Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA
INVESTASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

Disusun oleh:
 Aprian Reza
 Ernisa Agustina
 Kirana Erlingga N.S
 Lisa Dwi Aprilia Gumay
 M.Taufik Hidayat
Dosen Pembimbing: Dini Pratiwi S.E., M.Si

Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
Universitas Terbuka Lahat
Tahun 2023
Kata Pengantar

Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan atas selesainya
Makalah “Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia” Mata kuliah Perekonomian
Indonesia. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat
terselesaikan.
Kemudian kami tak lupa mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ibu Dini
Pratiwi,S.E., M.Si selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang memberikan tugas
makalah yg mencangkup seputar Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia, sehingga
menambah wawasan kami tentang Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan
dan kesalahan dari makalah ini.

Lahat,27 Mei 2023

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………….. I


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………….. II
BAB I…
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………………………. IV
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………………. V
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………………………………………… VI
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………………………………………………………………….…. VII
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Materi Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia ………………………………………….… 5
2.2 Pengertian Dasar …………………………………………………………………………………………………….……… 5
2.3 Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri ……………………………………………………………….………… 5
2.4 Investasi oleh Ekonomi Rakyat ……………………………………………………………………………….………. 5
2.5 Masalah Struktural Peningkatan Investasi di Indonesia ………………………………………….………. 7
2.6 Kebijakan Pengembangan Investasi Untuk Kesejahteraan Rakyat …………………………………… 7
2.7 Konsep dan Kritik Pedagangan Bebas …………………………………………………………………………….. 7
2.8 Perkembangan dan Kinerja Perdagangan Internasional …………………………………………………. 7
2.9 Perdagangan Internasional Di Era Globalisasi ………………………………………………………………… 9
3.0 Masalah Struktural Perdagangan Internasional ……………………………………………………………… 9
3.1 Menyikapi Perdagangan Bebas ……………………………………………………………………..……………… 12
BAB III
PENUTUPAN
3.2 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………… 14
3.3
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………….……………….. 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdagangan internasional telah memainkan peranan yang sangat penting, hampir di
sepanjang sejarah pembangunan di negara–negara berkembang. Sejalan dengan perkembangan
ekonomi internasional yang semakin pesat, hubungan ekonomi antar negara semakin saling
terkait atau terjadi ketergantungan antar negara. Hal ini mengakibatkan peningkatan arus
perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Meningkatnya mobilitas arus
modal, terutama yang mengalir ke negara–negara berkembang, merupakan dampak langsung
dari integrasi keuangan yang semakin tinggi di negara berkembang. Pada awal 1990-an,
derasnya aliran modal masuk tersebut antara lain didorong oleh tujuan untuk mencari high
return suku bunga di negara emerging market yang relative tinggi sementara di negara–negara
industri terjadi penurunan bunga siklikal. Di samping itu, peningkatan kapitalisasi pasar
keuangan di negara emerging markets record pertumbuhan ekonomi yang tinggi, keberhasilan
negara–negara tersebut dalam melakukan reformasi, serta keberhasilan manajemen ekonomi
makro yang ditunjukkan oleh kuatnya faktor–faktor fundamental yang mendorong pemilik
modal untuk menggunakan pasar keuangan di negara emerging markets sebagai lahan untuk
melakukan diversifikasi resiko. (Tjahjono dan Sulistyowati, 1998).
Manfaat lain dari intergrasi ekonomi ke dalam perdaganggan internasional bagi negara
berkembang, adalah terciptanya akses ke dalam tabungan international yang mungkin terjadi
peningkatan investasi (yang mengakibatkan kemajuan industri dan pertumbuhan pendapatan
nasional), serta peningkatan efisiensi dan transfer teknologi dan juga keahlian finansial negara
tersebut. ( IMF, 1997 ).
Selain investasi lain yang bersifat langsung, komponen lain dari arus modal swasta, yang
paling penting dan juga pertumbuhannya paling cepat selama dekade 1990-an adalah investasi
portofolio (portofolio investment). Meningkatnya liberalisasi atas pasar finansial domestik di
berbagai negara berkembang dan kian terbukanya pasar – pasar tersebut terhadap para
investor asing, mengakibatkan terus melonjalnya arus investasi portofolio swasta yang kini
meliputi sepertiga dari total arus permodalan netto yang masuk ke negara–negara berkembang.
Pada dasarnya, investasi portofolio ini terdiri dari pembelian pihak asing atas saham–saham,
obligasi, sertifikat deposito, commersial paper alias surat promes yang diterbitkan oleh
pemerintah atau swasta dinegara – negara berkembang.. ( Todaro, 2004,180 ).

