Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital
Yang diampu oleh Prof. Dr. H. A. Sobandi, M.Si., M.Pd. dan Adman, S.Pd.,
M.Pd.
Disusun oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya kami diberi kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan makalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep dan
Pengembangan Ekonomi Digital”. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarga dan para sahabatnya hingga
pada umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
dan Bisnis Digital serta untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam
hal penyusunan makalah. Makalah ini penulis susun dengan sepenuh hati dan
pikiran. Meskipun demikian, kami pun menghadapi beberapa kendala baik yang
datang dari luar maupun dari dalam diri pribadi. Namun dengan penuh kesabaran
dan ketekunan, juga disertai dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini
dapat selesai tepat waktu.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat pada umumnya bagi
pembaca dan khususnya bagi diri kami.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
SUMMARY.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................1
1.3 Permasalahan....................................................................................................1
1.4 Ruang Lingkup.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................2
3.1. Ekonomi Digital dan Perkembangannya........................................................2
3.2. Konsep Ekonomi Digital...................................................................................5
3.3. Urgensi, Peluang dan Dampak Ekonomi Digital............................................7
2.3.1. Urgensi...............................................................................................7
2.3.2. Peluang..............................................................................................8
2.3.3. Dampak.............................................................................................9
3.4. Perkembangan Ekonomi Digital di Dunia dan Indonesia............................11
2.4.1. Wajah Baru akibat Perkembangan Ekonomi Digital..................11
2.4.2. Perkembangan Ekonomi Digital Menghantarkan Wajah Baru. 12
3.5. Pengertian Pendapatan..................................................................................13
3.6. Sumber dan Jenis Pendapatan.......................................................................14
3.7. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah....................................................15
3.8. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Mikro Kecil Menengah..........................16
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................19
3.1. Analisis E-Commerce Di Tengah Pandemi Covid-19 (UMKM)..................19
3.1.1. Latar Belakang...............................................................................19
3.1.2. Hasil dan Pembahasan...................................................................20
BAB IV KESIMPULAN................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
ii
iii
SUMMARY
Ekonomi digital telah memberikan dampak positif dan negatif bagi
pembangunan Indonesia. Dampak perkembangan ekonomi digital menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat. Salah satu pemanfaaatan
teknologi digital dapat digunakan meningkatkan produktivitas khususnya
penjualan pada sektor usaha diantaranya oleh UMKM. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah salah satu bidang usaha yang berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan perekonomian.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Teknologi digital menjadi salah satu modal utama yang dibutuhkan
oleh para pelaku industri untuk mengembangkan lini usaha mereka.
Kehadiran industri 4.0 pun menjadi bukti bahwa saat ini perkembangan
industry tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi. Perkembangan
sektor industri yang beriringan dengan perkembangan teknologi tentunya
dapat membawa dampak yang positif pada suatu negara, salah satunya
dampak positif pada peningkatan perekonomian negara tersebut. Dengan
adanya teknologi digital, suatu negara dapat mendorong perekonomiannya
ke arah ekonomi digital.
Ekonomi digital di Indonesia memang dapat membawa banyak
dampak positif, namun hal ini juga menjadi tantangan pemerintah dalam
membuat kebijakan. Dengan adanya perkembangan ekonomi digital dapat
memungkinkan munculnya model bisnis baru, integrasi antar sektor bisnis,
serta perubahan model bisnis pada sektor yang sudah ada. Penggunaan
teknologi seperti PC dan internet ini pun menjadi awal dari perkembangan
e-commerce atau perdagangan elektronik. Seiring dengan perkembangan
teknologi, era old digital economy akhirnya memasuki era new digital
economy, ditandai dengan adanya mobile technology, akses internet yang
tidak terbatas, serta kehadiran teknologi cloud yang digunakan dalam
proses ekonomi digital.
Pemanfaaatan teknologi digital dapat digunakan meningkatkan
produktivitas khususnya penjualan pada sektor usaha diantaranya oleh
UMKM. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah
satu bidang usaha yang berperan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian. Diperlukan dukungan penuh dari
pemerintah pusat guna menumbuh kembangkan kembali UMKM untuk
dapat berinovasi, mempunyai berbagai ide atau gagasan usaha baru yang
nantinya akan bangkit dan dapat berkontribusi sebagai pemecah persoalan
sosial-ekonomi masyarakat.
2
1.2 Tujuan
A. Memberikan informasi mengenai Ekonomi Digital dan
Perkembangannya;
B. Memberikan informasi mengenai Konsep Ekonomi Digital;
C. Memberikan informasi mengenai Urgensi, Peluang, dan
Dampak dari Ekonomi Digital;
D. Memberikan informasi mengenai Perkembangan Ekonomi
Digital di Dunia dan Indonesia;
E. Memberikan informasi mengenai pengertian Pendapatan;
F. Memberikan informasi mengenai Sumber dan Jenis
Pendapatan;
G. Memberikan informasi mengenai pengertian Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM);
H. Mmeberikan informasi mengenai Kekuatan dan Kelemahan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
1.3 Permasalahan
A. Bagaimana Ekonomi Digital dan Perkembangannya?
B. Bagaimana Konsep Ekonomi Digital?
C. Apa Urgensi, Peluang dan Dampak dari Ekonomi Digital?
D. Bagaimana Perkembangan Ekonomi Digital dan di Dunia dan
Indonesia?
E. Apa pengertian dari Pendapatan?
F. Apa saja Sumber dan Jenis dari Pendapatan?
G. Apa Pengertian dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)?
H. Apa Kekuatan dan Kelemahan dari Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM)?
3
B. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi
kekinian (real time). (Kementrian Komunikasi dan Informasi, 2019)
6
Sejalan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 tersebut,
perusahaan membutuhkan pekerja dengan keterampilan baru, yang
mungkin tidak ada sebelumnya. Beberapa bidang pekerjaan akan
mengalami peluang untuk berkembang pesat, sementara bidang pekerjaan
yang lain mungkin akan menurun. Dalam survei yang diadakan oleh
World Economic Forum (Future of Jobs Survey2018), diketahui terdapat 4
(empat) tren teknologi yang akan mendominasi industri pada tahun 2018-
2022 yaitu: high-speed mobile internet, articial intelligence, big data
analytics, dan cloud technology. (Kementrian Komunikasi dan Informasi,
2019)
7
kompetisi yang menjadi spirit industri yang dengan mudah terangkat oleh
para pelaku startup yang mengutamakan kolaborasi dan sinergi. Karena itu
pula ekonomi digital merupakan ‘sharing economy’ yang mengangkat
banyak usaha kecil dan menengah untuk memasuki bisnis dunia.
(Kementrian Komunikasi dan Informasi, 2019)
8
yang sedang berjalan bisa saja mengalami ketidakstabilan, terkadang
mengalami penurunan maupun penaikan. Walaupun demikian, dengan
ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi tersebut yang terpenting adalah
ekonomi mengalami penaikan ataupun pertumbuhan. Selama lima tahun
terakhir ini, Indonesia tetap melaju melakukan pembangunan ekonomi
terutama pada sektor infrastruktur. (Permana & Puspitaningsih, 2021)
Konsep ekonomi digital pertama kali diperkenalkan oleh Don
Tapscott yang ditulis didalam bukunya berjudul The digital economy:
Promise and peril in the age of networked intelligence. Isi dari buku
tersebut menjelaskan mengenai ekonomi digital yang dianggap sebagai
suatu pembaruan dalam ekonomi, hal tersebut dapat disimpulkan
berdasarkan terdapatnya penggunaan informasi digital secara ekslusif,
walaupun demikian ekonomi digital tersebut tidak hanya merujuk pada
satu bidang saja seperti TIK. (Permana & Puspitaningsih, 2021)
Perilaku manusia mengenai bagaimana mereka memilih cara untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak terbatas karena seiring
berjalannya kebutuhan yang bertambah dapat disebut sebagai ekonomi
digital atau dapat juga disebut sebagai suatu aktivitas manusia yang
berkorelasi dengan produksi, konsumsi, dan juga distribusi. Pengertian
dari ekonomi digital tersebut yang sudah dipaparkan berarti secara tidak
langsung manusia tidak perlu lagi datang ke pasar untuk memenuhi barang
dan jasa, tetapi dapat diganti menggunakan smartphone (gawai) maka
barang maupun jasa yang sedang dibutuhkan dapat sampai di rumah.
(Permana & Puspitaningsih, 2021)
Perubahan yang semakin terasa dan berkembang pesat semenjak
memasuki era ekonomi digital 5.0 adalah potensis ekonomi digital.
Menurut Mendag mengenai ekonomi digital adalah untuk mengoptimalkan
potensinya ada juga beberapa hal yang harus ditingkatkan yaitu adalah
infrastruktur telekomunikasi dan juga perlindungan konsumen digital.
(Permana & Puspitaningsih, 2021)
9
Dalam Pudhail dan Baihaqi (2020) bahwa ekosistem Ekonomi
Digital pertama kali dipopulerkan lewat buku berjudul A Digital Business
Ecosystem or Innovation (Nachira, 2007). Pada dasarnya ekosistem
merupakan Lingkungan atau habitat yang dimana dia (makhluk hidup)
hidup dan bergantung. Terdapat empat lapis industri vertikal dalam
industri internet dan juga terdapat sembilan belas segmen-segmen industri
secara horizontal dalam tiap-tiap lapisan. Kategori lapis vertikal memiliki
makna bahwa jika lapisan bawahnya hilang, maka jiga hal tersebut terjadi
lapisan yang terdapat diatasnya otomatis tidak akan berfungsi, hingga
dapat dikenali sebagai suatu ekosistem. E-Commerce dapat dijadikan
sebagai penggunaan internet yang ekosistemnnya digunakan sebagai suatu
wadah dalam berjalannya bisnis barang dan jasa, dapat dimulai dari
pemesanan (opsional), penjualan sampai ke tahap transaksi barang maupun
jasa, alat pembayaran, bahkan sampai ke tahap pengiriman dan pelayanan
purna-jual. (Permana & Puspitaningsih, 2021)
10
1. Ekonomi digital meningkatkan mobilitas dalam berbagai
dimensi.
Pengguna dan pelanggan dapat melakukan kegiatan komersial
di seluruh perbatasan yang menentang sistem pajak tradisional.
Selain itu hak-hak terkait mudah ditransfer ke yurisdiksi
perpajakan rendah.
2. Data sebagai sumber nilai adalah ditur utama ekonomi digital.
Meningkatkanya kapasitas untuk mengeumpulkan, menyimpan,
dan menangani aliran data yang sangat besar telah mengarah
kepada konsep big data yang dapat menghasilkan nilai baik
dalam kegiatan pribadi (pemasaran) atau public (pemerintah).
Data yang dikumpulkan tersebut merupakan data yang
dikumpulkan dari berbagai kegiatan dari pelaku pasar.
3. Efek jaringan meresap dalam ekonomi digital.
Terciptanya model bisnis multi-sisi, dimana di dalam model
bisnis ini beberapa kelompok orang berinteraksi melalui
platfrom, menghasilkan eksternalitas positif atau negative.
Contoh dari model bisis ini adalah sistem kartu pembayaran,
sistem operasi, industri media.
2.3.2. Peluang
Ekonomi digital telah membentuk ruang pemasaran baru
yang jangkauannya sangat akurat, cepat dan luas. Munculnya
berbagai fasilitas berbasis internet di era ekonomi digital. Hal ini
dapat memudahkan pelaku usaha dalam mengembangkan dan
meningkatkan penjualannya melalui media sosial,e-commerce.
Ekonomi digital mampu menjawab tantangan pembangunan
perekonomian dalam negeri yang belum stabil. Bentuk ekonomi ini
hadir dengan topografi yang landai, inklusif, dan memberikan
banyak peluang di saat empat era ekonomi sebelumnya, yakni era
masyarakat pertanian, era mesin pasca revolusi industri, era
11
perburuan minyak, dan era kapitalisme korporasi multinasional,
tidak mampu menjawab permasalahan yang ada (Wirabrata, 2016).
2.3.3. Dampak
Ekonomi digital yang semakin berkembang memiliki
berbagai dampak yang sangat signifikan terhadap sistem
perekonomian terutama di Indonesia. Berdasarkan laporan dari
Oxford Economic pada tahun 2016 mengemukakan bahwas setiap
1 persen peningkatan penetrasi mobile diproyeksikan menyumbang
tambahan 640 juta USD kepada PDB Indonesia serta membuka
10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020. Ekonomi digital tidak
hanya memiliki dampak positif tetapi juga memiliki dampak
negative diataranya yaitu (Rahmah, 2019):
1. Dampak Negatif
- Ekonomi digital dapat memperburuk ketimpangan.
Hal tersebut terjadi karena tidak semua kelompok
atau orang yang bisa beradaptasi dengan cepat yang
12
menyebabkan mereka tertinggal oleh perkembangan digital
yang terjadi. Selain itu, pembangungan infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia yang belum merata
menyebabkan adanya kesenjangan digital sehingga daerah
yang tertinggal menjadi semakin tertinggal.
- Melemahnya pertumubuhan penjualan pada sektor ritel.
Perkembangan ekonomi digital menyebabkan
orang-orang bergeser menjadi serba online. Banyaknya
kemunculan e-commerce membuka peluang bagi orang-
orang untuk membuka toko online. Hal tersebut
menyebabkan melemahnya penjualan yang terjadi di offline
store.
- Menurunya lapangan pekerjaan bagi manusia.
Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, sebanyak
52,6 juta pekerjaan di pasar kerja Indonesia berpotensi
diganti oleh automasi seperti mesin ataupun robot.
Pekerjaan yang akan hilang tersebut merupakan pekerjaan
dengan keterampilan terbatas (tidak terlalu tinggi).
2. Dampak Positif
- Meningkatkanya PDP Indonesia
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS,2017)
kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari
pasar digital meningkat dimana pada tahun 2016 pada
posisi 3,41%, tahun 2017 posisi 4% dan tahun 2018 posisi
10%. Pada tahun 2016 hasil laporan Oxford Economics
menyatakan bahwa peningkatan penetrasi mobile setiap 1
% diproyeksikan bisa menambah 640 juta USD untuk PDB
dan membuka 10.700 lapangan kerja baru 2020 bagi
Indonesia (Prastyaningtyas, 2019).
13
- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mampu
menyumbang 7,2 persen dari total PDP Indonesia.
Meskipun persentase ini masih jauh dibandingkan sektor
lain, sektor TIK tumbuh sekitar 10 persen yang merupakan
pertumbuhan terbesar dibandingkan sektor lain.
Pertumbuhan ini pun juga jauh lebih besar dibandingkan
pertumbuhan rata-rata PDB nasional yang hanya 5 persen.
Maka tidak mengherankan jika pemerintah Indonesia
menaruh perhatian yang besar terhadap sektor ekonomi
digital (Prastyaningtyas, 2019).
14
pada tahun 2019 dan diprediksi akan menjadi 20 milyar dollar
di tahun 2022.
2. Penciptaan Pekerjaan
Proyeksi angka pekerjaan baru ditahun 2022 mencapai 26 juta,
hal ini terl jadi akibat dari digital ini yang kebanyakan
dipengaruhi oleh perkembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Hal ini tentu menjadi alasan Jack Ma
membuat strategi agar Alibaba fokus pada UMKM di China.
3. Keuntungan Pembeli
Dengan adanya market place e-commerce membuat pembeli
lebih diuntungkan karena harga yang ditawarkan lebih mura
dari pada pasar konvesional.
4. Kesetaraan sosial
Pedanganan online dilakukan tanpa memandang status atau
gender, semua kalangan akan dilani dengan baik. Sehingga
Ekonomi digital telah berdampak terhadap kesetaraan gender,
pemerataan pertumbuhan, inklusi layanan keuangan, dan
masalah sosial lainnya.
15
menunjukan bahwa Indonesia akan semakin diperhitungkannya di
kawasan regional Asia Tenggara, dimana dari 8 Unicorn
setengahnya berasal dari Indonesia, seperti Go-Jek, Bukalapak,
Tokopedia, dan Traveloka. Selain itu Indonesia mendapatkan
pendanaan yang didapatkan dari venture capital selama tiga tahun
terakhir mencapai 38 persen dari total pendanaan di Asia Tenggara.
Pada tahun yang sama, ekonomi digital di Indonesia telah
memberikan signifikan pada PDB Indonesia pada 2017
besarannya telah mencapai 7,3%, padahal pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya 5,1 persen, hal ini menunjukan bahwa ekonomi
digital Indonesia memiliki prospek yang sangat menjanjikan bila
dikelola dengan baik karena pertumbuhannya melebihi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, menurut data World
Market Monitor, ekonomi digital diproyeksi menyumbang USD
sebesar 9,5% atau 155 miliar terhadap produk domestik bruto
(PDB) Indonesia pada 2025. Sumbangan itu terdiri atas
peningkatan lapangan kerja sebesar 2,1% PDB atau sekitar 35
miliar dolar AS, serta mendorong produktivitas sekitar 7,4% PDB
atau sekitar 120 miliar dolar. Menurut PPRO, pertumbuhan E-
commerce Indonesia mencapai 78%, jauh melampaui rata-rata
pertumbuhan dunia yang hanya berada pada angka 14% dan 28%
di Asia. Melihat potensi yang besar yang dimiliki oleh Indonesia
dan langkah-langkah awal yang diambil maka kita optimis bahwa
Ekonomi Digital Indonesia 2020 akan segera terwujud dan
ekonomi digital akan menjadi “wajah baru” ekonomi Indonesia
yang akan mampu mengungkit Indonesia menjadi 10 besar
ekonomi dunia pada tahun 2030.
16
produksi tersebut menghasilkan pendapatan. Pendapatn adalah hasil dari
penjualan faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi.
(Mirdza, 2021)
17
- Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan
sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah
selesai diproduksi.
- Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya
hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
- Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerja
sama dengan para investor.
2. Pendapatan non operasional (Pendapatan lain-lain)
Pendapatan yang diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama
perusahaan digolongkan sebagai pendapatan non operasional yang
sering juga disebut sebagai pendapatan lain-lain. Pendapatan ini
diterima perusahan tidak kontiniu namun menunjang pendapatan
operasional perusahaan. Dari timbulnya pendapatan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil yang
diperoleh dari bisnis dan investasi. (Mirdza, 2021)
18
undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM
seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau
nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil
penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyar
Rp.50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan
hasil penjualan tahunan paling besar Rp.300 juta.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan
paling banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300
juta hingga maksimum Rp.2.500.000, dan
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih
lebih dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil
penjualan tahunan di atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50
milyar.
19
5. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa industri
kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait.
Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan
permasalahan dari Usaha Mikro terdiri dari 2 faktor:
1. Faktor Internal
Faktor internal, merupakan masalah klasik dari UMKM yaitu
diantaranya:
- Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.
- Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Industri
Kecil lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan
fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya,
khususnya dalam informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga
sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja
- Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk
Industri Kecil.
- Kendala permodalan usaha sebagian besar Industri Kecil
memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan masalah yang muncul dari pihak
pengembang dam pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan
tidak tepat sasaran tidak adanya monitoring dan program yang
tumpang tindih. Dari kedua faktor terebut muncullah kesenjangan
diantara faktor internal dan eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN
dan lembaga pendamping lainnya sudah siap dengan pemberian kredit,
tapi UMKM mana yang diberi, karena berbagai ketentuan yang harus
dipenuhi oleh UMKM. Disisi lain UMKM juga mengalami kesulitan
mencari dan menentukan lembaga mana yang dapat membantu dengan
keterbatasan yang mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih
berlangsung meskipun berbagai usaha telah diupayakan untuk
20
memudahkan bagi para pelaku UMKM meperoleh kredit, dan ini telah
berlangsung 20 tahun. Pola yang ada sekarang adalah masing-masing
lembaga/institusi yang memiliki fungsi yang sama tidak berkoordinasi
tapi berjalan sendiri-sendiri, apakah itu perbankan, BUMN,
departemen, LSM, perusahaan swasta. Disisi lain dengan
keterbatasannya UMKM menjadi penopang perekonomian menjadi
roda perekonomian menjadi kenyataan.
21
BAB III
PEMBAHASAN
22
karena munculnya pandemi covid-19 membuat penggunaan e-
commerce meningkat pesat. Hal tersebut terbukti dengan
meningkatnya penggunaan platform e-commerce seperti shopee
dan Tokopedia.
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah kota Medan melalukan
Kerjasama dengan PT. Tokopedia terkait dengan pengenmbangan
pelayanan public dan ekonomi digital di kota Medan. Hal tersebut
merupakan sebuah wujud kepedulian pemerintah kota Medan
terhadap sektor UMKM yang terkena dampak pandemic covid-19.
E-commerce tersebut dianggap efektif karena selaras dengan
kemajuan industri dan tingginya penggunaan internet di
masyarakat.
23
online di Indonesia sangat tinggi. Hasil lain membuktikan bahwa
pada tahun 2020, sumbangan e-commerce dan ekonomi digital
sebagai subsector informasi dan komunikasi dalam Produk
Domestik Bruto (PDRB di kota Medan mengalami peningkatan
dari sebelumnya sebesaR 5,15% menjadi sebesar 5,62%. Hal
tersebut membuktikan bahwa pertumbuhan eknomi di kota Medan
mengalami peningkatan meskipun terhambat oleh pandemic covid-
19.
24
BAB IV
KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
Budiarta, K., Ginting, S. O., & Simarmata, J. (2020). Ekonomi dan Bisnis Digital.
26