 .0027451
X4 0 (omitted)
X5 -.000121 .0000734 -1.65 0.102 -.0002666 .0000246
X6 .0000517 .0000602 0.86 0.392 -.0000677 .0001712
_cons 1.731292 .9230773 1.88 0.064 -.1010022 3.563586

Persamaan model Common Effect adalah sebagai berikut:

GDPit = β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + αi


GDPit = - 0,0000348 X1 – 0,000028 X2 + 0,0014541 X3 – 0,000121 X5
+ 0,0000517 X6 + 1,731292
Keterangan:
GDPit = Pertumbuhan ekonomi pada provinsi i pada waktu t
X1it = Ekspor pada provinsi i pada waktu t
X2it = Impor pada provinsi i pada waktu t
X3it = Investasi asing pada provinsi i pada waktu t
X4it = Tarif perdagangan pada provinsi i pada waktu t
X5it = Populasi pada provinsi i pada waktu t
X6it = Infrastruktur pada provinsi i pada waktu t
αi = Efek tetap pada provinsi i

14
Berdasarkan hasil estimasi common effect model diatas, variabel
ekspor (X1), impor (X2), dan populasi (X5) pengaruhnya tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk variabel tarif perdagangan (X 4)
dinyatakan omitted dikarenakan terjadi bias dalam estimasi parameter
dalam model akibat adanya variabel yang dihilangkan. Kemudian dapat
dilihat dari nilai F statistik tidak signifikan ditunjukkan dengan nilai
Prob>F lebih besar dari α, hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen signifikan mempengaruhi variabel dependen. Nilai R-
square sebesar 0,0609 artinya model ini hanya dapat menjelaskan
variasi sebesar 6,09% terhadap perrumbuhan ekonomi
b. Fixed Effect
Model fixed effect adalah model dengan slope setiap subjeknya
tidak berubah seiring waktu dan interceptnya berbeda setiap subjeknya
(Widarjono, 2009:232). Model ini mengasumsikan jika intercept setiap
subjeknya berbeda, sedangkan slope tetap sama antar subjeknya. Untuk
membedakan subjek satu dengan subjek lainnya menggunakan variable
dummy. Model ini disebut juga denga model Least Square Dummy
Variables (LSDV).
. xtreg Y X1 X2 X3 X4 X5 X6, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 102


Group variable: Provinsi Number of groups = 34

R-sq: within = 0.3783 Obs per group: min = 3


between = 0.0023 avg = 3.0
overall = 0.0011 max = 3

F(6,62) = 6.29
corr(u_i, Xb) = -0.9996 Prob > F = 0.0000

Y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

X1 .0009701 .0003254 2.98 0.004 .0003197 .0016206


X2 -1.964557 3.301008 -0.60 0.554 -8.563179 4.634065
X3 .0027045 .0015949 1.70 0.095 -.0004837 .0058928
X4 10.16725 17.08163 0.60 0.554 -23.97844 44.31294
X5 .0015639 .0017346 0.90 0.371 -.0019035 .0050314
X6 -.0121946 .0025245 -4.83 0.000 -.0172411 -.0071482
_cons 176.9582 42.57651 4.16 0.000 91.84895 262.0674

sigma_u 111.29114
sigma_e 3.8454076
rho .99880754 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(33, 62) = 1.66 Prob > F = 0.0423

15
Persamaan model Fixed Effect adalah sebagai berikut:
GDPit = β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + αi
GDPit = 0,009701 X1 – 1,964557 X2 + 0,0027045 X3 + 10,16725 X4 +
0,0015639 X5 - 0,0121946 X6 + 176,9582
Berdasarkan hasil estimasi fixed effect model diatas, variabel
impor (X2) dan infrastruktur (X6) pengaruhnya tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Kemudian dapat dilihat dari nilai F statistik
signifikan ditunjukkan dengan nilai Prob>F lebih kecil dari α, hal
tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen
signifikan mempengaruhi variabel dependen. Niai R-square within
sebesar 0,3783 artinya model ini mampu menjelaskan variasi sebesar
37,83% terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. Hal
tersebut menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan
metode common effect model.
c. Random Effect
Model random effect yaitu mengestimasi data panel yang variabel
residualnya diduga mempunyai hubungan antar waktu dan antar subjek
(Kuncoro, 2011:113). Digunakan untuk mengatasi kelemahan fixed
effect yang menggunakan variabel dummy (Widarjono, 2009:236).
Metode analisis data panel dengan menggunakan random effect harus
memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross-sectionnya harus lebih besar
dari jumlah variabel penelitian. Menurut Widarjono (2009:236)
persamaan model random effect adalah sebagai berikut:

GDPit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + ω𝑖𝑡

Yang mana ωit terdiri dari dua komponen yaitu εi (residual cross-
section) dan μ (residual gabungan cross-section dan time series). Model
ini terdiri atas dua komponen residual dan juga disebut Error
Components Model (ECM).