1.2 Rumus Masalah


Penanaman investasi langsung merupakan dampak dari adanya globalisasi investasi dimana
para investor selalu berusaha untuk menghasilkan gain yang lebih tinggi. Namun, resiko dari
adanya globalisasi investasi tersebut adalah timbulnya ketidakpastian nilai tukar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penanaman Investasi langsung, impor, tingkat bunga SBI berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan nilai tukar Rupiah/USD?
2. Dari variabel (Investasi Langsung, Laju Inflasi, Impor, Sbi, Cadangan Devisa) manakah yang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan nilai tukar Rupiah/USD?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan dosen pengajar Ibu Dini
Pratiwi, S.E, MM
2. Dalam rangka Pemahaman lebih mendalam tentang Materi Investasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan


1. Penulisan maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya
Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia
2. Penulis maupun pembaca dapat memahami mengenai materi Investasi dan Perdagangan
Internasional Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Materi Investasi dan Perdagangan Internasional Indonesia

2.2 A. Pengertian Dasar


Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi
dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk
membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian (Sukimo, 2004:121).
Dalam ekonomi ada terminology “the is no (economic) growth without investment”.
Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembangunan ekonomi, walaupun investasi bukan satu-satunya komponen
pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, investasi mempunyai dua peran
penting. Pertama, peran dalam jangka pendek berupa pengaruhnya terhadap permintaan
agregat yang akan mendorong meningkatnya output dan kesempatan kerja. Kedua, efeknya
terhadap pembentukan kapital.
Secara teoretik paling tidak ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan
seseorang untuk melakukan investasi. Pertama, revenues (pendapatan), yaitu sejauh mana ia
akan memperoleh pendapatan yang memadai dari modal yang ditanamkannya. Kedua, cost
(biaya), yang terutama ditentukan oleh tingkat suku bunga dan pajak, walaupun dalam
operasionalnya ditentukan juga oleh berbagai biaya lain yang ditemui di lapangan. Ketiga,
expectations (harapan-harapan), yaitu bagaimana harapan di masa datang dari investasinya.

2.3 B. Investasi Dalam Negeri dan Luar Negeri


Sejak Orde Baru hingga tahun 2004, tampak terjadi fluktuasi nilai investasi. Secara
umum, mulai era Orde Baru, nilai investasi di Indonesia menunjukkan tren yang terus
meningkat. Nilai investasi ini naik drastis selama periode 1988-1997, namun kemudian menurun
setelah krisis ekonomo tahun 1997. Nilai investasi cenderung mengalami penurunan selama
periode tahun 2001 hingga 2004.

2.4 C. Investasi Oleh Ekonomi Rakyat


Studi empiris membuktikan bahwa pertumbuhan nilai tambah ternyata tidak dinikmati
oleh perusahaan skala kecil, sedang dan besar, namun justru perusahaan konglomerat, dengan
tenang kerja lebih dari 1000 orang, yang menikmati kenaikan nilai tambah secara absolut
maupun per rata-rata perusahaan (Kuncoro & Abimanyu, 1995).
Investasi ekonomi rakyat perlu mendapatkan fasilitas yang memadai dari pemerintah
karena beberapa alasan. Pertama, ekonomi rakyat menyerap banyak tenaga kerja dan
menggunakan sumber daya alam lokal. Kedua, ekonomi rakyat memegang peranan penting
dalam ekspor nonmigas yang pada tahun 1990 mencapai US$ 1.031 juta atau menempati
ranking kedua setelah ekspor dari kelompok aneka industri. Ketiga, ekonomi rakyat perlu
dikembangkan dengan serius karena berdasarkan hasil perhitungan pada PJPT I puncak piramida
perekonomian masih diduduki oleh perusahaan skala besar yang memiliki karakteristik
beroperasi pada struktur pasar quasi-monololi, oligopolistic, hambatan masuk tinggi, menikmati
margin keuntungan yang besar, dan akumulasi modal cepat.

2.5 D. Masalah Struktural Peningkatan Investasi di Indonesia


Hal ini tidak bisa dilepaskan dari adanya sentralisasi kebijakan pada masa lalu.
Mengubah konsentrasi investasi menjadi lebih terdiversifikasi secara regional, memang tidak
bisa dalam waktu singkat. Ini terkait dengan daya Tarik (atau juga “Kekuatan”) dari daerah
tertentu yang tercipta sejak lama, yang antara lain terjadi sebagai akibat kebijakan yang
sentralistik.
Adanya sentralisasi kebijakan dan kuatnya dominasi pusat atas daerah telah
menimbulkan ketergantungan yang tinggi dari daerah-daerah kepada Pusat. Dalam bidang
keuangan atau anggaran, ketergantungan ini antara lain dapat dilihat pada anggaran oemerintah
daerah yang komponen sumbangan dan bantuan pusatnya sangat tinggi, melampaui
Pendapatan Asli Daerah-nya (PAD).

2.6 E. Kebijakan Pengembangan Investasi Untuk Kesejahteraan Rakyat


Bagi investor, daya tarik ini tidak hanya berupa endowment resources, tetapi juga
variabel-variabel yang mendukungnya, seperti regulasi daerah, sumber daya manusia, dan
sebagainya.
Suatu kajian yang dilakukan KPPOD (2002), yang telah mengelaborasi berbagai variabel
yang mempengaruhi investasi, dapat dijadikan acuan untuk menilai daya Tarik suatu wilayah,
termasuk membuat analisis SWOT-nya. KPPOD menggunakan tujuh variabel yang dijadikan tolok
ukur daya Tarik investasi regional, yaitu: (a) Keamanan; (b) Potensi ekonomi; (c) Budaya daerah;
(d) Sumber daya manusia; (e) Keuangan daerah; (f) Infrastruktur; dan (g) Peraturan daerah.

2.7 A. Konsep dan Kritik Perdagangan Bebas


John Madeley (2005: 67-71) menyatakan bahwa para penganjur perdagangan bebas
(liberalisasi perdagangan), yang mayoritas berasal dari pemerintah dan perusahaan besar di
negara maju, beranggapan bahwa perdagangan bebas dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk dunia.
Pada kenyataannya, perdagangan bebas telah mengakibatkan terjadinya dominasi
ekonomi oleh perusahaan-perusahaan (korporat-korporat) besar multi/trans-nasional (MNC’s
atau TNC’s) yang menguasai modal dan teknologi. Perdagangan bebas telah berubah menjadi
perdagangan yang tidak adil karena diberlakukan pada negara-negara yang tingkat kemajuan
ekonominya tidak berimbang.

2.8 B. Perkembangan dan Kinerja Perdagangan Internasional


Pada beberapa tahun terakhir, perekonomian dunia telah tumbuh dengan pesat
sekaligus memainkan peranan yang besar dalam perekonomian global. Meningkatnya rasio
ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) suatu negara, merupakan salah satu indicator
keterbukaan nagara tersebut dalam perdagangan internasionalnya.
Peran perdagangan internasional cukup penting, sehingga mendorong sejumlah negara
khususnya negara-negara eksportir, termasuk Indonesia untuk berusaha mencari seluas-luasnya
pasar yang potensial untuk dikembangkan menjadi negara tujuan ekspor.
 Kinerja Ekspor MIgas
Harga minyak tahun 2004 cenderung menurun dari tahun sebelumnya karena pemulihan
kembali ekspor Irak dan peningkatan kapasitas produksi anggota OPEC maupun non-
anggota. Peningkatan kompetisi suplai dari negara anggota OPEC dan non-anggota akan
membawa harga minyak bergerak turun.
 Harga Barang Ekspor Non Migas
Harga komoditas pertanian diperkirakan akan naik karena meningkatnya penawaran dan
gagalnya kesepakatan WTO di Cancun. Peningkatan produk pertanian sebagian besar
disebabkan oleh menurunnya suplai dan harga yang sebelumnya terlalu rendah.
 Perkembangan Ekspor
Ekspor semester I tahun 2003 yang meningkat cukup baik membuar semua orang lega dan
berandai-andai dengan perekonomian negara ini sampai akhir tahun 2003. Pengalaman
membuktikan bahwa biasanya Ekspor Semester II selalu lebih besar dari Semester I.

2.9 C. Perdagangan Internasional Di Era Globalisasi


Sejalan dengan teori-teori yang berkaitan dengan integrasi ekonomi, liberalisasi
perdagangan menjadi ujung tombak globalisasi ekonomi. Namun secara absolut, perkembangan
menjadi sangat cepat selama dua dasawarsa terakhir ini. Secara makro-global dapat dikatakan
peningkatan perdagangan bebas tersebut merefleksikan peningkatan kesejahteraan masyakarat
dunia.
Banyak pakar ekonomi yang telah “menggugat” pedagangan bebas. Khor (2003:3)
melukiskan dengan cermat pandangannya tentang konsekuensi perdagangan bebas sebagai
berikut:
“Pemikiran bahwa semua pihak akan diuntungkan dan tidak aka nada yang dirugikan
dalam perdagangan bebas terbukti sangat menyederhanakan masalah. Sejumlah negara
memperoleh keuntungan lebih banyak dibanding yang lain; dan beberapa diantaranya
(terutama negara-negara miskin) tidak memperoleh apapun, kecuali mendertia kerugian yang
sedemikian besar bagi perekonomian mereka. Hanya sedikit negara yang menikmati
pertumbuhan sedang atau tinggi dalam dua decade terakhir, sementara sejumlah besar
negara mengalami penurunan standar hidup … “

3.0 D. Masalah Struktural Perdagangan Internasional


Liberalisasi perdagangan yang merupakan turunan dari globalisasi ekonomi, lebih banyak
menimbulkan kerugian bagi negara-negara berkembang. Keadaan demikian bukanlah sesuatu
yang mengejutkan. Hal tersebut sudah dioerkirakan jauh sebelum hasil Putaran Uruguai
dilaksanakan.

3.1 E. Menyikapi Perdagangan Bebas


Sebagai ilustrasi beberapa aksi yang dilakukan untuk menyikapi perdagangan bebas di
antaranya adalah:
 Demontrasi dilakukan Indonesia People’s Forum di arena PrepCom World Summit for
Sustainable Development di bali oada bulan Juni 2002. Dalam arena itu, 300 organisasi
lingkungan melakukan aksi menentang WTO, IMF, dan Bank Dunia (3 Juni 2002).
 3000 petani dari Jatim, Jateng, Jabar, dan Lampung unjuk rasa di Depkeu, Depperindag,
dan Bundara HI tanggak 10 April 2003, di pimpin ketua HKTI Siswono Yudohusodo.
 Puluhan aktivis dsn oetni yang tergabung dalam Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan
berunjuknrasa di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin (11/4/2005).
 Pekan Aksi Pangan untuk menggalang solidaritas bagi petani dan pertanian digelar di
areal parker Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2005).
BAB III
PENUTUP

3.2 Kesimpulan
Kerjasama perdagangan dan investasi adalah kerjasama yang dibutuhkan oleh seluruh
negara di dunia baik negara maju maupun negara berkembang demi meningkatkan
perekonomiannya. Pada tahun 1996 kita ketahui bahwa kondisi perekonomian Indonesia sangat
tidak menentu. Ketidakberdayaan memukul Indonesia hingga pada kondisi ekonomi yang buruk.
Hal ini kemudian membuat Indonesia harus membuat rencana pembangunan lima tahun untuk
mengembalikan kestabilan ekonominya.
Krisis ini pada dasarnya sudah dimulai sejak tahun 2008 namun baru mulai menyebar ke
negara-negara lain pada akhir tahun 2009. Krisis ini tentu saja mulai terdeteksi setelah jatuhnya
Yunani dan beberapa negara lain yang mengalami defisit parah. Dari sini krisis ini memberikan
efek domino ke hampir seluruh negara di Eropa. Bahkan berpotensi menjadi krisis global.
Aktivitas menanam modal kedalam bentuk aset tertentu agar nilai aset yang lebih besar
dibandingkan saat awal menanam modal. Melalui investasi para pedagang indonesia mengirim
atau menjual bahan pokok ke luar negeri agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Edy Suandi.2022. Perekonomian Indonesia. Banten:Gramedia

https://www.academia.edu/5486939/
PERDAGANGAN_DAN_INVESTASI_DALAM_BISNIS_INTERNASIONAL

https://id.scribd.com/document/363454577/Makalah-Bab-2-Perdagangan-Internasional-Dan-
Investasi-Asing-Langsung

https://zenodo.org/record/5867537/files/UAS%20BISNIS%20INTERNASIONAL%20MERIN
%20MBS%207B%20%2811825045%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai