Anda di halaman 1dari 12

FINANCIAL TECHNOLOGY

(Fintech 1.0 , Fintech 2.0 , Fintech 3.0 , Fintech 3,5)

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Startup Digital
Dosen Pengampu: Bapak Alfiansyah Imanda Putra

Disusun Oleh :

DAFFA ELIANASMARA 2103020007


FERNANDO 2103020014
KURNIAWAN
SATRIA YOGA IRAWAN 2103020031

KELAS : C

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Financial Technology" ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Alfiansyah
Imanda Putra pada mata kuliah Startup Digital. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Perkembangan Financial Technology" bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 20 September 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………….……………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………….…….3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...…..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………..………………….5
C. Tujuan………………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHAN………………………………………………………………………...6

A. Sejarah Perkembanagan Fintech………………………………………6


B. Pengaruh Fintech Terhadap Perbankan……………………………………………8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….11
B. Saran…………………………………………………………………………………11

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...12

C.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fintech, atau Financial Technology, telah menjadi salah satu inovasi paling mencolok
dalam industri keuangan dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan fintech telah
mengubah cara kita berinteraksi dengan uang, melakukan transaksi, dan mengelola
keuangan kita sendiri. Untuk memahami dampak serta evolusi fintech, sangat penting
untuk melihat kembali sejarahnya dari era Fintech 1.0 hingga Fintech 3.5. Perubahan
Drastis dalam Industri Keuangan: Sejarah fintech mencerminkan perubahan dramatis
dalam cara kita berhubungan dengan uang dan perbankan1.

Dari penggunaan telegraf di era Fintech 1.0 hingga kemunculan dompet digital dan
layanan fintech yang didorong oleh teknologi di era Fintech 3.5, perubahan ini telah
mengubah pola perilaku konsumen, model bisnis perbankan, dan regulasi keuangan.
Dampak Globalisasi: Fintech 1.0 dimulai dengan terhubungnya Eropa dan Amerika
melalui kabel trans-Atlantik pada tahun 1866. Ini adalah awal dari globalisasi keuangan,
yang memungkinkan transaksi dan pertukaran informasi keuangan melintasi batas negara.
Bagaimana perkembangan ini memengaruhi stabilitas dan kerentan ekonomi global
adalah pertanyaan penting.2 Transformasi Digital: Era Fintech 2.0 ditandai dengan
revolusi digital dalam industri keuangan. Kemunculan mesin ATM, internet banking, dan
teknologi pembayaran elektronik telah mengubah cara kita mengakses dan menggunakan
layanan keuangan. Bagaimana perkembangan teknologi ini memengaruhi efisiensi
operasional bank dan pengalaman pelanggan perlu dianalisis. Munculnya Startup Fintech:
Era Fintech 3.0 membawa munculnya startup fintech yang mengganggu industri
keuangan.

Krisis keuangan global tahun 2008 memicu pertumbuhan ekosistem fintech yang
inovatif. Pertanyaan tentang bagaimana startup fintech mempengaruhi perusahaan
keuangan tradisional, apakah sebagai pesaing, mitra, atau penyedia layanan tambahan,
adalah isu penting. Inklusi Keuangan di Negara Berkembang: Di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, perusahaan fintech telah berperan penting dalam

1
Jones, A. Sejarah Teknologi Finansial (Fintech): 1966 hingga Sekarang. Inovasi Keuangan, 5(1), 1-19.
2
Smith, J. Transformasi Digital Perbankan: Evolusi atau Revolusi? Jurnal Perbankan & Keuangan, 85, 126-135.

4
memberikan akses keuangan kepada populasi yang sebelumnya tidak terjangkau oleh
layanan perbankan tradisional.

Bagaimana fintech telah membantu meningkatkan inklusi keuangan di negara-negara


ini perlu dipahami lebih lanjut. Tantangan Regulasi: Pertumbuhan fintech telah
menimbulkan tantangan bagi regulator. Bagaimana pemerintah dan otoritas keuangan
mengatur fintech untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan melindungi konsumen
adalah masalah penting yang perlu dipertimbangkan. Kolaborasi antara Bank dan Fintech:
Industri perbankan telah berkolaborasi dengan perusahaan fintech untuk menghadapi
perubahan yang ditimbulkan oleh fintech. Bagaimana kerja sama ini memengaruhi
strategi bisnis bank dan apa implikasinya adalah pertanyaan yang perlu dijawab. Melalui
pemahaman sejarah fintech dan analisis perkembangannya dalam industri perbankan, kita
dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang perubahan yang telah terjadi, tren
yang sedang berlangsung, dan dampaknya terhadap ekonomi, bisnis, dan masyarakat
secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Fintech?
2. Bagaimana Pengaruh Fintech dalam Perbankan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Fintech?
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Fintech Dalam Perbankan?
3.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FINTECH
Fintech 1.0 (1866-1967)

Ketika globalisasi keuangan awal terjadi, pada saat itulah periode pertama fintech 1.0
dimulai. Itu ditandai dengan hubungan kabel trans atlantik pertama antara Eropa dan Amerika
pada tahun 1866, sebelum sistem ATM pertama ditemukan oleh Barclays pada tahun 1967.
Selama periode ini, sektor keuangan telah mengadopsi teknologi analog tradisional seperti
telegraf, rel kereta api, kanal, dan kapal uap, yang mendukung keterkaitan keuangan lintas
batas, memungkinkan transmisi cepat informasi keuangan, transaksi, dan pembayaran di
seluruh dunia. Era ini juga mewakili pertama kalinya kartu kredit digunakan sebagai alat
pembayaran, yang mengubah wajah operasi industri pembayaran selama beberapa dekade
berikutnya.

Fintech 2.0 (1967-2008)

Penemuan Mesin ATM Barclays pada tahun 1967 diyakini menandai dimulainya era
digitalisasi di bidang keuangan. Pada talSn-tahun berikutnya, kemajuan teknologi yang pesat
terutama terjadi pada sistem pembayaran elektronik. Inovasi ini diwujudkan dengan generasi
pertama dari Automated Clearing House di Inggris (1968) dan Amerika Serikat (1970) dan
pembentukan Society of Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT)
sebagai jaringan olah pesan keuangan global pada tahun 1973.

Namun demikian tingkat selanjutnya dari era ini adalah dimulainya protokol internet
banking pertama melalul World Wide Web (WWW) oleh Wells Fargo pada tahun 1995 untuk
menciptakan pengalaman internet banking pertama kali bagi pelanggan keuangan, diikuti
dengan munculnya layanan tanpa cabang pertama bank seperti ING Direct dan HSBC Direct
diluncurkan dalam skema pasar keuangan Inggris pada tahun 2005. Istilah fintech 2.0 dalam
praktiknya digunakan untuk merujuk pada FI tradisional seperti Konglomerasi Perbankan dan
Asuransi.

Fintech 3.0 (2008-Sekarang) dan 3.5

Munculnya berbagai Perusahaan keuangan non-bank menuntut pemikiran ulang yang


radikal tentang teknologi besar mulai bergabung dalam pandangan bahwa "Bank adalah satu-
satunya penyedia layanan keuangan". Sejak Krisis Keuangan Asia 1997 berbagal perusahaan

6
keuangan dan perusahaan kereta musik jasa keuangan juga. Gangguan startup ini dapat
ditelusuri ke pembuatan konsep dompet digital pertama secara terbatas pada tahun 1999,
yang sekarang dikenal sebagai Paypal modern Selama bertahun-tahun, berbagai perusahaan
teknologi besar, penyedia telekomunikasi, dan startup keuangan di seluruh dunia juga
meluncurkan versi dompet digital mereka seperti China Alipay pada tahun 2004, GWallet
Filipina pada tahun 2004, dan Kenya M Pesa pada tahun 2005. Dalam Industri pemberian
pinjaman, pembentukan ZOPA sebagai platform Peer-To-Peer Lending (P2P Lending)
pertama di Inggris pada tahun 2005 menandai awal gangguan P2P Lending.

Mengenal tahapan perkembangan dari període fintech 3.0 Inl, beberapa pihak percaya
bahwa lokasi geografis mungkin telah berperan besar dalam menentukan fase evolusi dari
startup fintech. memandang KKG 2008 sebagal transisi kritis dari fintech 2.0 ke fintech 3.0
di belahan barat. Faktor GFC pasca 2008 seperti penurunan persepsi publik, agenda regulasi
yang lebih ketat, dan kondisi politik-ekonomi yang buruk menjadi faktor utama yang
mendorong para startup fintech untuk mengambil jeda yang ditinggalkan oleh konglomerat
perbankan. Misalnya, gangguan tersebut terlihat dari meningkatnya kepercayaan masyarakat
terhadap startup fintech dan tren penurunan konglomerat perbankan di pasar AS.

Di sisi lain, kemunculan berbagai startup fintech di pasar berkembang (Asia, Afrika,
dan Amerika Selatan) terutama didorong oleh upaya untuk mencapai tujuan yang didorong
oleh ekonomi dan merupakan keuntungan penggerak terakhir yang terjadi setelah transisi.
Dipercaya bahwa dunia ketiga masih merupakan proyek Greenfield karena terdapat populasi
besar pelanggan subprime yang tidak layak dalam kriteria penilaian kredit fisik, dianggap
tidak memenuhi syarat untuk menerima layanan keuangan. Timelapse berkala dari startup
fintech di negara dunia ketiga dikenal sebagai fintech 3.5.

Gambar 1

7
B. Pengaruh Fintech Terhadap Perbankan

Kehadiran fintech banyak memberikan dampak kepada berbagai Industri khususnya


industri keuangan. Seperti yang dilansir Forbes, Sorrentino (2015) menyatakan bahwa
industri perbankan akan mengalami perubahan dengan hadirnya fintech dan semakin
populernya teknologi baru seperti blockchain, kecerdasan buatan, dan mendominasinya koum
milenial. Perusahaan fintech, sebagai penyedia jasa keuangan berbasis teknologi digital,
merevolusi bagaimana layanan keuangan dilakukan dengan peningkatan kenyamanan dalam
hal pengalaman pelanggan dan blaya operasional yang lebih rendah sebagai pendorong

utama.

Gambar 2

Ada total 262 perusahaan fintech di Indonesia pada 2018, baik yang sudah memiliki
izin maupun tidak. Indonesia merupakan negara dengan jumlah perusahaan
fintech terbesar kedua kedua di lingkup ASEAN setelah Singapura berdasarkan EY FSO
ASEAN Study (2018). Berdasarkan statistik Bank Indonesia (2018), nilal transaksi fintech
mencapai 15.02 miliar dolar AS atau Rp 202,77 triliun pada 2016, Nilal transaksi tersebut
meningkat 24,71% menjadi 18,65 miliar dolar AS atau sebesar Rp 251,78 triliun pada akhir
tahun 2016. tahun 2017 (Rita, 2018). Menurut Ernst & Young, 40% nasabah bank ritel di
dunia telah mengurangi ketergantungannya pada bank ritel akibat munculnya perusahaan

8
fintech. Perkembangan perusahaan fintech membuat bank ritel mencari cara untuk
mempertahankan posisinya di industri keuangan dan sebagian besar bank ritel di dunia
memilih bermitra dengan perusahaan fintech.

Di Indonesia, beberapa bank ritel sudah mulai bekerja sama dengan perusahaan
fintech. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendorong perusahaan fintech dan bank ritel
untuk berkolaborasi dalam percepatan Inklusi keuangan dan membuka akses keuangan bagi
masyarakat luas. Misalnya Bank Central Asia (BCA) yang meluncurkan Central Capital
Ventura, sebuah perusahaan modal ventura yang dibentuk dengan BCA Finance. Perusahaan
ini akan berinvestasi pada perusahaan fintech di Indonesia. Selain itu. BCA juga bekerja sama
dengan fintech KlikAcc dalam layanan penyaluran kredit kepada UMKM. Bank Mandiri juga
bekerja sama dengan KoinWorks dan Amartha dalam penyaluran kredit kepada UMKM.

Bank Mandiri melakukan hal tersebut dengan tujuan.menjangkau pasar yang lebih
luas menyatakan munculnya perusahaan fintech di industri keuangan, khususnya ritel atau
consumer banking, memunculkan tiga teori yang menggambarkan pengaruh fintech terhadap
bank ritel sebagal Incumbent. Teori pertama adalah teori yang menggambarkan bahwa fintech
akan memberikan efek substitusi pada bank ritel, yaitu pengaruh negatif terhadap bank ritel
karena sifatnya yang mengganggu. Kedua. menurut Romanova dan Kudinska, fintech dapat
memberikan efek positif atau komplementer terhadap bank ritel melalui kerjasama dengan
biaya operasional yang rendah, jangkauan pelanggan yang lebih luas, dan tidak terkonsentrasi
secara geografis. 3

Teori ketiga adalah teori yang menyatakan bahwa kemunculan fintech tidak
berpengaruh pada bank ritel karena perusahaan fintech masih tergolong kecil untuk dapat
memberikan pengaruh kepada bank ritel sebagai pertahanan di Industri ini. Bank
konvensional seharusnya mulai menyederhanakan produk dan jasa mereko untuk
memberikan perbandingan antara pelaku pasar dan mengurang kebingungan dari nasabah,
Bank juga seharusnya mendengarkan feedback dari nasabah/penggunanya dan untuk
menggunakannya mengembangkan penawaran yang sesual pada setiap nasabahnya dan di
waktu yang tepat. Tindakan ini harus diambil terlepas dari disruption yang ada karena
kehadiran fintech. Kerja sama antara bank dengan fintech dapat menjadikan layanan yang
customer-centric lebih mudah diwujudkan.

3
Hamzah Ritchi ,Fintech Indonesia 101, Vol (3), 2-13.

9
Menemukan titik tengah yang seimbang antara persaingan bank dengan fintech untuk
berkolaborasi berhasil akon mendapatkan keuntungan. Dengan demikian bank bisa
membendung arus dari model bisnis para pendatang baru di dunia fintech. Di sisi fintech,
bekerja sama dengan bank konvensional yang sudah well-established dapat mungkin bukan
hal yang mudah. Jika kedua belah pihak menemukannya, keduanya meningkatkan
kepercayaan pelanggan, data pelanggan, dan pengakuan lebih yang memungkinkan
perusahaan fintech bisa berkembang lebih jauh.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sejarah fintech dari Fintech 1.0 hingga Fintech 3.5 mencerminkan perubahan luar
biasa dalam industri keuangan dan cara kita berinteraksi dengan uang. Fintech 1.0, yang
dimulai dengan hubungan kabel trans-Atlantik pada tahun 1866, menciptakan landasan untuk
globalisasi keuangan dengan menggunakan teknologi analog tradisional seperti telegraf, rel
kereta api, kanal, dan kapal uap. Era ini juga menyaksikan penggunaan kartu kredit sebagai
alat pembayaran pertama, mengubah wajah operasi industri pembayaran.

Kerjasama antara bank dan fintech menjadi penting dalam menghadapi perubahan ini.
Bank harus menyederhanakan produk dan layanan mereka serta mendengarkan feedback dari
nasabah untuk tetap bersaing. Di sisi lain, fintech perlu berkolaborasi dengan bank yang
sudah mapan untuk memperoleh kepercayaan dan pengakuan yang diperlukan. Menemukan
keseimbangan antara persaingan dan kerjasama adalah kunci untuk memanfaatkan potensi
penuh dari revolusi fintech ini.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
A, Jones,. Sejarah Teknologi Finansial (Fintech): 1966 hingga Sekarang. Inovasi Keuangan,

J, smith. Transformasi Digital Perbankan: Evolusi atau Revolusi? Jurnal Perbankan &
Keuangan,
Hamzah Ritchi ,Fintech Indonesia 101

12

Anda mungkin juga menyukai