INDUSTRI PERBANKAN
DI INDONESIA
MAKALAH
Oleh :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-
Nya-lah makalah yang berjudul “Financial Technology Versus Industri Perbankan
di Indonesia” ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini baik material maupun moril. Saya menyadari dalam
penyusunan ini belum dapat disajikan secara sempurna. Oleh karena itu saya
mengharapkan masukan dan kritik yang konstruktif dari pembaca guna koreksi
bagi saya agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan minta maaf apabila makalah ini
banyak kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mentari Pratiwi
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diberikan kepada konsumen ritel. Menurut National Digital Research Center
(NDRC), Teknologi Finansial atau FinTech adalah sebuah terminologi yang biasa
disebut inovasi di sektor keuangan.
Teknologi Keuangan merupakan salah satu implementasi IT (Information
Technology) di bidang keuangan. Konsep inti FinTech berasal dari aplikasi Peer
to Peer Concept (P2P) yang digunakan oleh Napster pada tahun 1999 untuk
sharing musik. Lalu FinTech pertama kali muncul pada tahun 2004 oleh Zopa,
yang merupakan lembaga keuangan di Inggris Raya itu melakukan dalam
meminjam uang. Pada tahun 2008, BitCoin yang diciptakan oleh Satoshi
Nakamoto pertama kali muncul sebagai uang digital untuk transaksi online tapi
ternyata tidak diperbolehkan lagi di indonesia Lalu datanglah Apple Pay,
Samsung Pay, dan PayPall. Di Faktanya, itu adalah banyak jenis perusahaan
sebagai pelaksana di FinTech seperti: diproduksi perusahaan (Apple Pay dan
Samsung Pay), penyedia dan perusahaan telekomunikasi (T-Cash, Dompet
Indosat, XL Tunai, dll), perusahaan sistem operasi (Android Pay), perbankan
(Dompetku dll) dan lain-lain. Di Indonesia, FinTech tumbuh dengan cepat karena
peningkatan pengguna internet dan smartphone, terutama bagi kaum muda
Indonesia.
Di Indonesia, Teknologi Keuangan telah diatur oleh Bank Indonesia di
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 18/40 / PBI / 2016 tentang Pelaksana Proses
Transaksi Pembayaran. Undang-undang tersebut diatur menurut UU No. 23 tahun
1999 tentang Bank Indonesia, UU No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik, dan UU No. 3 tahun 2011 tentang Transfer Dana. Lisensi ini
dari Bank Indonesia menerbitkan pelaksana layanan sistem pembayaran baru itu
tidak diatur dalam undang-undang sebelumnya, yaitu untuk: mengalihkan
eksekutor, gateway pembayaran pelaksana, dan eksekutor dompet elektronik.
Untuk meningkatkan kehandalan dan industri daya saing dalam sistem
pembayaran nasional, jadi undang-undang ini juga mengatur struktur kepemilikan
eksekutor sebagai principal, switching eksekutor, kliring pelaksana, dan pelaksana
penyelesaian. Dua pihak yang tertata dengan baik di PBI PJP ( Peraturan Bank
2
Indonesia Penyelenggara Jasa Pembayaran ) adalah Pelaksana Penyedia Jasa
Jasa Pembayaran atau PJSP) dan Mendukung Pelaksana di Sistem Pembayaran.
Perkembangan Teknologi Keuangan mampu mempengaruhi gaya hidup
masyarakat dunia, apalagi FinTech sekarang hadir sebagai kebutuhan baru di
dunia. Alasan kenapa FinTech sebagai bagian penting dalam situasi gaya hidup
dan keuangan di dunia adalah karena ini membantu pengembangan startup baru
pembayaran mobile, mampu meningkatkan masyarakat standar hidup (di Asia
Selatan, FinTech bisa diatasi dengan kemiskinan lebih dari 600 juta orang dan
masih memberikan bukti nyata tentang kenaikan startup untuk meningkatkan
kepercayaan investor).
Industri perbankan di Indonesia masih merupakan pasar yang menarik bagi
investor untuk terjun ke dalam persaingan tersebut, terlebih lagi dengan Indonesia
sebagai Negara kepulauan dengan luas wilayah sebesar 1,9 juta km persegi
dengan jumlah penduduk yang mencapai ±241 juta jiwa sekaligus merupakan
Negara keempat didunia yang memiliki jumlah penduduk terbesar setelah China,
India dan Amerika. Dan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dari
berbagai sektor membuat Indonesia merupakan peluang pasar industri perbankan
yang cukup besar. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan industri perbankan di
Indonesia memasuki tahun 2011, maka persaingan antar perusahaan perbankan
pun semakin kompetitif. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya perusahaan
perbankan yang beroperasi secara lokal maupun yang beroperasi dengan skala
internasional yang memaksa setiap bank untuk lebih kreatif dan inovatif agar
dapat bertahan dan mengembangkan dirinya. Industri perbankan merupakan
sektor yang berperan cukup besar dalam pembangunan suatu Negara.
