Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR EKONOMI DIGITAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Digital

Dosen Pengampu : Purnama Ramadani, ME

Kelompok 3

Umi Hasanah 0501213210


Bayu Mega Nanta 0501212065
Murniati Arinda Saragih 0501211026

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, yang telah melimpahkan kebaikan dan nikmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
dimudahkan dan dilancarkan dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dalam mata
kuliah Ekonomi Digital yang membahas mengenai "PENGANTAR EKONOMI DIGITAL"

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan semester enam.
Selain itu, makalah ini disusun sebagai media pembelajaran bagi kami, yang mana kami sangat
Berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi yang membacanya.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
sangat banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami sangat berharap bagi
siapapun yang membacanya dapat memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat lebih
baik lagi dan apabila dalam pembuatan makalah selanjutnya kami menjadi lebih paham dimana
letak kesalahan dan kekurangannya. Dan apabila terdapat banyak kesalahan, kami mohon maaf
sebesar-besarnya.

Demikianlah kami ucapkan terimakasih, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi


Wabarakatuh.

Medan, 03 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1 Kondisi Ekonomi Digital di Dunia ................................................................................3

2.2 Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia ................................................................5

2.3 Teori – Teori Ekonomi Digital .......................................................................................7

2.4 Regulasi dan Undang – Undang Yang Berkaitan Dengan Ekonomi Digital .................. 11

2.5 Karakteristik Ekonomi Digital ................................................................................... 133

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 18

3.2 Saran .............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungsi uang dalam sistem ekonomi pastinya tidak asing lagi bagi kita. Uang adalah salah
satu jenis benda yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari – hari. Penciptaan uang memiliki
tujuan yaitu sebagai unit nilai untuk nilai barang dan jasa dalam kehidupan, sebagai metode
penyimpanan nilai (storing value) dan sebagai alat tukar dalam proses transaksi ekonomi yang ada
saat ini.

Seiring berjalannya waktu, nilai uang tunai umumnya tidak dilihat dari bahan
pembuatannya, seperti halnya uang tunai pada abad Pertengahan hingga sebelum Perang Dunia I,
melainkan berdasarkan nilai nyatanya sehingga nilai sebuah uang sangat bergantung pada seberapa
besar kepercayaan terbuka terhadap kekuatan yang memberikan uang tunai. Kemajuan yang luar
biasa pesat dalam inovasi data dan semakin kompleksnya perangkat khusus telah memberdayakan
siklus digitalisasi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pertukaran moneter dan
moneter. Kemajuan teknologi dapat membuat aktivitas manusia menjadi lebih mudah.
Mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya akan memperluas hakikat keberadaan
manusia.

Inovasi perkembangan teknologi dapat memainkan peran utama dalam kemajuan finansial.
Lebih lanjut, ini disebut digitalisasi keuangan berupa adanya digital ekonomi. Digitalisasi
keuangan ini mulai berkembang pada tahun 2020 selama pandemi virus Corona, pemerintah
mengurangi perkembangan aktivitas di luar rumah dan mengubahnya secara total menjadi online
atau online. Pada awalnya mengurangi aktivitas di luar rumah bertujuan untuk mencegah
penularan infeksi virus Corona dan mengurangi angka kematian akibat infeksi virus Corona.
Idealnya, dengan latihan online yang dilakukan, segala jenis pergerakan termasuk perdagangan
dapat diubah.

Selama masa virus Corona, individu harus mengikuti perkembangan digitalisasi di bidang
apa pun, seperti aspek keuangan, pendidikan, dan sebagainya. Orang-orang terpaksa bergantung
pada internet agar dapat melanjutkan aktivitas mereka. Kemajuan pertukaran yang awalnya
dilakukan secara lugas menjadi online atau online telah membawa banyak perubahan.

1
Ekonomi digital dipandang sebagai bidang yang memiliki kemungkinan menjanjikan di
kemudian hari, khususnya di Indonesia. Peningkatan digitalisasi keuangan secara tegas
mempengaruhi perkembangan moneter masyarakat dan global. Perekonomian yang
terkomputerisasi mengubah contoh-contoh bisnis yang lazim menjadi contoh-contoh bisnis masa
kini. Dengan perekonomian yang terdigitalisasi , semua orang dapat mengakses sektor bisnis
online baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Digitalisasi perekonomian mengubah keadaan
pasar menjadi mudah beradaptasi.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana perkembangan ekonomi digital yang terjadi di Indonesia dan di Dunia?
b) Apa saja teori – teori dan regulasi serta Undang – Undang yang berkaitan dengan ekonomi
digital?
c) Bagaimana karakteristik ekonomi digital?

1.3 Tujuan Masalah


a) Untuk mengetahui perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan di Dunia.
b) Untuk mengetahui teori – teori dan regulasi serta Undang – Undang yang berkaitan dengan
ekonomi digital.
c) Untuk mengetahui karakteristik ekonomi digital.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Ekonomi Digital di Dunia

Istilah ekonomi digital sudah ada sejak tahun 1990 an, ekonomi digital diartikan sebagai
segala aktivitas ekonomi dan sosial yang berasal dari teknologi informasi dan komunikasi.
Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang dihasilkan dari koneksi online antara bisnis,
layanan, serta kegiatan ekonomi yang dihasilkan secara digital dari miliaran koneksi yang dibuat
melalui internet setiap hari termasuk keterlibatan dari orang, bisnis, perangkat, data dan proses.
Ekonomi digital bukanlah konsep akademis ataupun komersial, tetapi kenyataan yang telah
diakui secara resmi oleh otoritas publik seperti komisi Eropa dengan tujuan salah satu dari 10
prioritasnya dapat menciptakan pasar digital bersama. Dengan demikian, Eropa mengakui
kehadiran teknoligi digital dalam kehidupan sehari – hari bahkan kebutuhan untuk menghilangkan
hambatan yang dapat mengganggu sirkuit digital, seperti informasi, barang, jasa dan sebagainya.
Dalam era ekonomi terdigitalisasi, data bukan hanya sarana untuk pertukaran dan
korespondensi, namun juga merupakan sumber utama manfaat dalam perekonomian.
Perekonomian yang terkomputerisasi memberikan dampak yang signifikan terhadap mentalitas
masyarakat dan asosiasi dalam menentukan pilihan moneter, terutama karena kemajuan teknologi
web dan telepon seluler. Perekonomian yang terdigitalisasi dapat memberikan akses terhadap
perolehan dan penyediaan tenaga kerja dan produk yang membantu tugas-tugas bisnis di bidang
modern dan pertukaran.1
Salah satu penggerak perekonomian terbesar adalah usia milenial. Usia milenial adalah
usia yang lahir pada paruh akhir tahun 70an hingga pertengahan tahun 90an. Penduduknya
dipandang sangat besar dan masih dalam usia berguna (20-30 tahun). Era milenial merupakan era
yang dihadirkan pada inovasi data dan komunikasi penyiaran. Hiburan berbasis web adalah
panggung yang memungkinkan individu untuk bekerja sama secara online tanpa dibatasi oleh
kenyataan. Hiburan Virtual berdampak pada perubahan sosial di mata masyarakat, khususnya di

1
Aini Yasih Darwin, Mardia, dan Desy Arum Sunarta, “Analisis Bagi Hasil (Mukhabarah) Antara Petani Penggarap
dan Pemilik Lahan pada Pertanian Jagung di Desa Bullisu Kabupaten Pinrang,” Jurnal Ekonomi Bisnis Dan
Manajemen 1, no. 2 (2023): 192–203, https://doi.org/10.59024/jise.v1i2.124.

3
era milenial. Web client di Indonesia pada rentang usia 15-19 tahun mencapai 91%, kemudian pada
rentang usia 20-24 tahun sebesar 88,5%, 25-29 tahun sebesar 82,7%, 30-34 tahun sebesar sebesar
76,5%, dan usia 35-39 tahun sebesar 68,5%.
Status generasi milenial dibandingkan dengan usia lainnya jauh lebih mampu menghadapi
perubahan zaman dengan perbaikan mekanis dalam menjalankan perekonomian maju seperti saat
ini. Indonesia juga sudah masuk dalam kelompok Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC),
perkembangan aset dan barang serta administrasi akan jauh lebih mudah sehingga mendorong kita
untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan kita dalam menghadapi masa keuangan yang
sudah maju. 2
Nilai ekonomi komputerisasi Indonesia tercermin dari total nilai transaksi (Gross Product
Worth/GMV) sebesar US$ 70 miliar. Proyeksi GMV ini meningkat menjadi US$ 146 miliar pada
tahun 2025. Nilai ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terkomputerisasi
terbesar di Asia Tenggara, baik pada tahun ini maupun pada tahun 2025. Vietnam terus berada di
posisi kedua dengan proyeksi nilai GMV sebesar US$ 57. Miliar pada tahun 2025, meningkat dari
US$ 21 miliar pada tahun 2021. Kemudian, proyeksi nilai GMV Thailand mencapai US$ 56 miliar,
naik dari tahun 2021 sebesar US$ 30 miliar. Meski nilai GMV-nya meningkat, peringkat Thailand
anjlok dari posisi kedua pada tahun 2021. Posisi berikutnya ditempati oleh Filipina dengan nilai
GMV yang diperkirakan mencapai US$ 40 miliar pada tahun 2025. Nilai ini meningkat oleh
Amerika Serikat. $17 miliar dan berhasil mengalahkan Malaysia pada tahun 2021. Malaysia
berada di urutan kedua dengan nilai GMV sebesar US$ 35 miliar pada tahun 2025. Meski posisinya
turun, namun nilainya meningkat dari US$ 21 miliar pada tahun 2021. Posisi terakhir ditempati
Singapura dengan proyeksi GMV senilai US$ 27 miliar pada tahun 2025. Angka ini naik dari
US$15 miliar pada tahun 2021.
Perekonomian berupa ekonomi digital memberikan kemampuan beradaptasi terhadap
kesepakatan yang tidak lagi memerlukan pertemuan tatap muka. Gerakan ini menjadi pilihan di
masa pandemi virus corona. Di masa pandemi, ekonomi yang terkomputerisasi benar-benar
berkembang. Pandemi virus Corona telah berdampak signifikan terhadap pandangan dan perilaku
individu dalam berhubungan secara moneter dan sosial. Di masa Orde Baru, aktivitas sosial dan
moneter harus dibatasi. Dengan cara ini, negara-negara di seluruh dunia terus menyesuaikan diri

2
Desy Arum Sunarta, “Kaum Milenial di Perkembangan Ekonomi Digital,” EABMIJ: Economic and Business
Management International Journal 5, no. 1 (2023): 9–16, https://doi.org/10.556442/eabmij.v5i01.

4
terhadap keadaan yang mengejutkan. Salah satu lompatan maju saat ini adalah perubahan yang
terkomputerisasi. Perekonomian dunia telah melakukan penyesuaian dan digitalisasi.

2.2 Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia

Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini bergantung pada
laporan McKinsey, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan perkembangan
tercepat dalam menghadapi ekonomi terdigitalisasi.3 Hal ini terlihat dari aplikasi individu, bisnis,
dan pemerintah melalui tiga titik pendukung, yaitu aksesibilitas dan kecepatan unduh, jangkauan
pemanfaatan informasi yang terkomputerisasi per klien, dan nilai lanjutan klien dalam cicilan
lanjutan pembayaran atau bisnis internet berupa e-commerce.
Indonesia memperoleh skor mendekati 100%, disusul India sebesar 90%, Tiongkok 45%,
dan Rusia 44%. Selain itu, peningkatan perekonomian yang terdigitalisasi juga dianggap sebagai
peluang bagi Indonesia untuk mencapai $130 miliar pada tahun 2025. Terutama dalam bisnis
berbasis e-commerce dan ride-hailing serta cicilan terkomputerisasi. Tak hanya itu, McKinsey
memperkirakan perekonomian yang terdigitalisasi dapat meningkatkan efisiensi di Indonesia
sebesar US$ 120 miliar setiap tahunnya. Digitalisasi tersebut meliputi area perakitan sebesar US$
34 miliar, area ritel sebesar US$ 24,5 miliar, area transportasi sebesar US$ 15,5 miliar, area
pertambangan sebesar US$ 14,8 miliar, area peternakan sebesar US$ 11 miliar, dan media.
Kawasan sebesar US$ 7,9 miliar, kawasan kesejahteraan US$ 6,6 miliar, kawasan publik US$ 4,8
miliar, dan kawasan moneter US$ 1,8 miliar.
Hasil pemaparan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa
Indonesia menjadi bagian dari negara Asia Tenggara yang mengalami peningkatan sebesar 30%
selama pandemi Covid 19. Dan hasil dari studi yang dilakukan Meta dan Bain di 2020
menunjukkan populasi konsumen digital Asia Tenggara terus meningkat. Dan diperkirakan
proporsi konsumen digital melonjak dari 65% atau 275 juta orang pada tahun 2019 menyentuh
88% atau 402 juta orang pada tahun 20274. Proporsi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki

3
Haico Ebbers, “China and the World,” Unravelling Modern China, no. July (2019): 447–76,
https://doi.org/10.1142/9789813200289_0018.
4
Meta, & Bain. (2022). Sync Southeast Asia Report.
https://www.bain.com/globalassets/noindex/2022/meta_bain_syncsea_2022.pdfand Fock Wai Hoong Aadarsh
Baijal, Florian Hoppe, Willy Chang, Stephanie Davis, “Through the waves, towards a sea of opportunity,” 2022, 126.

5
jumlah konsumen digital terbanyak se-Asia Tenggara, sebuah kanal pasar yang sangat menjanjikan
untuk mengembangkan usaha.
Pandemi Covid 19 mempertegas semakin pentingnya memperkuat bangunan ekonomi
digital. Hal ini dapat kita lihat pada tahun 2021, pengguna internet naik 40 juta setiap tahunnya
dari tahun 2019 sebesar 360 juta, 2020 sebesar 400 juta dan pada tahun 2021 sebesar 440 juta
pengguna. Dan 92% - 98% pengguna layanan baru ternyata melanjutkan penggunaannya,
menggambarkan kerekatan yang positif atas layanan digital.
Indonesia mempunyai potensi besar dalam pengembangan moneter melalui kemajuan
inovasi teknologi. Digitalisasi diperkirakan akan memberikan dampak senilai 150 miliar dolar
Amerika (AS) pada tahun 2025 dan dampak tak terduga bagi 3,7 juta orang. Potensi ini harus
terlihat dari banyaknya organisasi inovasi (atau bisnis baru) yang menjadi ujung tombak dan telah
berkembang secara fundamental. Bisnis baru di Indonesia berkembang dari 1.400 organisasi pada
tahun 2017 menjadi 2.200 organisasi pada tahun 2019. Angka ini menempatkan Indonesia pada
peringkat kedua di Asia dan peringkat kelima di dunia setelah AS, India, Inggris, dan Kanada.
Dari informasi perkembangan keuangan tingkat lanjut yang diperoleh dari Mikti dan
Bekraf, terlihat bahwa peningkatan ekonomi terdigitalisasi di Indonesia semakin meluas, dari
jumlah perusahaan baru di Indonesia yang masuk sebesar 35,48% atau 352 di bidang bisnis
berbasis web, 55 atau 5,4% di bidang permainan, dan 532% di bidang bisnis berbasis web. Atau
53,63% pada bidang berbeda. . Selain itu, potensi bisnis elektronik di Indonesia diperkirakan
mencapai 55 miliar hingga 65 miliar dolar pada tahun 2022. Pada tahun 2019, Indonesia memiliki
lima bisnis baru yang telah berkembang menjadi organisasi berbasis inovasi raksasa dan
menyandang gelar unicorn dan decacorn. Organisasi-organisasi tersebut antara lain Gojek,
Tokopedia, Ovo, Bukalapak dan Traveloka. Sementara itu, upaya perekonomian maju di Indonesia
didorong oleh organisasi inovasi dari luar negeri, misalnya Snatch yang memberikan layanan
transportasi dari Singapura.5
Industri bisnis online berupa e-commerce di Indonesia mempunyai potensi yang sangat
besar. Transaksi bisnis online di Indonesia terus meningkat, mengalami pertumbuhan sebesar 40%.
Selain memberikan dorongan kepada para pelaku bisnis internet mulai dari pemula, UKM,
organisasi yang sudah mapan, diperlukan dukungan dari daerah setempat, daerah rahasia, media

5
Palmira Permata Bachtiar et al., Who Is Digital Economy for? Toward an Inclusive Digital Economy in Indonesia,
Smeru Research Institute, 2020.

6
dan lembaga non-manfaat untuk mendorong bisnis berbasis web menjadi pengembangan publik.
Pesatnya perkembangan bisnis online akan mendorong masyarakat Indonesia untuk memperoleh
manfaat-manfaat positif dalam perekonomian seperti pertumbuhan dalam kesuksesan,
pertumbuhan dalam posisi-posisi baru, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Indonesia kini tidak
hanya akan menjadi pasar objektif bagi bisnis internasional, namun juga akan menjadi visioner
bisnis online kompeten yang mampu menjangkau sektor-sektor bisnis asing.
Perekonomian berbasis internet telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan
dunia, termasuk Indonesia. Hasil penanganan data Susenas 2019 menunjukkan bahwa jumlah
pengguna web di Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai 43,52%
pada tahun 2019. Hal ini sejalan dengan pesatnya perkembangan pengguna web, Google, Temasek,
dan Mind and Company memperkirakan bahwa Indonesia akan berkembang menjadi monster
moneter terkomputerisasi di Asia Tenggara pada tahun 2025..6

2.3 Teori – Teori Ekonomi Digital

Ekonomi merupakan cabang dari ilmu sosial untuk menelaah perilaku seseorang untuk
mencukupi kebutuhannya. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
oikos dan nomos. Oikos merupakan rumah tangga dan nomos yaitu keteraturan, aturan. Dalam
KBBI, ekonomi merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pendapatan, distriibusi dan
penggunaan barang dan aset (keuangan).
Berikut ini pengertian ekonomi menurut para ahli:

6
Nur Widiastuti, “Ekonomi Digital Peluang dan Strategi,” Seminar Nasional STIE Wiwaha, 2021, 148–67.

7
a. Adam Smith berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu kekayaan atau informasi khusus
memeriksa sarana kekayaan bangsa yang mendapat perhatian khusus tentang penyebab
material kemakmuran sepertti industri, pertanian dll.
b. Marshall berpendapat bahwa ekonomi adalah informasi tentang studi upaya individu dalam
konteks pekerjaan di kehidupan sehari – hari.
c. Ruenez berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari ilmu pengetahuan perilaku
seseorang ketika dia memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang terbatas memiliki
fungsi yang berbeda.
d. Mill Jis berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu praktis produksi dan peringatan/penagihan.
e. Abraham Maslow berpendapat bahwa ekonomi merupakan salah satu bidang studi yang
mencoba memesahkan masalah kebutuhan dasar kehidupan manusia melalui penyatuan segala
sesuatu sumber daya keuangan yang tersedia juga berbasis prinsip teori – teori tertentu untuk
sistem ekonomi yang dipertimbangkan mengesankan dan efektif. 7

Dari konsep ekonomi diatas, dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya baik secara individu maupun
kelompok, dengan menggunakan segala cara yang ada dan menunjang upaya kemajuan kegiatan
ekonomi dengan tujuan mencapai kebahagiaan atau kesejahteraan.

Kata digital berasal dari kata Yunani digitus yang berarti jari. Kalau kita hitung jari ada
sepuluh (10). Nilai sepuluh terdiri dari 2 radix yaitu 1 dan 0, maka komputerisasi merupakan
gambaran keadaan bilangan yang terdiri dari bilangan 0 dan 1 atau kadang-kadang (bilangan
paralel). Contoh siklus ganda adalah saklar lampu mempunyai 2 keadaan yaitu mati (0) dan hidup
(1). Jika tombol lampu ditekan maka ruangan akan terlihat terang, namun jika tombol lampu
ditekan pada tombol mati maka ruangan akan menjadi kusam. Ide terdigitalisasi ini memberikan
gambaran untuk menemukan keadaan yang membatasi adanya hal berlawanan.

Digitalisasi adalah bisnis yang diarahkan melalui media virtual internet, penciptaan dan
Digitalisasi nilai yang signifikan, pertukaran dan koneksi antara spesialis keuangan yang matang
yang melibatkan web sebagai perangkat perdagangan. Klien yang menggunakan internet digital,
misalnya, masyarakat umum, klien keuangan dan bahkan organisasi pemerintah harus memiliki

7
Baso Iwang et al., Perkembangan Ekonomi Dan Konsep Ekonomi Digital, 2023.

8
kerangka kerja, instruksi dan kemampuan serta mentalitas sosial yang terdigitalisasi. Selain itu,
pentingnya memanfaatkan semua organisasi korespondensi, aplikasi yang digunakan, dan, yang
mengejutkan, informasi yang sangat besar untuk menyetujui peraturan dan secara bijak
menyalurkan data yang dapat diakses.8

Istilah ekonomi Terdigitalisasi diperkenalkan oleh Wear Tapscott pada tahun 1995 dalam
bukunya yang berjudul The Advanced Economy: Commitment and Hazard in the Time of
Arranged Knowledge. Perekonomian maju adalah tindakan moneter sehubungan dengan inovasi
digital Internet . Perekonomian maju disebut juga ekonomi digital, ekonomi web, ekonomi
berbasis komputer, ekonomi informasi baru, atau ekonomi baru. 9

Perekonomian maju dibentuk oleh pelaku bisnis yang memanfaatkan data terkomputerisasi
dan web untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, meningkatkan jangkauan pasar, dan
mengurangi biaya fungsional. Perekonomian yang terdigitalisasi bergantung pada konsep
informasi yang sangat besar, web untuk segala jenis pergerakan, penalaran buatan manusia,
otomatisasi dan inovasi sensor dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan pertukaran moneter
lebih cepat, lebih murah, dan bahkan lebih aktual. Namun selain memberikan dampak positif, hal
ini juga mempunyai dampak buruk. Dampak positif selanjutnya adalah peningkatan efisiensi dan
kemahiran proses bisnis, serta peningkatan rantai periklanan dan sirkulasi. Dampak positif
ekonomi terkomputerisasi terhadap para visioner dan yayasan bisnis adalah dapat membantu
pengembangan usaha kecil, kecil dan menengah (UKM) melalui layanan pertukaran organisasi
virtual dan perbankan elektronik. Selain itu, dapat memberi energi pada mentalitas individu dan
hierarki dalam menentukan pilihan finansial dan pertukaran dengan lebih realistis dan produktif.

Sementara itu, dampak buruknya akan berpusat pada tiga sudut pandang, yaitu pertama,
pertaruhan pengurangan angkatan kerja atau kehilangan posisi akibat komputerisasi, robotisasi,
dan efektivitas organisasi yang berdampak pada hampir seluruh aktivitas bisnis, misalnya sektor
moneter dan perbankan. Industri, toko pertukaran dan pusat perbelanjaan yang bersaing dengan
pertukaran online, media cetak dan publikasi Adat modern mulai diimbangi dengan hiburan virtual
yang canggih. Kedua, terjadinya pelanggaran digital moneter sebagai pertukaran yang melanggar

8
Hadion Wijoyo et al., Digital Economy dan Pemasaran Era New Normal, Insan Cendekia Mandiri, 2020.
9
Teguh Permana dan Andriani Puspitaningsih, “Studi Ekonomi Digital Di Indonesia,” Jurnal Simki Economic 4, no. 2
(2021): 161–70, https://doi.org/10.29407/jse.v4i2.111.

9
hukum, misalnya penghindaran pajak ilegal, pertukaran narkoba, pemrogram atau pembobolan
moneter, pemerasan melalui pertukaran jaringan web. Latihan khusus atau publikasi yang korup
dan tidak dapat dipercaya, melanggar memasuki organisasi yang bertekad untuk mengambil,
mengubah atau memusnahkan informasi. Ketiga, bahaya berkurangnya intensitas penciptaan
dalam negeri dengan maraknya pertukaran yang terkomputerisasi yang mempermudah masuknya
ciptaan asing. 10
Berikut ini adalah pengertian ekonomi digital menurut para ahli:
a. Menurut Tapscott (1996), Perekonomian digital merupakan kekhasan sosial yang berdampak
pada kerangka keuangan dan memiliki kualitas sebagai struktur wawasan yang meliputi:
instrumen data, batasan data, dan pencarian data. Sudut pandang yang pertama kali dirasakan
dan dikenali dalam latihan moneter tingkat lanjut adalah industri Data dan Korespondensi
Inovasi (ICT), latihan pertukaran dalam bisnis berbasis web, serta penyampaian tenaga kerja
dan produk secara terdigitalisasi
b. Musafaki berpendapat bahwa perekonomian maju berupa ekonomi digital adalah
perekonomian dalam hal barang dan jasa elektronik yang dikirimkan oleh organisasi elektronik
dan dipertukarkan melalui perdagangan elektronik, khususnya organisasi dengan kreasi
elektronik dan siklus eksekutif serta organisasi yang berkomunikasi dengan kaki tangan dan
klien serta melakukan pertukaran melalui media. Inovasi web dan organisasi. 11
c. Zimmerman mengemukakan pendapat bahwa ekonomi terkomputerisasi adalah gagasan yang
digunakan untuk memahami dampak global dari peningkatan cepat inovasi data dan
korespondensi yang mempengaruhi keadaan keuangan. Ide ini melihat hubungan antara
peningkatan kemajuan dan kemajuan inovatif yang mempengaruhi perekonomian skala kecil
dan penuh, termasuk bidang tenaga kerja dan produk ketika kemajuan, penciptaan,
kesepakatan atau pasokan bergantung pada sejauh mana inovasi terkomputerisasi dapat
dicapai.
d. Emi Suwarni, Kristina Sedyastuti dan A. Haidar Mirza berpendapat bahwa perekonomian
digital adalah “Business transactions on the Internet: the marketplace that exists on the
internet”. Ini menyiratkan bahwa ekonomi terkomputerisasi berpusat pada bursa dan pasar

10
Dhani Gunawan Idat, “Memanfaatkan Era Ekonomi Digital untuk Memperkuat Ketahanan Nasional,” Jurnal Kajian
Lemhannas RI 38 (2019): 5–11.
11
Munawarah Alfiani et al., “Peran ekonomi digital bagi perkembangan pasar modern di Indonesia,” Jurnal Al-Aflah
1, no. 2 (2022): 124–33.

10
yang terjadi di dunia web. Lebih jauh lagi, jika diuraikan secara komprehensif, perekonomian
maju menekankan penggunaan inovasi data di bidang moneter.
Perekonomian terkomputerisasi dicirikan sebagai transaksi atau organisasi yang menggunakan
kehadiran media web dan menggunakan inovasi data dengan cara motivasi yang menggabungkan
pemanfaatan pemrograman, peralatan dan aplikasi untuk melakukan komunikasi penyiaran pada
bagian kerangka keuangan yang ada seperti akuisisi, kesepakatan, apropriasi tenaga kerja dan
produk. Serta pertukaran moneter.12
Sebuah ilustrasi khas dari tindakan perekonomian digital adalah melakukan pembelian melalui
pasar berbasis web (bisnis internet). Pelanggan menggunakan ponsel atau PC dengan elemen web
untuk mencari dan membeli barang di pasar berbasis web. Selain itu, angsuran juga dilakukan
melalui administrasi angsuran elektronik. Akibatnya, pusat komersial berbasis web mengirimkan
peringatan ke manfaat operasi terkoordinasi berbasis aplikasi yang akan menerima barang dari
penyedia dan mengirimkannya ke pelanggan. Sementara itu, angkutan dapat diikuti dengan
menggunakan kode unik dan teknologi GPS. Siklus ini dapat dilakukan tanpa komunikasi nyata
mengenai produk dan uang, bahkan tanpa kerja sama nyata dari penyedia dan pelanggan yang
berada di berbagai negara, karena inovasi mutakhir dan koneksi internet.13

2.4 Regulasi dan Undang – Undang Yang Berkaitan Dengan Ekonomi Digital

Di zaman sekarang, disrupsi ekonomi pada berbagai sektor ketenagakerjaan harus


mengubah semua aktivitas dengan cepat, semua disrupsi digita. Dalam industri hak cipta, jika
transformasi digital terhambat, kerugiannya tinggi. Pertama, contohnya youtube, facebook dan
Instagram yang mereka rugikan karena tidak bisa menggunakan hak cipta dan penciptanya, karena
karyanya tidak diketahui. Kedua, pencipta sendiri yang dirugikan untuk meminta izin dari platform
untuk izin dari pemegang hak cipta dalam hal terkait. Ketiga, komunitas yang tidak dapat
menikmati akses konten melalui internet. Oleh karenanya, disrupsi digital ini harus kita apresiasi

12
Budiartika, K., Ginting, S. O., & Simarmata, J. (2020). Ekonomi dan Bisnis Digital. Yayasan Kita Menulis
13
Ira Aprilianti dan Siti Alifah Dina, “Pengaturan Bersama Ekonomi Digital Indonesia,” Center for Indonesian Policy
Studies, no. 30 (2021): 1–38.

11
dengan konteks yang bias kepada semua pihak dan hak ekonomi untuk berkreasi secara adil dan
layak. 14

Dengan adanya undang – undang hak cipta yang baru, Undang – undang hak cipta yang
tidak memiliki batasan pengguna, siapa saja yang tidak memiliki batasan pengguna selama mereka
menggunakan karya agung seseorang untuk tujuan komersial. Dalam tatanan umum ini pengguna
terdiri dari outlet lain sebagai berikut: karoke, pusat rekreasi, televisi termasuk televisi berbasis
internet, stasiun radio, resort, hotel, mall dsb.

Undang – undang hak cipta tidak hanya membawa keuntungan bagi para pemegang hak
cipta atau si pencipta, akan tetapi juga memberikan harapan kepada pertumbuhan ekonomi kreatif.
UUD hak cipta masih dianggap relatif baru dan harus dinilai dengan bersungguh – sungguh dalam
memberikan perlindungan terhadap ekonomi dan moral. Secara keseluruhan UUD hak cipta
mengaturnya sebagai berikut.
a. Perlindungan yang lebih baik atas hak ekonomi pencipta/pemilik hak terkait, termasuk
membatasi pengalihan ekonomi dalam bentuk jual beli.
b. Penyelesaian hak cipta dapat dilakukan melalui mediasi, arbitrase atau proses peradilan.
c. Delik peruabahan delik biasa (dalam UU Hak Cipta Lama No. 19, 2002) membuat
pengaduan atas tuntutan pidana.
d. Pengelola Kawasan perdagangan bertanggung jawab atas penjualan/hak cipta/hak terkait
di pusat perbelanjaan yang dikelolanya.
e. Hak cipta atas gerak immaterial dapat digunakan sebagai benda fidusia.
f. Pencipta berhak menjadi anggota lembaga pengelola koleksi (LMK) untuk menarik
royalty.
g. Pencipta adalah imbalan atau royalty untuk cuotaan yang dibuat dalam hubungan layanan
dan digunakan secara komersial.
h. LMK yang berfungsi mengelola dan memungut hak ekonomi pencipta wajib meminta izin
operasional kepada menteri.

14
Purnama R. S., Chairina., Ekonomi Digital: Perkembangan Bisnis Digital, Pemasaran Digital, E-commerce, Fintech
Berbasis Syariah dan Homoislamicus dalam Perilaku Konsumen, CV. Merdeka Kreasi Group. 2021

12
i. Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam perangkat multimedia untuk merespon
perkembangan tekonogi dan komunikasi. 15

2.5 Karakteristik Ekonomi Digital

Menurut Don Taps cott terdapat dua belas karakteristik penting dari ekonomi digital yang
harus diketahui dan dipahami oleh para praktisi manajemen yaitu:
a) Knowledge (Pengetahuan)
Di dalam ekonomi klasik yang menjadi faktor-faktor produksi penting yaitu tanah, gedung,
buruh dan uang, sedangkan di dalam ekonomi digital jenis sumber daya terpenting yang harus
dimiliki organisasi adalah knowledge atau pengetahuan. Mengingat informasi pengetahuan
merupakan bawaan dalam otak manusia, maka unsur pengetahuan pada SDM suatu organisasi
menjadi penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Informasi
agregat adalah nilai organisasi selama waktu yang dihabiskan untuk pembuatan barang dan
administrasi. Selain itu, kemajuan inovatif telah mampu menciptakan berbagai produk
penalaran buatan yang pada dasarnya mampu membantu perusahaan para eksekutif dan staf
untuk lebih mengembangkan kapasitas wawasan mereka (pemanfaatan informasi). Pilihan
jaringan yang mendukung emosi dan kerangka kerja utama adalah contoh perangkat lunak dan
peralatan yang merupakan jaringan dinamis yang mendukung emosi. Gagasan tentang
informasi dewan akan menjadi jalan menuju hasil suatu organisasi saat ini.

b) Digitization (Serba Digital)


Digitalisasi adalah suatu proses mengubah data dari struktur yang berbeda menjadi desain
digit “0” dan “1” (angka berurutan dua). Ide ini awalnya terlihat mendasar, namun
kehadirannya telah membawa lompatan maju dan perubahan signifikan dalam bidang
transaksi. Kita dapat melihat bagaimana gambar dua lapis, misalnya karya seni dan foto dapat
diolah dalam berbagai desain karya, sehingga dapat dengan mudah disimpan dan
diperdagangkan melalui media elektronik. Hal ini jelas telah meningkatkan kemampuan
organisasi, karena mengurangi biaya yang terkait dengan cara paling umum dalam membuat,
menyimpan, dan memperdagangkan media komunikasi siaran yang memungkinkan individu

15
Purnama Ramadani Silalahi, Ekonomi Digital (Medan: PT Cahaya Rahmat Rahmani, 2024).

13
untuk bertukar data dengan cepat. Juga, dapat dikatakan bahwa, jika produk dan layanan yang
ditawarkan dapat ditangani dalam struktur yang terkomputerisasi, organisasi dapat dengan
mudah menawarkan produk dan layanan mereka secara ekonomis di seluruh dunia. Contoh
produk dan layanan yang disajikan di web adalah distribusi elektronik, toko buku virtual,
perbankan web, dan telemedis.

c) Virtualization (Serba Virtual)


Berbeda halnya dengan menjalankan bisnis di dunia nyata yang membutuhkan sumber
daya nyata, misalnya struktur dan perangkat pembuatan, padahal di dunia maya ada istilah
virtualisasi yang memungkinkan seseorang memulai bisnis dengan peralatan dasar dan dapat
menjangkau semua klien yang diharapkan dalam sekejap. Planet. Di internet, klien hanya
menghadapi halaman web sebagai sebuah organisasi (bisnis ke pelanggan), serta hubungan
antara berbagai organisasi yang perlu bekerja sama (bisnis ke bisnis). Dalam menyusun
hubungan ini, siklus yang lebih dekat terjadi dalam pertukaran adalah perdagangan informasi
dan data secara virtual, tanpa kehadiran nyata antara pihak-pihak atau orang-orang yang
menyelesaikan pertukaran. Secara keseluruhan, bisnis harus dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja, 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu di web dan secara bertahap.

d) Molecularization (Menjadi Molekul Kecil)


Di era ekonomi digitalisasi, organisasi yang bertahan adalah organisasi yang secara efektif
menjalankan atom, khususnya sistem hierarki yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri
dengan setiap perubahan besar yang terjadi dalam lingkungan di sekitar organisasi. Demikian
pula, saat ini sebagian besar asosiasi diawasi dengan menggunakan gagasan desain progresif
atau, yang dikembangkan lebih lanjut, struktur marquis. Kedua gagasan ini sangat rentan
terhadap perubahan, sehingga akan menghambat perkembangan organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan kemajuan yang diiklankan. Selain itu, untuk terjun ke dunia maya,
yang perlu diingat adalah Anda akan mengelola organisasi di mana saja. Perilaku mereka
sehari-hari berdampak signifikan terhadap struktur pasar dan perusahaan terkait, yang sering
kali mengubah keadaan yang berbeda. Hal ini merupakan indikasi persaingan yang bebas dan
ketat yang terjadi juga serupa dengan prosedur untuk memenangkan persaingan. Lebih jauh
lagi, pada akhirnya, perubahan merupakan karakteristik interaksi yang harus diselesaikan oleh

14
organisasi. Menurut Charles Darwin, negara yang akan bertahan bukanlah negara yang terbaik
dan paling kuat, namun negara yang umumnya mampu mengikuti kemajuan.

e) Internetworking (Terintegrasi)
Tidak ada organisasi yang dapat bekerja sendiri tanpa bekerja sama dengan berbagai pihak,
ini adalah salah satu syarat untuk menemukan kesuksesan di internet. Mengingat rencana aksi
yang dipilih, organisasi terkait harus memutuskan pusat kegiatannya dan bekerja sama dengan
berbagai yayasan untuk membantu melaksanakan siklus pendukung. Contoh pihak yang biasa
dijadikan mitra adalah penjual inovasi, mitra konten, vendor, penyedia, dan lain sebagainya.
Sebuah ide bisnis yang perlu mengendalikan asetnya sendiri dari hulu ke hilir tidak akan
bertahan lama dalam perekonomian yang terkomputerisasi.

f) Disintermediation (Tanpa Perantara)


Kualitas khusus dari bidang keuangan yang terkomputerisasi adalah kecenderungan untuk
mengurangi perantara (spesialis) sebagai perantara dalam pertukaran antara penyedia dan
klien. Misalnya, perantara dalam aksi moneter adalah pedagang grosir, pengecer, penyiar
televisi, organisasi rekaman, dan sebagainya. Organisasi-organisasi teladan yang bergantung
pada diri mereka sendiri sebagai penengah tentu saja terpaksa ditutup dengan munculnya bisnis
web. Perekonomian yang tidak diatur mengizinkan terjadinya pertukaran antarmanusia tanpa
adanya tuan rumah, termasuk pertemuan yang berbeda.

g) Convergence (Menyatu)
Cara untuk mencapai kesuksesan suatu organisasi dalam bisnis web terletak pada tingkat
kapasitas dan sifat organisasi dalam memenuhi tiga bidang industri, khususnya pemrosesan,
korespondensi, dan konten. PC, yang merupakan pusat dari bisnis komputasi, adalah pusat
operasional untuk menangani informasi dan data yang diharapkan dapat melakukan transaksi.
Produk industri pertukaran yang paling penting adalah landasan inovasi data dan
korespondensi sebagai jalur penyampaian informasi dan data dari satu tempat ke tempat lain.
Persaingan sebenarnya terletak pada bisnis kontak, yang merupakan jenis layanan yang
ditawarkan organisasi ke pasar melalui internet. Ketiga hal di atas merupakan prasyarat

15
langsung yang harus dimiliki dan digunakan agar dapat dengan sengaja mempertahankan
bisnis secara efektif.

h) Innovation (Penuh Inovasi)


Aktivitas bisnis bisa diselesaikan 24 jam setiap hari, bukan 8 jam seperti organisasi
pada kenyataannya. Sangat sulit untuk mengingat bahwa apa yang dilakukan seseorang atau
organisasi web lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itu, pengembangan yang cepat dan
gigih diperlukan agar suatu organisasi dapat bertahan. Organisasi para eksekutif harus
mempunyai pilihan untuk menemukan cara agar para peserta pusat dalam asosiasi (dewan dan
staf) dapat terus berkembang seperti organisasi di Silicon Valley. Ide asosiasi pembelajaran
patut dipertimbangkan dan dilaksanakan di dalam organisasi.

i) Prosumption (Produsen sekaligus Konsumen)


Di negara-negara maju, batasan antara pembeli dan produsen sudah jelas menjadi tidak
jelas. Hampir semua pengguna inovasi data dapat dengan mudah menjadi pembuat yang
bersedia menawarkan produk dan layanannya kepada masyarakat dan dunia usaha. Seperti
seseorang yang perlu membayar 5 dolar AS untuk mendapatkan izin masuk ke kerangka milis.
Kemudian yang bersangkutan membuat milis lokal, dimana setiap pihak harus membayar 1
dolar AS kepadanya. Dalam waktu singkat yang bersangkutan mempunyai pilihan untuk
memperoleh keuntungan dari perusahaan swasta tersebut. Artinya individu yang bersangkutan
diurutkan sebagai prosumer.

j) Immediacy (Serba Seketika)


Di internet, klien diperkenalkan ke berbagai organisasi yang menawarkan produk atau
layanan serupa. Dalam memilih suatu organisasi, mereka hanya menggunakan tiga standar
dasar. Pada tingkat dasar, mereka akan melakukan pertukaran dengan perusahaan yang
menawarkan produk atau layanan lebih murah, lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan
perusahaan sejenis. Oleh karena itu, organisasi harus selalu peka terhadap berbagai kebutuhan
klien yang memerlukan pemenuhan bantuan khusus.

k) Globalization (Mendunia)

16
Inti dari globalisasi adalah hancurnya batas-batas realitas. Informasi atau information
sebagai aset utama tidak mengenal batasan geologis sehingga kehadiran unsur negara ternyata
kurang signifikan dalam melengkapi tatanan bisnis di internet. Pengusaha murni akan sering
menjalankan bisnisnya dari tempat yang sederhana dan menyenangkan, dengan menawarkan
barang dan jasanya kepada orang-orang kaya, dan keuntungannya akan dipindahkan dan
disimpan di bank yang paling aman dan memberikan pendapatan terbaik. Pembagian pasar
yang selama ini sering dilakukan mengingat keterbatasan keberadaan, perlu direklasifikasi
mengingat semua masyarakat umum telah menjadi satu dalam internet, baik jaringan pembuat
maupun pembeli.

l) Discordance (Perpecahan)
Dalam ekonomi terkomputerisasi, keunikan perubahan pola persahabatan dan sosial terjadi
sebagai akibat konsisten dari perubahan berbagai standar yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Asosiasi yang ringkas dan tidak dapat dipungkiri akan menyebabkan
pengangguran dimana-mana, jabatan arbiter (perwakilan) akan hilang, buruh akan menjadi
pekerja yang kompulsif karena persaingan yang sangat ketat, dampak budaya barat sulit untuk
dicegah, karena cenderung demikian. Dapat diakses tanpa hambatan oleh siapa pun melalui
web, dll. Merupakan gambaran suatu keanehan yang terjadi pada masa perekonomian yang
terkomputerisasi. Kerentanan suatu asosiasi dalam menghadapi segala kemungkinan akibat
buruk yang muncul akan menimbulkan akibat buruk (bumerang) terhadap ketahanan
organisasi. 16

16
Dewi Sartika Nasution et al., • Dewi Sartika Nasution, M.Ec • Muhammad Muhajir Aminy, M.E • Lalu Ahmad
Ramadani, M.E, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram Jln., 2019.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kajian ekonomi digital merupakan aspek krusial dalam kurikulum ekonomi Islam. Hal ini
bertujuan untuk membantu siswa memahami pentingnya digitalisasi dalam kehidupan sehari-
hari mereka. Konsep ekonomi digital didasarkan pada konsep uang, yaitu suatu satuan nilai
yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk transaksi ekonomi dan
pengelolaan uang. Perkembangan teknologi dan perangkat komunikasi telah mempercepat
proses digitalisasi, membuat aktivitas manusia semakin nyaman dan meningkatkan kualitas
hidup. Digitalisasi menjadi sangat penting di masa pandemi Covid-19 karena masyarakat harus
beradaptasi dengan aktivitas digital di berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi dan
pendidikan. Perekonomian digital mempunyai potensi untuk merevolusi perekonomian
nasional dan internasional, karena memungkinkan individu mengakses barang dan jasa secara
online, menjadikan perekonomian lebih modern dan mudah diakses.

Perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan Inggris telah menjadi tren yang signifikan
sejak tahun 1990an, dimana ekonomi digital merupakan salah satu bentuk aktivitas ekonomi
dan sosial yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi. Ekonomi digital telah
mengubah pengambilan keputusan individu dan organisasi, khususnya dalam konteks internet
dan teknologi seluler. Hal ini juga memberikan akses terhadap barang dan jasa yang
mendukung sektor industri dan transaksi.

Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat dalam ekonomi digital, dengan proyeksi
PDB sebesar $130 miliar pada tahun 2025, terutama didorong oleh e-commerce, ride-hailing,
dan perdagangan digital. Negara ini telah menjadi pemain kunci di kawasan Asia-Pasifik,
dengan pertumbuhan populasi digital, dengan proyeksi peningkatan proporsi konsumen digital
dari 65% pada tahun 2019 menjadi 88% pada tahun 2027.

18
Pandemi ini juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Pada tahun 2021 penggunaan internet meningkat sebesar 40 juta per tahun,
sedangkan pada tahun 2021 penggunaan internet meningkat sebesar 440 juta. Ekonomi digital
telah menjadi saluran penting bagi dunia usaha untuk berkembang dan beradaptasi terhadap
perubahan lanskap

3.2 Saran

Dalam konteks ekonomi digital, penting bagi para pembaca untuk meningkatkan
pemahaman tentang kondisi ekonomi digital di dunia dan perkembangannya di Indonesia. Selain
itu, disarankan untuk memperdalam pemahaman tentang teori-teori ekonomi digital serta
memperhatikan regulasi dan undang-undang yang berkaitan dengan ekonomi digital. Pemahaman
yang mendalam tentang karakteristik ekonomi digital juga menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan. Selain itu, kesadaran akan pentingnya konsep knowledge management sebagai kunci
keberhasilan perusahaan di era ekonomi digital juga perlu ditekankan. Dengan memperhatikan
saran-saran tersebut, diharapkan pembaca dapat lebih siap dan mampu menghadapi tantangan serta
memanfaatkan peluang yang ada dalam era ekonomi digital.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aadarsh Baijal, Florian Hoppe, Willy Chang, Stephanie Davis, and Fock Wai Hoong. “Through
the waves, towards a sea of opportunity,” 2022, 126.
Aini Yasih Darwin, Mardia, dan Desy Arum Sunarta. “Analisis Bagi Hasil (Mukhabarah) Antara
Petani Penggarap dan Pemilik Lahan pada Pertanian Jagung di Desa Bullisu Kabupaten
Pinrang.” Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Manajemen 1, no. 2 (2023): 192–203.
https://doi.org/10.59024/jise.v1i2.124.
Alfiani, Munawarah, Minal Janah Anisa, Alsa Oktarini Eka, dan Khatimah Husnul. “Peran
ekonomi digital bagi perkembangan pasar modern di Indonesia.” Jurnal Al-Aflah 1, no. 2
(2022): 124–33.
Aprilianti, Ira, dan Siti Alifah Dina. “Pengaturan Bersama Ekonomi Digital Indonesia.” Center
for Indonesian Policy Studies, no. 30 (2021): 1–38.
Bachtiar, Palmira Permata, Rendy Adriyan Diningrat, Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma, Ridho Al
Izzati, dan Abella Diandra. Who Is Digital Economy for? Toward an Inclusive Digital
Economy in Indonesia. Smeru Research Institute, 2020.
Ebbers, Haico. “China and the World.” Unravelling Modern China, no. July (2019): 447–76.
https://doi.org/10.1142/9789813200289_0018.
Idat, Dhani Gunawan. “Memanfaatkan Era Ekonomi Digital untuk Memperkuat Ketahanan
Nasional.” Jurnal Kajian Lemhannas RI 38 (2019): 5–11.
Iwang, Baso, Tri Astuti, Abdurozaq Hasibuan, Herman Sjahruddin, Sri Hastutik, imam
prawiranegara Gani, mochammad isa Anshori, Muhammad Syafri, dan dyah noor Intan.
Perkembangan Ekonomi Dan Konsep Ekonomi Digital, 2023.
Nasution, Dewi Sartika, M Ec, Muhammad Muhajir Aminy, dan Lalu Ahmad Ramadani. • Dewi
Sartika Nasution, M.Ec • Muhammad Muhajir Aminy, M.E • Lalu Ahmad Ramadani, M.E.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram Jln., 2019.
Permana, Teguh, dan Andriani Puspitaningsih. “Studi Ekonomi Digital Di Indonesia.” Jurnal
Simki Economic 4, no. 2 (2021): 161–70. https://doi.org/10.29407/jse.v4i2.111.
Silalahi, Purnama Ramadani. Ekonomi Digital. Medan: PT Cahaya Rahmat Rahmani, 2024.
Sunarta, Desy Arum. “Kaum Milenial di Perkembangan Ekonomi Digital.” EABMIJ: Economic
and Business Management International Journal 5, no. 1 (2023): 9–16.
https://doi.org/10.556442/eabmij.v5i01.
Widiastuti, Nur. “Ekonomi Digital Peluang dan Strategi.” Seminar Nasional STIE Wiwaha, 2021,
148–67.
Wijoyo, Hadion, Yoyok Cahyono, Aris Ariyanto, dan Fery Wongso. Digital Economy dan
Pemasaran Era New Normal. Insan Cendekia Mandiri, 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai