Anda di halaman 1dari 26

FINANCIAL TECHNOLOGY (FINTECH)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Digital

Dosen Pengampu: Purnama Ramadani Silalahi, ME

Kelompok 6

Amalia Nasution 0501212140

M Akmal Parlindungan Ritonga 0501213113

Putri Rahayu 0501213129

Ekonomi islam 6 D

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan kebaikan dan keindahan-
Nya sehingga kita diberi kesehatan dan keakraban dalam menyusun dan menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan benar. Dengan mata kuliah Ekonomi Digital yang membahas mengenai
Financial Technology (Fintech).
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan semester enam pada
mata kuliah EKONOMI DIGITAL. Selain itu makalah ini disusun sebagai media pembelajaran
bagi kami, yang mana kami sangat berharap agar makalah kami ini dapat memberikan manfaat
dan ilmu bagi yang membacanya.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dan masih
sangat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami sangat berharap bagi
siapapun yang membaca makalah ini untuk dapat memberikan kritik dan saran, agar makalah ini
dapat lebih baik lagi dan apabila dalam pembuatan makalah selanjutnya kami menjadi lebih paham
dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah. Dan apabila terdapat banyak
kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya. Demikianlah kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 01 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................1

1.3 Tujuan ...............................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................3

2.1 Pengertian Fintech .............................................................................................................3

2.2 Perkembangan Startup Fintech Di Indonesia .....................................................................4

2.3 Jenis-Jenis Fintech .............................................................................................................9

2.4 manfaat dan masalah fintech di Indonesia ........................................................................ 12

2.5 Prospek Fintech Di Indonesia........................................................................................... 15

2.6 Fintech Dalam Sistem Ekonomi Islam ............................................................................. 18

BAB III .................................................................................................................................... 19

PENUTUP ............................................................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 20

3.2 Saran ................................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman sekarang kehidupan manusia saat ini tak terlepas dari kemajuan teknologi,
mencakup berbagai aktivitas sehari-hari. Perkembangan pesat internet dan teknologi menciptakan
inovasi baru di berbagai industri, mengubah lanskap sosial, ekonomi, dan budaya dengan cepat
melalui kemajuan dalam teknologi, informasi, dan komunikasi. Dimana teknologi berkembang
dengan pesat dan mengalami perubahan sehingga suatu negara mengalami kemajuan khususnya
dibidang business (bisnis). Setiap tahun, teknologi terus berkembang pesat dengan tujuan
menciptakan inovasi terbaru yang dapat membawa perubahan besar dan membantu
meringankan tugas manusia. Pada masa sekarang manusia sulit untuk melakukan transaki jarak
jauh ketika hendak membeli sesuatu yang jauh dari rumah, sehingga mengakibatkan konsumen
harus membayar langsung dan menempuh jarak yang jauh ketempat tersebut atau secara manual.
Namun dengan perkembangan teknologi yang terus menerus mengalami revolusi disetiap
tahunnya, maka berkembangla teknologi baru sebagai solusi kepada masyarakat dalam melakukan
transaksi jarak jauh (secara modern).

Pada era ini, hampir semua kegiatan masyarakat dapat dilakukan secara online melalui
jaringan, salah satu sektor yang terdampak signifikan oleh kemajuan teknologi adalah bidang
keuangan. Dengan kemajuan teknologi di bidang keuangan, kegiatan tradisional telah
bertransformasi menjadi lebih mudah dan efisien. Masyarakat sekarang dapat mengakses kegiatan
keuangan secara online, memberikan fleksibilitas waktu dan lokasi. Prisitensi teknologi dalam
kegiatan ekonomi telah memicu perubahan perilaku masyarakat dalam berpartisipasi dalam
kegiatan ekonomi. Industri keuangan mengalami inovasi melalui munculnya sektor Financial
Technology (Fintech), yang merupakan hasil integrasi antara sistem keuangan dan teknologi. Di
Indonesia, perkembangan fintech terutama terlihat dalam inovasi layanan keuangan, termasuk
aplikasi pembayaran sebagai alat transaksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian fintech?

1
2. Bagaimana perkembangan startup fintech di Indonesia?
3. Apa saja jenis-jenis fintech?
4. Apa manfaat dan masalah fintech di Indonesia?
5. Apa saja prospek fintech di Indonesia?
6. Bagaimana fintech dalam sistem ekonomi islam ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fintech
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan startup fintech di Indonesia
3. Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis fintech
4. Untuk mengetahui Apa manfaat dan masalah yang ada pada fintech di Indonesia
5. Untuk mengetahui Apa saja prospek fintech di Indonesia
6. Untuk mengetahui fintech dalam sistem ekonomi islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fintech


Fintech merujuk pada financial technology atau teknologi keuangan. Menurut the National
Digital Research Centre (NDRC) di Dublin, Irlandia, fintech didefinisikan sebagai "inovasi dalam
layanan keuangan" yang melibatkan sentuhan teknologi modern. Fintech mencakup berbagai
transaksi keuangan seperti pembayaran, investasi, peminjaman uang, transfer, perencanaan
keuangan, dan perbandingan produk keuangan. 1

Fintech, atau Inovasi Data dalam bahasa Indonesia, mengacu pada pemanfaatan inovasi
untuk sistem keuangan, penyediaan produk baru, layanan, inovasi, atau kemungkinan rencana aksi.
Dampaknya mencakup soliditas keuangan, kerangka moneter, serta produktivitas, kesempurnaan,
keamanan dan keandalan kerangka angsuran. Peningkatan kerangka inovasi dan data yang
dilanjutkan telah membawa kemajuan, khususnya di bidang inovasi moneter, untuk memenuhi
berbagai kebutuhan daerah, termasuk akses ke administrasi moneter dan penanganan pertukaran.

Menurut Pasal 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang teknologi


finansial, teknologi tersebut harus memenuhi kriteria berikut:

1. Bersifat inovatif.
2. Berpotensi berdampak pada produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis finansial
yang sudah ada.
3. Memberikan manfaat bagi masyarakat.
4. Dapat digunakan secara luas.
5. Memenuhi kriteria lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Industri Financial Technology (Fintech) menjadi metode layanan jasa keuangan populer di
era digital saat ini. Pertumbuhan pembayaran digital, sebagai bagian dari sektor fintech, khususnya
mencolok di Indonesia. Harapan pemerintah dan masyarakat adalah sektor ini dapat meningkatkan
akses masyarakat terhadap layanan keuangan.

1
Hendra Kusuma and Wiwiek Kusumaning Asmoro, “Perkembangan Financial Technologi (Fintech) Berdasarkan
Perspektif Ekonomi Islam,” ISTITHMAR : Jurnal Pengembangan Ekonomi Islam 4, no. 2 (2021): 141–163.

3
Financial Technology (Fintech) merupakan perpaduan antara jasa keuangan dan teknologi
yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi modern. Jika sebelumnya pembayaran
memerlukan pertemuan langsung dan membawa uang tunai, kini transaksi dapat dilakukan dari
jarak jauh dengan pembayaran yang seketika dilakukan dalam hitungan detik.2
Fintech telah mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan, mulai dari perbankan
hingga investasi, pembayaran, pinjaman, dan asuransi. Inovasi dalam fintech mencakup
penggunaan big data untuk analisis risiko dan pemasaran yang lebih baik, penggunaan kecerdasan
buatan untuk mengotomatiskan proses bisnis, pengembangan aplikasi pembayaran digital dan
dompet elektronik untuk memfasilitasi transaksi non-tunai, serta penggunaan teknologi blockchain
untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam transaksi keuangan.
Fintech memainkan peran kunci dalam inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada
mereka yang sebelumnya sulit dijangkau oleh institusi keuangan tradisional, seperti pengguna di
daerah terpencil atau yang tidak memiliki riwayat kredit yang kuat. Meskipun menyediakan
banyak manfaat, fintech juga memunculkan beberapa tantangan, termasuk masalah privasi data,
keamanan cyber, dan regulasi yang berkembang. Seiring dengan pertumbuhan dan evolusi terus-
menerus, fintech diharapkan akan terus merubah lanskap keuangan global dan memainkan peran
yang semakin signifikan dalam ekonomi digital.

2.2 Perkembangan Startup Fintech Di Indonesia


Kemajuan perusahaan baru yang terus berkembang secara konsisten akan menyebabkan
bisnis-bisnis baru berlomba-lomba memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Item yang
berkembang pesat adalah fintech (financial technology). Fintech berharap dapat bekerja sama
dengan masyarakat umum dalam mengelola petukaran moneter berbasis web, memperluas
kemampuan moneter, dan mengakui penggabungan moneter di Indonesia. 3

Industri olahraga di Indonesia. Sebelum akhir tahun 2018, ada 88 koordinator pindar.
Koordinator sibuk dengan kredit ke area dan pembeli yang berguna. Beberapa telah menutup
sistem biologis, yang masih dalam satu perkumpulan atau perkumpulan. Ada yang dalam sistem

2
Ilya Avianti and Triyono, Ekosistem Fintech Di Indonesia, PT. Kaptain Komunikasi Indonesia, vol. 3, 2021.
3
Bentar Kusdimanto et al., “Review Peran Inklusi Keuangan Berbasis Fintech Dan Perilaku Keuangan Untuk
Pertumbuhan Ukm,” Jurnal Publikasi Manajemen Informatika 1, no. 1 (2022): 50–60.

4
biologis terbuka, baik terbatas maupun tidak terbatas (semua orang bisa berubah menjadi rentenir
penerima kredit).

Financial technology (fintech) merupakan evolusi inovatif di sektor moneter, mulai dari
model P2P oleh Zopa pada 2004 hingga perkembangan Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto pada 2008.
Pengaruh ide terdistribusi dari Napster pada 1999 juga memainkan peran penting dalam
pengembangan fintech.

Kemajuan yang diciptakan menyesuaikan standar jaringan PC yang diterapkan pada bidang
keuangan. Meskipun pada awalnya ide moneter P2P direncanakan untuk perusahaan baru (new
business visioner) dalam mencari pendukung keuangan untuk mendanai bisnis mereka.
Bagaimanapun, pada gilirannya, keuangan P2P memiliki anggota yang lebih loas, bukan hanya
pendukung keuangan untuk menaruh uang mereka di perusahaan baru. Dengan begitu banyak
anggota yang menambahkan uang. itu menjadi crowdfunding. sehingga penggunaan keuangan P2P
tidak terbatas pada bisnis baru, seperti yang telah dilakukan oleh organisasi Zopa di Inggris.

Teknologi Moneter mengandung dua komponen, yaitu finansial dan teknologi sehingga
cenderung diselesaikan sebagai perkembangan di bidang moneter yang mengambil sedikit inovasi
masa kini. Fintech adalah kekhasan menggabungkan jhovasi dengan elemen moneter yang
mengubah rencana aksi dan melemahkan hambatan berlalunya Fintech (financial technology) yang
ditunjukkan oleh Bank Indonesia adalah efek lanjutan dari perpaduan administrasi moneter dan
inovasi, yang dengan demikian dapat mengubah rencana aksi dari adat menjadi langsung. Menurut
National Digital Research Center (NDRC), fintech mengacu pada kemajuan di bidang administrasi
moneter atau perkembangan moneter yang diberikan sejumput inovasi masa kini atau dikenal
sebagai kemajuan dalam administrasi moneter atau kemajuan dalam administrasi moneter.
Pertukaran yang baru-baru ini dilakukan secara tatap muka dan mendapat sejumlah uang tertentu,
kini latihan ini bisa dilakukan dari jarak jauh dan cicilannya pun langsung. 4

Wilson berpendapat bahwa inovasi moneter adalah organisasi yang melibatkan inovasi
untuk membuat kesimpulan melalui administrasi moneter untuk klien. Kawai, sebagai individu
dari Financial Stability Board (FSB) mengungkapkan bahwa fintech merupakan inovasi yang

4
Silalahi, Purnama Ramadani, and Chairina. Ekonomi Digital. Medan: CV. Merdeka Kreasi
Group, 2023.

5
memberdayakan kemajuan dalam administrasi moneter. Ini membingkai alasan untuk membentuk
rencana tindakan, aplikasi, siklus dan item baru dalam administrasi moneter yang secara fisik dapat
mempengaruhi sektor dan organisasi bisnis moneter dan pengaturan administrasi moneter.
McKinsey berpendapat bahwa fintech atas kesangan lanjutan adalah bantuan moneter yang
didukung oleh kerangka komputerisasi, termasuk PDA dan web, PDA, PC, atau kartu yang
digunakan melalui perangkat lokasi ritel (POS) menghubungkan orang-orang dan organisasi ke
platform pembayaran publik canggih yang memberdayakan pertukaran yang konsisten di antara
semua pertemuan. Mackenzie memahami bahwa istilah inovasi moneter ditujukan kepada
organisasi yang bergabung dengan administrasi moneter, dengan inovasi terkini dan kreatif.
Misalnya, ada kontestan baru di pasar uang yang menawarkan produk dan aplikasi berbasis web.

Definisi tersebut secara luas mencakup:

1. Seluruh spektrum layanan keuangan, melibatkan pembayaran, tabungan, kredit, asuransi,


dan berbagai produk keuangan lainnya.
2. Semua lapisan pengguna, mencakup individu dari segala tingkat pendapatan, pelaku usaha
dari berbagai skala, dan entitas pemerintah.
3. Beragam penyedia layanan keuangan, termasuk bank, penyedia jasa pembayaran, institusi
keuangan, perusahaan telekomunikasi, fintech start-ups, pengecer, dan berbagai
jenis usaha lainnya.

Fintech, pada dasarnya, bertujuan menarik konsumen dengan produk dan layanan yang
lebih ramah pengguna, efisien, transparan, dan otomatis dibandingkan dengan yang tersedia saat
ini. Ini mencerminkan inovasi dalam industri, di mana organisasi mengadopsi perubahan untuk
meningkatkan efektivitas kerangka moneter. Sebagai bagian dari ekosistem startup, fintech
menjadi pionir dalam membentuk transformasi signifikan dalam cara masyarakat berinteraksi
dengan layanan keuangan, Fintech fokus pada peningkatan pemanfaatan inovasi untuk mengubah,
mempercepat, atau menyempurnakan berbagai aspek administrasi keuangan, termasuk teknik
pembayaran cicilan, langkah-langkah cadangan, proses cicilan, transfer toko, layanan kredit, dan
pengelolaan janji pembayaran kepada eksekutif sumber daya.

Fintech sangat penting bagi sebagian dunia start-up yang memiliki perhatian pada
perluasan pemanfaatan inovasi untuk mengubah, mempercepat atau mengasah berbagai bagian

6
administrasi moneter yang tersedia saat ini, Mulai dari teknik angsuran, gerakan cadangan, uang
muka, penggalangan dukungan, hingga sumber daya papan. Fintech di Indonesia saat ini
berkembang pesat, fintech sendiri dapat mempengaruhi kecenderungan pertukaran individu
menjadi lebih berguna dan sukses. Fintech juga membantu orang-orang dengan memperoleh akses
ke barang-barang keuangan dan bekerja pada keterampilan keuangan. Kemajuan fintech di
Indonesia yang awalnya hanya 7%, saat ini hampir mencapai 80% klien di seluruh Indonesia.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki potensi besar dalam mengembangkan


financial technology di Indonesia. Pertumbuhan financial technology di Indonesia sangat terbantu
dengan adanya dukungan dari perbankan dan pemerintah. Bagi nasabah konvensional, bisnis
financial technology bisa dianggap sebagai potensi risiko kebangkrutan. Namun, di sisi lain,
keterlibatan financial technology justru mampu membuka peluang kerjasama yang baik dengan
sektor perbankan. Kerjasama ini memiliki potensi untuk memperluas jaringan layanan keuangan
bagi penduduk Indonesia, meningkatkan jumlah nasabah, dan secara keseluruhan, memperluas
inklusi keuangan di Indonesia.

Beberapa peran besar dari startup financial technology melibatkan:

a. Transaksi Keuangan Menjadi Lebih Mudah Dilakukan

Perusahaan-perusahaan baru Fintech di Indonesia fokus untuk membawa kemajuan


pada proses pertukaran moneter, menjadikannya lebih layak dan aman. Proses
pertukaran moneter, seperti cicilan, uang muka, pemindahan, dan perdagangan saham,
merupakan titik fokus pertimbangan. Inovasi di bidang moneter meningkatkan
produktivitas pemerintahan, menjadikannya lebih cepat dan lebih berguna. Sangat
mudah bagi individu untuk medapatkan layanan keunagan melalui internet tanpa harus
benar-benar pergi ke bank.5

b. Start-Up Financial Technology dapat Memajukan Perkembangan Bitcoin.

Bitcoin berperan sebagai sistem kas transaksi global terdesentralisasi, berfungsi


sebagai alat pembayaran lintas benua melalui pertukaran peer-to-peer. Sebagai

5
Christine Sant’Anna de Almeida et al., FINTECH TEKNOLOGI FINANSIAL PERBANKAN DIGITAL, Revista
Brasileira de Linguística Aplicada, vol. 5, 2016.

7
cryptocurrency, pertukarannya tidak diatur oleh operator, melainkan dilakukan
langsung antar individu. Bitcoin, sebagai bentuk uang virtual, berbeda dari uang fiat
konvensional seperti rupiah atau dollar, dan beroperasi melalui sistem jaringan
consensus menggunakan teknologi Blockchain. Blockchain mencatat transaksi uang
secara live dan transparan melalui jaringan peer-to-peer, sepenuhnya dikendalikan oleh
pengguna tanpa otoritas bank sentral. Dalam konteks Financial Technology, Bitcoin
memainkan peran penting dalam menggerakkan inovasi pembayaran, memungkinkan
transaksi bagi masyarakat tanpa akun bank.

c. Start-Up Financial Technology dapat Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat.

Financial technology juga memiliki kemampuan untuk meiningatkan kualitas


kehidupan Masyarakat. Stratup fintech dapat menurunkan harga untuk toko yang dapat
menerima kartu debit dan kredit, untuk memberikan manfaat ekonomi langsung pada
masyarakat.

d. Start-up Financial Technology juga dapat membangun infrastruktur perbankan


sebagai solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Menghidupkan Inovasi Moneter pada finansial technology berperan penting dalam


membangun fondasi perbankan sebagai jawaban atas peningkatan daya beli
masyarakat. Khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dengan
tingkat masuk keuangan sebesar 35,6%, fintech telah menjadi alat untuk memperluas
masuknya barang-barang keuangan. Fintech dapat mempercepat perluasan kompas
administrasi keuangan dan memberikan jawaban untuk mengurangi biaya dan waktu
dalam memberikan bantuan keuangan yang saat ini harus ditanggung oleh koperasi
spesialis dan klien.

e. Start-Up Financial Technology dapat Menghapus Rentenir


Start-up fintech mampu menghilangkan praktik pinjaman rentenir yang sering kali
memberikan pinjaman dengan bunga tinggi untuk keuntungan pribadi. Dengan
memperkenalkan sistem pinjaman uang yang transparan, fintech membantu mengatasi
kebutuhan finansial tanpa memerlukan tingkat bunga yang tidak wajar. Pertumbuhan

8
pesat bisnis ini di Indonesia menarik perhatian seluruh komunitas bisnis di
negara tersebut.

Bisnis baru Fintech terdiri dari pelaku bisnis yang memiliki perkembangan dalam melayani
cicilan, administrasi permodalan (abundance board), (peminjaman), pendukung (crowdfunding),
pertukaran proteksi (pasar modal) dan administrast proteksi. Bisnis baru Fintech menawarkan jenis
bantuan moneter kepada klien yang lebih pribadi daripada organisasi keuangan biasa

Kemajuan fintech di Indonesia sudah dimulai pada tahun 2006, namun kepercayaan
terbuka terhadap organisasi fintech baru semakin berkembang sejak berdirinya Afiliasi Fintech
Indonesia (Belakang) pada bulan September 2015. Dalam kurun waktu 2006 hingga 2017, jumlah
organisasi fintech di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat besar sebesar 78%. Pada
tahun 2017, terdapat 140 organisasi fintech yang terdaftar di OJK, termasuk bank-bank milik
negara dan bank rahasia yang mengirimkan administrasi fintech unik untuk kliennya.

Perkembangan teknologi menciptakan lingkungan yang mendukung startup untuk


menyajikan layanan yang lebih inovatif. Platform media sosial, analitik data besar, komputasi
awan, kecerdasan buatan, ponsel pintar, dan layanan seluler menjadi dasar perkembangan ini.
Pengembang teknologi menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi startup teknologi,
sekaligus merangsang inovasi dalam penyediaan layanan yang lebih cepat.

Sebagai bagian dari perancang inovasi, ponsel menikmati manfaat penggunaan nyata yang
mampu menyebarkan data administrasi. Administrator organisasi serbaguna memberikan
kerangka biaya minimal untuk pengembangan administrasi upaya inovasi, seperti cicilan portabel
dan perbankan portabel Schingga dengan demikian, bisnis inovasi memperluas gaji para insinyur
inovasi.

Penataan ulang kebutuhan dan pedoman inovasi bisnis baru memungkinkan organisasi
tekfin untuk memberikan lebih banyak aset moneter yang lebih bermanfaat dan lebih mudah untuk
mendapatkan layanan ini.

2.3 Jenis-Jenis Fintech


Adanya perkembangan teknologi, jenis Fintech semakin beragam, antara lain
perkembangan angsuran, transfer, yayasan bantuan keuangan, dan bisnis baru Fintech yang

9
memanfaatkan teknologi baru untuk pelayanan yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih
menguntungkan. Di bidang pendanaan dan investasi, organisasi menghadapi kemajuan teknologi
dalam menjual produk dan layanan keuangan mereka. Keunikan perkembangan inovasi ekonomi
digital ini disebut IKD (Inovasi Keuangan Digital).6

Fintech kini mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, tidak hanya sekedar sebagai
penyelenggara pertukaran mata uang berbasis internet. Hasil riset dari Afiliasi Fintech Indonesia
menunjukkan dominasi lembaga cicilan (44%), agregator (15%), pendanaan (15%), penyelenggara
keuangan untuk individu dan korporasi (10%), crowdfunding (8%), dan lain-lain ( 8%). Pinjaman
P2P (P2P L) dan Pintu Cicilan merupakan tahapan Fintech yang mendapat perhatian luar biasa di
lingkungan ini, memberikan jawaban atas variasi penggabungan keuangan sehubungan dengan
produk perbankan.

Ada enam jenis-jenis Fintech yang dikemukakan oleh Rosse (2016) yaitu:

1) Manajemen Aset

Manajemen aset melalui platform Expense Management System, seperti yang


diterapkan oleh start-up seperti Jojonomic, membantu usaha berjalan lebih praktis dan
efisien. Inovasi ini memungkinkan masyarakat Indonesia untuk mengurangi penggunaan
kertas, karena proses rekapan pergantian biaya yang sebelumnya dilakukan secara manual
dapat disetujui melalui aplikasi secara digital. 7

2.) Crowd Funding

Startup crowdfunding menawarkan platform dana yang memungkinkan dana


diberikan kepada individua tau kelompok yang membutuhkan, seperti korban bencana
alam, korban prerang, dan pembiayaan kreatif. Beberapa platform ini termasuk KitaBisa,
Wujudkan, AyoPeduli, Crowdtivate, GandengTangan, CarinCara dan lainnya.8

6
Journal Speed and Sentra Penelitian Engineering, “Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi –
Volume 13 No 2 - 2021” 13, no. 2 (2021): 46–53.
7
Claudio E Winarno et al., “Masalah Kritis Di Perusahaan Fintech Dan Pendekatannya Untuk Menyelesaikan Isu
Kritis,” SEIKO : Journal of Management & Business 6, no. 2 (2023): 217–229.
8
Hanafi, Dasar-Dasar Fintech., 2021.

10
3.) E-Money

E-Money atau uang elektronik adalah bentuk uang dalam format digital, sering
disebut sebagai dompet elektronik. Uang ini dapat digunakan untuk berbelanja, membayar
tagihan, dan aktivitas lain melalui aplikasi tertentu. Dengan dorongan pemerintah untuk
pembayaran uang elektronik, seperti di tol, kereta, dan tempat wisata milik negara, fungsi
uang konvensional mulai tergeser oleh kartu digital yang lebih praktis dan aman. Beberapa
contoh E-Money yang beredar termasuk Flash BCA, E-Money Mandiri, Brizzi BRI, Tap
Cash BNI, Mega Cash, Nobu E-Money, Jak Card Bank DKI, dan Skype Mobile
oleh Skye Indonesia.

4.) Insurance

Jenis start-up di bidang asuransi seperti HiOscar.com menawarkan layanan


informasi tentang rumah sakit terdekat, dokter terpercaya, dan referensi rumah sakit,
memberikan pendekatan yang menarik. HiOscar.com dibangun dengan tujuan memberikan
cara sederhana, intuitif, dan proaktif bagi pelanggan untuk menavigasi sistem
kesehatan mereka.

5.) Peer to peer (P2P) Lending


Peer to peer (P2P) merupakan administrasi peminjaman uang tunai yang dikelola
oleh OJK yang ditujukan untuk membantu UMKM yang tidak memiliki buku besar. Ini
adalah usaha rintisan yang memberikan tahap peminjaman online, dengan modal yang
seringkali dianggap sebagai komponen dasar dalam membuka atau mengembangkan suatu
usaha. Contoh perusahaan baru P2P Loaning antara lain Uang Sahabat, Sahabat Bisnis,
Koinworks, Dana Didik, Kredivo, Tembak Fantasi Anda, dll. Oleh karena itu, individu
yang membutuhkan aset untuk organisasinya dapat memanfaatkan layanan yang dijalankan
oleh P2P Loaning ini.

6.) E-Wallet
E-Wallet masuk dalam kategori E-Money, dengan perbedaan terletak pada
teknologi yang digunakan. E-Money menggunakan teknologi berbasis chip pada kartu,
sedangkan E-Wallet menggunakan teknologi berbasis server. Kartu fisik E-Money populer
karena dapat dipegang secara fisik, memberikan kenyamanan psikologis. E-Wallet lebih

11
sering digunakan untuk belanja online, di ritel offline, pembelian pulsa, token listrik, dan
pembayaran tagihan, seperti BPJS dan TV berbayar. Contoh E-Wallet melibatkan Google
Pay, Apple Pay, PayPal, dan OVO..9

Di Indonesia, peer to peer lending menjadi salah satu jenis fintech yang tumbuh pesat.
Dengan fokus pada pinjam-meminjam uang berbasis teknologi melalui layanan peer to peer
lending, fintech ini menawarkan kelebihan seperti persyaratan yang sederhana dan proses yang
cepat dibandingkan dengan pinjaman melalui lembaga perbankan. Fenomena ini memberikan
alternatif yang menarik bagi masyarakat yang mencari solusi pinjaman yang lebih
fleksibel dan efisien.

2.4 manfaat dan masalah fintech di Indonesia


Hadirnya fintech di negara Indonesia memberikan manfaat yang signifikan terutama dalam
konteks sistem keuangan. Beberapa manfaat dari fintech meliputi:

1. Kemudahan Pelayanan Finansial


Adanya fintech turut meningkatkan proses pertukaran moneter masyarakat.
Administrasi moneter, misalnya cicilan, kredit tunai, perpindahan dan instrumen spekulasi
elektif, dapat dilakukan dengan lebih efektif dan nyaman. Melalui fintech, masyarakat
dapat mengakses layanan keuangan melalui ponsel atau PC kapan pun dan di mana pun,
selama mereka terhubung dengan internet. Hal ini memberikan kemampuan beradaptasi
yang luar biasa, memungkinkan orang untuk mengelola dana mereka dengan cara yang
lebih produktif agar sesuai dengan cara hidup saat ini dan bergerak cepat.10
2. Melengkapi Rantai Transaksi Keuangan
Dalam ekonomi Indonesia, kehadiran fintech dipengaruhi oleh tuntutan zamandan
dinamika pasar ekonomi, akan tetapi fintech sangat membantu dalam ekonomi Indonesia
sebagai pelengkap rantai transaksi keuangan. 11 Melalui fintech, segala transaksi keuangan
dapat dijalankan dengan praktis, menggantikan peran sejatinya bank konvensional. Fintech
menjadi pelengkap rantai keuangan di Indonesia dan memperkuat ekosistem keuangan
bangsa dengan memungkinkan segala jenis transaksi keuangan dilakukan dengan praktis.

9
Lord Hodge, Financial Technology, Artificial Intelligence and the Law, 2020.
10
Winarno et al., “Masalah Kritis Di Perusahaan Fintech Dan Pendekatannya Untuk Menyelesaikan Isu Kritis.”
11
Teori D A N Praktik, “FINTECH DALAM” (n.d.).

12
3. Peningkatan Inklusi Keuangan
Fintech membantu masyarakat Indonesia untuk menjalani transaksi ekonomi lebih
mudah dan efektif, mencakup aktivitas jual beli, pembayaran iuran, hingga
layanan simpan pinjam.
4. Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Dengan memfasilitasi transaksi keuangan yang lebih efisien, meningkatkan
produktivitas bisnis, dan mengurangi biaya, fintech berperan dalam menciptakan
lingkungan ekonomi yang sehat.12

Selain bisa memberikan manfaat adanya Fintech di Indonesia juga terdapat masalah.
Masalah dari adanya Fintech di Indonesia yaitu :

1. Penyelewengan Dana Nasabah

Banyak produk keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan fintech, termasuk produk
penggalangan dana. Namun, perlu diingat bahwa setiap produk memiliki ketentuan dan
persyaratan yang berbeda, termasuk besaran bunga yang mungkin diterapkan.13 Hal yang kritis
adalah produk penggalangan dana dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum jika tidak
memiliki izin yang jelas dan tidak terdaftar pada otoritas jasa keuangan (OJK). Beberapa
laporan menunjukkan bahwa ada sejumlah Perusahaan fintech melanggar regulasi dan
menyelwengkan dana yang diinvestasikan hilang. Oleh karena itu, penting bagi konsumen
untuk berhati-hati dan memastikan bahwa perusahaan fintech yang mereka pilih beroperasi
secara legal dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

2. Penipuan Berkedok Investasi

Pada intinya, perusahaan fintech memberikan kemudahan bertransaksi bagi masyarakat


dimanapun dan kapanpun. Namun, beberapa organisasi fintech mungkin memiliki tingkat
peluang yang lebih tinggi, memerlukan arahan yang jelas, dan bahkan beroperasi secara salah.
Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya untuk melindungi masyarakat dengan
meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan layanan perusahaan

12
Ika Kristianti and Michella Virgiana Tulenan, “Dampak Financial Technology Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan,” Kinerja 18, no. 1 (2021): 57–65.
13
Iwan Mulyana, Abdul Hamid, and Enceng Iip Syaripudin, “Tantangan Dan Peluang Penggunaan Fintech Dalam
Perbankan Syariah,” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah (JHESY) 2, no. 2 (2024): 60–69.

13
fintech. OJK menekankan agar masyarakat tidak mudah tergiur dan selalu memverifikasi
legalitas perusahaan fintech sebelum melakukan investasi atau menggunakan layanan mereka.

3. Kasus Penipuan Dengan Alasan Peminjaman

Saat ini, kasus penipuan yang terjadi dalam wadah pinjaman semakin marak. Kemudahan
dalam meminjamkan uang menyebabkan banyak masyarakat terjebak dalam lingkaran fintech
yang merugikan. Beberapa penyedia kredit uang online memanfaatkan kebutuhan mendesak
pengguna untuk terus mengajukan pinjaman. Terdapat juga praktik penggunaan KTP orang
yang tidak mengajukan kredit, namun mendadak uang dikirim ke rekening orang tersebut
dengan suku bunga yang tinggi, mengakibatkan orang terjebak dalam hutang pada platform
fintech tersebut. Penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan melakukan verifikasi
sebelum menggunakan layanan fintech, serta menghindari praktik yang meragukan.

4. Mengintimidasi Kegagalan Usaha Perbankan


Maraknya perusahaan fintech memang dapat berdampak pada sejumlah perbankan
konvensional, dengan kemungkinan beberapa di antaranya gulung tikar. Fenomena ini
menunjukkan bahwa dunia perbankan konvensional perlahan ditinggalkan, sebagian karena
kemudahan yang ditawarkan oleh beberapa perusahaan fintech yang menyebabkan sejumlah
nasabah beralih ke fintech daripada memanfaatkan layanan perbankan tradisional. Meskipun
begitu, perlu diingat bahwa keamanan menjadi aspek penting, dan terdapat tantangan terkait
dengan penggeseran peran manusia dalam sektor ini, menyebabkan beberapa karyawan
kehilangan pekerjaan ketika perusahaan perbankan mengalami dampak dari berkembangnya
perusahaan fintech di masyarakat saat ini.

5. Ketergantungan Terhadap Internet

Penggunaan fintech yang sangat bergantung pada internet membuat masyarakat bergaantyung
pada keberadaan internet. Meskipun ini mudah, penggunaaan internet yang berlebihan juga
dapat merugikan masyarakat. Transaksi keuangan dapat terhambat jika terjadi masalah pada
jaringan internet, yang dapat menggangu perekonomian keseluruhan.

14
6. Pertumbuhan Aplikasi Fintech Di Perngakat Mobile

Penggunaan aplikasi fintech yang mudah dapat menyebabkan banyak orang


ketergantungan pada aplikasi fintech di ponsel mereka dan membuat mereka lebih khawatir
tentang pembayaran tagihan di berbagai aplikasi fintech yaang mereka gunakan.

Dengan pertumbuhan pesat industri fintech di Indonesia, penting untuk terus


memperhatikan manfaatnya sambil mengatasi masalah yang mungkin timbul agar
perkembangannya tetap berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat secara
luas.

2.5 Prospek Fintech Di Indonesia


Di Indonesia, prospek fintech sangatlah cerah dan menjanjikan pertumbuhan yang
signifikan di masa depan. Pertama-tama, Indonesia adalah salah satu dari negara berkembang
terbesar di dunia dengan populasi yang besar dan berkembang pesat. Jutaan orang Indonesia belum
memiliki akses ke layanan keuangan formal, dan fintech hadir sebagai solusi untuk menjangkau
mereka melalui teknologi yang lebih murah, cepat, dan mudah diakses. Selain itu, penetrasi
internet yang semakin luas di seluruh negeri, termasuk penetrasi smartphone yang tinggi,
menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan fintech. Perubahan perilaku konsumen
juga menjadi pendorong penting, dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke transaksi
non-tunai dan digital. Faktor-faktor ini memberikan peluang besar bagi fintech untuk berkembang
lebih lanjut di Indonesia. 14

Namun demikian, tantangan juga hadir seiring dengan peluang tersebut. Regulasi yang
berkembang dan kompleks menjadi salah satu hal utama yang perlu diatasi oleh perusahaan
fintech. Meskipun pemerintah Indonesia telah membuat langkah-langkah untuk mendukung
inovasi fintech, seperti melalui pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kerangka kerja
regulasi yang baru, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi pertumbuhan industri ini. Selain itu, masalah keamanan cyber juga menjadi
perhatian penting, mengingat semakin banyaknya transaksi keuangan yang dilakukan secara
digital meningkatkan risiko keamanan data dan privasi.

14
Hodge, Financial Technology.

15
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, prospek fintech di Indonesia tetap sangat
positif. Potensi pasar yang besar, dukungan infrastruktur teknologi yang terus berkembang, serta
semakin matangnya ekosistem startup dan investasi di Indonesia semuanya berkontribusi pada
pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan dalam industri fintech di negara ini. Dengan
memanfaatkan teknologi untuk menyediakan solusi keuangan yang lebih inklusif, efisien, dan
inovatif, fintech berpotensi untuk menjadi salah satu sektor yang paling menonjol dalam
perekonomian Indonesia di masa depan.

Prospek fintech di Indonesia sangatlah cerah, dengan beragam peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan industri ini. Beberapa prospek utama termasuk:

1. Inklusi Keuangan:

Masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan


keuangan formal. Fintech dapat membantu memperluas akses ke layanan keuangan,
terutama di daerah-daerah terpencil atau di antara mereka yang tidak memiliki akses ke
bank tradisional. Melalui teknologi seperti aplikasi seluler, layanan pembayaran digital,
dan dompet elektronik, fintech dapat memungkinkan masyarakat untuk melakukan
transaksi keuangan dengan lebih mudah dan terjangkau. 15

2. Pembayaran Digital:

Pertumbuhan pembayaran digital di Indonesia telah menunjukkan tren yang kuat,


didorong oleh meningkatnya penetrasi smartphone dan perubahan perilaku konsumen.
Fintech dapat terus mengembangkan solusi pembayaran digital yang inovatif, seperti
dompet digital, sistem pembayaran QR, dan layanan transfer uang instan, untuk memenuhi
kebutuhan transaksi non-tunai yang semakin meningkat di seluruh negeri.

3. Pembiayaan Peer-to-Peer (P2P):

Model pembiayaan P2P telah menjadi populer di Indonesia, memberikan


kesempatan bagi individu dan bisnis kecil untuk mendapatkan akses ke pendanaan melalui

15
Hadi Purwanto, Delfi Yandri, and Maulana Prawira Yoga, “Perkembangan Dan Dampak Financial Technology
(Fintech) Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Di Masyarakat,” Kompleksitas: Jurnal Ilmiah Manajemen,
Organisasi Dan Bisnis 11, no. 1 (2022): 80–91.

16
platform online. Dengan populasi yang besar dan banyaknya pelaku usaha mikro dan kecil
di Indonesia, terdapat peluang besar untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam platform
pembiayaan P2P.

4. Teknologi Blockchain:

Meskipun masih dalam tahap awal pengembangannya, teknologi blockchain


memiliki potensi besar untuk mengubah industri keuangan di Indonesia. Dari aplikasi
untuk pembayaran internasional yang lebih cepat dan murah hingga solusi untuk
meningkatkan keamanan dan transparansi dalam transaksi keuangan, fintech yang berbasis
blockchain memiliki peluang untuk berkembang di pasar Indonesia.

5. Asuransi Digital:

Asuransi digital adalah area lain yang menjanjikan dalam fintech di Indonesia.
Dengan meningkatnya kesadaran akan perlindungan keuangan dan perlunya asuransi,
terdapat peluang untuk pengembangan solusi asuransi yang lebih mudah diakses dan
terjangkau melalui platform digital.

6. Analitik dan Kecerdasan Buatan (AI):

Penggunaan analitik data dan kecerdasan buatan dapat membantu perusahaan


fintech untuk memberikan layanan yang lebih personal dan efisien kepada pelanggan
mereka. Dengan memanfaatkan data pengguna secara cerdas, fintech dapat meningkatkan
pengalaman pengguna, mengoptimalkan proses bisnis, dan meningkatkan pengambilan
keputusan.

7. Kolaborasi dengan Industri Keuangan Tradisional:

Kolaborasi antara perusahaan fintech dengan lembaga keuangan tradisional, seperti


bank dan lembaga keuangan non-bank, juga memiliki prospek yang cerah. Dengan
memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi dari fintech, institusi keuangan tradisional
dapat meningkatkan layanan mereka dan mencapai segmen pasar baru yang sebelumnya
sulit dijangkau.

17
Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada,
fintech di Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang dan menjadi salah satu motor
penggerak utama dalam transformasi ekonomi digital negara ini.

2.6 Fintech Dalam Sistem Ekonomi Islam


Perkembangan pesat teknologi telah menciptakan bisnis yang sangat bermanfaat bagi
manusia, salah satunya adalah Financial Technology atau Fintech. Fintech umumnya terkait
dengan pelaku sektor jasa keuangan yang mengadopsi teknologi modern dalam seluruh aktivitas
kerjanya. Dengan kata lain, kecanggihan teknologi menjadi tulang punggung operasional mereka.
Beberapa acuan penting yang menjadi sumber Fintech dan sejalan dengan prinsip ekonomi Islam
meliputi transparansi dan akuntabilitas, pengembangan usaha mikro dan kecil, pengurangan risiko
gharar, pembiayaan berbasis teknologi, dan inklusivitas keuangan. Penting untuk memastikan
bahwa implementasi Fintech tetap mematuhi nilai-nilai ekonomi Islam demi keberlanjutan dan
keberhasilan jangka panjang. Ada beberapa acuan yang menjadi sumber financial teknology tidak
bertentangan dengan ekonomi islam yaitu sebagai berikut :

1. Kaidah Ushul Fiqh

Ushul Fiqh adalah ilmu yang membahas ketentuan dan kaidah untuk merumuskan
hukum syari'at Islam dari sumbernya. Penggunaannya melibatkan penetapan dalil, formulasi
hukum Fiqh dengan memanfaatkan Ayat-ayat Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Obyek utamanya
adalah Adillah Syar'iyah sebagai sumber hukum Islam. Pembahasan Ushul Fiqh tidak hanya
tentang pengertian dan kedudukannya dalam hukum Adillah Syar'iyah, tetapi juga mencakup
berbagai ketentuan dalam merumuskan hukum dengan menggunakan dalil tersebut. Peran ilmu
pembantu menjadi faktor krusial dalam proses pembahasan Ushul Fiqh.

Ushul Fiqh merupakan ilmu yang sangat membantu dalam membina pelaksanaan syariat
(pelajaran Islam).16 Ushul Fiqh sebagai ilmu mempunyai peranan penting dalam mendorong
terlaksananya syariat Islam. Melalui pemusatan pada Ushul Fiqh, seseorang dapat memahami
bagaimana Peraturan Fiqh terbentuk dari sumbernya. Hal ini memungkinkan pemahaman
apakah perincian tersebut masih dapat diterapkan pada kemajuan logis saat ini atau harus
dirumuskan ulang. Oleh karena itu, seseorang dapat membuat peraturan atau penilaian

16
Safarinda Imani et al., Fintech Syari’ah, 2023.

18
terhadap realitas kehidupan sesuai dengan hikmah Islam yang menyeluruh, dengan
mempertimbangkan keselarasan antara adat dan kemajuan dalam jangka panjang.

2. Al-Qur‟an dan Hadis Sebagai Sumber Ijtihad

Islam mengatur transaksi jual beli berdasarkan hukum utama yang bersumber dari
Al-Qur'an, yang menjadikan panduan bagi umat Islam. Ayat seperti "Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (Q.S al-Baqarah 2: 25) mencerminkan spirit
jual beli dalam Islam. Status yuridis transaksi bisnis diizinkan selama tidak ada larangan
eksplisit. Dalam mazhab Hanafi, transaksi bisa dilakukan tanpa akad, dengan prinsip adanya
rasa ketertarikan antara penjual dan pembeli. Penggunaan Financial Technology
mencerminkan adaptasi ajaran Islam dengan perkembangan teknologi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fintech, atau Inovasi Data yaitu Teknologi informasi dalam konteks Indonesia, adalah
pemanfaatan inovasi teknologi di bidang keuangan untuk menciptakan produk baru, layanan,
inovasi, dan rencana aksi. Dampaknya dapat mencakup kesehatan finansial, sistem keuangan,
produktivitas, kesempurnaan, keamanan, dan kualitas sistem angsuran yang tak tergoyahkan.
Dalam tahap perkembangannya, fintech saat ini sudah berada pada tahap 3.5 dan menuju tahap
4.0, membawa pengembangan inovasi moneter untuk mengatasi permasalahan masyarakat dan
meningkatkan akses terhadap layanan keuangan dan penanganan transaksi.

Prediksi ke depannya terkait Fintech Generation 4.0 belum dapat dipastikan, namun
penting untuk memperhatikan bahwa perkembangan fintech harus disertai dengan kapital
intelektual agar sejalan dengan perkembangan teknologi. Pesatnya kemajuan fintech dapat
mempercepat inklusi keuangan, memudahkan aktivitas transaksi masyarakat, dan meningkatkan
minat terhadap layanan perbankan.

Data dari Bank Indonesia menunjukkan peningkatan penggunaan kartu ATM, kartu debit,
kartu kredit, dan e-money dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mencerminkan dampak positif
dari pemanfaatan teknologi finansial, seperti layanan perbankan digital, yang membuat transaksi
keuangan menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien dalam era digital saat ini.

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan sebagai masukan dan pertimbangan adalah:

1. Peningkatan Kualitas Layanan Keuangan Elektronik:

Perusahaan perlu fokus pada peningkatan kualitas layanan uang elektronik dan transaksi
pembayaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang luas dan berpotensi besar dalam
perekonomian. Hal ini dapat mencakup peningkatan kecepatan, keandalan, dan kemudahan
penggunaan layanan.

20
2. Peningkatan Keamanan Data Konsumen:

Keamanan data konsumen menjadi aspek kritis, dan perusahaan disarankan untuk terus
meningkatkan standar keamanan guna memberikan kenyamanan kepada konsumen. Perlindungan
data tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga mencegah gangguan operasional pada
pengelolaan data perusahaan.

3. Pengawasan dan Pengembangan Layanan Online:

Penting untuk melakukan pengawasan yang lebih baik terhadap akses layanan online guna
mencegah terjadinya force majeur seperti penipuan. Upaya pengembangan terus-menerus dapat
membantu perusahaan menghadapi tantangan dan memastikan keberlanjutan keuangan tanpa
terpengaruh oleh kejadian tak terduga.

21
DAFTAR PUSTAKA
Almeida, Christine Sant’Anna de, Laura Stella Miccoli, Nisa Fitri Andhini, Solange Aranha,
Luciana C. de Oliveira, Citar Este Artigo, Aprovado Autor Recebido Em, et al. FINTECH
TEKNOLOGI FINANSIAL PERBANKAN DIGITAL. Revista Brasileira de Linguística
Aplicada. Vol. 5, 2016.

Avianti, Ilya, and Triyono. Ekosistem Fintech Di Indonesia. PT. Kaptain Komunikasi Indonesia.
Vol. 3, 2021.

Bentar Kusdimanto, Nadia Sri Wahyuni, Inke Larank Assya’if, and Sri Mulyantini. “Review Peran
Inklusi Keuangan Berbasis Fintech Dan Perilaku Keuangan Untuk Pertumbuhan Ukm.”
Jurnal Publikasi Manajemen Informatika 1, no. 1 (2022): 50–60.

Hanafi. Dasar-Dasar Fintech., 2021.

Hodge, Lord. Financial Technology. Artificial Intelligence and the Law, 2020.

Imani, Safarinda, Mauizhotul Hasanah, Atikah Ika, Budi Kartawinata Rustandi, Jarullah,
Muhammad Haris Riyaldi, Muhammad Qamaruddin, et al. Fintech Syari’ah, 2023.

Kristianti, Ika, and Michella Virgiana Tulenan. “Dampak Financial Technology Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan.” Kinerja 18, no. 1 (2021): 57–65.

Kusuma, Hendra, and Wiwiek Kusumaning Asmoro. “Perkembangan Financial Technologi


(Fintech) Berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam.” ISTITHMAR : Jurnal Pengembangan
Ekonomi Islam 4, no. 2 (2021): 141–163.

Mulyana, Iwan, Abdul Hamid, and Enceng Iip Syaripudin. “Tantangan Dan Peluang Penggunaan
Fintech Dalam Perbankan Syariah.” Jurnal Hukum Ekonomi Syariah (JHESY) 2, no. 2 (2024):
60–69.

Praktik, Teori D A N. “FINTECH DALAM” (n.d.).

Purwanto, Hadi, Delfi Yandri, and Maulana Prawira Yoga. “Perkembangan Dan Dampak
Financial Technology (Fintech) Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Di Masyarakat.”
Kompleksitas: Jurnal Ilmiah Manajemen, Organisasi Dan Bisnis 11, no. 1 (2022): 80–91.

Silalahi, Purnama Ramadani, and Chairina. Ekonomi Digital. Medan: CV. Merdeka Kreasi

22
Group, 2023.

Speed, Journal, and Sentra Penelitian Engineering. “Journal Speed – Sentra Penelitian
Engineering Dan Edukasi – Volume 13 No 2 - 2021” 13, no. 2 (2021): 46–53.

Winarno, Claudio E, Hardianto Aris, Mira Yunita, Sarah Aryana, and Agustinus Setyawan.
“Masalah Kritis Di Perusahaan Fintech Dan Pendekatannya Untuk Menyelesaikan Isu
Kritis.” SEIKO : Journal of Management & Business 6, no. 2 (2023): 217–229.

23

Anda mungkin juga menyukai