Berdasarkan latar belakang yang demikian membuat penulis tertarik untuk
membuat makalah dengan judul : “Financial Technology Versus Industri
Perbankan di Indonesia”
3
1.2. Rumusan Masalah
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memperluas wawasan penulis tentang Financial Technology Versus
Industri Perbankan di Indonesia.
2. Bagi masyarakat umum khususnya masyarakat muslim, makalah ini
berguna untuk memperkenalkan Teknologi Keuangan serta Industri
Perbankan yang ada di Indonesia.
3. Bagi praktisis perbankan syariah, hasil makalah ini diharapkan dapat
menjadi sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pengguna
Teknologi Keuangan serta Industri Perbankan yang ada di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Sejarah Singkat Fintech
Financial Technology (FinTech) adalah salah satu bentuk penerapan
teknologi informasi di bidang keuangan. Alhasil, munculah berbagai model
keuangan baru yang dimulai pertama kali pada tahun 2004 oleh Zopa, yaitu
institusi keuangan di Inggris yang menjalankan jasa peminjaman uang. Kemudian
model keuangan baru melalui perangkat lunak Bitcoin yang digagas oleh Satoshi
Nakamoto pada tahun 2008. Dalam perspektif sejarah, konsep inti dari
pengembangan FinTech sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari aplikasi konsep
peer-to-peer (P2P) yang digunakan oleh Napster pada tahun 1999 untuk music
sharing. Inovasi yang berkembang di sini adalah pengadaptasian prinsip jaringan
komputer yang diterapkan pada bidang keuangan. Meski pada mulanya konsep
finansial P2P ini diperuntukkan bagi para startup (wirausaha baru) dalam mencari
investor untuk membiayai bisnisnya. Tetapi dalam perkembangannya finansial
P2P ini memiliki partisipan yang lebih luas tidak hanya para pemodal untuk
menginvestasikan uangnya kepada start-up baru. Dengan banyaknya partisipan
yang berkontribusi memasukkan uang maka kemudian menjadi crowdfunding,
sehingga pemanfaatan finansial P2P tidak terbatas bagi para start-up saja seperti
yang dilakukan oleh perusahaan Zopa di Inggris.
B. Manfaat FinTech
6
mengajukan melalui online. Kemudahan pelayanan finansial ini tercermin
dari proses kerja yang tergolong cepat serta minimnya kebutuhan dokumen
untuk mendapatkan produk finansial terkait.
7
kebutuhannya.Pada akhirnya, Fintech turut mendorong perekonomian
Indonesia dengan mengentaskan kemiskinan.
8
meningkatkan pemasaran produk di tengah industri keuangan, karena produk
online saat ini makin digemari publik.
E. Peranan FinTech
(1) Memberi solusi struktural bagi pertumbuhan industri berbasis elektronik
(e-commerce).
(2) Mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah serta lahirnya
wirausahawan (entrepreneur) baru.
(3) Mendorong usaha kreatif (seperti artis, musisi, pengembang aplikasi,
dsb.) untuk meraih distribusi pasar yang luas (critical mass).
9
(4) Memungkinkan pengembangan pasar, terutama yang masih belum
terlayani jasa keuangan dan perbankan konvensional (unbanked
population).
F. Ancaman FinTech
(1) Regulasi belum matang, aturan tumpang-tindih, berpotensi menimbulkan
penyelewengan (contoh: shadow banking, MLM, money game, dll).
(2) FinTech membawa inovasi yang bersifat “merusak” (disruptive),
berpotensi membuat air menjadi keruh.
(3) Percepatan problem klasik teknologi: polarisasi pekerjaan akibat
disintermediasi (job polarisation), melebarkan digital divide, dan
“pengkultusan” sebagai jalan potong (shortcut) pertumbuhan ekonomi.
10
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung
nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk management.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi
tertentu dikemudian hari (price discovery).
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan
kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar
dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,
transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen
produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan
pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya,
maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis
dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal
empat(4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap
kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan
usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan
prinsip kehati-hatian.4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank
memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.
11
ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri,
sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam
sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam
perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan
antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini
sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer).
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini
kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang. Uangyang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan
dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank
lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat
yang semakin beragam.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah
Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain :
(1) Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang
dikenal dengan BNI '46.
(2) Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini
berasal dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
(3) Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
(4) Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
(5) Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
(6) Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta.
(7) NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
(8) Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger
dengan Bank Pasifik.
