Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MATA KULIAH TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

“INVESTASI UNTUK GENERASI MILLENNIAL DENGAN


PERKEMBANGAN FINTECH”

DISUSUN OLEH :

ASTRI DAMAYANTI

1711011068

S1 MANAJEMEN (REGULER)

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
kelak.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Portofolio dan Analisis Investasi dengan judul “Investasi untuk Generasi
Milennial dengan Perkembangan Fintech”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima
kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandarlampung, 30 Maret 2019

Astri Damayanti

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………….....1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah…………………………………............2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi…........…………………………………………...3

2.2 Perkembangan generasi millennial di Indonesia saat ini…………......4

2.3 Perkembangan Fintech di Indonesia saat ini……………………….....6

2.4 Investasi untuk generasi millennial seiring perkembangan Fintech.....7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..9

3.2 Saran……………………………………………………………....9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi sudah tak asing lagi bagi kita, karena globalisasi telah
merambah ke seluruh penjuru dunia dan masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat. Globalisasi membawa dampak yang positif bagi kehidupan dan telah
membantu banyak pekerjaan manusia, tetapi tidak pula kita pungkiri bahwa
globalisasi juga tentu membawa dampak yang negatif, hanya saja tergantung pada
manusianya seperti apa menanggapi dampak dari globalisasi tersebut. Globalisasi
juga telah berkembang merambat ke dunia perekonomian biasanya berupa
penanaman modal pada suatu sektor industri.

Secara umum, investasi merupakan penanaman aset atau dana yang


dilakukan oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu
demi memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan. Setiap individu
pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat
mempertahankan dan memperluas basiskekayaannya yang dapat digunakan
sebagai jaminan sosial di masadepannya. Seseorang sering tidak menyadari
dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya.

Dewasa ini, perkembangan Fintech di Indonesia semakin pesat, terbukti


dengan munculnya banyak perusahaan startup berbasis Fintech beberapa tahun
terakhir. Dilansir dari Wikipedia, Fintech merupakan teknologi dan inovasi baru
dengan tujuan bersaing dengan layanan keuangan tradisional dan mempermudah
akses masyarakat pada layanan tersebut. Merujuk pada Cekindo, Fintech menjadi
suatu fenomena keadaan dimana teknologi dan keuangan (finansial) beradu.

Di Indonesia, Fintech berkembang di berbagai sektor, mulai dari startup


pembayaran, peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance),
investasi ritel, pembiayaan (crowd funding), remitansi, riset keuangan, dan lain-
lain.

Seiring dengan berkembangnya Fintech di Indonesia, generasi millennial


pun turut berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai generasi
kaum millennial yang hidup di era serba digital seperti saat ini, kebutuhan dan
aktivitas yang serba cepat tidak bisa dikeluarkan dari perkembangan teknologi.
Generasi millennial dikenal tak hanya dekat dengan perkembangan teknologi,
namun juga telah banyak yang telah berkecimpung di dunia investasi dan
menjadikannya sebagai gaya hidup.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, saya merumuskan masalah yang dijabarkan dalam


bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian investasi ?

2. Bagaimana perkembangan generasi millennial di Indonesia saat ini ?

3. Bagaimana perkembangan Fintech di Indonesia saat ini ?

4. Bagaimana investasi untuk generasi millennial seiring perkembangan


Fintech ?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan pembahasan makalah


ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian investasi.

2. Untuk mengetahui perkembangan generasi millennial di Indonesia saat ini.

3. Untuk mengetahui perkembangan Fintech di Indonesia saat ini.

4. Untuk mengetahui investasi untuk generasi millennial dengan


perkembangan Fintech.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi

Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan


sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang
diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.

Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini
untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang
merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi
yang dilakukan. 

Menurut Sadono Sukirno, investasi merupakan sebuah pengeluaran atau


pembelanjaan penanam-penanam suatu modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan juga perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan juga jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian.

Definisi investasi menurut Deliarnov (1995) adalah pengeluaran secara


keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau
material, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua modal lain yang
diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor,
bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga
perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah
dan harga.

Arti investasi menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)


adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga, royalti,
dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain
bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap sebagai pemanfaatan
surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak panjam dan
memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam
rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk investasi dalam laporan
keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13.

3
Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti (yaitu
tanah dan bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk
kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam bisnis atau
untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Baik properti yang dikuasai oleh pemilik maupun oleh penyewa (lesse) melalui
sewa pembiayaan dapat dikelompokkan sebagai properti investasi. Namun, hak
atas properti yang dimiliki oleh lesse melalui sewa operasi dapat dikelompokkan
dan dicatat sebagai properti investasi (selama properti tersebut tidak bertentangan
dengan defenisi properti investasi dan lesse menggunakan model nilai wajar.)

