Anda di halaman 1dari 19

STUDI PROFIL FINTECH

SYARIAH DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Financial Technology

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr.Andri Soemitra, MA

OLEH :

Kelompok 12

Idris Syahputra Utama Simatupang

PROGRAM MAGISTER EKONOMI SYARIAH


UIN SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sanjung tinggikan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahNya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam
smoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berjudul “Studi
Profil Fintech Syariah di Indonesia”. Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan agar para
pembaca dapat memahami isi dari makalah ini. Selain itu, penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai makalah ini dapat
diselesaikan.

Tentunya dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan juga
kesalahan dalam penyusunan. Oleh karena itu, penyusun juga mengharapkan kritik, saran dan
masukan-masuka yang bersifat membangun untuk melengkapi dan memperbaharui makalah
ini kedepannya.

Penyusun

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................3

C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Profil Fintech Payment Syariah di Indonesia.............................................................4

B. Profil Fintech Lending/Financing (P2PL) Syariah di Indonesia................................5

C. Profil Fintech Aggregator Syariah di Indonesia....................................................... 6

D. Profil Fintech Financial Planning Syariah di Indonesia..............................................8

E. Profil Fintech Project Financing di Indonesia...........................................................10

F. Profil Fintech Funding Agent Syariah di Indonesia.......................................................10

G. Profil Fintech Financing Agent Syariah di Indonesia....................................................10

H. Profil Fintech Invoice Financing Syariah di Indonesia..................................................11

I. Profil Fintech Online Gold Depository Syariah di Indonesia.........................................11

J. Profil Fintech E KYC Syariah di Indonesia..................................................................12

K. Profil Fintech Insurtech Syariah di Indonesia...............................................................12

L. Profil Fintech Property Investment di Indonesia...........................................................12

M. Profil Fintech Credit Scoring di Indonesia....................................................................12

N. Profil Fintech RegTech di Indonesia............................................................................13

ii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................................14

B. Saran...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemunculan Fintek sebagai sebuah fenomena baru dikarenakan adanya sebuah inovasi

yang mampu merubah sebuah pasar eksisting dengan memperkenalkan kepraktisan,

kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya yang ekonomis. Fenomena tersebut biasa dikenal

dengan istilah Inovasi Disruptif atau Disruptive Innovation (Bower & Christensen, 1995) 1.

Fintek bukanlah inovasi baru dalam dunia industri keuangan. seperti dikutip oleh Asaba, Aiba

dan Hirano (2016)2, menyatakan bahwa perkembangan fintek terbagi menjadi tiga periode,

yaitu periode Fintech 1.0. antara tahun 1866 dan 1967, Fintech 2.0. antara tahun 1987 dan

2008, dan Fintech 3.0 sejak 2008 hingga saat ini. Bank Indonesia mendefinisikan Finansial

Teknologi dalam Peraturan BI nomor 19/12//PBI/2017 sebagai penggunaan tekonologi dalam

sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan teknologi, dan/atau model bisnis baru

serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas keuangan, dan/atau efisiensi,

kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.

Perkembangan FinTek di negara-negara berkembang seperti di Asia terjadi dikarenakan

adanya kebutuhan untuk pengembangan dan ketidak efisienan dari sistem keuangan yang ada

dan digabungkan dengan kemunculan teknologi baru, khususnya komunikasi seluler (Asaba,

Aiba, Hirano, 2016)3. Dengan munculnya FinTek-FinTek di Asia, khususnya di Indonesia,

masyarakat menjadi semakin mudah untuk mengakses layanan jasa keuangan yang selama ini

didominasi oleh Perbankan. Menurut data dari OJK, sampai saat ini sudah ada lebih dari 250

perusahaan FinTek di Indonesia di berbagai sektor jasa keuangan dibandingkan negara-

1
Bower, J. & Christensen, C. M. (1995). Disruptive Technologies: Catching the Wave. Harvard Business
Review.
2
Asaba, S., Aiba, K., Hirano, M. (2016). The Potential of Fintech Industry to Support the Growth of SMEs in
Indonesia. Japan: Waseda University.
3
opcit

1
negara Asia lainnya. Namun, pada kenyataannya FinTek belum bisa menjadi alternatif

pilihan bagi masyarakat untuk menggunakan layanan jasa keuangan yang biasa ditawarkan

oleh para pelaku jasa keuangan konvensional.

Seperti halnya FinTek konvensional, FinTek berbasis syariah juga bertujuan untuk

memberikan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan dalam pemberian layanan jasa

keuangan. FinTek syariah juga bertujuan untuk melaksanakan layanan keuangan yang

bertanggung jawab dan etis serta menciptakan peluang untuk memimpin dan mempengaruhi

segala bentuk jasa keuangan secara global. Fintek Syariah dapat menjadi solusi permasalahan

di Industri Keuangan Syariah melalui pengembangan Integrated Digital Financial Syariah

yang bisa menghadirkan layanan Digital Financial Syariah (REX DDS PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk, 2017). Selain itu, FinTek crowdfunding dan peer to peer lending syariah bisa

menjadi alternatif bagi pelaku jasa keuangan syariah untuk bisa menjangkau segmen pasar

yang selama ini sangat sulit untuk ditembus oleh industri jasa keuangan syariah. Hal ini

dikarenakan FinTek lebih berfokus pada inovasi dan kepuasan konsumen namun dengan

tetap minimalisir biaya overhead mereka dibandingkan dengan Perbankan. Namun,

berdasarkan data yang dihimpun oleh McKinsey & Company, penetrasi perbankan syariah

hanya mencapai 5% dan berdasarkan daftar FinTek yang terdaftar di OJK per Mei 2018

hanya ada 1 Fintek yang mendeklarasikan sebagai FinTek berbasis syariah.

Berkembang pesatnya FinTek di Indonesia, khususnya dalam sektor crowdfunding dan

peer to peer lending, idealnya dilindungi oleh produk hukum yang sesuai agar dapat

meminimalisasi risiko yang ada dan melindungi masayarakat. Namun pada kenyataannya,

regulator belum sepenuhnya mempunyai produk payung hukum yang kuat dalam meregulasi

FinTek di negara- negara Asia, khususnya di Indonesia.

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja kategori dan profil fintech syariah di Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan

1. Ragam kategori dan jenis fintech syariah di Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil FinTech Payment Syariah di Indonesia

Menurut Bank Indonesia, Fintech diklasifikasikan kedalam 4 bagian yaitu, Payment


Clearing and Settlement yang merupakan layanan berbasis pembayaran, E-Agregator
adalah mengumpukan dan mengolah data sehingga manfaatnya adalah layanan untuk
perbandingan produk keuangan, Manajemen Risiko dan Investasi layanan perencanaan
keuangan, Crowdfunding dan Peer To Peer Lending layanan yang berbasis memberikan
kredit, fintech E-Trading dan E-Insurance.

Hingga saat ini terdapat satu satunya Fintech payment syariah yang sudah terdaftar di
Bank Indonesia dan sudah bersertifikat DSN MUI yaitu LinkAja Syariah yang melayani
berbagai transaksi atau kegiatan pembayaran berbasis syariah dengan tiga prinsip yaitu
tidak riba, tidak maisir (bertaruh), bersifat pasti tidak gharar (ketidakpastian),
menyembunyikan kecacatan (tadlis), membenarkan yang batil (risyvah), konsumtif (israf)
serta transaksi pada objek yang maksiat atau haram.

B. Profil Fintech Lending/Financing Syariah di Indonesia

Fintech peer-to-peer lending berbasis Syariah merupakan penyelenggaraan layanan


jasa keuangan berdasarkan prinsip Syariah yang mempertemukan atau menghubungkan
pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan dalam rangka melakukan akad
pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. Subyek
hukum Fintech peer-to-peer lending ada tiga pihak, yaitu penyelenggara, pemberi
pembiayaan, dan penerima pembiayaan. Fintech peer-to-peer lending berdasarkan prinsip
Syariah menurut Fatwa DSN-MUI dapat dilakukan dengan model: 1) pembiayaan anjak
piutang, 2) pembiayaan pengadaan barang pesanan pihak ketiga, 3) pembiayaan
pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara online,

4
bi.go.id
5
dsnmui.or.id

4
4) pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara online dengan
pembayaran melalui payment gateway, 5) pembiayaan untuk pegawai, 6) pembiayaan
berbasis komunitas. Mekanismenya adalah terdapat dua akad terpisah dalam setiap model,
yaitu antara penyelenggara dengan pemberi pembiayaan dan antara penyelenggara dengan
penerima pembiayaan. Penyelenggara dengan pemberi pembiayaan menggunakan akad
wakalah bi al-ujrah, sedangkan antara penyelenggara dengan penerima pembiayaan bisa
menggunakan akad wakalah bi al-ujrah, murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah,
atau qardh sesuai dengan model yang digunakan.6

Beberapa perusahaan yang menyediakan layanan Fintech peer-to-peer lending adalah


sebagai berikut :

1. ALAMI Teknologi Sharia dan Qazwa

Qazwa merupakan perusahaan peer to peer lending berbasis syariah yang bertujuan
untuk memudahkan usaha mikro mendapatkan akses permodalan yang bebas riba
agar usahanya lebih berkembang. Qazwa menghubungkan pemodal dengan usaha
mikro melalui teknologi agar tercipta inklusivitas akses keuangan yang selaras
dengan nilai-nilai Islam.

ALAMI adalah perusahaan teknologi finansial yang berizin dan diawasi oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi (LPMUBTI) berdasarkan prinsip syariah atau biasa dikenal
dengan sharia-compliant peer-to-peer (P2P). ALAMI juga diawasi oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang diwakili oleh Dewan
Pengawas Syariah dalam proses bisnisnya.

2. PT Dana Syariah Indonesia dan PT Ethis Fintek Indonesia

PT Dana Syariah Indonesia dan PT Ethis Fintek Indonesia adalah perusahaan


teknologi finansial yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
(LPMUBTI) berdasarkan prinsip syariah yang berfokus pada properti.

6
Baihaqi, J. (2018). Financial Technology Peer-To-Peer Lending Berbasis Syariah di Indonesia. Tawazun:
Journal of Sharia Economic Law, 1(2), 116-132

5
C. Profil Fintech Aggregator Syariah di Indonesia

Fintech Aggregator adalah Situs Web atau Aplikasi yang membantu


masyarakat/konsumen (nasabah) untuk memperoleh informasi mengenai produk dan
layanan jasa keuangan dengan menghimpun informasi, menyaring dan
memperbandingkan produk dan layanan antar Lembaga Jasa Keuangan (LJK) secara
digital. Konsumen dapat menggunakan layanan aggregator untuk mengetahui informasi
mengenai produk-produk LJK seperti KPR, kartu kredit, jenis-jenis tabungan, produk
asuransi, produk pembiayaan lainnya.
Jadi dapat disimpulkan, kelebihan aggregator adalah, pengguna tidak harus mengakses
ke beberapa website atau mendatangi beberapa kantor cabang lembaga keuangan untuk
melihat atau membandingkan ikhtisar suatu produk atau jasa keuangan. Melalui
Aggregator, pengguna hanya perlu masuk ke satu website, atau membuka satu aplikasi
dan langsung mendapatkan gambaran dari masing-masing produk/layanan jasa
keuangan karena sebagai calon pengguna produk/layanan jasa keuangan maka
pengguna perlu lebih selektif dalam memilih yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan. Misalnya, dalam memilih produk Kredit Tanpa Agunan (KTA), terdapat
beberapa lembaga keuangan yang menawarkan produk/layanan keuangan tersebut.
Dengan fitur berbeda-beda dari sisi perhitungan bunga, besaran bunga, persyaratan
pengajuan, biaya-biaya (asuransi, provisi, penalti dan lainnya), serta fitur lainnya.

Saat ini terdapat 8 perusahaan fintech dengan kategori aggregator yang terdaftar :
1. DOMPET AMAN
PT. Dompet Aman Indonesia (DAI) menghadirkan sebuah platform digital yang
menghubungkan sumber daya terbaik bagi penggunanya untuk mewujudkan
kesejahteraan dalam segala aspek kehidupan. Dompet Aman adalah platform
Loyalty & Reward pertama yang dapat membantu member untuk mengelola
seluruh poin loyalty yang dimilikinya. Dompet Aman memilih penyedia
layanan dan produk terbaik dari segmen keuangan, kesehatan, gaya hidup dan
sosial kemudian menghadirkannya melalui aplikasi digital yang komprehensif.
2. IstanaTech
IstanaTech adalah perusahaan Aggregator Agen Asuransi yang menyediakan
berbagai pilihan layanan asuransi.
3. MAUDANA
MauDana adalah startup yang bergerak di bidang digitalisasi Lembaga
6
Keuangan Konvensional dan Syariah. MauDana juga sebagai online
Marketplace yang menyediakan berbagai macam informasi untuk membantu
masyarakat Indonesia menemukan produk keuangan terbaik. MauDana
menyediakan akses informasi ke ribuan produk keuangan, untuk memudahkan
masyarakat Indonesia membuat keputusan finansial sesuai kebutuhan yang ada.
Misi MauDana adalah membantu masyarakat Indonesia memperoleh informasi
produk keuangan sebaik-baiknya sehingga dapat lebih memahami produk-
produk keuangan yang tersedia bagi mereka. Selain itu, MauDana juga
membantu masyarakat Indonesia dalam mendapatkan produk keuangan yang
ideal sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Dengan MauDana
semua layanan yang ditawarkan oleh Lembaga Keuangan menjadi mudah
ditemukan dan diakses oleh masyarakat kapanpun dan dimanapun.
4. PT Naqif Solusi Indonesia
PT Naqif Solusi Indonesia adalah startup company dengan produk utamanya
"OneShaf" yang bertujuan menfasilitasi umat dengan informasi jadwal kajian
lengkap dengan Ustadz, lokasi, video kajian, Radio/TV Streaming dsb. OneShaf
juga menfasilitasi umat yang ingin hijrah dari ekonomi ribawi ke ekonomi
syariah dalam rangka mendapatkan ridha Allah SWT
5. PT Rachmad Dharma Anugrah
Platform yang bergerak dalam bidang agregator keuangan dan perencanaan
finansial serta penyedia layanan syariah
6. SavingTech
SavingTech menawarkan produk simpanan terbaik dari berbagai bank ternama
di Indonesia. Kami menyediakan berbagai jenis produk simpanan seperti
tabungan, tabungan berjangka, tabungan syariah, dan lain-lain.
7. Thintech
Perusahaan yang menyediakan informasi paling komprehensif tentang kartu
kredit yang berbeda sehingga pengguna dapat dengan mudah membandingkan
dan memilih kartu terbaik untuk kebutuhan. Thintech memberikan informasi
tentang cara membuat, ketentuan, promo, dan batasan.
8. Zahir Capital
Aggregator platform yang menghubungkan antara Fintech Partner ( Fintech
and Lembaga Keuangan Syariah lainnya), project owner dan calon Investor
dalam satu platform Zahir Capital.

7
D. Profil Fintech Financial Planning di Indonesia

Fintech financial planner adalah aplikasi atau platform teknologi keuangan yang
menyediakan layanan perencanaan keuangan secara otomatis atau semi-otomatis.
Layanan ini biasanya dirancang untuk membantu individu mengelola keuangan mereka
dengan lebih efisien, memberikan rekomendasi investasi, perencanaan anggaran, serta
membantu mencapai tujuan keuangan mereka. Fintech financial planner menggunakan
teknologi seperti kecerdasan buatan, analitika data, dan algoritma untuk menyediakan
solusi dan rekomendasi yang disesuaikan dengan situasi keuangan pengguna.

Saat ini diketahui ada 4 aplikasi yang bergerak di bidang financial planner :
1. Finansialku. com
Finansialku.com (PT. Solusi Finansialku Indonesia) berdiri sejak tahun 2013
dan telah tercatat di OJK sebagai Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital
dengan jenis Fintech “Financial Planner” yang juga masuk sebagai sampel
Regulatory Sandbox. Finansialku.com merupakan perusahaan perencana
keuangan yang memiliki portal edukasi, aplikasi keuangan, serta kelas
keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan individu serta
masyarakat di Indonesia. Profil Produk Finansialku.com memiliki beberapa
produk yang dapat menunjang untuk meningkatkan kesadaran akan keuangan
masyarakat Indonesia, yaitu : (1) Aplikasi perencana keuangan Finansialku, (2)
Portal edukasi (website, instagram, facebook, youtube, etc.), (3) Konsultasi
dengan perencana keuangan, (4) seminar online berbentuk webinar dan kursus
online, (5) Buku fisik dan e-book, (6) Jasa akuntansi untuk pebisnis, (7) In-
house training, serta (8) Event offline ke seluruh wilayah di Indonesia. Target
market dari Finansialku.com yaitu masyarakat yang ada di kuadran 2 dan 3 atau
pada usia produktif yang rata-rata pekerjaannya adalah mahasiswa, karyawan,
ibu rumah tangga, dan entrepreneur, karena kami merasa bahwa pada usia
tersebut masyarakat sangat membutuhkan literasi keuangan. Berdasarkan Survei
Nasional Literasi Keuangan OJK yang dilaksanakan pada tahun 2016, literasi
keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 29,7 persen, untuk itu
Finansialku ingin membantu untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat
Indonesia dengan menyajikan informasi mengenai keuangan dengan bahasa
yang ringan dan visualisasi yang menarik agar mudah dimengerti.

8
2. Halofina.
Halofina merupakan Aplikasi Digital Financial Advisory & Wealth
Management yang menawarkan solusi perencanaan keuangan komprehensif
kepada pengguna didukung oleh teknologi robo-advisory. Sebagai Startup di
bidang Financial Technology, Halofina telah tercatat oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara Inovasi Keuangan Digital, dengan
nomor S-101/ MS.72/2019. Resmi diluncurkan pertamakali ke publik pada
Januari 2019, dalam tiga bulan pertama peluncurannya Halofina berhasil
mencatat 10.000 download, dengan total 40.000 Lifeplan yang berhasil dibuat
oleh 1.500 pengguna aktif. Profil Produk Halofina dapat membantu pengguna
merencanakan juga mengelola keuangan dengan lebih mudah, diantaranya
melalui fitur Lifeplan yang bisa membantu pengguna mempersiapkan berbagai
kebutuhan masa depannya melalui investasi yang lebih terencana (goal-based
investment). Sebagai asisten keuangan pribadi Halofina memikirkan
personalisasi setiap pengguna. Melalui teknologi robo-advisory yang
dikembangkan oleh para pakar keuangan berpengalaman, Halofina akan
memberikan rekomendasi sesuai dengan profil juga tujuan keuangan dari setiap
pengguna. Halofina akan memberikan asistensi penuh pada pengguna mulai
dari perencanaan, pemilihan investasi, hingga optimasi.
3. Pay OK.
PT. Sumber Aneka Inovasi (PT.SAI) didirikan di awal 2019 untuk
mempermudah mengelola keuangan dengan bantuan teknologi. Lebih dari 80
juta orang di Indonesia mempunyai rekening bank atau e-wallet tetapi merasa
kesulitan untuk menghemat dan mengirit. PT.SAI tercatat di OJK IKD sebagai
Financial planners dan sedang bekerja sama dengan beberapa lembaga jasa
keuangan untuk menyediakan platform agar nasabah mempunyai akses kepada
semua rekening mereka secara mudah dan aman. Profil Produk Pay OK adalah
aplikasi perencana keuangan yang bisa membantu nasabah untuk
menghubungkan dan mengelola keuangan mereka dari berbagai bank dan e-
wallet di Indonesia. Dengan aplikasi Pay OK user bisa, Semua koneksi dengan
lembaga jasa keuangan dilakukan lewat API dan dijamin keamanannya dengan
standar security setara bank. Pay OK menerapkan teknologi data science dan
machine learning supaya user bisa memvisualisasikan keuangan mereka dan
mendapatkan nasehat yang sesuai dengan impian dan kebutuhan mereka.

9
4. Ponsel Duit.
Ponsel Duit merupakan aplikasi pengaturan keuangan pribadi (Personal
Financial Management) yang dikombinasikan dengan solusi pembayaran digital
dengan pilihan yang beragam, mulai dari pembelian produk digital dan
pembayaran di merchant-merchant yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui
pede, IndoAlliz berkontribusi positif dalam meningkatkan kesadaran akan
keuangan masyarakat, akses layanan serta akses terhadap produk keuangan
mikro kepada masyarakat Indonesia, terutama masyarakat yang termasuk dalam
kategori underbanked and unbanked. Profil Produk Aplikasi pede dirancang
untuk memudahkan masyarakat Indonesia melakukan pengelolaan keuangan,
melalui penasehat keuangan virtual yang akan merekomendasikan produk
keuangan digital, sehingga memudahkan bertransaksi, berinvestasi, berasuransi
dan mengajukan pinjaman.

E. Profil Fintech Project Financing di Indonesia


Fintech project financing sendiri memiliki model bisnis di mana platform menawarkan
penggalangan dana secara online dari masyarakat selaku investor, untuk membiayai atau
mendanai suatu proyek tertentu. Imbalan yang didapat, yakni berupa keuntungan yang
dihasilkan setelah proyek tersebut berjalan, sebagai bentuk pengembalian investasi dan
atau imbal hasil pada interval waktu yang telah ditentukan.
Saat ini perusahaan yang terdaftar di OJK dan telah terverifikasi ada 16 perusahaan.
Untuk mengecek apa saja perusahaan di platform project financing ini bisa dilihat di
https://aludi.id/index.php/core_home/selengkapnya_anggota.

F. Profil Fintech Funding Agent & Financing Agent Syariah di Indonesia


Dalam perspektif keuangan syariah, peran financing agent dan funding agent tetap
relevan, namun mereka diarahkan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan Islam.
Berikut adalah cara kedua peran tersebut dapat diinterpretasikan dalam konteks
keuangan syariah:
Financing Agent dalam Keuangan Syariah:
Peran Pembiayaan yang Sesuai dengan Syariah: Sebagai financing agent dalam konteks
keuangan syariah, entitas tersebut harus memastikan bahwa perannya sejalan dengan
prinsip-prinsip keuangan Islam. Ini mencakup pengelolaan pembiayaan yang tidak
melibatkan riba (bunga), gharar (ketidakpastian berlebihan), dan maysir (spekulasi atau

10
perjudian).
Struktur Pembiayaan Syariah: Financing agent dapat terlibat dalam menyusun struktur
pembiayaan yang sesuai dengan prinsip mudharabah (bagi hasil), musyarakah
(kerjasama), atau bentuk pembiayaan syariah lainnya.
Funding Agent dalam Keuangan Syariah:
Pengumpulan Dana yang Sesuai dengan Syariah: Sebagai funding agent dalam
keuangan syariah, peran tersebut berkaitan dengan pengumpulan dana dari berbagai
sumber dengan mematuhi prinsip-prinsip keuangan Islam. Ini mencakup penghindaran
dari instrumen-instrumen keuangan yang melibatkan riba atau transaksi yang tidak
sesuai dengan syariah.
Pengelolaan Dana Sesuai dengan Prinsip Syariah: Funding agent harus memastikan
bahwa alokasi dana yang dihimpun dan disalurkan sesuai dengan prinsip keuangan
Islam. Dana tersebut dapat digunakan untuk mendukung proyek atau tujuan yang
mematuhi syariah, seperti proyek-proyek pembangunan atau pembiayaan mikro untuk
membantu usaha kecil dan menengah.
Dalam praktiknya, entitas yang berperan sebagai financing agent dan funding agent
dalam konteks keuangan syariah dapat menggabungkan prinsip-prinsip keuangan Islam
dengan teknologi fintech untuk memberikan layanan yang lebih efisien, transparan, dan
sesuai dengan nilai-nilai syariah. Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan
dana dan pembiayaan akan mencakup audit dan pengawasan oleh lembaga keuangan
syariah atau otoritas yang berwenang untuk memastikan kepatuhan terhadap ketentuan
keuangan Islam.
G. Profil Fintech Invoice Financing di Indonesia
Invoice Financing adalah pinjaman modal kerja yang ditujukan kepada UKM-UKM
berkembang yang memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan besar
seperti BUMN, terbuka, multinasional, dan lembaga pemerintahan. UKM yang
membutuhkan pembiayaan bisa menjaminkan tagihan sedang berjalan mereka atas
sebuah perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari para Lender. Tagihan atau invoice
tersebut kemudian akan menjadi dasar peminjaman dan dibayarkan oleh klien peminjam
yang disebut dengan Payor.
H. Profil Fintech Online Gold Depository Syariah di Indonesia
Online Gold Depository mengacu pada platform atau layanan yang memungkinkan
individu atau perusahaan menyimpan, membeli, atau menjual emas secara elektronik
melalui platform digital. Konsep ini melibatkan penyediaan infrastruktur online yang

11
memungkinkan pemilik emas untuk mengelola investasi emas mereka tanpa harus
secara fisik memiliki emas dalam bentuk fisik.
I. Profil Fintech E KYC Syariah di Indonesia
E-KYC adalah platform yang membantu menyediakan jasa identifikasi dan verifikasi
yang dilakukan terhadap calon nasabah/nasabah dengan menggunakan data
kependudukan yang bersumber dari Dukcapil.
Penerapan e-KYC yang sesuai dengan syariah bukan hanya sekadar penggunaan
teknologi, tetapi juga melibatkan pendekatan holistik yang memastikan bahwa proses
tersebut mencerminkan nilai-nilai keuangan Islam dan mendukung tujuan keadilan dan
kesejahteraan umum. Oleh karena itu, perusahaan atau platform yang menerapkan e-
KYC dalam lingkup keuangan syariah harus secara cermat mempertimbangkan aspek-
aspek ini untuk memastikan kepatuhan dan kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah.
J. Profil Fintech Insurtech Syariah di Indonesia
InsurTech adalah platform yang bekerjasama dengan pialang dan/atau perusahaan
asuransi untuk memberikan layanan informasi, pembelian produk asuransi, dan layanan
pengajuan klaim asuransi oleh nasabah/masyarakat secara online dan mempercepat
proses klaim.
Insurtech yang beroperasi dalam lingkungan syariah perlu memastikan bahwa seluruh
model bisnis, produk, dan layanan mereka diakomodasi sesuai dengan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip keuangan Islam. Itu juga mencakup berkomunikasi dengan otoritas
syariah dan melibatkan ahli syariah dalam pengembangan dan pengawasan operasional
mereka.
K. Profil Fintech Property Investment di Indonesia
Fintech Property Investment di Indonesia merujuk pada perusahaan atau platform
teknologi keuangan yang menyediakan solusi atau layanan untuk memfasilitasi investasi
dalam properti atau real estate. Dengan memanfaatkan teknologi, Fintech Property
Investment menyajikan model bisnis yang lebih efisien, transparan, dan mudah diakses
untuk para investor.
L. Profil Fintech Credit Scoring di Indonesia
Credit Scoring adalah proses penilaian risiko kredit bagi para peminjam, yang
digunakan oleh lembaga keuangan untuk menentukan sejauh mana seorang individu
atau perusahaan dapat dianggap kreditworthy atau dapat dipercaya dalam membayar
kembali pinjaman. Ini melibatkan pengumpulan dan analisis informasi keuangan dan
perilaku kredit peminjam untuk menghasilkan skor kredit.

12
M. Profil Fintech RegTech di Indonesia
RegTech – eSign adalah platform penyelenggara sertifikat elektronik berinduk dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika yang melayani sektor jasa keuangan dengan
output berupa tanda tangan digital.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan yang telah disajikan, dapat diambil beberapa kesimpulan terkait

profil Fintech Syariah di Indonesia:

Fintech merupakan fenomena inovatif yang mengubah lanskap pasar keuangan dengan

memberikan kemudahan akses, kenyamanan, dan efisiensi biaya. Perkembangan

Fintech di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode: Fintech 1.0 (1866-1967),

Fintech 2.0 (1987-2008), dan Fintech 3.0 (2008-sekarang).

Meskipun telah terjadi perkembangan Fintech di Indonesia, Fintech Syariah belum

sepenuhnya menjadi alternatif pilihan utama dalam layanan keuangan. Data

menunjukkan penetrasi perbankan syariah masih rendah, tetapi terdapat potensi untuk

pertumbuhan melalui Fintech crowdfunding dan peer-to-peer lending syariah.

Profil Fintech Syariah di Indonesia melibatkan berbagai kategori, seperti Fintech

Payment Syariah, Fintech Lending/Financing Syariah, Fintech Aggregator Syariah,

Fintech Financial Planning, Fintech Project Financing, Fintech Funding Agent &

Financing Agent Syariah, Fintech Invoice Financing, Fintech Online Gold Depository

Syariah, Fintech E-KYC Syariah, Fintech Insurtech Syariah, Fintech Property

Investment, Fintech Credit Scoring, dan Fintech RegTech.

B. SARAN

Saran pemakalah adalah semoga makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada

kita semua terkhusus pemakalah sendiri dan semoga makalah ini dapat memenuhi

kriteria makalah yang baik dan benar oleh bapak dosen pengampuh. Pemakalah sangat

mengharapkan kritik dan saran dan pertanyaan yang membangun bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA

Asaba, S., Aiba, K., Hirano, M. (2016). The Potential of Fintech Industry to Support the
Growth of SMEs in Indonesia. Japan: Waseda University.

Baihaqi, J. (2018). Financial Technology Peer-To-Peer Lending Berbasis Syariah di


Indonesia. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law, 1(2), 116-132.

Bower, J. & Christensen, C. M. (1995). Disruptive Technologies: Catching the Wave.


Harvard Business Review.

https://aludi.id/index.php/core_home/selengkapnya_anggota

https://dsnmui.or.id/

https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Penyelenggara-IKD-
dengan-Status-Tercatat-di-OJK-per-Oktober-2023/DAFTAR
%20PENYELENGGARA%20IKD%20OJK%20PER%20OKTOBER%202023.pdf

https://fintechsyariah.id/id/members/page/1?cat=Verification+and+CDD&sort=&q=regtech

https://www.bi.go.id/id/default.aspx

15

Anda mungkin juga menyukai