16
. xtreg Y X1 X2 X3 X4 X5 X6, re sa
note: X4 omitted because of collinearity

Random-effects GLS regression Number of obs = 102


Group variable: Provinsi Number of groups = 34

R-sq: within = 0.0157 Obs per group: min = 3


between = 0.2465 avg = 3.0
overall = 0.0609 max = 3

Wald chi2(5) = 6.22


corr(u_i, X) = 0 (assumed) Prob > chi2 = 0.2852

Y Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]

X1 -.0000348 .0001101 -0.32 0.752 -.0002506 .000181


X2 -.000028 .0000335 -0.84 0.404 -.0000937 .0000377
X3 .0014541 .0006504 2.24 0.025 .0001793 .0027289
X4 0 (omitted)
X5 -.000121 .0000734 -1.65 0.099 -.0002648 .0000228
X6 .0000517 .0000602 0.86 0.390 -.0000662 .0001697
_cons 1.731292 .9230773 1.88 0.061 -.0779065 3.54049

sigma_u 0
sigma_e 3.8256501
rho 0 (fraction of variance due to u_i)

Persamaan model Random Effect adalah sebagai berikut:

GDPit = β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + ω𝑖𝑡


GDPit = - 0,0000348 X1 – 0,000028 X2 + 0,0014541 X3 - 0,000121 X5 +
0,0000517 X6 + 1,731292

Berdasarkan hasil estimasi common effect model diatas, variabel ekspor


(X1) impor (X2), dan populasi (X5) pengaruhnya tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk variabel tarif perdagangan (X 4)
dinyatakan omitted dikarenakan terjadi bias dalam estimasi parameter
dalam model akibat adanya variabel yang dihilangkan. Dalam metode
ini, nilai probability chi square sebesar 0,2852 artinya variabel
independen signifikan mempengaruhi variabel dependen. Nilai R-
square within sebesar 0,0157 artinya model ini mampu menjelaskan
variasi sebesar 1,57% terhadap pertumbuhan ekonomi dan nilai tersebut
lebih rendah dari fixed effect model.

3.5.2 Uji Penentuan Model


a. Chow Test

17
Chow test digunakan untuk menentukan model terbaik dalam model
regresi data panel dengan membandingkan antara model common
effect dengan model fixed effect (Widarjono, 2009:362). Chow test
menggunakan program STATA. Hipotesis yang digunakan dalam
Chow test adalah sebagai berikut:

H0 : Model Common Effect

H1 : Model Fixed Effect

Nilai α yang digunakan adalah 5%. Yang mana menolak H 0 jika P-


value < α dan menerima H1 sehingga model yang digunakan adalah
model fixed effect. Sebaliknya, menerima H0 jika P-value > α dan
menolak H1 sehingga model yang digunakan adalah model random

F( 33, 63) = 1.67


Prob > F = 0.0406
effect.

Dari hasil regresi berdasarkan model fixed effect dan common effect
menggunakan uji chow diperoleh F(33,63) adalah 1,67 dan nilai prob
sebesar 0,0406 dimana lebih kecil dari α=5%, sehingga dapat
disimpulkan model yang dapat digunakan yaitu Fixed Effect Model.

b. Hausman Test
Hausman test digunakan untuk menentukan model terbaik dalam
model regresi data panel dengan membandingkan antara model fixed
effect dengan model random effect (Gujarati, 2012: 255). Hausman
test menggunakan program yang sama dengan Chow test yaitu
program STATA. Hipotesis yang digunakan dalam Hausman test
adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Nilai α yang digunakan adalah 5%. Yang mana menolak H0 jika P-


value < α dan menerima H1 sehingga model yang digunakan adalah

18
model fixed effect. Sebaliknya, menerima H0 jika P-value > α dan
menolak H1 sehingga model yang digunakan adalah model random
effect.

chi2(5) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= 32.52
Prob>chi2 = 0.0000

Dari hasil regresi berdasarkan model random effect dan fixed effect
menggunakan uji hausman diperoleh probabilitas chi2 sebesar 0,0000
dimana lebih kecil dari α=5%, sehingga dapat disimpulkan model
yang dapat digunakan yaitu Fixed Effect Model.

3.5.3 Model Estimasi


Model estimasi untuk pengaruh ekspor, impor, investasi asing,
tariff perdagangan, populasi dan infrastruktur terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia di provinsi periode 2019-2021 dapat dilihat dari
perbandingan model dibawah ini:
Tabel Perbandingan Model

Model Uji t Uji F R2


Common Effect P>|t| t Prob F
X1 0.753 -0.32
X2 0.406 -0.84
X3 0.028 2.24 0.2946 1.24 0.0609
X4 (omitted) (omitted)
X5 0.102 -1.65
X6 0.392 0.86
Uji t Uji F R2
Fixed Effect
P>|t| t Prob F
X1 0.004 2.98
X2 0.554 -0.60
X3 0.095 1.70 0.0000 6.29 0.3783
X4 0.554 0.60
X5 0.371 0.90
X6 0.000 -4.83
Wald
Random Effect P>|z| z Prob R2
Chi2
X1 0.752 -0.32
X2 0.404 -0.84
X3 0.025 2.24 0.2852 6.22 0.0157
X4 (omitted) (omitted)
X5 0.099 -1.65

19
X6 0.390 0.86

Berdasarkan pemilihan model diperoleh model yang digunakan


adalah Fixed Effect Model, karena jika dilihat dari R-Squarenya lebih
besar dibandingkan dengan Common Effect Model dan Random Effect
Model. maka disajikan hasil perhitungan yang diperoleh dengan
menggunakan STATA 13 sebagai berikut,
Tabel Hasil Estimasi Fixed Effect Model
. xtreg Y X1 X2 X3 X4 X5 X6, fe

Fixed-effects (within) regression Number of obs = 102


Group variable: Provinsi Number of groups = 34

R-sq: within = 0.3783 Obs per group: min = 3


between = 0.0023 avg = 3.0
overall = 0.0011 max = 3

F(6,62) = 6.29
corr(u_i, Xb) = -0.9996 Prob > F = 0.0000

Y Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]

X1 .0009701 .0003254 2.98 0.004 .0003197 .0016206


X2 -1.964557 3.301008 -0.60 0.554 -8.563179 4.634065
X3 .0027045 .0015949 1.70 0.095 -.0004837 .0058928
X4 10.16725 17.08163 0.60 0.554 -23.97844 44.31294
X5 .0015639 .0017346 0.90 0.371 -.0019035 .0050314
X6 -.0121946 .0025245 -4.83 0.000 -.0172411 -.0071482
_cons 176.9582 42.57651 4.16 0.000 91.84895 262.0674

sigma_u 111.29114
sigma_e 3.8454076
rho .99880754 (fraction of variance due to u_i)

F test that all u_i=0: F(33, 62) = 1.66 Prob > F = 0.0423

Berdasarkan hasil pemilihan model dengan uji chow dan hausman


diperoleh model yang terbaik adalah fixed effect model Pada model
fixed effect mampu menjelaskan variasi sebesar 37,83% terhadap
variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan
common effect model yang hanya mampu menjelaskan variasi sebesar
6,09% terhadap variabel dependen dan random effect model yang hanya
mampu menjelaskan variasi sebesar 1,57% tehadap variabel dependen,
sehingga model yang terbentuk adalah sebagai berikut:
GDPit = 0,009701 X1 – 1,964557 X2 + 0,0027045 X3 + 10,16725 X4 +
0,0015639 X5 - 0,0121946 X6 + 176,9582
Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut:
b1= 0,009701

20
artinya koefisien regresi untuk ekspor adalah sebesar 0,009701 yang
menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan ekonomi karena
dipengaruhi oleh ekspor. Tanda positif menunjukan setiap terjadi
peningkatan rata-rata ekspor sebesar 1% dan variabel bebas lainnya
diasumsikan dalam kondisi konstan, diprediksikan akan mampu
meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 0,009701%.
b2= -1,964557
artinya koefisien regresi untuk impor adalah sebesar 1,964557 yang
menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan ekonomi karena
dipengaruhi oleh impor. Tanda negatif menunjukan setiap terjadi
peningkatan rata-rata impor sebesar 1% dan variabel bebas lainnya
diasumsikan dalam kondisi konstan, diprediksikan akan mampu
menurunkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 1,964557%.
b3= 0,0027045
artinya koefisien regresi untuk investasi asing adalah sebesar 0,0027045
yang menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan ekonomi
karena dipengaruhi oleh investasi asing. Tanda positif menunjukan
setiap terjadi peningkatan rata-rata investasi asing sebesar 1% dan
variabel bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi konstan,
diprediksikan akan mampu meningkatkan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,0027045%.
b4= 10,16725
artinya koefisien regresi untuk tarif perdagangan adalah sebesar
10,16725 yang menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan
ekonomi karena dipengaruhi oleh tarif perdagangan. Tanda positif
menunjukan setiap terjadi peningkatan rata-rata tarif perdagangan
sebesar 1% dan variabel bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi
konstan, diprediksikan akan mampu meningkatkan rata-rata
pertumbuhan ekonomi sebesar 10,16725%.
b5= 0,0015639
artinya koefisien regresi untuk populasi adalah sebesar 0,0015639 yang
menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan ekonomi karena

21
dipengaruhi oleh populasi. Tanda positif menunjukan setiap terjadi
peningkatan rata-rata populasi sebesar 1% dan variabel bebas lainnya
diasumsikan dalam kondisi konstan, diprediksikan akan mampu
meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 0,0015639%.
b6= -0,0121946
artinya koefisien regresi untuk infrastruktur adalah sebesar -0,0121946
yang menjelaskan besar perubahan rata-rata pertumbuhan ekonomi
karena dipengaruhi oleh infrastruktur. Tanda negatif menunjukan setiap
terjadi peningkatan rata-rata infrastruktur sebesar 1% dan variabel
bebas lainnya diasumsikan dalam kondisi konstan, diprediksikan akan
mampu menurunkan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar -
0,0121946%.

22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang kebijakan perdagangan
internasional terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu sebagai berikut:

1. Ekspor berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi di


Indonesia, yang artinya semakin banyak nilai ekspor maka akan cenderung
berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
2. Impor memiliki pengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, yang artinya semakin banyak nilai impor maka pertumbuhan
ekonomi akan menurun.
3. Investasi asing berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, yang artinya semakin banyak nilai investasi asing maka akan
cenderung berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
4. Tarif perdagangan berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, yang artinya semakin banyak nilai tarif
perdagangan maka akan cenderung berdampak pada pertumbuhan
ekonomi.
5. Populasi berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, yang artinya semakin banyak populasi maka akan cenderung
berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
6. Infrastruktur memiliki pengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, yang artinya semakin banyak nilai infrastruktur maka
pertumbuhan ekonomi akan menurun.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat saran
yang diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan yaitu:

Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, indikator


kebijakan perdagangan internasional harus ditingkatkan. Seperti

23
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dengan menciptakan peluang
yang ada bagi industri dengan meningkatkan infrastruktur ekspor produk
dalam negeri. Selain itu juga Indonesia diharapkan dapat meningkatkan nilai
ekspornya tidak hanya produksi barang pertanian dan perkebunan saja
melainkan dapat mengembangkan diversifikasi untuk komoditas industri.
Dengan meningkatkan promosi produksi dan mencari pasar baru yang lebih
potensial agar dapat meningkatkan harga barang untuk kesejahteraan rakyat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ajriah, Dra. (2019). Perdagangan Internasional. [Online]. Tersedia:


Https://Sumber.Belajar.Kemdikbud.Go.Id/Repos/Fileupload/Perdagang
an%20Internasional-KIS/Topik5.Html

Eny Rochaida. (2016). Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Dan Keluarga Sejahtera Di Provinsi Kalimantan Timur.
Journal Ekonomi. Vol. 18, No. 1. Hal.14-24.

Gujarati, D, N & Dawn, C, P. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta:


Salemba Empat.

Kuncoro, M. (2011). Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen: YKPN.

Kurniawan, A. W & Puspitaningtyas. Z. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif.


Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit Pandiva Buku

Nasrullah. (2014). Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Ndulu, Benno., Kritzinger-Van Niekerk And Reinikka. 2005. Infrastructure,


Regional Integration And Growth In Sub-Saharan Africa. The National,
Regional And International Challenges Fondad, The Hague, December
2005: 101–121.

Rinaldi, M. Jamal, A & Seftarita, C. (2017). Analisis Pengaruh Perdagangan


Internasional Dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN
PUBLIK INDONESIA Volume 4 Nomor 1, Mei 2017 E-ISSN. 2549-
8355

Sanny, Lim. (2017). Konsep Bisnis Waralaba Berdasarkan Teori Pertukaran.


[Online]. Tersedia: https://bbs.binus.ac.id/ibm/2017/06/konsep-bisnis-
waralaba-berdasarkan-teori-pertukaran/

25
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Cet.
Kedelapan. Bandung: Penerbit ALFABETA

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Cet.


Kesembilanbelas. Bandung: Penerbit ALFABETA

Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar Dan Aplikasinya. Edisi Ketiga.


EKONISIA. Yogyakarta.

Zatira, D. Sari, T. N. Apriani, M. D. (2021). Perdagangan Internasional


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi-Qu
(JEQU) Vol 11 No. 1, April 2021 P-ISSN: 2089-4473 E-ISSN: 2541-
1314

26

Anda mungkin juga menyukai