PSAK 13 menyebutkan contoh aset yang tidak termasuk dalam defenisi properti
akuntansi :

a. Properti yang digunakan sendiri (owner-occupied property), termasuk


diantantaranya properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan
sebagai properti yang digunakan sendiri dan properti yang digunakan oleh
karyawan pemilik properti tersebut.

b. Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan yang


dimasa depan digunakan sebagai properti investasi. Penting bagi
perusahaan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria
sebagai properti investasi.

2.2 Perkembangan Generasi Millennial di Indonesia Saat Ini

Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut


berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis
Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Secara
harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok
generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun
awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada
1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya.

Millennial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers


dan Gen-X yang tua. Millennial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers"
karena adanya 'booming' (peningkatan besar) tingkat kelahiran di tahun 1980-an
dan 1990-an. Untungnya di abad ke 20 tren menuju keluarga yang lebih kecil di
negara-negara maju terus berkembang, sehingga dampak relatif dari "baby boom
echo" umumnya tidak sebesar dari masa ledakan populasi pasca Perang Dunia II.
Yang termasuk dalam Generasi Millenial adalah generasi muda yang berumur 17-
37 pada tahun ini. Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat
berbeda dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan
teknologi. Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir
4
pada saat TV berwarna,handphone juga internet sudah diperkenalkan. Sehingga
generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

Sebagai generasi millennial yang hidup di era digital seperti saat ini,
kebutuhan dan aktivitas yang serba cepat menuntut untuk tidak lepas dari
perkembangan teknologi. Bukan karena takut dicap kudet (kurang update), tetapi
hal ini juga demi kebaikan diri sendiri.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa teknologi menawarkan banyak


kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Mau pesan ojek, membeli
baju, mencari informasi, hingga mem-booking tiket pesawat, semuanya bisa
didapatkan hanya tinggal klik saja. Tak hanya itu, di jaman sekarang juga sudah
banyak produk yang dapat menunjang segala aktivitas. Perkembangan teknologi
memang sudah seharusnya dapat menjawab kebutuhan kaum millennial dari
berbagai aspek kehidupan. Teknologi benar-benar “berbicara” dengan secara
dekat kepada kehidupan sehari-hari millennial.

Melihat kebiasaan dari para generasi millennial saat ini, maka akan
dipastikan bahwa generasi millennial akan menjadi generasi terkaya di masa
depan. Generasi ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok jika dibandingkan
generasi sebelumnya. Salah satunya adalah dalam hal mengejar pekerjaan yang
dicintai dan semangat berwirausaha. Ditambah lagi dengan peluang besar
sehubung dengan perkembangan zaman yang ada, memungkinkan generasi ini
untuk mengejar kesuksesan finansial jangka panjang.

Ketika kebanyakan generasi sebelumnya memulai investasi di saat


memasuki usia 25-30 tahun, dengan memilih jenis investasi tradisional, saat ini
generasi millennial sudah berusaha memulai investasinya sedini mungkin.
Generasi ini melakukan investasi melalui berbagai metode seperti saham, obligasi,
properti, termasuk juga peer-to-peer lending. Generasi ini berlomba-lomba untuk
melakukan investasi lebih dan lebih lagi sedini mungkin. Hebatnya lagi, generasi
ini tidak enggan untuk belajar ilmu-ilmu baru yang tidak dimengerti.

Bagi generasi millennial, investasi menjadi bagian untuk menopang gaya


hidup. Generasi millennial cenderung akrab dengan budaya konsumtif, mulai dari
aktivitas nongkrong di kafe atau restoran mewah, konsumsi barang-barang
branded, belum lagi pelesiran demi menopang popularitas di sosial media hingga
hiburan-hiburan lainnya. Karenanya untuk menghidupi budaya konsumtif ini
generasi millennial yang memuja kemudahan memilih untuk mendapatkan passive
income dari berinvestasi.

5
2.3 Perkembangan Fintech di Indonesia Saat Ini

Dilansir dari Wikipedia, Fintech merupakan teknologi dan inovasi baru


dengan tujuan bersaing dengan layanan keuangan tradisional dan mempermudah
akses masyarakat pada layanan tersebut. Di Indonesia, Fintech berkembang di
berbagai sektor, mulai dari startup pembayaran, peminjaman (lending),
perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel, pembiayaan
(crowdfunding), remitansi, riset keuangan, dan lain-lain. Tidak dapat dipungkiri
lagi jika teknologi digital di sektor finansial atau Fintech memberikan
kenyamanan bagi pengguna dalam bertransaksi. Dengan demikian, bisnis ini terus
berkembang tanpa henti.

Munculnya Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) pada September 2015


menarik perhatian para pebisnis. Dengan tujuan menyediakan partner bisnis yang
terpercaya dan dapat diandalkan untuk membangun ekosistem Fintech di
Indonesia yang berasal dari perusahaan-perusahaan Indonesia dan untuk Indonesia
sendiri, perusahaan ini sudah menghimpun kurang lebih 30% dari seluruh
pengguna Fintech di Indonesia.

Secara global, industri Fintech terus berkembang dengan pesat. Terbukti


dari bermunculannya perusahaan startup di bidang ini serta besarnya investasi
global di dalamnya. Khususnya di Indonesia, bisnis ini berkembang sangat pesat
hingga menarik perhatian seluruh pebisnis di Indonesia. Tak dapat dipungkiri
Fintech memberi kemudahan dengan jangkauan luar biasa bagi mereka yang
belum terjangkau produk keuangan dari bank.

Selain itu, Fintech juga menyentuh generasi muda yang sudah familiar
dengan internet dan memanfaatkan internet dalam segala kebutuhannya. Fintech
juga dapat membuat segalanya lebih sederhana dan efisien. Fintech membuka
peluang usaha bagi generasi Y yang selalu aktif menyelesaikan masalah. Bila
tidak ditemukan solusi, mereka akan membangun usaha startup dengan tujuan
menghasilkan solusi bagi masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
muncul sebuah peluang untuk membuat perusahaan berbasis online. Misalnya,
saja dalam bidang keuangan. Karena ada peluang inilah, perusahaan Fintech terus
bermunculan dengan misi memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan
aktivitas keuangan secara online.

Fintech dapat mempengaruhi banyak bisnis, mulai dari e-commerce, hotel


dan pariwisata, asuransi, properti, dan banyak lagi. Sepanjang bisnis
membutuhkan pelayanan electronic money, virtual account, agregator, lending,
crowdfunding dan lainnya, maka bisnis dapat mengambil banyak keuntungan
melalui Fintech. Ini adalah kesempatan yang bagus dimana pengguna di lahan
bisnis ini masih sedikit dan masih dianggap trend yang baru berkembang.
6
2.4 Investasi untuk Generasi Millennial dengan Perkembangan Fintech.

Pada masa ini, setiap orang memiliki akses yang luar biasa kepada
teknologi. Kemajuan teknologi ini, mendorong generasi millennial untuk
melakukan penghematan, memungkinkan orang untuk mengumpulkan sumber
pendapatan lain dan mampu menjangkau lebih banyak orang daripada
sebelumnya. Karena millennial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan
komputer dan internet, akan lebih mudah bagi mereka untuk mempelajari
platform ini dengan cepat dan menggabungkannya ke dalam kehidupan mereka.
Untuk melakukan investasi, saat ini kaum millennial juga cukup mengakses segala
hal yang dibutuhkannya melalui internet.

Generasi millennial yang sadar investasi memanfaatkan berbagai


kemudahan yang ditawarkan untuk mendapatkan pendapatan pasif. Generasi
millennial membutuhkan instrumen untuk memaksimalkan pendapatan pasif
mereka, diantaranya dengan berinvestasi melalui saham, emas, deposito, obligasi
dan sebagainya.

Kemudahan mengakses informasi yang tawarkan perkembangan teknologi


membuat generasi milenial sadar pentingnya berinvestasi. Meskipun sebagian
besar generasi milenial cenderung berinvestasi untuk menopang gaya hidup,
namun sebagian juga telah memiliki kesadaran investasi jangka panjang seperti
mempersiapkan dana pensiun dan sebagainya.

Investasi pada hakikatnya menunda konsumsi saat ini dengan harapan


memiliki kesempatan besar untuk menikmati konsumsi di masa yang akan datang.
Generasi millennial lebih memilih melakukan investasi dari pada menabung.
Meskipun menabung memiliki resiko lebih kecil dari investasi. Generasi
millennial memilih investasi karena telah memiliki kesadaran akan resiko yang
timbul akibat infasi. Uang yang disimpan memang bertambah jumlahnya, namun
nilai uang akan tergerus oleh inflasi. Inflasi sendiri adalah keadaan di mana harga-
harga barang naik. Dahulu uang Rp. 500 sudah bisa membeli es krim sedangkan
saat ini dengan uang yang sama kita tidak dapat membeli es krim.

Oleh karena itu, generasi millennial harus melawan inflasi dengan


berusaha meningkatkan nilai uangnya. Untuk bisa mencapai target keuangan,
generasi millennial harus cermat memilih instrumen investasi yang memiliki
imbal hasil melebihi tingkat inflasi.

Investasi yang ideal haruslah memenuhi beberapa syarat, di antaranya


pertama, capital gain yaitu memiliki harga jual yang meningkat. Jadi apapun bisa
dijadikan instrument investasi selama memiliki harga jual yang naik. Kedua,
collateral yaitu bisa dijadikan jaminan dalam bertransaksi pinjam meminjam. Jadi

7
bahkan tupperware juga bisa dijadikan investasi selama ada yang mau
menerimanya sebagai jaminan pinjaman, dalam hal ini PT. Pegadaian Indonesia
misalnya. Ketiga, ada return dari cashflow, artinya instrumen yang kita miliki
memberikan pemasukan. Contohnya, generasi millennial yang mendapatkan
pendapatan dari properti yang disewakan ataupun deviden yang diperoleh dari
deposito.