(9) Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
12
B. Tujuan Perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia
mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank
menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang
paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan
cara barter yang memakan waktu.
C. Jenis-Jenis Bank
1. BANK SENTRAL
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku dinegara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya.
Peran bank sentral :
13
a. Memelihara rekening pemerintah
b. Memberikan pinjaman sementara
c. Memberikan pinjaman khusus
d. Melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
e. Menerima pembayaran pajak
f. Membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah
g. Mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi
2. BANK UMUM
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia
No.9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank
umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Peran Bank Umum.
a. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung
kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah
satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan
dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah
kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai atau kredit.
c. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun
14
dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan
lainnya.
d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau
memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun
transaksi modal.
e. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling
awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan
barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan
ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa
(safety box atau safe deposit box).
f. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin
banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon
membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji
pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat
memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang
menggunakannya.
15
(1) Simpanan Tabungan
(2) Simpanan Deposito
b. Menyalurkan dana dalam bentuk :
(1) Kredit Investasi
(2) Kredit Modal Kerja
(3) Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan
yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah sebagai berikut :
(1) Menerima Simpanan Giro
(2) Melakukan Kegiatan Valuta Asing (Valas)
(3) Melakukan Kegiatan Perasuransian
16
bisa menambah porsi market share dengan menambah pembiayaan, sedangkan
market share perbankan syariah terbatas dengan skim angsuran," jelasnya.
Sudah bukan rahasia lagi, struktur perbankan Indonesia saat ini tengah
dikuasai oleh 14 bank besar atau yang biasa disebut dengan systematically
important bank. Pada pertengahan September 2009, 14 bank tersebut memenuhi
himbauan BI untuk menurunkan suku bunga dana pihak ketiga yang mendekati BI
rate. Namun sepanjang 2010-2011, diyakini tidak ada perubahan signifikan dalam
komposisi struktur perbankan Indonesia, terutama pada 14 bank besar tersebut.
Contohnya ketika BI Rate stabil di kisaran 6.5 – 6.75% dan suku bunga
dana pihak ketiga sudah stabil di kisaran suku bunga penjaminan LPS, maka
seharusnya suku bunga kredit idealnya di bawah 10%. Namun terjadi anomali
dimana suku bunga kredit secara umum masih berada di atas 10%. Kondisi
tersebut berpengaruh terhadap kisaran NIM perbankan Indonesia, yang masih
berada di kisaran 6% atau terburuk peringkatnya di kawasan ASEAN 5.
Hal ini ditengarai KPPU sebagai indikasi adanya praktek persaingan tidak
sehat dalam industri perbankan Indonesia. Menurut Ketua KPPU, Muhammad
Nawir Messi, dalam Forum Jurnalis pada 9 Maret 2011 yang diselenggarakan di
Gedung KPPU Pusat, terdapat beberapa indikator dalam mengukur inefisiensi
perbankan tersebut. “Yang pertama adalah Net Interest Margin (Margin bunga
bersih/NIM), dimana NIM perbankan yang saat ini berada pada level 5,7% – 6%
dikategorikan sangat tinggi. Dibandingkan negara tetangga, NIM perbankan
Indonesia dua kali lipat lebih tinggi ketimbang negara ASEAN lain kecuali
Filipina. Kemudian indikator kedua adalah tingkat BOPO (biaya operasional per
pendapatan operasional) yang saat ini berada pada level 80%. Ini juga ketinggian,
padahal hampir semua pendapatan operasional digunakan untuk biaya operasional
dan di negara lain tingkat BOPO hanya 50%”, ujarnya.
Melihat fakta di atas, KPPU akan segera membentuk tim khusus yang
memonitor pergerakan suku bunga kredit sambil terus mengumpulkan informasi
terkait yang dibutuhkan, khususnya yang terkait dengan penegakan hukum dan
advokasi kebijakan.
17
Disamping itu, KPPU juga mendukung berbagai upaya BI untuk
meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam industri perbankan, khususnya
yang terkait dengan penetapan suku bunga kredit. BI juga diharapkan dapat
menjaga BI rate dalam ambang yang wajar, mengacu pada besaran inflasi inti
(core inflation). Dalam rangka memaksimalkan kerjasama antara KPPU dan BI
ini, pembicaraan terkait Memorandum Of Understanding dengan BI akan
digalakkan, sehingga KPPU dapat memperoleh informasi yang lebih spesifik
mengenai produk perbankan serta profil tingkat persaingan sektor perbankan.
Definisi Bank (menurut UU No.10 Tahun1998).
Badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pengelompokan Bank Umum
a. Aspek Fungsi
(1) Bank Sentral, adalah bank yang merupakan badan hukum milik
Negara yang tugas pokoknya membantu pemerintah, contoh : Bank
Indonesia.
(2) Bank Umum, adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari
simpanan pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek
dalam penyaluran dana, contoh : BNI, BRI, dll
(3) Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya berasal dari penerimaan simpanan deposito serta
commercial paper, contoh : Bank Jatim, Bank DKI, dll.
(4) Bank Desa, adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya
adalah melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana
dalam rangka program pemerintah memajukan pembangunan desa.
(5) BPR, adalah kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur
penghimpun dana masyarakat maupun menyalurkan dana nya di
sektor pertanian dan pedesaan.
18
b. Status Kepemilikan
(1) Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal
dari kekayaan Negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah
UU tersendiri, contoh : BNI, BRI, BTN
(2) Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang
didirikan dalam bentuk perseroan terbatas, di mana seluruh
sahamnya dimiliki oleh WNI dan/ atau badan-badan hukum di
Indonesia, contoh : BCA, Bank Mega, Bank Danamon.
(3) Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk
cabang bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk
campuran antara bank asing dengan bank nasional yang sudah ada
di Indonesia. Bank asing ini hanya diperkenankan menjalankan
operasinya di lima kota besar di Indonesia, contoh : Citibank,
HSBC.
(4) Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya
berdasarkan peraturan daerah propinsi dan sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah kabupaten,
di wilayah yang bersangkutan, dan modalnya merupakan harta
kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan, contoh : Bank Jatim.
(5) Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, contoh : Bank UOB
Buana, ANZ Panin Bank.
c. Kegiatan Operasional
(1) Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang
yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk melakukan transaksi
valuta asing dan lalu lintas devisa serta hubungan koresponden
dengan bank asing di luar negeri, contoh : BCA, Bank Mega, Bank
Bukopin.
(2) Bank Nondevisa, adalah bank yang operasionalnya hanya
melaksanakan transaksi di dalam negeri, tidak melakukan transaksi
19
valuta asing, dan tidak melakukan hubungan dengan bank asing di
luar negeri.
d. Penciptaan Uang Giral
(1) Bank Primer, adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya
tidak sekedar menghimpun dan menyalurkan dana nya, tetapi juga
melaksanakan semua transaksi yang berhubungan langsung dengan
kas.
(2) Bank Sekunder, adalah bank yang kegiatan operasionalnya hanya
sekedar melaksanakan transaksi kas secara langsung.
e. Sistem Organisasi
(1) Unit Banking System, adalah bank yang kegiatan operasionalnya
hanya mempunyai satu kantor saja dan melayani masyarakat di
sekitar wilayah itu. Contoh : BPR baik konvensional maupun
syariah.
(2) Branch Banking Syistem, adalah bank yang kegiatan
operasionalnya di beberapa wilayah dan memiliki beberapa kantor
cabang, di mana sistem organisasi, keuangan, dan sumber daya
manusia terkait dengan kantor pusat. Contoh : Bank Danamon,
Bank Mega, Bank BCA.
20
bank di Indonesia. Dengan biaya yang murah dan daya ekspansi yang
cepat, FinTech dapat menggeser kedudukan pasar perbankan.
Munculnya perusahaan-perusahaan keuangan berbasis teknologi
atau Financial Technology (FinTech) memaksa industri perbankan untuk
berbenah diri. FinTech tidak saja melayani pembayaran, pinjaman atau
jasa keuangan lain sebagaimana bisnis tradisional perbankan. Dengan
kecanggihan teknologi dan inovasi tiada henti, mereka dapat menjangkau
nasabah yang selama ini tidak punya akses ke sistem perbankan.
FinTech pun melayani secara lebih personal dan menjangkau ke
masyarakat yang selama ini sama sekali tidak dapat mengakses layanan
perbankan. Termasuk ke wilayah-wilayah pelosok, yang sulit dijangkau
perbankan.
2. Industri Perbankan :
Usaha perbankan kurang efisien, sehingga membuat beban
operasional cukup besar harus ditanggung dibandingkan hasil dari
pendapatan operasionalnya.
21
penggunaan dilingkungan perbankan elektronik (e-banking) dan belanja
elektronik (e-shopping).
22
Adapun dampak negatifnya ialah :
1. Menimbulkan kebisingan, polusi, dan limbah industri yang berbahaya bagi
lingkungan.
2. Persentuhan budaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah sosial.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Financial Technology itu adalah Kegiatan usaha yang sangat efisien, tidak
perlu banyak karyawan, tidak perlu gedung mewah, tapi cukup dengan kondisi
small office saja.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Latumaerissa Julius, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta, salemba empat
Press, 2011)
https://finance.detik.com/advertorial-news-block/3370446/digitalisasitantangan-
perbankan-di-tengah-serbuan-fintech
25