FINANCIAL TECHNOLOGY
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital Dosen Pengampu:
Andro Agil Nur Rakhmad, S.E.I., M.E
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
S1 MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Financial Technology” tepat waktu.
Makalah Financial Technology ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Andro Agil
Nur Rakhmad, S.E.I., M.E. pada mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital di Universitas
Negeri Malang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Financial Technology.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Andro Agil Nur
Rakhmad, S.E.I., M.E. selaku Dosen mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan Kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
1.3 TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
2.1. PENGERTIAN FINTECH.......................................................................................3
2.2 JENIS-JENIS FINTECH.........................................................................................4
2.3 MODEL BISNIS DI FINTECH.................................................................................5
2.4 REGULASI TERKAIT FINTECH.............................................................................8
2.5 STUDI KASUS......................................................................................................12
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP........................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................13
3.2 SARAN.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
i
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dari masa ke masa semakin berkembang dan maju, telah
merubah banyak aspek kehidupan salah satunya adalah business. Pada era modern saat ini,
manusia mempunyai kehidupan dengan segala bentuk aktivitas yang tidak pernah lepas dari
kemajuan dan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi
telah memberikan dampak perubahan dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya yang
berlangsung dengan cepat. Pertumbuhan dan semakin tingginya mutu teknologi, terutama
dalam bidang teknologi elektronika, semakin mudahnya orang menyimpan data dan
memprosesnya untuk segala kebutuhan termasuk dalam bentuk keuangan. Sehingga dengan
sendirinya meningkatkan pelayanan kepada kepentingan masyarakat, seperti pengawasan
terhadap konsumsi, telemedicine, dan sebagainya. Para ahli Barat yakin bahwa kemajuan
ilmu pengetahuan di masa depan akan meningkatkan ciri industrialis kapitalis dan masyarakat
akan menjadi “high social contact”.
Dengan perkembangan teknologi yang pada saat sekarang ini sangat maju, bidang
finansial juga mempunyai perkembangan ke arah yang lebih efisien dan modern. Dalam
bidang perekonomian dunia saat 2 ini sangat penting untuk memberikan inovasi teknologi di
dalamnya. Teknologi dan financial mempunyai hubungan yang berkaitan dan saat ini telah
hadir teknologi yang mengarah pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern di
bidang jasa yang bernama financial technology atau biasa disebut Fintech.
i
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemilihan judul dan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut:
i
BAB II
PEMBAHASAN
Fintech berasal dari istilah financial technology atau teknologi finansial. Menurut The
National Digital Research Centre (NDRC), di Dublin, Irlandia, mendefinisikan fintech
sebagai “innovation in financial services” atau “inovasi dalam layanan keuangan fintech”
yang merupakan suatu inovasi pada sektor finansial yang mendapat sentuhan teknologi
modern. FinTech, dalam arti luas dan umum, mengacu pada penggunaan teknologi untuk
memberikan solusi (Arner et al., 2015). Menurut (Aaron, et al, 2017), pengertian fintech
adalah penggunaan teknologi digital untuk menyelesaikan permasalahan intermediasi
keuangan. Dalam pengertian yang lebih luas, menurut Bank Dunia (2016), FinTech adalah
industri yang terdiri dari bisnis yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan efektivitas
lembaga keuangan dan penyediaan layanan keuangan. FinTech juga digambarkan sebagai
inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang dapat menghasilkan model bisnis, aplikasi,
prosedur, atau produk yang memiliki dampak berarti terhadap bagaimana layanan keuangan
disediakan (FSB, 2017).
Berdasarkan pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun, mulai rentang tahun 2013–
2014 yang hanya berjumlah 40 perusahaan hingga rentang tahun 2015–2016 yang berjumlah
165 perusahaan, maka perkembangan fintech di Indonesia kini semakin meningkat. Menurut
Muliaman (2017), perusahaan fintech Indonesia masih mendominasi sektor pembayaran
(43%), pinjaman (17%), dan sektor lain seperti agregator dan crowdfunding. Karena
potensinya yang sangat besar, fintech memerlukan ruang untuk berkembang. Mengingat
potensi bahayanya, diperlukan peraturan yang memadai. Oleh karena itu, OJK berperan
penting dalam melakukan pengawasan.
i
2. Beberapa bisnis Fintech tidak memiliki kantor dan memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki keahlian dalam menerapkan sistem keamanan dan standar integritas produk.
C. Dampak Fintech
Adanya fintech di Indonesia pasti memberikan dampak yang sangat besar apalagi
berhubungan dengan sistem keuangan. Dampak yang dihasilkan oleh adanya fintech terbagi
menjadi dua, yaitu dampak positif dan dampak negatif.
i
tersendiri karena masyarakat dapat menilai produk keuangan mana yang paling layak
dijadikan pilihan. Transparansi ini juga banyak dimanfaatkan para investor untuk
menanamkan dananya.
Selain dampak positif, adanya Fintech di Indonesia juga memiliki dampak negatif.
2. Deposito: pinjaman dan penambahan modal (deposits, lending and capital raising).
Inovasi FinTech yang paling umum di bidang ini adalah platform pinjaman P2P
(peer-to-peer) secara online, mata uang digital (digital currencies) dan DLT. Aplikasi
ini terkait erat dengan intermediasi keuangan.
i
4. Asuransi Digital (Digital Insurance): Perusahaan FinTech yang berpartisipasi di
sektor asuransi (InsurAnce) yang mempunyai produk asuransi yang bisa Anda
peroleh secara online. Artinya, selaku calon nasabah, Anda bisa lebih mudah
memperoleh asuransi tanpa pihak perantara seperti agen lagi. Semua keperluan untuk
urusan asuransi yang dulu berjalan secara konvensional, kini bisa dilakukan lewat
internet.
7. Pembiayaan mikro: pembiayaan yang diberikan oleh bank ke peminjam dana (debitur)
yang bekerja sebagai wiraswasta pemilik usaha atau pengusaha guna dana yang
diberikan digunakan untuk modal kerja dan investasi yang terkait dengan usaha.
Pembiayaan mikro ditunjukan untuk wiraswasta berskala kecil sehingga usaha mereka
dapat berkembang dengan baik.
9. P2P Lending: layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara
langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima
pinjaman) berbasis teknologi informasi. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). Fintech P2P
lending membuat platform online yang menyediakan fasilitas bagi pemilik dana untuk
memberikan pinjaman secara langsung kepada debitur dengan return lebih tinggi,
sedangkan peminjam dana bisa mengajukan kredit secara langsung kepada pemilik
dana dengan syarat yang lebih mudah dan proses yang lebih cepat dibandingkan ke
lembaga keuangan konvensional.
10. Manajemen Risiko: Manajemen risiko adalah jenis fintech yang menyediakan layanan
untuk membantu individu atau bisnis mengelola risiko keuangannya. Tujuan utama
i
manajemen risiko adalah mengurangi atau meminimalkan dampak negatif dari risiko
dan memaksimalkan peluang yang ada.
1. Crowdfunding
Atau penggalangan dana adalah proses mengumpulkan sejumlah uang untuk suatu
proyek atau usaha oleh sejumlah besar orang, biasanya dilakukan melalui platform
online. Ada tiga pihak yang terlibat dalam platform crowdfunding, yaitu project
owner, supporter (publik yang memberikan dukungan dana) dan penyedia platform.
Ketiga pihak ini memiliki peran masing-masing dalam menciptakan sebuah ekosistem
yang dapat menunjang kebutuhan tiap pihak. Berdasarkan bentuk imbalan yang
diberikan kepada pemberi dana, crowdfunding dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, yaitu : reward-based/ donation-based crowdfunding, equity-based
crowdfunding, dan loan-based crowdfunding
i
2. Peer–to–Peer Lending (P2PL)
Atau biasa juga disebut sebagai social lending atau person-to-person lending
merupakan salah satu bentuk crowdfunding berbasis utang berupa praktik pemberian
pinjaman uang antar individu dimana peminjam dan pemberi pinjaman (investor)
dipertemukan melalui platform yang diberikan oleh perusahaan P2PL. P2PL
memberikan wadah bagi seseorang yang ingin meminjam uang dari seseorang yang
tidak pernah dijumpai secara langsung sebelumnya. Begitu juga dengan investor, ia
dapat memberikan pinjaman kepada seseorang yang ia tidak kenal dan informasi yang
diketahui bisa hanya berdasarkan rekam jejak kredit dari peminjam. Model P2PL ini
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
c. Peer-to-Peer (P2P) Property Lending Adalah transaksi hutang yang aman (terjamin)
berbasis properti antara individu/institusi dengan umumnya dunia usaha (bisnis), yang
sebagian besar merupakan bisnis pengembangan properti.
3. E-Wallet
E-wallet adalah aplikasi transaksi keuangan yang dapat digunakan di perangkat
mobile dengan internet sebagai perantara. E-wallet merupakan dompet digital yang
memiliki beberapa kegunaan, antara lain untuk transaksi online, membayar tagihan,
membeli pulsa, paket data internet, TV kabel, hingga investasi. Dompet digital juga
bisa digunakan untuk menyimpan uang untuk kemudian di transfer ke rekening bank
atau tarik tunai. E-wallet dapat menyimpan riwayat transaksi keluar dan masuk
menggunakan aplikasi tersebut.
Contoh bisnis/perusahaan di Indonesia adalah:
- GoPay
- OVO
- DANA
i
- LinkAja
- SE OJK No. 18 /SEOJK.02/ 2017 tentang pelaksanaan Tata Kelola dan manajemen
Risiko Teknologi Informasi pada Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis
teknologi Informasi. Bahwa dalam peraturan atau Surat Edaran tersebut hanya sebagai
upaya tata kelola dan menyikapi terkait manajemen risiko yang timbul dari transaksi
fintech.
i
- POJK Nomor 37/POJK.03/2018 tentang Layanan Urun Dana melalui penawaran
saham berbasis teknologi Informasi. Pada peraturan ini Otoritas Jasa Keuangan hanya
mengatur pembiayaan alternatif untuk dunia usaha (bisnis) baik melalui pendanaan
langsung, pendanaan berbasis teknologi, atau pendanaan berbasis ekuitas, serta
didalamnya hanya mengatur perizinan penyelenggaraan, kegiatan usaha, bentuk badan
hukum dan permodalan, kewajiban dan larangan, layanan crowdfunding, penggunaan
crowdfunding, perjanjian layanan crowdfunding, mitigasi risiko, tata kelola, sistem
teknologi informasi untuk menyediakan layanan crowdfunding, edukasi dan
perlindungan tanda tangan elektronik.
Peraturan ini juga menetapkan sanksi bagi fintech peer to peer lending yang
melanggar ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.
B. Bank Indonesia
i
Regulasi ini memiliki tujuan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem
keuangan, stabilitas moneter, sistem pembayaran yang lancar, efisien dan aman
sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan. Tidak hanya itu, BI
juga menerbitkan ketentuan yang mengatur penyelenggaraan Teknologi Finansial agar
bisa mendorong inovasi pada bidang keuangan dengan menerapkan prinsip
perlindungan konsumen dan manajemen risiko.
i
yang didalamnya mengenal prinsip kehati-hatian, diantaranya kenali pelanggan anda,
prinsip registrasi, regulatory sandbox, perizinan penyelenggara pemantauan dan
pengawasan kerjasama penyelenggara antara penyelenggara jasa sistem pembayaran
dan penyelenggara teknologi keunangan. Serta mengatur koordinasi dan kerjasama
Bank Indonesia dengan Otoritas terkait baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Dengan demikian secara yuridis berdasarkan paparan diatas bahwa kewenangan Bank
Indonesia tidak mempunyai kewenangan langsung terhadap upaya perlindungan hukum
terhadap kegiatan industri fintech di Indonesia. Peraturan hukum yang mengatur kegiatan
dalam industri fintech yang bersifat online dan menggunakan transaksi elektronik masih
belum memadai.
i
Penyelenggara Sistem Elektronik; Penyelesaian Sengketa; Peran Pemerintah dan
Masyarakat; Pengawasan; dan Sanksi Administratif.
GoPay adalah salah satu pelopor dalam industri fintech di Indonesia. Awalnya, GoPay hanya
merupakan alat pembayaran di dalam aplikasi Gojek. Tetapi seiring berjalannya waktu,
GoPay berkembang pesat dan berubah menjadi penyedia layanan fintech yang komprehensif.
Studi kasus ini membahas peran besar GoPay dalam meningkatkan industri fintech di
Indonesia.
GoPay mengalami banyak perubahan dalam industri fintech. Awalnya, ia hanya digunakan
sebagai dompet digital dalam aplikasi Gojek. Sekarang, GoPay telah menjadi pemain besar
dalam dunia fintech Indonesia. Mereka berhasil mencapai hal ini dengan mengembangkan
lebih banyak layanan, bermitra dengan bank-bank besar, dan menciptakan inovasi seperti
kode QR. Semua ini membuat banyak orang ingin menggunakan GoPay, dan sekarang GoPay
menjadi salah satu pemimpin dalam industri fintech di Indonesia. Mereka berhasil karena
selalu mencoba hal-hal baru dan bekerja sama dengan bank-bank tradisional. Selain itu,
banyak orang menggunakan GoPay karena mudah digunakan, praktis dan memiliki banyak
fitur yang bermanfaat didalamnya.
i
Jadi, GoPay telah banyak membantu perkembangan fintech di Indonesia. Mereka awalnya
hanya digunakan sebagai alat pembayaran di aplikasi Gojek, tetapi sekarang mereka
menawarkan banyak layanan keuangan. Dengan menjadi inovatif, bermitra dengan pihak
lain, dan memikirkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, GoPay telah menjadi salah satu
perusahaan fintech terkemuka di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
FINTECH adalah industri yang berkembang pesat yang menggabungkan teknologi
dengan layanan keuangan untuk memberikan inovasi, efisiensi, dan aksesibilitas yang lebih
baik dalam dunia keuangan. Dalam penjelasan di atas, disebutkan bahwa FINTECH memiliki
berbagai jenis layanan seperti layanan pembayaran, crowdfunding, pinjaman antar individu,
dan lain sebagainya. Makalah ini juga membahas berbagai model bisnis yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan FINTECH, menunjukkan beragam cara yang mereka gunakan untuk
menghasilkan keuntungan dari inovasi teknologi keuangan. Selain itu, pentingnya regulasi
dalam industri FINTECH juga ditekankan, karena regulasi memiliki peran penting dalam
memastikan pasar yang aman dan melindungi konsumen. Secara keseluruhan, FINTECH
dianggap sebagai aspek yang sangat dinamis dan inovatif dalam dunia keuangan saat ini.
Dengan berbagai layanan yang terus berkembang, model bisnis yang beragam, dan perubahan
dalam regulasi, FINTECH akan tetap menjadi fokus utama dalam beberapa tahun mendatang.
Untuk mengatasi tantangan dan peluang, perusahaan-perusahaan FINTECH perlu beradaptasi
dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan aman dan efisien.
3.2 SARAN
Saran untuk perusahaan ataupun yang ingin bergelut di bisnis yang terkait dengan
FINTECH agar selalu memahami dasar-dasar/konsep, jenis-jenis dan model dari FINTECH.
Agar peluang perusahaan menjadi sukses terbuka lebar dan menang dalam persaingan dengan
kompetitornya. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya yaitu regulasi yang mengatur
tentang FINTECH agar senantiasa dipatuhi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya guna
untuk menjaga ekosistem FINTECH berjalan dengan aman dan lancar bagi segala pihak yang
bersangkutan.
i
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu. (2020, Oktober 21). Fintech adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya untuk
Masyarakat. Retrieved April 16, 2022, from AccurateOnline:
https://accurate.id/ekonomikeuangan/fintech-adalah/
Muzdalifa, I., Rahma, I. A., Novalia, B. G., & Rafsanjani, H. (2018). Peran fintech dalam
meningkatkan keuangan inklusif pada UMKM di Indonesia (pendekatan keuangan syariah).
Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 3(1), 1-24.
Nasution. (2020, Februari 11). Ini Dia 6 Dampak Negatif Fintech. Retrieved April 15, 2022,
from techfor.id: https://www.techfor.id/6-dampak-negatif-dari-fintech/
Sastrowidodo, J. (2020, November 20). Dampak Positif Fintech Bagi Masyarakat Indonesia.
Retrieved April 15, 2022, from FintekAsia: http://fintekasia.asia/dampak-positiffintech-
masyarakat-indonesia/
Winarto, W. W. A. (2020). Peran Fintech dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 3(1), 61-73.