Selain saham, generasi millennial juga bisa berinvestasi melalui Surat


Utang Negara atau biasa dikenal dengan obligasi atau dalam istilah ekonomi
syariah dikenal dengan sebutan sukuk. Sederhananya obligasi adalah surat utang
yang dikeluarkan negara, dijual secara ritel dan dijamin oleh Undang-undang serta
dibebankan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Obligasi
dikeluarkan dengan berbagai tujuan sesuai dengan serinya. Sederhananya negara
meminjam dana ke masyarakat melalui obligasi. Dana tersebut bisanya digunakan
untuk pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan, peningkatan layanan kesehatan, biaya pertahanan negara dan
lain sebagainya. Jadi selain berinvestasi generasi millennial juga turut
berkontribusi dalam membangun negara kita tercinta ini. Negara bisa
meminimalisir utang luar negeri jika masyarakat mau berkontribusi melalui
obligasi.

Melemahnya budaya menabung sejak dini akan mengurangi kesempatan


generasi millennial untuk mengakumulasi kekayaan, yang seharusnya dapat
mereka nikmati ketika usia mereka sudah tidak lagi produktif dan tidak sanggup
bekerja lagi. Fintech untuk gerakan menabung dan berinvestasi meningkatkan
transaksi cashless, membuat millennial menjadi lebih mudah dalam
membelanjakan uangnya karena mereka tidak merasa mengeluarkan uang secara
fisik. Inovasi layanan dan produk fintech yang memberikan kenyamanan dan
kemudahan bagi para generasi milenial perlu diikuti dengan rasa tanggung jawab
untuk menyeimbangkan hal tersebut. Fintech perlu menjadi katalis bagi perilaku
keuangan yang sehat. Perencana keuangan fintech dapat menjadi salah satu solusi
untuk memberikan edukasi dan pemahaman akan produk-produk keuangan yang
terintegrasi, yang sejalan dengan gaya hidup para millennial. Perencana keuangan
fintech tidak hanya dapat memberikan koneksi kepada berbagai rekening bank
sehingga pengguna dapat melakukan pencatatan transaksi cashless secara
otomatis, tetapi juga menawarkan layanan pengaturan keuangan atau auto
budgeting yang dapat membantu pengguna memperkirakan anggaran ideal untuk
setiap kategori pengeluaran. Lebih jauh, perencana keuangan fintech bahkan bisa
menjadi pintu masuk perkenalan generasi millennial dengan berbagai alat
perencanaan keuangan lain seperti asuransi dan reksadana.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Investasi dapat diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan


atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah
membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan
nilai yang lebih tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan
teknologi, saat ini tak sedikit bagi generasi millennial yang menjadikan investasi
sebagai bagian untuk menopang gaya hidup. Kemudahan mengakses informasi
yang tawarkan perkembangan Fintech seperti pembayaran, peminjaman (lending),
perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel, pembiayaan
(crowdfunding), remitansi, riset keuangan, dan lain-lain, membuat generasi
millennial sadar pentingnya berinvestasi. Meskipun sebagian besar generasi
milennial cenderung berinvestasi untuk menopang gaya hidup, namun sebagian
juga telah memiliki kesadaran investasi jangka panjang seperti mempersiapkan
dana pensiun dan sebagainya.

3.2 Saran

Saya menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Saya akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/pengertian-investasi/. Diakses pada Rabu, 27


Maret 2019, pukul 20.35 WIB

https://okta8th.wordpress.com/2009/02/17/psak-no-13-tentang-akuntansi-untuk-
investasi/. Diakses pada Rabu, 27 Maret 2019, pukul 20.43 WIB

https://koinworks.com/blog/generasi-millennial-generasi-terkaya/. Diakses pada


Rabu, 27 Maret 2019, pukul 21.45 WIB

https://www.finansialku.com/perkembangan-fintech-di-indonesia/. Diakses pada


Kamis, 28 Maret 2019, pukul 20.00 WIB

https://geotimes.co.id/opini/investasi-generasi-milenial/. Diakses pada Kamis, 28


Maret 2019, pukul 20.15 WIB

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/06/200000226/milenial-jadikan-
investasi-sebagai-gaya-hidup. Diakses pada Kamis, 28 Maret 2019, pukul
21.00 WIB

https://fintech.id/fintech-dan-perilaku-keuangan-generasi-milenial/. Diakses pada


Kamis, 28 Maret 2019, pukul 22.35 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai