Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI

“TEKNOLOGI FINANSIAL ATAU FINTECH”

Perusahaan Fintech Yang Berasal Dari Indonesia “Tokopedia”

Dosen Pengampu:

Musa Amin,S.Kom,M.T.

Disusun Oleh:

Zela Nurhaliza 12016030

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

KELAS 3 B

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, karunia, serta
taufik dan inayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas tentang “Teknologi Finansial atau
Fintech”, meskipun dapat dipastikan banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
sampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada bapak Musa Amin,S.Kom,M.T. selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknologi Informasi yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Sehingga mampu menambah wawasan kami.

Semoga tugas makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Sanggau, 02 Januari 2022

Zela Nurhaliza

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
I.I Latar Belakang..............................................................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
I.3 Tujuan Masalah............................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1. Manfaat Fintech Di Indonesia.....................................................................................................3
2.2. Jenis-Jenis Fintech Di Indonesia..................................................................................................4
2.3. Perkembangan Fintech Di Indonesia..........................................................................................5
2.4. Ciri-Ciri Fintech Ilegal..................................................................................................................7
2.5. Regulasi Fintech Di Indonesia.....................................................................................................7
2.6. Contoh Perusahaan Fintech Di Indonesia.................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Teknologi finansial (bahasa Inggris: financial technology) atau teknologi keuangan atau
fintek adalah penggabungan antara teknologi dan sistem keuangan. Di dalam teknologi
finansial terdapat banyak istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
bidang teknologi dan bidang ekonomi yang berkaitan dengan peningkatan pemerolehan
keuangan. Teknologi finansial mengurangi jenis transaksi yang secara langsung
mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Media baru yang digunakan
dalam transaksi pada teknologi finansial adalah gawai. Kegiatan transaksi dilakukan dengan
deposito, transaksi dalam jaringan, transfer keuangan dengan aplikasi perbankan bergerak
maupun jenis transaksi lainnya. Teknologi finansial merupakan salah satu teknologi yang
hadir sebagai produk dari revolusi industri 4.0 pada abad ke-21. Teknologi finansial sangat
populer di kalangan media atau pihak yang aktif di bidang teknologi. Perusahaan rintisan
menjadi penggunan umum dari teknologi finansial khususnya dalam peningkatan layanan
jasa keuangan. Pengembangan teknologi finansial bersifat mengurangi peran dari lembaga
keuangan.

Asal mula frasa teknologi finansial pertama kali digunakan oleh Citicorp pada tahun 1993
yang bernama resmi Financial Service Technology Consertium. Selain itu, istilah teknologi
finansial juga muncul pada tahun 1972 yang digagas oleh Manufacturers Hanover Trust.
Dalam kurun waktu 30 tahun, teknologi finansial mengalami evolusi dalam dua kurun waktu.
Fase pertama disebut fintech 1.0 yang dikenal dengan istilah bank driven yaitu inovasi
teknologi yang didukung oleh lembaga bank dan lembaga keuangan formal lainnya.

Setelah meninjau lebih dari 200 karya tulis ilmiah yang mengutip kata teknologi finansial,
sebuah penelitian mengenai definisi dari teknologi keuangan memberikan kesimpulan bahwa
teknologi keuangan merupakan industri finansial baru yang mengaplikasikan teknologi untuk
meningkatkan aktivitas finansial. Teknologi finansial merupakan perangkat, proses, produk
ataupun model bisnis baru dalam industri layanan finansial, terdiri dari satu atau lebih
pelengkap jasa keuangan dan tersedia dalam bentuk proses dari ujung ke ujung melalui
internet. Teknologi finansial juga dapat dikatakan sebagai segala gagasan yang bersifat
inovatif yang dapat meningkatkan proses layanan finansial dengan cara menawarkan solusi

1
dalam bentuk teknologi yang didasarkan pada situasi bisnis yang berbeda-beda. Namun, ide-
ide tadi juga dapat membawa pada bentuk model bisnis baru atau bisnis-bisnis baru.

Teknologi finansial yang paling awal dikembangkan pada abad ke-19 melalui penemuan
telegraf. Komersialisasi telegraf mulai dilakukan pada tahun 1838 M. Selanjutnya, pada tahun
1869 dibuatlah sistem keuangan global yang mencakup wilayah trans-Atlantik. Penghubung
sistem keuangan ini menggunakan teknologi kabel lintas wilayah beserta dengan infrastruktur
yang diperlukannya. Bank bernama Barclays kemudian berhasil membuat anjungan tunai
mandiri pada tahun 1967.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa Manfaat Fintech Di Indonesia?


2. Sebutkan Dan Jelaskan Jenis-Jenis Fintech Di Indonesia!
3. Bagaimana Perkembangan Fintech Di Indonesia?
4. Bagaimana Ciri-Ciri Fintech Ilegal?
5. Sebutkan Dan Jelaskan Regulasi Fintech Indonesia!
6. Contoh Perusahaan Fintech Di Indonesia.

I.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Manfaat Fintech Di Indonesia.


2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Fintech Di Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Fintech Di Indonesia.
4. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Fintech Di Indonesia.
5. Untuk Mengetahui Regulasi Fintech Indonesia.
6. Untuk Mengetahui Contoh Perusahaan Fintech Di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Manfaat Fintech Di Indonesia

1). Kemudahan pelayanan finansial

Berkat kelahiran fintech, proses transaksi keuangan menjadi lebih besar. Nasabah juga
mendapatkan pelayanan finansial meliputi proses pembayaran, peminjaman uang, transfer,
ataupun jual beli saham dengan cara mudah dan aman. Nasabah bisa mengakses layanan
financial melalui teknologi seperti handphone dan laptop. Sehingga tidak perlu datang
langsung ke bank untuk mendapatkan pinjaman demi memenuhi berbagai kebutuhan.
Kehadiran teknologi dalam urusan financial seperti ini jelas membantu masyarakat dalam
memaksimalkan layanan finansial. Masyarakat yang memerlukan produk finansial tertentu,
cukup mengajukan melalui online. Kemudahan pelayanan finansial ini tercermin dari proses
kerja yang tergolong cepat serta minimnya kebutuhan dokumen untuk mendapatkan produk
finansial terkait.

2). Melengkapi rantai transaksi keuangan

Efek fintech bagi perekonomian Indonesia salah satunya adalah melengkapi rantai transaksi
keuangan. Faktor kelahiran fintech ini pun karena ada tuntutan zaman dan pasar ekonomi.
Melalui fintech segala transaksi keuangan seperti proses pembayaran, pembiayaan, jual beli
dan transfer semakin praktis dan aman. Semuanya bisa diakses hanya melalui smartphone
atau tablet. Peranan fintech bukan sebagai pengganti bagi bank konvensional, melainkan
sebagai pelengkap rantai transaksi keuangan. Hadirnya fintech memperkuat ekosistem
keuangan di Indonesia karena yang bisa meningkatkan daya beli masyarakat terhadap
produk-produk finansial. Hal ini menjadi kesempatan emas dalam menjangkau masyarakat
yang selama ini belum terjangkau oleh berbagai layanan keuangan.

3). Meningkatkan taraf hidup

Selama ini hanya kalangan masyarakat menengah ke atas saja yang mumpuni menikmati
layanan finansial. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah mengajukan kartu kredit atau KTA
bunga rendah saja sepertinya sulit. Hal ini dipengaruhi peraturan Bank Indonesia mewajibkan
masyarakat harus memiliki kartu kredit terlebih dahulu untuk mendapatkan kartu kredit atau
pinjaman. Pernyataan perlahan sirna karena fintech memudahkan MBR untuk mendapatkan

3
pinjaman dana tunai hingga pembayaran dengan cara mudah. Sehingga dengan adanya
fintech dapat mempercepat terwujudnya inklusi keuangan seluruh masyarakat Indonesia.
Pada akhirnya, fintech turun mendorong perekonomian Indonesia dengan mengentaskan
kemiskinan.

4). Melawan lintah darat

Keberadaan lintah darat atau rentenir tentu merasakan nasabah yang ingin mengajukan
peminjaman produk finansial. Pasalnya bagi masyarakat dengan penghasilan pas-pasan yang
kurang memenuhi syarat untuk mengajukan pinjaman di Bank, mereka kerap meminjam
kepada lintah darat atau rentenir dengan bunga tinggi.

2.2. Jenis-Jenis Fintech Di Indonesia

Perkembangan fintech di Indonesia mengakibatkan muncul berbagai inovasi produk


fintech yang membantu aktivitas keuangan dan menunjang kehidupan masyarakat. Berikut
adalah jenis jenis fintech yang berkembang belakangan ini.

1. Ng>Peer-to-perr Lending
Jenis pertama fintech adalah peer-to-peer lending. jasa keuangan yang menyediakan
peminjaman dana untuk modal usaha atau memenuhi kebutuhan. Adanya contoh
fintech ini membantu para pelaku usaha untuk memperoleh modal dengan cepat
secara online. Namun, Anda tetap harus waspada terhadap fintech ilegal seperti
pinjaman online tidak resmi yang berpotensi menipu nasabahnya. Pastikan Anda
memilih pinjaman online yang legal. Daftar fintech OJK yang resmi bisa Anda simak
di laman resmi OJK.
2. Ng>Crowdfunding
Crowdfunding adalah produk fintech sebagai platform mempertemukan pihak yang
memerlukan dana dan pihak donatur dengan jaminan transaksi secara aman dan
mudah. Crowdfunding tak hanya dimanfaatkan dalam pengumpulan donasi saja,
namun juga diterapkan dalam mengembangkan usaha untuk menemukan investor dan
pelaku bisnis.
3. E-Wallet
Jenis fintech yang berikutnya adalah dompet digital, atau disebut juga dengan e-
wallet. Produk fintech satu ini berperan menyediakan tempat menyimpan uang secara
elektronik bagi penggunanya. Tujuan produk fintech berupa e-wallet adalah untuk

4
mempermudah pengguna melakukan pencairan dana untuk transaksi di aplikasi-
aplikasi lain, seperti marketplace, merchant app, dan semacamnya.
4. Micro Finance
Keempat, jenis fintech adalah micro finance. Micro finance merupakan layanan
perusahaan fintech yang membantu masyarakat kelas menengah ke bawah untuk
menunjang kehidupan dan keuangan mereka melalui penyediaan layanan finansial.
5. Payment Gateaway
Jenis kelima fintech adalah payment gateway. Payment gateway merupakan sistem
fintech yang melakukan otorisasi pembayaran melalui transaksi online. Contoh
fintech dalam payment gateway ini yakni paypal.
6. Investasi
Seiring berkembangnya fintech, proses investasi dapat dilakukan secara mudah.
Banyak instrumen investasi bermigrasi melalui aplikasi online sehingga investor
dengan mudah menanamkan modalnya.
7. Bank Digital
Jenis fintech yang terakhir adalah bank digital, yaitu bank yang 100% transaksinya
dilakukan secara digital, mulai dari pendaftaran rekening sampai manajemen asetnya.
Bank digital berbeda dengan mobile-banking, karena dalam transaksinya m-banking
masih berkaitan dengan bank offline sedangkan bank digital 100% transaksinya
elektronik.

2.3. Perkembangan Fintech Di Indonesia

Gelombang baru inovasi teknologi pada fintech adalah percepatan  perubahan di


sektor keuangan. Fintech memanfaatkan ledakan data besar pada dinvidu dan perusahaan,
kemajuan dalam kecerdasan buatan dan daya komputasi, kriptografi dan jangkauan internet.
Komplementaritas yang kuat di antara teknologi ini memunculkan serangkaian aplikasi baru
yang mengesahkan yang menyentuh layanan dari pembayaran hingga pembiayaan,
pengelolaan, aset, asuransi, dan nasehat. Kemungkinan sekarang menjadi entitas yan
didorong oleh fintech dapat muncul sebagai alternatif kompetitif  bagi perantara keuangan
tradisional, pasar, infrastruktur.

Penerapan teknologi baru secara luas menawarkan keuntungan tetapi  juga


menimbulkan resiko. Fintech dapat memacu peningkatan efisiensi di sektor keuangan,
menawarkan produk dan layanan yang lebih baik dan lebih tepat sasaran, dan memperdalam

5
penyertaan keuangan di negara berkembang.  Namun hal itu juga dapat menimbulkan resiko
jika penerapnnya merongsong  persaingan, kepercayaan, transmisi kebijakan moneter dan
stabilitas keuangan.

Perusahaan fintech telah memasuki investasi besar dalam beberapa tahun terakhir,
sementara publik bunga telah tumbuh secara signifikan. Sebagian besar perusahaan
perusahaan fintech kecil mencerminkan model  bisnis bernasis pengetahuan namun investasi
di dalamnya meningkat secara substansial. Total investasi global di perusahaan fintech
dilaporkan meningkat dari US$ 9 milyar di tahun 2010 menjadi lebih besar ke US $25 milyar
pada tahun 2016. Investasi modal ventura juga meningkat dengan mantap, dari US $0,8
miliar di tahun 2010 menjadi US $ 13,6 miliar pada tahun 2016. Penilaian  pasar perusahaan
fintech publik memiliki empat kali lipat sejak krisis keuangan global, mengungguli sektor
lainnya. Sementara itu, minat masyarakat terhadap sektor ini tampaknya tumbuh secara
eksponensial.

Dekade terakhir telah menyaksikan pesatnya perkembangan berbagai inovasi


teknologi, ini mendapat manfaat dari kemajuan teknologi fundamental, dan memberikan
aplikasi baru di semua fungsi keuangan, mulai dari melakukan pembayaran, penghematan,
pinjaman, pengelolaan risiko, dan mendapatkan nasehat keuangan.

Distribusi komputer telah memungkinkan lompatan dalam daya komputasi dan


stabilitas dengan menghubungkan (atau jaringan) komputer individual. Buku besar
terdistribusi baru-baru ini muncul sebagai teknologi kunci yang mendukung banyak aplikasi
(seperti yang dibahas lebih lanjut di  bawah). Potensi ada untuk mengubah pembayaran dan
penyelesaian sekuritas serta fungsi back-office dengan memotong biaya secara substansial,
yang memungkinkan transaksi bisnis-ke-bisnis langsung (B2B) melewati perantara, dan
menawarkan pengganti mata uang.

Akses mobile dan internet telah berubah bentuk, memungkinkan keuntungan dari
kemajuan teknologi untuk dibagikan secara langsung dengan miliaran konsumen individual
yang perangkat selulernya sekarang portal untuk mengakses berbagai layanan keuangan
penuh, dan dapat diperluas oleh  pihak ketiga melalui Application Programming Interfaces
(APIs). Desentralisasi masif ini membuka pintu untuk mengarahkan transaksi orang-ke-orang
(P2P), dan untuk mendanai langsung perusahaan (crowd-funding). Inovasi ini saling memberi
makan, mendorong perubahan yang cepat.

6
Inovasi Fintech bersifat khas tumpang tindih dan saling menguatkan. Misalnya,
komputasi terdistribusi bergantung pada data besar dan juga AI dan kriptografi untuk buku
besar terdistribusi yang efektif, yang digunakan oleh aplikasi online seperti dompet digital
untuk mengubah ponsel dan / atau  perangkat yang dapat dikenakan menjadi titik penjualan
untuk pembayaran. Kompatibilitas yang kuat ini memperkuat potensi gangguan keuangan
sektor. Penerapan aplikasi baru juga bisa tumbuh secara non-linear, mengingat efek  jaringan
(semakin banyak orang terhubung melalui jaringan, semakin berharga  jaringan ke setiap
anggota) yang umum digunakan untuk membiayai, tetapi  juga untuk teknologi komunikasi.

2.4. Ciri-Ciri Fintech Ilegal

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan, Sekar Putih Djarot menjelaskan ciri-ciri  pinjaman
online ilegal. "Fintech lending illegal selalu berupaya menghindari pendaftaran di OJK sebab
mereka memang sejak awal tidak ingin transparan  bahkan berupaya menyamarkan identitas
pemilik dan pengelola serta alamat kantor di Indonesia. Adapun ciri-ciri pinjaman online
ilegal yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Kantor dan pengelola tidak jelas dan sengaja disamarkan keberadaannya.


2. Syarat dan proses pinjaman sangat mudah.
3. Menyalin seluruh data nomor telepon dan foto-foto dari Handphone calon  peminjam.
4. Tingkat bunga dan denda sangat tinggi dan diakumulasi setiap hari tanpa  batas.
Contoh : pinjaman pokok sebesar Rp 800 ribu, setelah setelah ditagih bisa menjadi Rp
8 juta.
5. Melakukan penagihan online dengan cara intimidasi dan mempermalukan  para
peminjam melalui seluruh nomor handphone yang sudah disalin.
6. Perusahaan fintech ilegal dijalankan oleh para direksi yang mempunyai  jejak rekam
bermasalah, karena hanya melengkapi diri dengan daftar riwayat hidup (CV) serta
sertifikat untuk memimpin bisnis P2P Lending di Indonesia.

2.5. Regulasi Fintech Di Indonesia

Menjamurnya fintech tidak dibiarkan liar oleh regulator. Dasar hukum  penyelenggaraan
fintech dalam sistem pembayaran di Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), antara
lain:
1. Peraturan BI No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi
Pembayaran.

7
2. Surat Edaran BI No. 18/22/DKSP perihal Penyelenggaraan Layanan Keuangan
Digital.
3. Peraturan BI No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik.
OJK pun berperan untuk mengawasi, mengatur industri fintech, dan melindungi nasabah
dengan mengeluarkan aturan terbaru, yakni Peraturan OJK No. 13/POJK.02/2018 tentang
Inovasi Keuangan Digital (IKD) di Sektor Jasa Keuangan. Sebelumnya, OJK telah lebih dulu
menerbitkan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
Ada 11 poin penting yang tertuang di dalam aturan teranyar POJK No. 13/2018, antara
lain mencakup:
1. Mekanisme Pencatatan dan Pendaftaran Fintech
Setiap penyelenggara IKD atau fintech, baik perusahaan startup maupun Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) akan melalui 3 tahap proses sebelum mengajukan permohonan
perizinan:
 Pencatatan kepada OJK untuk perusahaan startup/non-LJK. Permohonan pencatatan
secara otomatis termasuk permohonan  pengujian Regulatory Sandbox (ruang uji coba
terbatas produk, layanan, model bisnis, dan teknologi dari fintech). Sedangkan untuk
LJK, permohonan Sandbox diajukan kepada pengawas masing-masing  bidang
(Perbankan, Pasar Modal, Industri Keuangan Non-Bank/IKNB)
 Proses Regulatory Sandbox jangka waktu paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang
selama 6 bulan bila diperlukan
 Pendaftaran/perizinan kepada OJK
2. Mekanisme Pemantauan dan Pengawasan Fintech
OJK akan menetapkan Penyelenggara IKD yang wajib mengikuti  proses Regulatory
Sandbox. Hasil uji coba Regulatory Sandbox ditetapkan dengan status:
 Direkomendasikan
 Perbaikan
 Tidak direkomendasikan
Penyelenggara IKD yang sudah menjalani Regulatory Sandbox dan  berstatus
direkomendasikan dapat mengajukan permohonan pendaftaran kepada OJK. Untuk
pelaksanaan pemantauan dan pengawasan, penyelenggara IKD diwajibkan untuk melakukan
pengawasan secara mandiri dengan menyusun laporan self assessment yang sedikitnya
memuat aspek tata kelola dan mitigasi risiko.

8
3. Pembentukan Ekosistem Fintech
Untuk memelihara ekosistem keuangan, LJK yang telah memperoleh izin atau
terdaftar di OJK dilarang bekerja sama dengan penyelenggara IKD atau fintech yang
belum tercatat di OJK atau terdaftar di otoritas lain yang  berwenang guna
memelihara ekosistem keuangan.
4. Membangun Budaya Inovasi
OJK menginisiasi pembentukan Pusat Inovasi Keuangan Digital (Fintech Center) dan
ekosistem IKD yang bertujuan sebagai sarana komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi
antara otoritas terkait dan pelaku IKD, serta wadah Inovasi dan Pengembangan IKD.
5. Inklusi dan Literasi
Perusahaan fintech wajib melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan literasi dan
inklusi keuangan kepada masyarakat.
6. Bisnis dan Perlindungan Data
Penyelenggara IKD wajib menyediakan pusat pelayanan konsumen  berbasis
teknologi sebagai bentuk penerapan edukasi dan perlindungan konsumen beserta
usahanya.
7. Manajemen Risiko yang Efektif
Penyelenggara IKD wajib menerapkan prinsip pemantauan secara mandiri,
menginventarisasi risiko utama, menyusun laporan risk self assessment secara
bulanan, dan memiliki perangkat yang dapat meningkatkan efisiensi dan kepatuhan
atas proses pemantauan yang dilakukan oleh OJK.
8. Kolaborasi
Dengan dibentuknya Fintech Center, maka dapat membantu  berjalannya proses
Regulatory Sandbox sebagai langkah inkubasi model bisnis yang inklusif dan
memenuhi prinsip kehati-hatian, serta meningkatkan sinergi antar industri,
pemerintah, akademisi dan innovation hub lain.
9. Perlindungan Konsumen
Penyelenggara wajib menerapkan prinsip dasar perlindungan konsumen, yaitu (a)
transparansi, (b) perlakuan yang adil, (c) keandalan, (d) kerahasiaan dan keamanan
data/informasi konsumen, dan (e) penanganan  pengaduan serta penyelesaian sengketa
konsumen secara sederhana, cepat, dan  biaya terjangkau.
10. Transparansi
Fintech wajib menerapkan prinsip pengawasan berbasis disiplin pasar, risiko dan
teknologi terhadap inovasinya, antara lain harus memperhatikan transparansi produk

9
dan layanan, pasar yang kompetitif dan inklusif, kesesuaian dengan kebutuhan
konsumen, penanganan mekanisme keluhan yang segera, dan aspek keamanan dan
kerahasiaan data konsumen dan transaksi.
11. Anti-Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
Perusahaan fintech juga wajib menerapkan program anti pencucian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme di sektor jasa keuangan terhadap konsumen sesuai
ketentuan Peraturan OJK di bidang AML-CFT (Anti Money Laundering and Counter-
Financing of Terrorism).
2.6. Contoh Perusahaan Fintech Di Indonesia

Tokopedia.com adalah salah satu jaringan toko daring terbesar di Indonesia yang
dimiliki dan dijalankan oleh PT. Tokopedia. Tokopedia menyediakan sarana penjualan dari
customer-ke-customer dimana siapa pun bisa membuka toko online yang melayani calon
pembeli dari seluruh Indonesia. User, yang kerap disebut tokopediawan, bisa menjual barang
baru maupun bekas melalui Tokopedia (walaupun mayoritas produk yang dijual di Tokopedia
adalah barang baru yang dijual pada harga yang sudah ditentukan).
Sistem pembayaran transaksi di Tokopedia itu didasarkan pada sistem escrow yang
dijalankan dan dijaga oleh PT Tokopedia. Dalam hal ini Tokopedia akan menjadi pihak
ketiga yang menengahi transaksi antar penjual dan pembeli. Ketika calon pembeli ingin
membeli sebuah barang dari penjual di Tokopedia, maka pembeli harus melakukan transfer
pembayaran ke Tokopedia terlebih dahulu. Jika transfer berhasil, kemudian Tokopedia akan
memberi tahu penjual bahwa pembayaran sudah diterima oleh Tokopedia dan penjual bisa
melakukan pengiriman barang yang sudah dipesan pembeli. Ketika barang tiba di pembeli,
pembeli melakukan konfirmasi penerimaan barang kepada Tokopedia, dan Tokopedia akan
mentransfer uang pembelian kepada penjual.
PT Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison
pada tanggal 6 Februari 2009, sedangkan Tokopedia.com dibuka untuk public beta pada
tanggal 17 Agustus 2009.
Tokopedia menerima pendanaan awal sebesar Rp. 2,5 miliar dari PT. Indonusa
Dwitama dan setelah kesuksesan awal, Tokopedia menerima dana investasi lebih lanjut dari
East Ventures, perusahaan yang berbasis di Singapura yang fokus terhadap investasi kepada
bisnis internet yang sedang berkembang.
Dengan ini, Batara Eto (co-founder dan ex-CTO dari Mixi.jp - situs jejaring sosial terbesar di
Jepang), Willson Cuaca (pendiri dari XSago, perusahaan aplikasi mobile berbasis di

10
Singapura), Taiga Matsuyama and Chandra Tjan dari East Ventures sekarang diangkat
menjadi anggota Board of Directors Tokopedia.
Kemudian pada tanggal 19 April 2011, pihak Tokopedia mengumumkan bahwa
CyberAgent Ventures dari Jepang turut melakukan investasi kepada Tokopedia. Menurut
sumber yang didapat dari TechCrunch, DailySocial melaporkan bahwa nilai investasi kali ini
adalah sebesar US$700,000.- yang ditukar dengan 10% saham Tokopedia. Dengan ini,
valuasi nilai perusahaan Tokopedia per bulan April 2011 itu sudah mencapai nilai
US$7,000,000.-
Pada awal Maret 2017 situs tokopedia dan bukalapak tumbang. Tidak ketinggalan
situs JD.ID juga down. Ternyata mereka memakai satu data center yang sama, yakni Biznet
Data Center. Setelah kami coba selidiki, data center biznet ini mengalami kegagalan pada
pembangkit listrik cadangan. Tentu hal ini membawa beberapa hal yang perlu kita jadikan
studi kasus. Berikut studi kasus atas tumbangya situs tokopedia dan bukalapak.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fintech (Financial Technology) adalah kolaborasi teknologi dan keuangan


yang melahirkan inovasi produk finansial, yang mempermudah, mempercepat, dan
memperluas akses produk keuangan di masyarakat.
Fintech merupakan sebuah kegiatan usaha keuangan yang sangat efisien cepat
dan mudah dalam hal pinjam meminjam uang, pembelian layanan listrik, pulsa, tiket
pesawat, dan berbagai macam jenis paket layanan lainnya. Makalah ini menjelaskan
pengenalan gambaran fintech legal dan illegal yang memenuhi aturan BI/OJK dan
tidak memenuhi serta bagaimana kita mengenali karakteristik fintech legal dan illegal.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teknologi_finansial

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/12/fintech-adalah

https://www.academia.edu/38428877/Illegal_Financial_Technology_dan_Regulasi_yang_mengaturn
ya_dalam_Industri_Perbankan_Indonesia

https://duwitmu.com/pinjaman-online/pengertian-fintech-adalah/

http://manajemen4a4.blogspot.com/2018/06/e-commerce-klmpk-1.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai